menikah dengan orang lain

Begitu sampai di rumah aku menceritakan semuanya sama papa dan mama. Papa begitu marah karena merasa di permainkan.

"Papa akan buat perhitungan dengannya" ucap papa penuh amarah.

"Udahlah pa, mungkin Farhan begitu karna punya alasan. " mama masih saja membela Farhan yang benar-benar telah menyakitiku.

"Apapun alasannya, itu nggak bisa di biarin. " Ucap papa lagi

Dari awal memang papa tidak pernah setuju aku punya hubungan dengan Farhan. Hanya saja mama terus membujuk papa dan akhirnya papa mengalah.

Mama yang selalu mendukungku karena Farhan adalah lelaki yang sudah mapan. Farhan juga punya banyak usaha dimana-mana. Maka dari itu mama sangat mendukung hubunganku dengan Farhan.

Apalagi Papa Farhan dan mamaku sudah berteman sejak di bangku SMA sampai kuliah.

Papa lebih suka pada lelaki apa adanya yang lebih mandiri dan bertanggung jawab. Karna bagi papa uang bukan segalanya.

"Pa, terus gimana ini pa, undangan sudah di sebar semua. Apa kata orang jika aku nggak jadi nikah. " kataku dengan Isak tangis.

"Kamu minta maaf aja sama Farhan, jadi Farhan akan tetap menikahi kamu. Daripada kita harus menanggung malu. " Ucap mama.

Mungkin benar juga kata mama. Aku harus menjatuhkan harga diriku demi menyelamatkan nama baik keluarga.

"Aku akan menemui Farhan." Papa hanya terdiam mendengar ucapanku.

"Ca" Papa memanggilku saat aku sudah di ambang pintu, aku pun menoleh "Kamu yakin mau melanjutkan hubungan ini?" Tanya papa tampak ragu. Aku hanya mengedikkan bahuku.

Aku langsung pergi meninggalkan papa dan mama. Aku berniat pergi ke kantor Farhan dan akan meminta maaf padanya.

Aku melajukan mobilku menyusuri jalanan yang masih padat. Mobilku berjalan dengan lamban.

Setelah sampai di kantor Farhan aku langsung menuju ke ruangannya. Dan sekertarisnya datang menghampiriku dengan tergopoh-gopoh.

"Maaf mbak Caca , pak Farhan sedang ada tamu. " kata sekertaris itu

"Tamu?? perempuan ??" tanyaku mencoba menebak.

Dan sekertaris itu mengangguk dengan perlahan.

"Kamu tenang saja. ini sudah hampir jam istirahat kan? Kamu bisa pergi mencari makan. Ini akan menjadi urusanku" Sekretaris yang sudah mengenaliku itu pun pergi meninggalkanku. Lalu aku berbalik menuju ruangan Farhan.

Aku pun membuka perlahan pintu ruangan Farhan dan betapa terkejutnya saat aku melihat ada wanita di pangkuan Farhan. Mereka saling bercumbu dengan rakusnya. Sampai-sampai tidak menyadari kedatanganku.

"Farhan" Teriakku mengejutkan keduanya. Si perempuan itu langsung turun dari pangkuan Farhan dan merapikan pakaiannya, rok mini yang tersingkap ke atas dan juga kancing kemeja yang sudah terbuka beberapa kancing nya, sehingga terlihat jelas bra berwarna hitam yang menempel di dadanya.

"Wow... kejutan apalagi ini. Aku benar-benar nggak nyangka kamu berbuat seperti ini. Siapa lagi wanita ini? " teriakku di ruangan Farhan, yang aku lihat kali ini adalah wanita yang berbeda dengan tadi pagi.

Wanita itu segera pergi keluar ruangan setelah merapikan pakaian dan rambutnya yang tampak berantakan.

"Sayang aku bisa jelasin" Farhan menghampiriku, dan ingin menyentuh wajahku.

"Jangan sentuh aku, aku jijik dengan kelakuan kamu" Aku tepis tangannya dengan kasar. Terlihat raut wajahnya yang menyeramkan.

"Sudahlah Ca, kamu jangan munafik. Aku sudah mengenalmu cukup lama, kamu juga bukan wanita baik-baik. Kamu sering keluar malam, dugem, mabuk, dan sudah pasti kamu sering tidur bersama gigolo ataupun lelaki-lelaki pemuas nafsu. Sedangkan saat aku mengajakmu sekedar bercumbu saja kamu selalu menolakku. Aku lelaki normal, aku berhak melampiaskan hasrat ku" Farhan berujar yang membuat kepalaku berdenyut.

plak

Sebuah tamparan melayang sempurna di wajah Farhan. Tanganku terasa nyeri, dan pipi Farhan memerah seketika.

"Dasar brengsek kamu. Meskipun aku bejat, sekalipun aku belum pernah menjajakan tubuhku" Aku segera berbalik dan pergi meninggalkan ruangannya.

Air mataku luruh, sehingga menarik perhatian beberapa pasang mata yang ada di kantor Farhan. Aku abaikan mereka.

Aku lajukan mobilku dengan kecepatan tinggi, beberapa kali aku hampir menabrak dan ditabrak. Karena penglihatan ku sedikit buram akibat air mata yang terus mengalir tanpa di minta.

Sesampainya di rumah, aku menceritakan semuanya pada mama dan papa. Papa tambah geram mendengar ceritaku. Dan kini mama hanya diam tidak banyak bicara.

"Untuk kali ini papa yang akan memilihkan suami buat kamu. Tapi kamu jangan menolaknya. Ini sudah tidak ada waktu buat berpikir lagi." kata papa

"Maksud papa? " Tanyaku penuh kebingungan.

"Papa akan menjodohkanmu dengan seseorang yang bisa mengubah hidupmu jadi lebih baik"

" Siapa pa?" tanyaku pada papa.

" Nanti kamu juga akan tahu. Tapi kamu tidak boleh menolak. Besok kamu jangan kemana-mana. Karna dia akan papa ajak kesini menemuimu" Jawaban papa membuatku semakin penasaran.

"Terserah papa aja " Aku langsung pergi meninggalkan papa dan mama di ruang keluarga.

Aku pergi menemui mbok Imah yang sedang istirahat di kamarnya.

"Mbooookkk.... mbok Imah bener, Ternyata Farhan mempermainkan aku. Aku nyesel mbok" aku terisak memeluk tubuh tua mbok Imah.

"Non , semua sudah terjadi. Mau gimana lagi. Sekarang non nurut saja sama keputusan Tuan. Terima saja apa yang di mau Tuan. Karna nggak mungkin kan kalau orang tua akan menyakiti anaknya. pasti keputusan Tuan yang terbaik." Lagi-lagi mbok Imah memberi nasihat. Dan aku pun menurut pada kata-kata mbok Imah. Sepertinya Mbok Imah sudah tahu dengan rencana papa.

Keesokan hari

"Non, di tunggu Tuan untuk makan siang" kata mbok Imah.

"Kok tumben papa udah pulang. " Kataku heran.

"Tuan mau bicara hal penting juga terkait pernikahan non."

"Ya sudah mbok, bilang sama papa bentar lagi aku mau turun."

Setelah mbok Imah pergi aku pun beranjak menemui papa di ruang makan. Sampai disana aku melihat ada Pak Budi, sopir di kantor papa dan ada satu lagi lelaki yang belum aku kenal.

"Duduk , kita makan siang bersama" Perintah papa padaku saat aku menghampiri papa.

Kami pun mulai menikmati makan bersama.

"Ca, kamu ingat sama Pak Budi ini? " Tanya papa saat aku masih menikmati makan siangku.

"Ingat dong pa, Pak Budi kan sopir papa yang paling setia. " Dan sekilas aku melirik pak Budi , dia hanya tersenyum.

"Dan ini adalah Arka, anak pertama Pak Budi. Arka ini nantinya yang akan menikah denganmu" Jelas papa.

"uhukk..uhukk. "Aku tersedak mendengar penjelasan papa barusan. Dan segera aku minum air putih di depanku.

"Papa bercanda kan pa... ??" Ucapku setelah aku tenang.

"Papa serius. " Jawab papa dengan raut wajah papa yang nampak serius.

"Tapi pa... masa iya aku harus nikah sama anak seorang sopir. Nggak mau ah pa. Apa kata teman-temanku kalau tahu asal usulnya" Aku menolak terang-terangan di hadapan papa dan juga pak Budi.

"JAGA UCAPAN KAMU" suara papa menggema di ruangan yang cukup besar ini.

Semua terdiam mendengar suara papa. Baru kali ini aku mendengar suara papa selantang ini. aku pun tertunduk diam menahan tangis.

"Kalau kamu menolak menikah dengannya, silahkan pergi dari rumah ini tanpa membawa uang sepeser pun." Papa mulai mengancamku dan kali ini papa benar-benar serius dengan ucapannya.

"Tapi pa..."

"Tidak ada penawaran lagi, apa kamu mau kembali pada lelaki brengsek itu?"

Aku tatap lekat wajah papa dan diam sesaat "I..iya pa aku bersedia. " jawabku tanpa berpikir lagi.

"Pak Budi, kita perlu bicara lagi. Temui saya di ruang kerja. " Papa langsung meninggalkan kami. Pak Budi mengikutinya di belakang papa. Aku merasa lega ketika papa pergi dari hadapanku.

Sedangkan di meja makan tinggal aku dan lelaki ini. Entah siapa namanya, aku lupa.

"Eh kamu, dengar ya. Aku mau menikah tapi bukan berarti aku suka sama kamu. Kita emang nikah tapi kita nggak boleh bersetubuh,jadi jangan coba-coba cari kesempatan "

"Iya non saya ngerti, lagipula saya mau menikahi non Caca juga karna ingin membalas kebaikan Pak Hendra. Keluarga saya berhutang budi pada Pak Hendra. " Jawab lelaki ini pelan.

"Bagus lah kalau gitu. terus kamu juga nggak boleh ngatur-ngatur hidupku." Tambahku lagi.

Dia hanya mengangguk mengiyakan.

Beberapa hari kemudian pernikahanku dengan Arka berlangsung dengan megah. Resepsi di adakan di hotel berbintang sesuai dengan rencana awal saat aku akan menikah dengan Farhan. Semua sesuai rencana kecuali pengantin pria saja yang di rubah.

Banyak undangan yang hadir dari rekan bisnis papa dan juga rekan mama. Bahkan teman-temanku semua datang menghadiri undangan ku.

Teman-temanku terkejut melihat Arka yang bersanding denganku. Dan mereka saling berbisik satu sama lain. Entah apa yang di bicarakan aku tak mau ambil pusing.

" Eh ca, nemu dimana lu suami cakep kayak gini. gue kira lu akan dapat yang tampang pas-pasan. ternyata gue salah. Sumpah laki lu cute abis. " Bisik Alda yang berdiri di sampingku.

"Kalau lu mau, bawa aja dah " Jawabku dan kami tertawa.

"Eh, entar gue ambil beneran ,lu bisa nangis darah baru tau rasa deh lu. " Alda terus saja meledekku. Kami pun berkumpul saling bercanda dengan teman lain.

Acara yang cukup panjang dan melelahkan sekali. Hingga malam menjelang barulah acara selesai. Para tamu undangan juga sudah tidak ada lagi.

Aku pun segera menuju kamar hotel yang sudah aku booking. Awalnya aku sudah booking kamar hotel dengan layanan honeymoon, berhubung pernikahanku dengan Farhan batal ya aku cancel aja tuh kamar, dan akhirnya aku booking kamar biasa aja buat aku dan Arka ,toh aku dan Arka juga nggak bakalan pakai acara romantis-romantisan. .

Aku dan Arka tiba di kamar hotel untuk segera istirahat.

"eh Lu, tidur di sofa ya. Gue yang disini." kataku sambil menunjuk kasur kingsize di depanku.

Arka hanya mengangguk, lalu berjalan menuju kamar mandi. Aku masih sibuk memainkan ponselku, membalas satu persatu chat dari teman-temanku. Hampir semua temen - temenku yang cewek memuji penampilan Arka.

Aku akui Arka bukan lelaki yang buruk. Dia tampan dan berbadan kekar. Bahkan hari ini Arka tampak berbeda dari awal aku bertemu. Dia tampak begitu sempurna di mata setiap cewek yang melihatnya. Tapi sayangnya aku nggak tertarik dengannya.

Entah sejak kapan aku tertidur , sampai akhirnya aku terbangun karena merasa haus sekali. Aku geser layar ponselku untuk melihat jam. Ternyata masih jam tiga pagi. Dengan malas aku turun dari ranjangku. Aku lirik sofa tempat Arka tidur. Tapi dia tidak terlihat di sana. Hanya ada bantal dan selimut yang tampak berantakan.

Aku terus berjalan untuk mengambil air yang ada di dekat meja TV. Saat aku berjalan melewati pintu kamar mandi langkah kakiku terhenti karena mendengar suara seseorang sedang bicara. Ternyata Arka ada di dalam kamar mandi. Dia sedang bicara di telpon dengan seseorang. Karena penasaran aku mencoba menguping dari celah pintu yang sedikit terbuka.

"Aa' melakukan ini karena terpaksa, Tidak ada pilihan lain..." Suara Arka terdengar sedikit berbisik, tapi masih terdengar jelas.

"Aa' berdoa buat Eneng ,supaya Eneng dapat jodoh yang di ridhoi Allah. Ini jalan kita neng, kita nggak berjodoh di dunia. Mulai sekarang Eneng jangan lagi hubungi Aa' , karena sekarang Aa' sudah beristri "

Aku tertawa dalam hati, ternyata si Arka sudah punya pacar yang terpaksa di tinggal karena harus menerima perjodohan denganku.

Tak lama kemudian Arka menutup sambungan telpon dengan pacarnya. Aku pun segera berlari supaya tidak ketahuan. Aku langsung berlari menuju meja yang ada botol airnya. Aku pun meminumnya, dan aku melihat bayangan Arka keluar dari kamar mandi.

"Non, sudah bangun? " Tanya Arka yang tampak kaget melihatku berdiri disini.

"Iya, habisnya kayak ada orang sedang ngobrol, jadinya aku kebangun" Aku menjawabnya dengan sindiran,

"oh maaf non kalau suara saya menganggu tidur non Caca. Tadi saya lagi nelpon." Seperti ada penyesalan dari suaranya karena telah membangunkan ku. Padahal aku hanya terbangun karena merasa haus. Hampir saja mulutku kelepasan tertawa. Untungnya aku masih bisa kontrol diri.

"Emang nelpon siapa di jam segini?? " Tanyaku seolah ingin tau sejauh mana kejujurannya.

"oh itu, itu pacar saya yang di kampung. Tapi saya sudah bilang kalau saya harus putus dengannya. " Jawaban Arka sedikit gugup, tapi dia benar-benar jujur.

"Kenapa harus putus , kan kalian saling cinta?" tanyaku menggodanya.

"Meskipun saling cinta, tapi hubungan itu sudah tidak boleh di biarkan saja. Karna saya sudah punya istri ." katanya Arka lagi.

"Harusnya kamu jangan putus sama dia. Kamu boleh kok tetap pacaran sama dia. Nggak masalah bagiku. Kita nikah juga bohongan kan." Ucapku yang pasti akan membuatnya bahagia.

"Pernikahan kita memang terjalin karena paksaan. Tapi aku sudah mengucap janji dengan Allah. Janjiku dengan Allah tidak main-main. " kata-kata Arka terdengar tegas.

Ternyata dia tidak senang dengan kesempatan yang sudah aku berikan. Kenapa dia malah menganggap serius pernikahan ini.

"Apa non akan tidur lagi? " Tanya Arka padaku.

"Enggak, ngantuk ku dah hilang dengar suara kamu." Aku segera duduk di depan TV. Dan mulai menyalakan TV.

"kalau gitu, ayo kita sholat Tahajud, biar hati tenang"

Hah... shalat ...??... Aku langsung tercengang mendengar ajakannya..

"Kamu aja yang sholat aku ngantuk." langsung saja aku tinggalkan dia yang masih berdiri dengan wajah kebingungan.

aduuhh papa kenapa kamu menikahkan putrimu ini dengan orang alim sih pa....

Terpopuler

Comments

Mayra Putri

Mayra Putri

menariik lanjutt.......

