Part 3

Sudah dua hari Mei Yin dan gadis-gadis itu disekap di dalam sebuah ruangan yang gelap, sumpek dengan udara dingin yang membuat mereka harus duduk berkelompok dan saling mendekatkan tubuh agar tidak kedinginan.

"Sepertinya, mereka akan menjual kita ke tempat itu," ucap salah seorang gadis dengan suara yang sedikit berbisik.

"Ke tempat apa, Kak? Apakah kita akan dijadikan budak?" tanya seorang di antara mereka dengan wajah yang terlihat sedih.

Gadis itu tidak menjawab. Diperhatikannya kembali gadis-gadis yang ada di depannya dan pandangannya langsung tertuju ke arah Mei Yin. "Hei, kamu. Kalau perkiraanku ini memang benar, sebaiknya kamu harus berhati-hati. Kamu adalah gadis yang paling cantik di antara kami dan kamu pasti akan dijual ke tempat itu," ucapnya pada Mei Yin.

Mei Yin menatapnya dengan heran. Dia tidak tahu maksud dari perkataan gadis itu. "Maksud Kakak, apa?" tanya Mei Yin ingin mencari tahu.

Belum lagi gadis itu menjawab pertanyaannya, tiba-tiba saja pintu ruangan terbuka. Terlihat, seorang wanita yang berpenampilan menor dengan tubuh yang sedikit gempal memasuki ruangan itu. Dengan berbekal obor di tangannya, dia mulai mendekati gadis-gadis itu satu persatu.

"Cepat! Kalian berdiri dan segera berbaris!" perintah wanita itu sambil menyuruh gadis-gadis itu berjejer di depannya. Diperhatikannya wajah mereka satu persatu dan dia mulai memilih dan membagi mereka menjadi dua kelompok.

"Jual mereka kembali untuk dijadikan budak," ucapnya pada seorang penjaga yang ada di ruangan itu.

Ada sekitar tujuh gadis yang kembali disekap dan merekalah yang akan dijual untuk dijadikan budak. Sementara Mei Yin dan delapan gadis lainnya berada di kelompok yang lain. Mereka lalu dipaksa keluar dari ruangan itu dan dibawa ke suatu tempat. Dengan tangan yang terikat dan mulut yang disumpal dengan kain membuat gadis-gadis itu tidak bisa berteriak ataupun melawan.

"Sebaiknya kalian jangan coba-coba untuk melawan kalau kalian tidak ingin mati," ancamnya dengan wajah yang menyeringai di depan mereka.

Dengan perasaan takut, kesembilan gadis itu hanya bisa menuruti perkataannya. Mereka tidak tahu mereka akan dibawa kemana.

Setelah menempuh perjalanan hampir setengah jam di dalam kereta, mereka akhirmya berhenti di belakang sebuah bangunan yang terlihat sangat luas dan mewah. Kesembilan gadis itu lantas dipaksa turun dan disuruh masuk ke dalam bangunan itu. Hari yang semakin larut membuat wanita dan para penjaga itu lebih leluasa melakukan aksinya.

Kesembilan gadis itu kini ditempatkan di sebuah ruangan yang cukup luas. Dengan cahaya lampu yang terang dan pemanas yang sudah disediakan di ruangan itu, membuat mereka tidak lagi merasa kedinginan.

Kesembilan gadis itu kemudian dipilih lagi. Ada enam gadis yang dipilih dan dipisahkan dari tiga gadis lainnya. Enam gadis yang dipilih itu sudah mencapai umur di atas lima belas tahun. Sedangkan Mei Yin bersama dengan dua gadis lainnya dan dialah yang paling termuda di antara mereka semua.

"Beri mereka makanan dan pakaian yang bagus. Mulai saat ini, kalian akan bekerja untukku dan jangan coba-coba ada yang melarikan diri, karena pengawal-pengawalku pasti akan membunuh kalian!" ancam wanita itu sambil menatap tajam ke arah gadis-gadis itu.

Bangunan yang mewah dan tidak pernah tutup itu adalah sebuah rumah bordil yang paling terkenal di negeri itu. Rumah bordil yang mempunyai julukan Rumah Bunga itu terkenal karena mempunyai wanita penghibur yang cantik-cantik dan bertalenta. Selain menjual tubuhnya, wanita penghibur di tempat itu juga mempunyai banyak keahlian seperti bersyair, memainkan alat musik, dan menari. Karena itu, mereka sering kedatangan tamu dari kalangan bangsawan dan pegawai pemerintahan.

