Memilih rumah baru

Sore ini Kak Bayu mengajakku dan Arka untuk melihat rumah yang akan di belinya. Tentunya rumah untuk hadiah pernikahanku.

"Sudah siap semua?" Tanya Kak Bayu saat aku dan Arka menuruni anak tangga.

"Sudah Kak" Jawabku.

Kami berjalan beriringan menuju garasi mobil. Kak Bayu duduk di belakang kemudi. Arka duduk di kursi depan sebelah kak Bayu. Sedangkan aku duduk di kursi belakang.

Perlahan mobil mulai melaju dengan santai. Kami terdiam dalam beberapa saat. Sampai akhirnya aku membuka kata agar tidak merasa canggung.

"Kak, kapan kakak berangkat lagi ?" tanyaku pada kak Bayu

"Baru juga datang, sudah main usir saja" Jawab kak Bayu sambil tertawa kecil.

"Bukan gitu kak, biasanya kan Kak Bayu nggak pernah lama di rumah. Kadang datang hari ini besok dah berangkat lagi. belum juga hilang kangennya sudah berangkat lagi " Jelasku sambil memajukan dudukku, mendekap sandaran kursi kak Bayu.

"Mau gimana lagi, kalau liburnya cuma sebentar. Lusa kakak sudah berangkat lagi. " Tangan kiri kak Bayu menjulur ke belakang kursi, menggapai pipiku dan mengusap perlahan.

Aku pun menggapai tangan kak Bayu dan menggenggamnya erat.

"Sekarang kamu sudah punya Arka yang akan menemani hari-harimu, kalau kak Bayu berangkat kamu nggak akan kesepian lagi. " Aku lepaskan tangan kak Bayu dan aku kembali duduk bersandar di kursiku. Kak Bayu melirikku dari kaca kecil yang menggantung di depannya. Kak Bayu hanya tersenyum.

Aku hanya duduk terdiam setelah mendengar ucapan kak Bayu. Tentu saja aku akan tetap merasa kesepian bahkan sekarang akan tambah jenuh jika harus tinggal bersama orang yang sama sekali tidak aku suka.

Setelah hampir satu jam perjalanan, mobil mulai memasuki area kompleks perumahan elit. Aku pun menoleh ke kanan dan ke kiri melihat rumah-rumah yang megah itu.

"Kak, pasti mahal ya harga rumah disini? " Tanyaku pada kak Bayu .

"Kamu nggak usah pikirkan hal itu, yang terpenting sekarang kamu pikirkan bagaimana caranya menjadi istri yang baik, istri yang Solehah. Agar hidup kamu bisa bahagia. " aku pun mendengus mendengar nasihat kak Bayu.

" Huh sebel, nanya apa, jawabnya apa" aku pun menggerutu.

Tak lama kemudian, mobil berjalan pelan dan melewati gerbang besi yang sudah terbuka. Di depan rumah itu sudah terparkir mobil berwarna hitam.

"Kok ada mobil kak, punya siapa?" tanyaku.

"Itu punya pak Frans, beliaulah yang akan mengurus jual beli rumah disini. Ayo turun kita sudah di tunggu " Ajak kak Bayu. Kamipun turun dari mobil dan memasuki rumah yang cukup besar ini , meskipun nggak sebesar rumahku, rumah papa lebih tepatnya.

Saat memasuki rumah kami di sambut oleh bapak yang seumuran dengan papa, mungkin ini yang namanya pak Frans,pikirku.

Kami pun berjabat tangan dengannya.

"Perkenalkan pak Frans, ini Caca adik saya, dan ini Arka suaminya. Merekalah yang nantinya akan menempati rumah ini. " kak Bayu memperkenalkanku pada pak Frans.

"Awalnya saya pikir Pak Bayu sendiri yang akan menempati rumah ini, beserta anak dan istrinya. Ternyata saya salah. " Kami pun tertawa mendengar ucapannya.

"Jangankan anak pak, istri saja saya belum punya." Jawab kak Bayu dengan raut wajah yang sedikit memerah.

" Lho ternyata masih bujangan, padahal cakep gini, tajir pula. Masa iya masih bujangan." Pak Frans seolah tidak percaya mendengar penjelasan kak Bayu.

"Belum dapat jodoh pak, mungkin setelah ini baru saya fokus cari jodoh hehehe" semua terkekeh geli mendengar kak Bayu.

