"Iya benar pak,"....
"Baiklah, berarti benar mereka adalah kedua orang tua anda. dan kami akan tetap terus menyelidiki kasus ini. mengingat adanya kejanggalan dalam kecelakaan tunggal tersebut".
"Baiklah,,... semua saya serahkan kepada bapak polisi. terimakasih kasih atas bantuannya." kujabat tangan kedua polisi satu persatu untuk mengakhiri pertemuan kami.
Setelah semua administrasi pengurusan kedua jenazah Papa dan Mamanya, akhirnya Bastio dan Mbok Minah pulang kerumah kediaman duka.
Di rumah duka sudah ramai sanak keluarga yaitu Paman dan bibi Bastio yang sempat dikabarinya lewat telepon oleh Bastian.
Sementara persiapan pemakaman sudah di beres kan oleh Santi bibi sister pribadi Bastio dan Diki sahabat sekaligus tangan kanan Papanya Bastio yang selama ini selalu bisa di andalkan oleh Pak Admaja.
\ \\ \
Seminggu telah berlalu, Namun Bastioio Belum yakin akan kebenaran yang menimpanya.
Bastio semakin liar dan tak terkendali, bahkan Dia jarang pulang kerumah.
Mbok Minah yang semakin khawatir pun berusaha mencari Tuan Mudanya. menelfon teman-temanya yang biasanya datang menjemput nya. Namun usaha nya kali ini nihil.
Akhirnya Mbok Minah terpaksa meminta bantuan kepada Diki sahabat Bastio.
Tring....tring..,. sejenak Diki berhenti dari aktivitas nya.telepon rumah, siapa ya.
"Hallo..."
"Hallo Assalamualaikum den Diki?..…."
"Waalaikum salam. Iya, Mbok ada apa?..." diki yang mendengar suara dari ujung telepon bisa langsung mengenali pemilik suara tersebut.Karena hanya Mbok Minah yang biasanya memanggil nya dengan sebutan Den.
"Mbok kenapa diam, ada apa Mbok?...."
"Hmmm anu den, maaf....".
"Iya Mbok ada apa, ngomong saja gak usah takut."
"Iya den, maksud saya,....hmmm." dengan rasa takut Mbok Minah berusaha menjelaskan.
"Iya,..... Mbok ada apa Dengan Bastio lagi." Diki yang sudah curiga kalau ini pasti berkaitan dengan si tukang buat ulah yang tidak lain si Bastio, anak almarhum bos sekaligus sahabatnya yang akan menggantikan posisinya almarhum, dan tentunya calon CEO baru di perusahaan besar tempat Diki bekerja.
"Den Tio sudah 3 hari dan 3 malam belum ada pulang Den. apa den Diki bisa mencari nya.maaf kalau saya merepotkan Aden!..."
"Baiklah Mbok sekarang juga saya akan mencari nya."
"Terimakasih kasih den, sekali lagi maaf sudah merepotkan den Diki."
"Gak papa Mbok. lagian ini sudah tanggung jawab dan tugas saya mbok."
"Baiklah den. Assalamualaikum...."
"Waalaikum salam. hmmm bocah tengil ini lagi.selalu saja buat masalah. kapan dewasa nya kamu Tio-tio,.... bagaimana kamu bisa melanjutkan mengelola perusahaan papamu? kalau kamu nya seperti ini. hmmm.....". mengusap wajah dengan kasar.
Diki beranjak dari tempat duduknya, kemudian mengambil jas kerja nya yang di sampirkanya di kursi tempat duduk nya memakai nya.
Diki melangkah keluar dari ruangan kerjanya. setelah sampai di meja sekertaris nya Ia pun berpamitan.
"Zen saya ada urusan penting di luar, nanti kalau ada masalah kantor, tolong hubungi saya!...".
"Siap bos,...., memang nya bos kedua mau kemana?... kalau boleh tau se." sambil nyengir.
"Sejak kapan bawahan harus tahu kegiatan bosnya." Dengan ketus Diki menjawab pertanyaan sekertaris nya itu.
" Maaf pak, barangkali nanti ada yang tanya bapak kemana, jadi saya bisa menjawabnya hehe..hehe...".
"Sudah berapa lama kamu kerja disini?....
biasanya juga saya sering ada urusan, lalu biasanya kamu jawab apa?...". Sambil melotot.
"Sudah jangan bawel kamu ."
Sambil berlalu meninggalkan Zenita dengan tergesa-gesa.
#*#*#*#
Setelah sampai di tempat yang di tuju, Diki mulai mencari sahabat nya tersebut. Matanya berkeliaran kesana kemari. tetapi yang di cari tak ada di ruangngan tersebut.
Saat Diki hendak berbalik badan dan melangkah keluar, tiba-tiba ad yang memanggilnya.
" Diki...!".
Diki pun menoleh kearah sumber suara tersebut.
"Hai Broo apa kabar?... ". Sambil melambaikan tangan nya.
"Baik Broo. Lama tak pernah ngumpul kita ya,.... Sibuk melulu Lo ya?... Sampai-sampai tidak ada waktu?...
"Sorry broo,... maklumlah apalagi sekarang keadaan nya berbeda. Mmmm.... entahlah." sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Hmmm... iya aku paham. Apa Lo sedang mencari Nya?....". Dimas tanpa basa-basi langsung mengawali pembicaraan. karena dari raut wajah Diki, Dimas bisa mengetahui kalau Diki pasti sedang mencari keberadaan Bastio.
Secara sudah lama sekali Diki tidak pernah berkunjung ke cafe yang kebetulan milik Dimas. bahkan sudah hampir 2 tahun ini Diki tidak terlihat meluangkan waktu untuk sekedar nongkrong bareng.
Bastio, Dimas dan Diki adalah sahabat sejak SMA. Tetapi semenjak Diki bekerja d perusahaan Admaja Group, tepatnya di perusahaan Papanya Bastio, menjadi jarang terlihat bergabung bersama.
"Ia,... benar. apa Lo tau Tio ada d mana?....". Dengan antusias Diki bertanya.
"Dia ada di apartemen ku, keadaan nya kacau.
semakin tak terkendali. Ayo ikut aku, kita lihat nya sekarang." Dimas mengajak Diki untuk mengikutinya pulang melihat keadaan Bastio.
"Ok." Diki mengikuti Dimas.
_#_#
Setelah sampai di apartemen Dimas, Diki mengikuti langkah Dimas menuju dimana Bastio berada.
"Astaga,......" Sambil memegang kening Diki yang tidak pusing.
Bastio tergeletak dilantai di kamar tamu apartemen Dimas. tanpa menggunakan baju hanya celana bokser lah yang menutupi tubuhnya. Dengan tangan yang masih memegang botol minuman yang sudah kosong.
"Begitulah dia. que sangat khawatir dengan kondisinya sekarang. Sudah que larang, tetap saja tidak mau, malahan semakin mengamuk."
Mau que antar pulang, malah dia mengancam ku. Hmmmm.,.." lanjut Dimas menjelaskan.
"Sepertinya dia sangat terpukul dan belum terima atas kejadian yang menimpanya. Ya.... andai itu terjadi sama kita, mungkin kita akan sama kehilangan nya. tetapi tidak harus seperti ini kan?... lanjut Diki.
"Baiklah kita pindahkan ke atas kasur dulu, kita tunggu sadar. nanti aku akan bicara padanya.!…"
"Ok....." jawab Dimas.
Setelah beberapa jam menunggu sambil mengobrol, Diki dan Dimas di kejutkan dari arah belakang mereka duduk, tepatnya dari pintu keluar kamar tamu apartemen Dimas.
"Sejak kapan kamu disini Dik?...". Siapa yang menyuruh mu kemari...". Sambil meletakkan kedua tangannya d atas perut.
Diki menolehkan kepalanya.
"Sudah bangun bas?.... Baru saja kami mengobrol". Kemarilah sudah lama kita tidak pernah ngobrol bareng. Rku rindu kebersamaan kita, iya ga Dimas?...". Sambil mengedipkan mataku kearah Dimas sebagai kode.
"Ya benar sekali,.... ayo sini kita lagi ngobrol masalah SMA kita ya kan Diki". Timpal Dimas.
Diki dan Dimas sengaja tidak memberi tahukan niat Diki ad di apartemen Dimas.
karena kalau Bastio tahu pasti Bastio akan mengamuk.
"Apa Lo lapar Tio,....." biar que buat kan makan siang buat kita bertiga." Dimas sengaja ingin memberi ruang agar Diki bisa mengobrol dan membujuk Bastio.
bukanya Dimas tidak suka Bastio tinggal di apartemen Dimas bersamanya, tapi karena Dimas khawatir dengan kondisinya sekarang.
🙏🙏🙏 reader salam kenal dari saya, mohon kritik Kanya agar author semakin semangat dalam menulis ya..😍😍😍🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments