Setelah ceckout dari hotel aku dan Arka langsung pulang ke rumah. Aku melihat mobil papa terparkir di garasi. Begitu juga dengan mobil mama. Karna hari ini adalah weekend. Makanya papa dan mama ada di rumah.
Begitu masuk ke rumah, papa dan mama menyambutku bahagia di ruang keluarga.
"Anak mama sudah pulang, gimana malam pertamanya ?? " Kata -kata mama seolah menggodaku... sungguh menyebalkan.
"Apaan sih ma , norak banget" Sewotku pada mama, dan aku pun pergi melewati mama untuk duduk di sofa.
"Yahhh... Gitu aja ngambek." kata mama sambil melihatku yang tengah duduk dengan mendekap bantal di dadaku.
"Mungkin non Caca capek Bu" Arka mencoba membelaku.
Aku melihat raut wajah papa berubah ketika Arka berbicara.
" Apa kata kamu, non Caca ??? Arka dengarkan baik-baik. Kamu dan Caca sudah menikah ,sudah sah jadi suami istri, nggak pantas kamu panggil Caca dengan sebutan non... Dan satu lagi kamu panggil kami papa dan mama. Sama halnya Caca memanggil kami ya"
Ucap papa sambil merangkul Arka, dan mengajak Arka untuk duduk di sofa. Arka pun mengikuti papa.
Kami berempat berbincang sampai tak terasa waktu sudah siang.
"Ma, aku mau ke kamar dulu ya , mau istirahat. "Kataku pada mama. Mama hanya mengangguk sambil mengusap kepalaku.
" Kamu juga istirahat Arka, sana ke kamar sama istrimu. " kata papa pada Arka.
" Arka biar tidur di kamar tamu aja pa" Kataku pada papa.
"Lho kenapa, kalian kan suami istri masa harus tidur terpisah. " Mama ikut menimpali.
"eh, maksudku kamarku kan belum di beresin, masih berantakan gitu. Jadi aku suruh istirahat dulu di kamar tamu. Aku mau beresin kamar dulu. Iya gitu maksudku ma." Ucapku kebingungan.
"Udah di beresin kok sama mbok Imah. " Jawab mama lagi.
"Oohh ya sudah kalau gitu. Ayo kita ke kamar" Kataku sambil menggandeng tangan Arka. dan meninggalkan papa dan mama yang masih mengobrol di ruang keluarga. Papa hanya tersenyum melihat tingkahku. Aku terpaksa melakukan ini di depan mereka.
Sesampainya di kamar aku langsung melepaskan tanganku dari tangan Arka.
"Jangan kesenangan ya, aku ngajak kamu tidur disini." ucapku ketus pada Arka dia hanya tersenyum.
"Dimana kamar mandinya ??" tanya Arka saat aku sedang memainkan ponselku.
"tuuuhhh.... " tunjukku hanya dengan memonyongkan bibirku.
Arga segera masuk ke kamar mandi sambil membawa handuk yang tadi di ambilnya di atas meja.
Aku mulai chat Alda dan juga Firna tapi mereka tampaknya sedang sibuk , hingga tak satupun chat ku yang mereka balas. Karna merasa mulai bosan, maka aku putar musik dari ponselku yang aku hubungkan dengan Speaker Bluetooth agar suaranya lebih mantap. Aku pun ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang aku putar.
Saat sedang enak-enaknya bernyanyi tiba-tiba saja musik terhenti. Aku pun menoleh, ternyata Arka yang mematikannya. Dia sudah berdiri tegak dengan mengenakan baju Koko dan sarungnya.
"Ngapain di matiin sih ?,ganggu orang saja. " aku berkata dengan nada sewotku.
"Ini waktunya sholat , lebih baik sholat dulu. " Ucapnya dengan suara santai tanpa dosa.
"kalau mau sholat ya sholat aja, ngapain harus ganggu orang lain." aku pun tak mau kalah dengannya. Aku lihat dia hanya berdecak dan menggelengkan kepala.
Aku masih terus melihatnya, dia mengabaikanku, mungkin karena tidak mau lagi berdebat denganku. Aku melihat setiap gerakannya. Dihamparkannya sajadah di hadapannya. Dan dia memulai sholatnya.
Sedangkan aku mulai sibuk dengan ponselku lagi, karna Firna sudah membalas chat yang tadi aku kirim padanya. Aku mengajaknya buat hangout bareng lagi, tapi dia menolakku kali ini dengan alasan nggak enak sama suamiku. Alasan yang tidak masuk akal menurutku.
Di tengah kejengkelanku tiba-tiba ada tangan menjulur di hadapanku. Sontak membuatku kaget dan aku pun menepisnya setelah tau bahwa itu tangan Arka.
"Apa sih kamu tuh, ganggu aja dari tadi. " Aku pun langsung emosi dengan kelakuannya.