"Semoga dapat jodoh yang baik ya pak Bayu. Ya sudah kalau gitu , mari saya antar untuk melihat-lihat ruangan yang ada. " Pak Frans mempersilahkan kak Bayu untuk berjalan mengikutinya.

Kami diantar untuk mengelilingi ruangan yang ada. Ruangan - ruangan ini sama persis dengan yang aku lihat di gambar. Rumah yang cukup besar, terdiri dari dua lantai.

Di lantai pertama terdapat ruang tamu yang cukup luas, ruang tengah, ruang makan, dapur dan terdapat satu kamar tidur lengkap dengan kamar mandinya. Disebelah dapur masih terdapat dua kamar yang lebih kecil di bandingkan dengan kamar lainnya. Mungkin ini untuk kamar pembantu atau mungkin untuk gudang.

Antara ruang makan dan samping rumah terdapat sekat kaca bening yang sangat lebar sehingga dari situ terlihat jelas kolam renang yang berada di samping rumah.

Setelah puas mengelilingi lantai bawah kami di antar menuju lantai atas. Setelah menaiki tangga ada ruangan terbuka yang cukup luas. Di situ terdapat tiga pintu ruangan lagi.

Tiga ruangan itu tak lain adalah kamar tidur. Dua kamar tidur yang di disain dengan ukuran dan bentuk yang sama. Letaknya pun berdampingan. Satu kamar tidur lagi dengan ukuran yang jauh lebih besar di bandingkan kamar tidur lainnya. Bahkan lebih besar dari ukuran kamarku sebelumnya.

" Kenapa begitu banyak kamarnya pak? " Tanyaku pada pak Frans.

"Karena ini rumah yang cukup besar, yang nantinya kan kamar-kamar itu untuk anak-anaknya agar tidak saling berebut. Nggak mungkin kan kalau nanti anaknya akan tidur sekamar dengan orang tuanya . " Pak Frans mencoba menjelaskan padaku.

Iya juga sih buat anak-anak kelak. Tapi kan aku nggak mungkin punya anak dengan Arka. Orang yang sama sekali tidak aku cinta bagaimana mungkin aku bisa punya anak darinya. Disentuh aja aku nggak mau.

"Seandainya butuh desain interior, kami bisa menyediakannya." tambah pak Frans lagi.

"Bagaimana Ca, mau pake jasa desain interior atau nggak? Biar sekalian di bereskan" Kak Bayu pun ikut memberikan saran.

"Bang, soal desain interior bisa kami bicarakan dulu nantinya. " Ucap Arka menyela.

"Terserah kalian saja, tadi papa sudah pesan ,kalau kalian mau biar di selesaikan saja semua. Biar segera bisa di tempati. Nanti papa yang akan mengatur semua" Kata kak Bayu lagi.

"Ya udah terserah kak Bayu saja kalau gitu" kataku mengalah.

"Baiklah Pak Frans kalau gitu mari kita lanjutkan dengan transaksinya. " Ajak kak Bayu pada pak Frans.

Aku membiarkan mereka bertiga melakukan transaksi sedangkan aku lebih memilih berjalan menuju kolam renang. Di samping kolam renang terdapat gazebo yang sengaja di buat untuk bersantai.

Aku terus saja memikirkan Kak Bayu, dengan mudahnya dia mengeluarkan uang yang tidak sedikit untukku. Tentunya ingin melihatku bahagia. Bahkan dia tidak mau menikah sebelum melihatku menikah lebih dulu. Padahal begitu banyak perempuan-perempuan cantik di luaran sana yang mengejar cinta kak Bayu. Tapi dia tetap dengan pendiriannya.

Terakhir aku dengar kabar dari salah satu temannya Kak Bayu sedang dekat dengan cewek Turki, tapi saat aku tanya kak Bayu selalu saja menutupinya. jawabannya selalu sama. Nanti juga kamu akan tahu kalau sudah waktunya.

Aku tidak tahu bagaimana kehidupan pribadi kak Bayu terutama masalah cintanya. Dia tidak pernah mau berbagi.

Aku rasakan tepukan halus di pundakku , dan aku pun menoleh. Ternyata kak Bayu.

"Ngelamunin apa sih ? " tanya kak Bayu.

"Nggak ada kak, gimana udah selesai ? " Tanyaku sambil tersenyum

" Sudah, tapi tanah dan rumah ini atas nama Arka. Karna kakak sangat percaya padanya." Kata kak Bayu.

"Terus kalau tiba-tiba dia pergi dan menjual semuanya gimana?" tanyaku sinis sambil melirik Arka yang sedang berjalan mendekati kami dengan membawa sebuah map di tangannya.

" Itu tidak akan terjadi, karna sampai kapan pun saya tidak akan pernah meninggalkanmu." Jawab Arka yang ternyata mendengar perkataan ku tadi.

"Kamu dengar kan apa kata Arka? " ucap kak Bayu.

"Terserah." jawabku singkat.

"Kakak hanya berpesan pada kalian jadilah pasangan yang bisa menerima kekurangan dan kelebihan satu sama lain. Jangan pernah berniat untuk saling meninggalkan. Jika ada masalah coba bicarakan dengan baik-baik. tidak perlu pakai emosi. Kakak berharap kalian bahagia sampai maut yang memisahkan. " Aku pun seketika memeluk kak Bayu.

"Kak makasih buat semua yang kakak berikan, kakak selalu memberikan kebahagiaan untukku. Tapi tidak pernah memikirkan kebahagiaan sendiri." kataku dengan mata berkaca.

" Siapa bilang kakak tidak memikirkan kebahagiaan kakak, melihat kamu tertawa bahagia, kakak jauh lebih bahagia. " Kak Bayu mengecup keningku dan melepaskan pelukanku perlahan.

" Sekarang sudah saatnya kakak memikirkan kehidupan pribadi kakak. Setelah ini kakak akan memperkenalkan calon istri kakak. Dan akan menikahinya dengan segera. "

"Berarti kakak...." kata-kataku terputus dengan ucapan kak Bayu.

"Iya kakak akan menggantikan papa bekerja di di pertambangan. Papa sudah cukup lelah, papa ingin mengurus satu perusahaan saja. Dan pabrik tekstil dan kebun teh akan di serahkan pada Arka" Kak Bayu menjelaskan padaku.

"hah, jangan bercanda bang. Mana mungkin saya bisa" Arka tampak kaget dengan ucapan kak Bayu.

"Serius Arka, Minggu depan kamu akan di ajak belajar mengenal pabrik " Kak Bayu menepuk pundak Arka , memberikan keyakinan padanya.

"Bang, saya masih nggak tau harus bicara apa setelah mendapat rumah ini, sekarang di tambah lagi mendapat amanah di pabrik dan kebun. " ucap Arka dengan mata berlinang.

"Kamu tidak perlu berkata apa-apa untuk membalasnya, yang aku mau kamu bahagiakan adikku, kamu jaga dia, dan jangan sakiti dia. Kamu menggantikan tanggung jawabku dan juga tanggung jawab papa. Aku yakin kamu bisa melakukannya" Ucap kak Bayu pada Arka. Arka mengangguk.

"Tentu bang, Insya Allah saya akan menjadi imam yang baik bagi istri dan anak saya kelak. Terima kasih sudah memberi kepercayaan pada saya. " Jawab Arka dengan tegas.

Aku hanya diam mendengarkan perbincangan mereka.

"Ya sudah kalau gitu, kita pulang saja ya. Udah mulai gelap nih. Besok kita kesini lagi untuk melihat desain interiornya. " Jawab kak Bayu membuyarkan ketegangan yang ada.

Kami pun segera meninggalkan rumah besar ini. Kak Bayu memberikan kunci mobil pada Arka, menyuruhnya menggantikan kemudi. Arka menerimanya.

Kak Bayu segera masuk ke mobil. Dan segera duduk di kursi depan sebelah Arka. Menyandarkan kepalanya di sandaran kursi, sambil memejamkan kedua matanya. Tampak lelah raut wajah kak Bayu.

"Kakak kenapa ?" Tanyaku padanya

Dengan mata yang masih terpejam kak Bayu menjawab pertanyaanku.

" Kakak hanya lelah, pingin tidur. " jawabnya

Arka menurunkan tuas agar sandaran kursi yang di duduki kak Bayu sedikit turun. Memberikan kenyamanan untuknya. Kak Bayu hanya diam tidak bergeming.

Arka segera melajukan mobilnya menuju jalanan kota yang sudah mulai padat. Mobil berjalan dengan lambat karna arus lalu lintas cukup ramai. Sesekali Arka melirik kak Bayu yang sedang tertidur pulas.

"Kasihan kakakmu pasti dia kelelahan, di apotik depan kita beli vitamin buat kakakmu. Biar dia nggak sakit." Ucap Arka padaku. Tapi aku diam tidak menjawabnya.

Setelah sampai di depan apotik mobil berhenti dan dia segera berlari ke dalam apotik. Tak lama kemudian dia kembali dengan membawa kantong kecil.

