Santi melangkah ke dapur hendak mengambil jus jeruk kesukaan tuannya. setelah selesai Ia meletakkan jus jeruk itu di meja depan tempat duduk tuanya. setelah meletakkan jus tersebut Santi berniat kembali ke kamar nya berniat menunaikan kewajiban sholat isya.
Santi berpamitan kepada Mbok Minah dan Bastio, lalu beranjak dari tempatnya. dan benar saja terdengar suara Adzan dari Masjid yang terletak di seberang jalan rumah majikannya itu.
Santi kemudian bergegas menuju kamar mandi tidak terlalu besar yang berada dikamar nya. berbeda dengan kamar mandi majikannya yang luasnya seperti lapangan bola, dengan fasilitas lengkap didalam nya. itu sudah pasti. maklumlah namanya juga orang kaya jadi kamar pembantu pun punya kamar mandi pribadi meskipun kecil.
Setelah sholat Santi menyempatkan membaca ayat suci Al-Quran meski hanya selembar.tapi itu sudah menjadi kebiasaan nya. sebenarnya Santi bukan wanita muslimah, namun Ia tidak pernah melupakan kewajiban sebagai muslim.
Penampilannya pun dia belum mengenakan kerudung dan berbusana ala gamis- gamis begitu. justru Ia lebih suka memakai kaos atau kemeja yang terkesan seperti cewek tomboi.hanya saja karena Santi yang sekarang berstatus sebagai bibi sister dan pakaian yang dikenakan pun lebih rapi dengan papan nama disebelah kanan dadanya. menabah kesan feminim seperti layaknya perempuan lainnya.
Sebulan telah berlalu semenjak kepergian kedua orang tua Bastio. kini Ia sudah mulai menerima kenyataan.
seperti biasanya Diki selalu datang kerumah Bastio untuk mengajari tentang bisnis yang mau tak mau akan segera di alihkan kepada Bastio putra semata wayang Admaja.
Dengan sabar dan telaten Diki mengajari bisnis dari dasar hingga akhirnya Tio benar - benar faham. dan Bastio benar-benar siap memegang kendali perusahaan milik Papanya.
Malam ini adalah malam perayaan atas kemajuan Bastio, karena besok pagi adalah hari pertama Ia memulai menggantikan papanya.
Bastio mengajak Diki dan Dimas untuk bergabung di kafe Dimas. mereka menghabiskan malam ini dengan mabuk berat tanpa terkecuali Bastio. karena setelah malam ini Ia mungkin akan jarang datang ke kafe Dimas bisa saja tidak akan sempat karena kesibukan dikantornya itu.
Bastio dan Diki benar-benar mabuk berat, tetapi mereka masih bisa pulang kerumah mereka masing-masing. meski dengan kondisi yang sempoyongan.
setelah sesampainya di rumah, Bastio menekan tombol bel pintu rumahnya. mungkin karena sudah larut malam jadi berkali kali Bastio memencet bel tak kunjung dibuka nya.
"Sial,...! dimana Santi, kenapa lama sekali membuka pintunya". gumannya dalam hati.
"Santi... Santi....buka pintunya." dengan suara parau Bastio memanggil Santi.
Santi terjaga dari tidurnya. Sambil mengucek-ucek mata, Santi mendengar samar-samar suara tuanya yang memanggilnya. Ia pun lekas turun dari kasur dan menyambar jaket yang berada di gantungan pintu kamarnya. karena Santi mengenakan daster yang lengang nya sedikit terbuka.
" Ia tuan, sebentar!...". Sambil berlari kecil Santi menghampiri pintu dan segera membuka pintu rumah untuk tuanya tersebut.
"Cek rek....." pintu pun terbuka. Santi mendongak kan kepala nya ke kanan kiri mencari tuanya, Namun tidak ada siapa-siapa d luar. lantas Santi pun hendak menutup kembali pintu tersebut.
Saat pintu hendak di tutup sekilas Ia melihat kebawah, seketika matanya melotot dan mulut nya terbuka lebar melihat tuanya terkulai lemas tak berdaya di lantai samping pintu masuk, dengan kepala menyandar di pot bunga yang lumayan besar.
