TERIKAT PERNIKAHAN YANG SALAH
Bastio Andri Admaja, adalah seorang putra semata wayang dari Budi Miko Admaja dan Riana. seorang pewaris tunggal Admaja Groups di kota Bandung. Bastio kini berusia 22 tahun. di usianya seharusnya ia sudah memiliki kemampuan dalam mengelola perusahaan besar milik keluarga nya.
Namun, karena Bastio yang terlalu di manjakan oleh kedu orang tuanya, kini di usianya Bastio Belum terlalu memahami.
Sebenarnya, Papa Bastio sudah beberapa kali mengenal kan dasar kerja dan bagaimana cara mengelola perusahaan. hanya saja Bastio tidak terlalu tertarik dalam hal bisnis. Bastio berfikir usianya yang terlalu masih muda dan jiwa yang ingin bebas melalang buana di tambah lagi papanya yang masih sehat dan tidak pernah terserang penyakit yang serius sehingga mengakibatkan Bastio tidak tertarik sama sekali. Hingga akhirnya suatu hari terjadilah peristiwa yang tidak pernah terbayangkan oleh siapa pun. dan tidak satu pun dari kita semua mengiingin kannya.
" kring..... kring.... " Terdengar samar-samar bunyi telepon dari kolam ikan tempat favorit ku setiap kali aku bosan keluar rumah yang ada di ruang tengah. "kring.... kring..... kring...".
suara televon itu kembali berbunyi yang ternyata belum terangkat oleh Mbok Minah atau pun Santi bibi sister pribadiku. Hingga akhirnya ku lihat Mbok Minah menghampiri dimana letak telepon tersebut. "halo.... Assalamualaikum" Ia saya keluarganya pak, Terdengar jelas Mbok Minah membuka dan menjawab pembicaraan dari ujung telepon.entah apa yang di bicarakan d ujung seberang telepon tersebut, sehingga membuat Mbok Minah kemudian kaget dan histeris sambil memanggil Namaku. "Apa!!....Den....den Tio...., Den Tio..." iya Mbok ada apa?...kenapa teriak-teriak. Tuan den...Tuan dan nyonya'. Mbok Minah semakin histeris. Iyaa Mbok, kenapa Papa sama Mama, ada apa dengan mereka?... Ayo tenang dulu pelan-pelan ngomong nya, ad apa?... dengan terbata-bata Mbok Minah mencoba menjelaskan informasi apa yang barusan Dia terima. T..u..an dan n..y..onyah. Kalimat nya terhenti sejenak setelah mengambil nafas panjang Mbok Minah berusaha menjelaskan dengan tenang, sementara di dalam hatiku sudah berkecamuk ada rasa gelisah dan tidak tenang dari malam tadi hingga sore ini.
barusan pihak Rumah Sakit yang menghubungi Den,...iya Mbok, ada apa pihak Rumah Sakit menghubungi?
beliau bilang kita diminta untuk datang kerumah sakit Syifa Medika Den!.. karena telah terjadi kecelakaan tunggal di Jurang berkelok dari arah kota dimana Tuan dan nyonya' berkunjung di tempat bisnis nya Den,.. Apa....! tiba-tiba jantung ku seakan berhenti sejenak. tubuhku seketika melemah tak berdaya, hingga buliran bening di ujung mata tak terasa mengalir tanpa terkendali. ya karena ini adalah air mata pertama setelah aku menginjak remaja hingga sekarang. seumur-umur aku tidak pernah menangis apalagi hanya hal sepele apalagi karena wanita, sudah pasti tidak pernah.inikah yang namanya firasat? aku bertanya dalam hati aku sendiri.pantas saja dari semalam aku gelisah dan tidak bisa fokus, seperti ada yang mengganjal.
"Den itu masih praduga Den, karena posisi masih mencari tahu tentang kecelakaan ini. memang ada 2 mayat laki-laki dan perempuan, tapi belum di ketahui identitas nya. mengingat kondisi korban yang tewas terbakar di sekitar TKP. sementara mobil Tuan tidak kenapa-kenapa. untuk itu kita harus kesana di mintai keterangan dan di minta untuk tes DNA apakah itu benar tuan dan nyonya Den". Mari kita berangkat sekarang. biarkan Mbok menemani Aden ya? Mbok Minah menggenggam tanganku. Memang Mbok Minah pembantu di rumah keluarga ku tetapi kami sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri. Apalagi Mbok Minah sudah bekerja di rumahku sudah sangat lama tepatnya saat Papa dan Mama baru menikah di tambah lagi Mbok Minah yang seorang janda karena suaminya yang meninggal karena serangan jantung kemudian di susul putra semata wayangnya selang beberapa bulan kemudian karena kecelakaan saat bekerja sebagai mandor bangunan. Mungkin itu sebabnya Mbok Minah sangat menyayangi ku seperti layaknya ibu dan anak. sementara aku sendiri tidak pernah keberatan di perlakuan seperti itu. karena memang Dia yang merawat Ku selama aku masih dalam kandungan mamaku sampai sekarang. Meskipun aku punya bibi sister pribadi aku lebih nyaman dengan Mbok Minah. "Baiklah kita berangkat sekarang Mbok".
Beberapa menit kemudian aku sudah sampai di rumah sakit yang kami tuju. aku dan Mbok Minah langsung menuju ke meja resepsionis. baru dua langkah kakiku bergerak dari ujung seberang ada suara memanggil Namaku.
"Tio...!" langkah kakiku terhenti seketika. aku menoleh mencari sumber suara yang ku. terlihat wajah ayu nan rupawan dengan lesung Pipit terukir manis di ujung senyuman nya yang menambah nilai plusnya dan terkesan wanita yang paling sempurna ciptaan Tuhan yang berada di depanku ini. Naila, iya Dia adalah Naila gadis cantik idola sewaktu SMA yang pernah menjalin kasih denganku meski hanya sebentar karena Dia harus pindah sekolah ke luar negeri bersama dengan orang tuanya. "Hai.. apa kabar Tio, Baik. jawaban ku singkat. lama sekali tak bertemu?...". bagaimana keadaan Om dan Tante?... seketika wajahku berubah sendu. Hei ada apa Tio? apa yang terjadi? apakah benar anda Bastio Admaja? suara petugas kepolisian mengagetkan kami. Iya benar pak. saya sendiri. baiklah mari ikuti kami!.
Dengan demikian tergesa-gesa aku dan Mbok Minah mengikuti langkah kaki kedua polisi yang ada di depan sekitar 3 langkah jaraknya antara jarak kami, bukan aku tak bisa mengimbangi langkah kaki polisi tersebut, karena mengingat langkah Mbok Minah yang sudah melemah. Langkah kami terhenti tepat di depan pintu kamar bertuliskan Melati itu. pak polisi membuka pintu kamar mayat tersebut. di dalam tergeletak 2 mayat laki-laki dan perempuan yang berbeda tempat. seketika buliran air bening itu kembali membasahi ujung pipiku.langkah kakiku terhenti 2 langkah, terasa sesak nafasku. ya sekuat-kuatnya lelaki kalau melihat orang yang amat kita cintai terbujur kaku pasti akan melemah juga. Mbok Minah menggenggam lenganku ada rasa getaran dari tangannya. ku balas genggaman tangannya untuk menguatkannya dan menguatkan ku sendiri. Sebelum kubuka kain putih yang menutupi kedua wajah itu aku menoleh kesamping melihat raut wajah Mbok Minah mencari kekuatan darinya. Mbok Minah mengangguk tanda paham tanpa bersuara. kakiku kembali melangkah mendekati kedua mayat tersebut.
perlahan kubuka kedua kain putih tersebut bersamaan kulihat wajah nya satu persatu, Astaga gumamku,... aku sama sekali tidak bisa mengenali kedua wajah tersebut karena luka bakar yang hampir di seluruh kedua wajah tersebut. " apakah ini gelang milik ibu anda?.. dan apakah semua barang ini milik kedua orang tua anda?...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Radin Zakiyah Musbich
up yg banyak kak... ❤️❤️❤️
ijin promo 😀
jgn lupa mampir di novel dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🎉🎉🎉
kisah cinta beda agama 🍦🍦🍦
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🍦🍦🍦
2020-10-18
2