Mobil pun kembali melaju. Aku juga merasa kelelahan sampai tak sadar aku pun ikut tertidur.

Episodes
1 Kekecewaan Hati
2 menikah dengan orang lain
3 Berpura-pura
4 Memilih rumah baru
5 pergi ke club malam
6 Cemburu
7 Kejujuran
8 Menyadari kesalahan
9 merasa cinta
10 Keberangkatan Bayu
11 Pertama kalinya
12 persiapan pindah rumah
13 Kedatangan mertua
14 Best friend
15 Kesedihan Aisyah
16 permintaan cerai
17 Berbaikan lagi
18 -
19 -
20 -
21 -
22 Merasa bahagia
23 -
24 -
25 -
26 -
27 -
28 -
29 -
30 -
31 -
32 -
33 -
34 -
35 -
36 -
37 -
38 -
39 -
40 -
41 41
42 Bahagia itu sederhana
43 -
44 44
45 -
46 -
47 -
48 -
49 -
50 -
51 -
52 -
53 -
54 -
55 -
56 -
57 -
58 -
59 -
60 -
61 -
62 -
63 -
64 -
65 -
66 -
67 -
68 68
69 -
70 Membeli oleh-oleh
71 Kembali ke Jakarta
72 Ada apa dengan istriku POV Arka
73 Bawaan Bayi
74 Kehamilan
75 Preklampsia
76 Melebur Dosa
77 Pentingnya Perhatian dari Suami
78 Arisan Princess
79 Sate Maranggi
80 Ikut Pengajian
81 Draft
82 Pengajian lagi
83 Lebih sabar lagi
84 Kuat Iman 1
85 Kuat Iman part 2
86 Yang benar selalu menang
87 Setia itu mahal
88 Permintaan maaf
89 Edukasi kehamilan
90 Emosi tidak stabil
91 Kejutan dari suami
92 Berbagi
93 Mertua yang baik
94 Draft
95 Rani
96 Masa lalu Kak Bayu
97 Kekecewaan Vilia
98 Perubahan Firna
99 Bab 99
100 Tentang Firna
101 Ternyata Firna....
102 Bab 102
103 Haris Melamar lagi
104 Kedatangan calon mertua
105 Usaha Haris
106 Kepedulian
107 Ibarat Ratu
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kekecewaan Hati
2
menikah dengan orang lain
3
Berpura-pura
4
Memilih rumah baru
5
pergi ke club malam
6
Cemburu
7
Kejujuran
8
Menyadari kesalahan
9
merasa cinta
10
Keberangkatan Bayu
11
Pertama kalinya
12
persiapan pindah rumah
13
Kedatangan mertua
14
Best friend
15
Kesedihan Aisyah
16
permintaan cerai
17
Berbaikan lagi
18
-
19
-
20
-
21
-
22
Merasa bahagia
23
-
24
-
25
-
26
-
27
-
28
-
29
-
30
-
31
-
32
-
33
-
34
-
35
-
36
-
37
-
38
-
39
-
40
-
41
41
42
Bahagia itu sederhana
43
-
44
44
45
-
46
-
47
-
48
-
49
-
50
-
51
-
52
-
53
-
54
-
55
-
56
-
57
-
58
-
59
-
60
-
61
-
62
-
63
-
64
-
65
-
66
-
67
-
68
68
69
-
70
Membeli oleh-oleh
71
Kembali ke Jakarta
72
Ada apa dengan istriku POV Arka
73
Bawaan Bayi
74
Kehamilan
75
Preklampsia
76
Melebur Dosa
77
Pentingnya Perhatian dari Suami
78
Arisan Princess
79
Sate Maranggi
80
Ikut Pengajian
81
Draft
82
Pengajian lagi
83
Lebih sabar lagi
84
Kuat Iman 1
85
Kuat Iman part 2
86
Yang benar selalu menang
87
Setia itu mahal
88
Permintaan maaf
89
Edukasi kehamilan
90
Emosi tidak stabil
91
Kejutan dari suami
92
Berbagi
93
Mertua yang baik
94
Draft
95
Rani
96
Masa lalu Kak Bayu
97
Kekecewaan Vilia
98
Perubahan Firna
99
Bab 99
100
Tentang Firna
101
Ternyata Firna....
102
Bab 102
103
Haris Melamar lagi
104
Kedatangan calon mertua
105
Usaha Haris
106
Kepedulian
107
Ibarat Ratu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!