Karena sudah larut malam dan kebetulan sekuriti di rumah Bastio sedang izin tidak masuk kerja Ia pun berisiniatif untuk memapah tuanya membawanya ke kamar milik tuanya.karena tak ingin mengganggu Mbok Minah yang sudah istirahat. dengan susah payah akhirnya mereka sampai juga ke kamar Bastio.
Sesampainya di kamar seperti biasanya, Santi merawat tuanya, dengan baik. karena hal seperti ini bukan pertama kalinya Ia lakukan, hanya saja biasanya Santi di bantu oleh paksekuriti yang membantu mengganti kan baju dan membukakan kaos kaki tuanya tersebut.
Setelah selesai Ia pun bergegas keluar kamar tuanya berniat mengambil air hangat. setengah berlari Santi menuju kamar tuanya.alangkah terkejutnya Ia melihat tuanya sudah terduduk di lantai sambil tangan kanannya memegang kepalanya dan tangan kirinya mengusap piyama yang baru Ia ganti kan tadi karena terkena muntahan sendiri.
Dengan sigap Santi mengusap mulut majikannya itu dan memberikan air hangat di tangannya kepada tuannya tersebut.setelah selesai Ia pun kembali membantu tuanya membuka bajunya dan berniat menggantinya kembali.
Santi bergegas menuju lemari pakaian tuanya dan memilihkan baju untuknya, dan memberikan baju tersebut kepada tuannya. setelah selesai Ia kembali membantu tuanya naik ke atas ranjang dan kemudian Ia membersihkan muntahan tuanya di lantai.
Tanpa disadari Santi ternyata sedari tadi ada dua pasang mata yang memperhatikannya dengan tatapan memansa yang tidak lain adalah Tuanya sendiri.
Dengan pengaruh minuman, Bastio turun dan memeluk Santi dari belakang yang sedang sibuk mengepel lantai tersebut.
Merasakan ada sepasang tangan yang melingkar di perut dan nafas yang memburu di tengkuknya Ia pun lantas kaget dan teriak dengan sekuat tenaga.tetapi karena kamar tersebut kedap suara dengan kondisi pintu tertutup dan kamar pembantu yang berada di lantai bawah tak seorangpun dapat mendengarnya.
"Aaaaaa..... tuan apa yang anda lakukan, toloooooong." Santi berteriak histeris.
Mendengar teriakkan Santi Bastio semakin terpancing dan segera menutup mulut bibi sisternya tersebut, dan menarik tubuh Santi, menggiringnya ke ranjangnya dengan paksa.
sebenarnya Santi bisa beberapa teknik bela diri, maklum Santi itukan termasuk anak pasaran. namun kondisi yang dadakan dan tenaga lawannya terlalu kuat di tambah terpengaruh oleh mabuk berat nya Bastio. membuat Santi tidak sanggup melakukan perlawanan.
Bastio kemudian merenggut kesucian Santi dengan paksa dan tanpa sadar apalagi dasar cinta sudah pasti tidak sama sekali. membuat Santi seketika tidak berdaya.
Santi tetap berusaha melakukan perlawanan, namun tetap saja bukan lawannya. dengan kekuatan penuh Bastio mendekap tubuh Santi dan merampas mahkota kesuciannya yang selama ini dia jaga dan hanya akan di berikan kepada lelaki yang Syah menjadi suaminya kelak. Namun apa dayanya Santi tidak bisa menghindari kecelakaan tersebut, meskipun dia sudah berusaha menghindarinya.
Hingga akhirnya terjadilah Malam itu malam yang tidak akan pernah bisa dilupakan seumur hidupnya. Santi menangis sambil menutupi tubuhnya dengan selimut. menyesali dengan apa yang tengah terjadi.
Seharusnya seorang wanita akan merasa bangga jika melakukan malam pertama nya dengan orang yang amat di cintainya, Namun tidak dengan Santi dia melakukannya dengan terpaksa dan tanpa dasar cinta. bahkan di tidak tahu bagaimana kedepannya nanti.
Santi menangis sambil memunguti bajunya yang berserakan di lantai. kemudian Ia memakainya dan berlari keluar menuju kamar nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments