Chapter 3

Di dalam kelas IPS 2, hanya ada satu siswi yang asik membaca sebuah novel. Namun, ketentramannya terganggu oleh biang kerok yang bernama Pangeran.

"Sya."

Pangeran menoel pipi Syanza mencuri perhatian gadis itu, kemudian menarik kursi untuk duduk di sebelah Syanza.

"Syanza," ulangnya tapi tidak mendapat respon.

"Syanza Axella!" sorai Pangeran tersulut emosi.

Gadis itu berdeham biasa saja. "Hm?" Syanza hanya menaikkan alisnya tanpa melihat sang empu. Dirinya masih bisa menahan dengan teriakan Pangeran yang menguji kesabarannya.

Pangeran menatap datar sang kekasih. Ia mendesah tidak suka dan merobek kertas kosong yang ada di hadapannya. "Tch. Lo budek apa gimana sih, gue panggil gak nyahut," jengah Pangeran sembari bersandar di pundak Syanza.

Respons tubuh Syanza menegang sebentar. Namun, tampang gadis itu seolah tidak terjadi apa-apa.

"Gak penting 'kan?" Syanza tidak tertarik dengan apa yang mau dikatakan lelaki itu. Karena semuanya hanya omong kosong yang mengundang emosinya saja.

Sudah biasa, pikirnya. Pangeran hanya merasuk karena tidak mendapat mangsa yang bisa lelaki itu kerjai, berujung pada Syanza yang kena.

Hidung mancung Pangeran menyelinap ke bawah telinga Syanza. "Penting. Banget malah," ucapnya dengan nada berat dan juga meresahkan hati kamu hawa yang mendengarnya, terkecuali Syanza.

Tak

Syanza menutup novelnya dan menaruhnya di atas meja.

"Ck. Yaudah apaan?" sarkas Syanza seraya menyingkirkan kepala Pangeran yang asik mengendus-endus area leher dan bahunya.

Dengan berat hati, Pangeran menjauhkan wajahnya, lalu mendekat pada paras Syanza. Seringai tipis terbit di sudut bibirnya. "Cie kepo," ucap Pangeran. Matanya memerhatikan bibir ranum milik kekasihnya.

Syanza menatap datar cowok itu. Tangannya seperti akan mencolok mata Pangeran. "Pangeran kodok. Mati aja lo."

"Doa lo jelek. Panjang umur gitu, belum juga kita bikin anak," ngawur Pangeran membuat Syanza melototkan matanya.

"Otak sengklek!" seru Syanza menabok lengan Pangeran.

"Bener, sayang.Gue mau punya anak 3 aja, lebih dari cukup, gimana?" tawar Pangeran. Mata lelahnya melihat sebuah permen gagang di saku baju Syanza. Dengan gesit, Pangeran mengambilnya dan tanpa merasa bersalah, ia membuka permen yang nganggur milik Syanza.

Gadis itu terbelalak.

PLAK

"Cabul lo, ya!" jerit Syanza merampok tangan Pangeran.

"Cabul apa sih sayang? Gak gue tekan juga," ucap Pangeran vulgar. "Nanti juga lo bakal kawin sama gue," sambungnya bangga dan penuh percaya diri.

Syanza berdecak. "Yang mau kawin sama lo siapa?"

"Lo."

"Dih, ogah ah," tolak Syanza mengedikkan bahunya.

"Gue paksa," cetus Pangeran.

"Plis deh, jan ngomongin gitu."

"Takut?" Kekeh Pangeran bertanya.

"Enggak, siapa juga." Syanza menegapkan tubunya. "Cuma bukan ranah kita sebagai anak sekolah ngomongin hal kek begitu," jelasnya.

"Halah, persetan anak sekolah. Di luar sana banyak yang melendung pas masih pelajar," sungut Pangeran.

Tidak jarang anak sekolah seperti mereka bahkan di bawah mereka yang sudah terhasut hawa nafsu untuk melakukan hubungan macam suami istri. Ujungnya berakhir menyesal dan merugikan masa depan anak.

"Ya itu 'kan mereka. Kalau gue sih enggak ya," sangkal Syanza. Enak saja, mana mau dirinya seperti itu. Amit-amit, pikir Syanza.

"Tapi gue mau, gimana dong?" Sosor Pangeran melihat dekat Syanza ditambah tatapan penggodanya.

Gadis itu terlonjak dan mendorong paras Pangeran yang tidak sopan itu.

"ALASTAR!"

"Ha ha ha!" Tawa itu terdengar keras. "Bercanda astaga. Tapi, kalau gue khilaf maafin, ya," kekeh Pangeran mengacak-acak rambut Syanza.

"PERGI GAK LO!" Usir Syanza sembari menggeprak meja.

"Teriak mulu, batuk tahu rasa," dumel Pangeran menggigit permennya.

"GUE BILANG PERGI-UHUK...!"

Sepertinya ucapan Pangeran selalu menjadi doa untuk Syanza. Bukan sekali dua kali, tapi sering.

"Gue bilang juga apa, kualat sih."

"Aaaa tenggorokan gue," keluh Syanza memegang tenggorokannya.

Pangeran membuka botol minum milik Syanza dan menyerahkannya pada sang kekasih.

"Makanya bicara santai aja bukan malah tantrum gak jelas," ujar Pangeran menyentuh leher Syanza.

"Diem!" Tepis Syanza pada tangan nakal itu. "Ini semua gara-gara lo yang mancing darah gue naik," lanjutnya menatap nyalang cowok itu.