Wanita gempal dan selalu berpenampilan menor itu adalah pemilik dari rumah bordil itu. Dia adalah wanita yang paling dihormati di sana. Tidak ada yang berani melawan perintahnya apalagi membangkang. Tidak ada yang bisa melarikan diri dari tempat itu kecuali sudah tidak bernyawa atau memiliki penyakit yang membuat mereka tidak bisa lagi melayani para tamu.

Dengan pendapatannya yang begitu besar dari hasil rumah bordilnya, dia bisa menyewa pengawal-pengawal untuk menjaga tempat itu sehingga wanita-wanita yang bekerja padanya tidak bisa melarikan diri.

Dan kini, Mei Yin telah terperangkap di rumah bordil itu. Walau masih kecil, tapi wajahnya sangat cantik. Kulit yang putih, rambut yang hitam, lurus serta panjang telah membuat Mei Yin menjadi calon primadona di tempat itu. Apalagi, dengan warna matanya yang biru, telah membuat wanita gempal itu bertekad untuk menjadikannya sebagai wanita penghibur yang paling mahal di tempat tersebut.

"Kamu harus awasi gadis bermata biru itu. Ajarkan dia sopan santun dan cara menjamu tamu," perintahnya kepada seorang wanita yang terlihat anggun dan cantik.

"Baiklah, Jiya," jawab wanita itu sambil menundukkan kepalanya.

Di dalam kamar, Mei Yin duduk seorang diri. Dia sudah tidak lagi bersama kedua gadis yang sedari awal bersamanya. Karena wajahnya yang cantik dengan mata biru yang terlihat memukau, membuat wanita yang dipanggil Jiya itu menempatkannya di ruangan tersendiri.

"Sebaiknya kamu segera bersiap-siap." Tiba-tiba saja wanita yang anggun dan cantik itu muncul dari balik pintu dan membuat Mei Yin terkejut.

Mei Yin terpaku menatap wanita itu. Dia tidak pernah melihat wanita secantik itu. Melihat Mei Yin yang terus memandanginya membuat wanita itu tersenyum. Ditatapnya wajah Mei Yin dengan seksama. Diperhatikannya mata Mei Yin yang sebiru lautan sambil senyum yang tersungging di sudut bibirnya.

"Kamu gadis yang sangat cantik. Kamu pasti akan menjadi wanita penghibur yang terkenal di tempat ini," ucap wanita itu pelan hingga membuat Mei Yin menjadi bingung.

Sejak hari itu, Mei Yin mulai diajari tentang sopan santun, cara menjamu tamu, menari, bersyair, bahkan cara berdandan agar terlihat cantik dan menarik di depan pelanggan. Mei Yin kecil yang tidak paham, hanya bisa mengikuti perintah wanita itu. Hingga lima tahun kemudian, dia mulai mengerti maksud dari semua pelajaran yang diberikan padanya.

"Hua Feng, apakah selama ini kamu mengajariku agar aku bisa menjadi wanita penghibur di tempat ini?" tanya Mei Yin pada wanita yang selama ini sudah bersamanya itu.

"Kenapa? Apakah kamu tidak ingin tinggal di tempat ini lagi?" tanya wanita yang dipanggil Hua Feng itu.

Mei Yin menatap wanita cantik itu yang sedang menuangkan arak di dalam gelas dan langsung saja diteguknya. "Jangan pernah berpikir untuk melarikan diri dari tempat ini," lanjutnya.

Hua Feng, wanita cantik dan anggun. Wanita yang menjadi primadona di Rumah Bunga. Wanita yang sering melayani para tamu dari kalangan bangsawan dan juga dari kalangan istana.

Lelaki mana di negeri ini yang tidak terpesona dengan kecantikan seorang Hua Feng. Saat dia berjalan menyusuri jalan-jalan kota, semua mata langsung mengarah padanya. Bukan hanya para lelaki, tapi para wanitapun akan terpesona dengan kecantikan wajahnya.

Hua Feng, dia dulu adalah seorang gadis desa biasa. Dia hanya anak yatim piatu yang ditinggal mati kedua orang tuanya karena perang. Perjalanan hidup seorang Hua Feng sangat menyedihkan. Di masa kecilnya, dia sempat menjadi pengemis dan sering diusir. Hingga suatu saat, dia melihat kemewahan di suatu bangunan yang membuatnya menjadi iri dan bangunan itu adalah Rumah Bunga.