2021-05-30

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Caca sombong

2020-09-22

1

Agung Samsung

Agung Samsung

menarik untuk di teruskan membaca

2020-09-21

1

lihat semua
Episodes
1 Kekecewaan Hati
2 menikah dengan orang lain
3 Berpura-pura
4 Memilih rumah baru
5 pergi ke club malam
6 Cemburu
7 Kejujuran
8 Menyadari kesalahan
9 merasa cinta
10 Keberangkatan Bayu
11 Pertama kalinya
12 persiapan pindah rumah
13 Kedatangan mertua
14 Best friend
15 Kesedihan Aisyah
16 permintaan cerai
17 Berbaikan lagi
18 -
19 -
20 -
21 -
22 Merasa bahagia
23 -
24 -
25 -
26 -
27 -
28 -
29 -
30 -
31 -
32 -
33 -
34 -
35 -
36 -
37 -
38 -
39 -
40 -
41 41
42 Bahagia itu sederhana
43 -
44 44
45 -
46 -
47 -
48 -
49 -
50 -
51 -
52 -
53 -
54 -
55 -
56 -
57 -
58 -
59 -
60 -
61 -
62 -
63 -
64 -
65 -
66 -
67 -
68 68
69 -
70 Membeli oleh-oleh
71 Kembali ke Jakarta
72 Ada apa dengan istriku POV Arka
73 Bawaan Bayi
74 Kehamilan
75 Preklampsia
76 Melebur Dosa
77 Pentingnya Perhatian dari Suami
78 Arisan Princess
79 Sate Maranggi
80 Ikut Pengajian
81 Draft
82 Pengajian lagi
83 Lebih sabar lagi
84 Kuat Iman 1
85 Kuat Iman part 2
86 Yang benar selalu menang
87 Setia itu mahal
88 Permintaan maaf
89 Edukasi kehamilan
90 Emosi tidak stabil
91 Kejutan dari suami
92 Berbagi
93 Mertua yang baik
94 Draft
95 Rani
96 Masa lalu Kak Bayu
97 Kekecewaan Vilia
98 Perubahan Firna
99 Bab 99
100 Tentang Firna
101 Ternyata Firna....
102 Bab 102
103 Haris Melamar lagi
104 Kedatangan calon mertua
105 Usaha Haris
106 Kepedulian
107 Ibarat Ratu
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Kekecewaan Hati
2
menikah dengan orang lain
3
Berpura-pura
4
Memilih rumah baru
5
pergi ke club malam
6
Cemburu
7
Kejujuran
8
Menyadari kesalahan
9
merasa cinta
10
Keberangkatan Bayu
11
Pertama kalinya
12
persiapan pindah rumah
13
Kedatangan mertua
14
Best friend
15
Kesedihan Aisyah
16
permintaan cerai
17
Berbaikan lagi
18
-
19
-
20
-
21
-
22
Merasa bahagia
23
-
24
-
25
-
26
-
27
-
28
-
29
-
30
-
31
-
32
-
33
-
34
-
35
-
36
-
37
-
38
-
39
-
40
-
41
41
42
Bahagia itu sederhana
43
-
44
44
45
-
46
-
47
-
48
-
49
-
50
-
51
-
52
-
53
-
54
-
55
-
56
-
57
-
58
-
59
-
60
-
61
-
62
-
63
-
64
-
65
-
66
-
67
-
68
68
69
-
70
Membeli oleh-oleh
71
Kembali ke Jakarta
72
Ada apa dengan istriku POV Arka
73
Bawaan Bayi
74
Kehamilan
75
Preklampsia
76
Melebur Dosa
77
Pentingnya Perhatian dari Suami
78
Arisan Princess
79
Sate Maranggi
80
Ikut Pengajian
81
Draft
82
Pengajian lagi
83
Lebih sabar lagi
84
Kuat Iman 1
85
Kuat Iman part 2
86
Yang benar selalu menang
87
Setia itu mahal
88
Permintaan maaf
89
Edukasi kehamilan
90
Emosi tidak stabil
91
Kejutan dari suami
92
Berbagi
93
Mertua yang baik
94
Draft
95
Rani
96
Masa lalu Kak Bayu
97
Kekecewaan Vilia
98
Perubahan Firna
99
Bab 99
100
Tentang Firna
101
Ternyata Firna....
102
Bab 102
103
Haris Melamar lagi
104
Kedatangan calon mertua
105
Usaha Haris
106
Kepedulian
107
Ibarat Ratu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!