" Aku nggak ganggu, aku hanya minta kamu cium tangan suami kamu, aku habis sholat. " Arka menjelaskan maksudnya.
"Aku cium tangan kamu??? ogahh.. jangan ngelunjak ya kamu. Baru sehari aja udah berani kamu sama aku" aku pun tak segan menunjuk mukanya dengan ujung jari telunjukku.
"Maaf" Hanya itu yang di ucapkan Arka di depanku. Dan dia langsung pergi keluar kamar dengan tetap mengenakan baju Koko dan sarungnya.
Aku langsung mengikutinya, aku takut kalau dia akan mengadu pada papa ataupun mama. Langkahku terhenti saat aku melihat Arka sedang bicara dengan Mbok Imah di dekat kamarnya.
Setelah mereka bicara sedikit mbok Imah langsung masuk kamar dan tak lama keluar lagi membawa sesuatu dan di berikan pada Arka. Arka menerimanya dan kembali berjalan ke samping rumah.
Aku terus mengikutinya dari kejauhan. Arka terus berjalan dan berhenti di bangku taman yang ada di halaman samping rumah. Arka membuka barang yang di berikan mbok Imah tadi dan mulai membacanya.
Ternyata yang di berikan Mbok Imah adalah sebuah Alquran. Arka membacanya dengan suara yang sayup-sayup terdengar merdu. Aku terus memperhatikannya dari balik jendela kaca yang tertutup dengan selembar kain tipis.
Sebuah tepukan tangan aku rasakan di pundakku dan membuatku terkejut. Aku pun menoleh dan ternyata Bayu, kakakku yang seorang nahkoda pulang. Aku pun langsung memeluknya karna sangat merindukannya.
"Liatin apa sih kakak panggil-panggil sampai nggak denger ?". ucapnya saat aku memeluknya, aku pun melepas pelukanku dan menarik tangannya untuk pergi dari tempat itu.
"Nggak ada kak, aku nggak liat apa-apa. " jawabku sambil terus menariknya untuk duduk di sofa yang ada di ruang keluarga
"Kenapa kakak nggak bilang sih kalau mau pulang? Kan aku bisa jemput kakak. Terus nyiapin party surprise buat kakak. " aku terus menggerutu manja padanya.
"Takut ganggu pengantin baru" goda kak Bayu sambil menarik hidungku.
"aaahhh ... kakak... sakit tau.." sambil aku usap-usap ujung hidungku. Dan kamipun bercerita sambil bercanda untuk melepas rindu.
Dari kecil aku memang selalu manja dengan kakakku ini. Karna hanya dia saudaraku satu-satunya. Sejak SMP aku sudah jarang bertemu dengannya. Karna sejak dia lulus di sekolah pelayaran dia jarang pulang. Bahkan sampai setahun lamanya. Karna dia berlayar di Eropa. Aku selalu merindukan kehadirannya. Maka dari itu karna merasa kesepian aku selalu mengajak teman-temanku hangout untuk bersenang-senang.
Awalnya papa dan mama sangat marah begitu tau aku sering pulang malam, sering minum, merokok, nongkrong di cafe, dan pergi ke club malam. Tapi apa boleh buat mereka tidak bisa menghilangkan rasa kesepian ku, mereka lebih sibuk mengurus bisnisnya. Bahkan dari aku kecil mbok Imah lah yang di bayar untuk selalu menyiapkan segala kebutuhanku.
"Assalamualaikum...?" Arka masuk dan menyapa Kak Bayu
"Waalaikumsalam..." sahut kakakku. Dan mereka berjabat tangan.
"Gimana kabarnya bang?" Tanya Arka pada kakakku.
"baik.... ayo sini, duduk kita ngobrol disini. Daripada di luar sana, nanti ada yang ngintipin." Kata kakkaku menyindir, karna waktu dia datang dia melihatku sedang mengintip Arka.
"Kak apaan siiihh...?" Aku pun bergelayut manja pada kakakku.
"Eehh... ingat kamu sudah punya suami, nggak boleh manja-manja kayak gini.hahaha" Kak Bayu pun tertawa. Saat seperti inilah yang selalu aku rindukan.
"Ya nggak papa dong kak, aku kan kangen sama kakak. " Bahkan tanganku pun tidak aku lepaskan, tetap bergelayut manja di lengan kak Bayu.
"Gimana kabar Ibumu Arka ? aku dengar dari papa, ibumu sedang sakit. " Kak Bayu menghentikan candaannya denganku, dan dengan serius mulai berbicara dengan Arka.
"Alhamdulillah... sekarang sudah agak mendingan. makanya bisa di tinggal. " Jawab Arka.