Dengan bermodalkan wajah yang cantik, Hua Feng remaja mulai menekuni pekerjaan barunya sebagai wanita penghibur. Bukan saja karena kecantikan wajahnya, tapi juga karena bakat yang dimilikinya yang membuat tamu-tamu di tempat itu menyukainya.

Sejak saat itu, pamor Hua Feng mulai melejit dan membuatnya menjadi wanita penghibur termahal di negeri itu. Bahkan, dia sering diundang ke istana untuk menari.

Dan kini, semua pengetahuan yang dia miliki telah dia ajarkan kepada Mei Yin. Walau di dalam hatinya, dia tidak ingin gadis bermata biru itu bernasib sama dengannya, yaitu menjadi wanita penghibur.

Hampir lima tahun Mei Yin berada di rumah bordil itu. Dia diberi makanan dan pakaian yang bagus. Itu semua mereka lakukan agar dia betah berada di tempat itu karena bagi mereka, dia adalah aset yang sangat berharga.

"Sebaiknya kamu bersiap-siap. Aku akan mengajakmu ke istana," ucap Hua Feng pada Mei Yin.

"Tapi...."

"Cepatlah dan sebaiknya kamu memakai penutup wajah agar orang-orang tidak melihat wajahmu, biar mereka semakin penasaran denganmu," ucap Hua Feng yang kemudian pergi meninggalkannya.

Mei Yin segera melakukan apa yang diperintahkan oleh Hua Feng padanya. Sebenarnya, dia sangat ingin keluar dari tempat itu, karena hampir lima tahun dia hanya terkurung di rumah bordil itu.

Dengan memakai baju yang berwarna merah dan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai dengan hiasan tusuk konde berwarna emas, membuat Mei Yin terlihat sangat cantik, tapi semua kecantikannya itu harus dia sembunyikan di balik cadar berwarna hitam yang menutupi wajahnya.

Mei Yin telah berubah menjadi seorang gadis yang sangat cantik. Tak hanya cantik, tapi juga mempunyai bakat yang tak kalah dari Hua Feng, yaitu menari. Dan kini, mereka akan menuju istana karena Hua Feng telah diundang untuk menari di sana.

Setibanya di istana, kedua wanita cantik itu mulai memasuki halaman istana. Bukan hanya mereka berdua saja, tapi ada beberapa wanita yang juga diajak oleh Hua Feng.

Di balik cadarnya, Mei Yin begitu terkagum-kagum dengan lingkungan istana. Ditatapnya bangunan istana yang baginya sangan luar biasa. Mei Yin, gadis desa yang belum tersentuh dengan dunia luar perlahan mulai tertarik dengan kehidupan di dunia luar.

Di halaman istana, terlihat lampion yang menyala dengan aneka bentuk. Lampion warna-warni itu diatur dengan sedemikian rupa hingga membuat pemandangan di halaman istana terlihat sangat indah.

Di negeri tersebut, tidak ada penari yang bisa menari seindah Hua Feng. Karena itu, dia sering diundang ke istana untuk menari. Walau terkadang keputusan Raja untuk mengundang mereka sempat membuat beberapa menteri menentangnya, mengingat Hua Feng adalah seorang wanita penghibur.

Malam itu adalah malam ulang tahun salah satu dari selir Raja. Karena itu, Hua Feng diundang untuk menari. Di halaman istana sudah duduk semua pejabat kerajaan dan para bangsawan. Perlahan, pandangan Mei Yin tertuju pada seseorang yang sedang duduk dengan gagahnya. Di sebelah orang itu, duduk seorang wanita yang terlihat sangat cantik. Pandangannya tidak berpindah dari sosok itu. Hingga akhirnya, dia benar-benar yakin kalau dia mengenali sosok yang kini menjadi perhatiannya.

Terpopuler

Comments

Triiyyaazz Ajuach

Triiyyaazz Ajuach

pasti itu jenderal chang yi

2020-06-29

1

Sisilia Jho

Sisilia Jho

jendral Cang Yi..

2020-05-03

3

Afifah Fifah

Afifah Fifah

aku suka ceritanya

2020-04-18

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!