"Kamu memang anak baik Arka, kamu mengorbankan masa depanmu demi orang tuamu, terutama ibumu. Bahkan kamu rela berhenti kuliah demi mengurus ibumu yang sakit. Tidak salah papa memilih kamu untuk jadi suami adikku yang bandel ini"
"Nggak usah berlebihan gitu bang" Jawab Arka dengan wajah yang sudah memerah karena malu.
Kata papa sih, dulu waktu kecil Arka adalah teman bermain kak Bayu , karna Ibu Arka dulu bekerja sebagai ART di rumahku. Ketika hamil anak kedua, ibu Arka memutuskan untuk berhenti bekerja disini dan kembali ke kampungnya di Bogor. Waktu itu aku masih belum lahir. Aku terlahir dua tahun kemudian setelah Ibu Arka berhenti bekerja.
Tiba-tiba Kak Bayu berdiri dan duduk di samping Arka. Tangannya menepuk pelan pundak Arka. Dengan raut wajah yang serius Kak Bayu mulai bicara pada Arka.
"Arka aku nitip adikku sama kamu. Aku percaya sama kamu, kamu pasti bisa menjaganya. Kamu harus sabar menghadapi semua sifat buruknya. Karna nggak mungkin aku terus bersama adikku apalagi dengan posisi seperti ini. Sekarang kamu yang bertanggung jawab atas adikku." Kata Kak Bayu kemudian.
"Kakak apaan sih, aku kan bukan anak kecil lagi. Aku bisa jaga diri. Nggak butuh orang lain buat menjagaku. " Aku pun berkata dengan nada kesal pada kak Bayu. Kak Bayu menatap tajam mataku menandakan bila ucapannya serius.
"Iya bang, aku pasti akan menjaganya apalagi dia adalah istriku yang sah. Tanpa diminta pun aku pasti melakukannya. Meskipun ini ujian terberat dalam hidupku" Ucapan Arka benar-benar membuatku tercengang mendengarnya.
"Dan buat kamu Ca, dengarkan kakak dan jangan membantah. Sekarang kamu sudah menjadi seorang istri. Kamu harus menurut apa kata suami kamu dan jangan pernah melawan suami kamu. Walaupun pernikahan kalian di dasari bukan dengan cinta, tapi suatu saat cinta itu akan datang dengan sendirinya. Dari dulu memang papa dan kakak sudah berencana menjodohkanmu dengan Arka. Hanya saja papa nunggu waktu yang tepat . Mungkin ini sudah takdir dari yang di atas memberikan jalan seperti ini. Kakak sarankan ada baiknya jika kalian tinggal di rumah sendiri agar lebih mandiri" Ucap kak Bayu panjang lebar.
Aku hanya terdiam mendengar perkataan Kak Bayu. Nggak nyangka ternyata kakakku bisa sebijak itu. Ada benarnya juga yang dikatakan kak Bayu.
"Tapi saya masih belum bisa kalau harus beli rumah mewah bang. Mungkin hanya bisa membeli rumah yang biasa dan itupun saya harus menjual kebun lebih dulu. Apa Caca mau tinggal di rumah yang sederhana?? " Ucap Arka sambil melirikku.
"Masalah rumah kalian jangan kawatir, sudah aku siapkan. Kalian mau rumah yang sudah jadi atau kalian mau rumahnya di desain sendiri itu terserah kalian. Pilih yang mana??" Kak Bayu memberi penawaran.
"Nggak usah bang, masalah rumah nanti biar saya saja yang urus. Saya bisa jual kebun di kampung dan di belikan rumah disini." Arka menolak tawaran kak Bayu.
"Arka, bukannya aku merendahkan kamu. Tapi ini hadiah pernikahan kalian dariku, aku tidak bisa menghadiri acara terpenting dalam keluargaku. Sebagai gantinya aku memberikan rumah buat kalian. Gimana?? "
"Tapi ini berlebihan bang." Arka terus saja menolak dengan halus.
"Sudah, tidak ada alasan lagi. Tidak boleh di tolak. Hargai pemberianku ya."
Akhirnya Arka setuju untuk menerimanya.
"Baiklah, nanti kita lihat rumahnya, kalau kalian tidak suka, kita cari ke tempat lain ya. Atau kalian mau desain sendiri juga boleh. Sekarang aku mau nemuin papa dulu ya. "
Kak Bayu langsung berdiri dan pergi meninggalkan kami. Aku melihat raut wajah Arka yang masih penuh dengan keraguan.
"Udah terima aja tawaran kakakku, gitu aja kok repot." Ucapku padanya. tapi dia hanya diam tidak merespon ku sama sekali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Ade Safitri
calon suami nya selingkuh & gagal nikah,kok gak sedih2 amat sih.... bukannya koreksi diri sendiri...
2020-09-01
1
Titie Shitie AndiraheNsta
menarik
2020-06-14
2