Pangeran menatap nanar tangannya. "Nyalahin orang lagi. Dasar betina."

•••

Pulang sekolah telah tiba. Di mana para siswa/i berhamburan keluar dari dalam kelas. Sebagian dari mereka menuju parkiran, sebagiannya lagi menunggu jemputan, dan sisanya menunggu angkutan umum atau pun ojek.

Syanza yang biasanya di jemput, kini tengah berkutik dengan ponselnya untuk menghubungi supir yang bekerja di keluarganya.

"Tumben banget Mang Joko telat," gumamnya sembari memerhatikan siswa lain sudah pada dijemput.

Saking bosannya menunggu, Syanza pun larut dalam lamunannya tanpa menyadari seseorang dibelakanhnya yang hendak akan mengejutkannya.

"DOR!"

"ANAK AYAM!" Syanza menoleh pada sang pelaku. "Anak anjing lo," sergahnya setelah mengetahui siapa orang itu.

"Selow bu bos. Nyegak mulu kayak si bos," balas Arjuna terkekeh.

"Ya lu ngagetin, Junaedi!"

"Heh. Penggantian nama ilegal itu. Nama gue Arjuna sang penguasa-"

"Arrgh ssttt shttt! Be quiet. Ngapain lo di sini? Mana motor lo?" cerocos Syanza.

"Ciee nanyain, kiw kiw."

Arjuna ini memang agak aneh orangnya. Benar kata orang lain juga, kalau Arjuna itu sebelas dua belas sama Pangeran. Tapi si inisial A ini lebih meresahkan. Hobinya saja bikin orang salah paham, kalau orang yang berhadapan dengan Arjuna dan memiliki darah rendah bisa tinggi lagi tuh darahnya.

"Gue serius, Arjuna abal-abal," sebal Syanza. Jengah sudah rasanya, bersama Pangeran saja sudah membuatnya mengelus dada, apalagi berhadapan semua anak-anaknya.

"Ada, cuma gue mau ngomong dulu sama lo," ucap Arjuna.

"Apa?"

"Gini, malem ini lo free gak?" Tanya lelaki itu.

"Free aja gue mah. Napa?" Tumben sekali laki satu ini menanyakan waktu senggangnya.

"Ikut gue yuk," ajaknya ambigu.

"Dih ogah. Ngapain juga, mending turu." Ikut kemana dan mau apa? Pikir Syanza.

"Aelah, Sya. Nolep amat hidup lo."

"Seterah gue lah. Males gue keluar malem-malem," jengah Syanza. Salahkah jika hidupnya lebih banyak di rumah? Bukannya bagus, ya.

"Malesnya?"

Syanza memutar bola matanya malas.

"Ya jarang ada yang ngajak juga. Dan buat apa? Malam tuh dipake istirahat tidur, bukan kelayapan kayak burung hantu."

"Duh nih bu bos. Pokoknya gue jemput lo, kita ke suatu tempat di mana si bos mau balapan," kekeh Arjuna tetap memaksa pacar dari ketua Savero itu.

"Gak mau. Suka suka dialah mau balapan versi kayang atau jungkir balik juga."

"Kalau balapannya rebutin cewek?"

Syanza menatap sinis Arjuna. Maksud pertanyaan manusia satu ini apa? Ingin melihat dirinya merasa cemburukah?

"Ya-ya terus? Yaudah, gue harus apa emangnya?" Balas Syanza sedikit jengkel.

Arjuna mengusap dagunya, menatap penuh curiga.

"Hmm mencurigakan," ucapnya.

"Bacot. Dah sana pulang pulang!" Usir Syanza tidak betah diganggu oleh Arjuna.

"Pokoknya gue jemput, harus, wajib ikut. Bye!" Setelah itu, Arjuna beranjak pergi dan melambaikan tangannya.

Syanza dibuat jengkel oleh kawan Pangeran itu. "Juned, kampret emang."

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Mending kamu pergi Za..Kan Pengeran pasti gak ngangka kalo kamu akan pergi dengan Arjuna,Nah pasti akan lihat Pangeran sama cewek lain,Nah di situ kamu akan jadiin alasan buat putusin Pangeran..

2025-06-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

PACARAN apaan tuh adu bacot mulu..gak ada romantis2 nya..Kelihatan banget Syanza Terpaksa pacaran..

2025-06-22

0

lihat semua
Episodes
1 Chapter 1
2 Chapter 2
3 Chapter 3
4 Chapter 4
5 Chapter 5
6 Chapter 6
7 Chapter 7
8 Chapter 8
9 Chapter 9
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Awal Pangeran menembak Syanza
54 Perasaan yang tak pernah berubah
55 Cerita Untukmu?
56 Patah hati Jarrel
57 Pesimis
58 Secercah asa
59 Lebih dari itu
60 Manis tipis-tipis (ZerEa)
61 ZerEa 2
62 Meira?
63 Surat Palsu
64 Terpancing
65 Akses
66 Jejak yang memudar
67 Lagi dan lagi
68 Terjebak rencana sendiri
69 Peninggalan
70 Station!
71 Pandu?!
72 Taman saksi manisnya AlaSya
73 Sebuah jawaban
74 Personel baru
75 Bayangan hari pembersihan
76 Duel
77 Pembersihan
78 Semakin rumit
79 Kota yang hidup
80 Titik tengah
81 Dalam diam yang menusuk
82 Langkah menuju cahaya
83 Suara yang tak didengar
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Chapter 1
2
Chapter 2
3
Chapter 3
4
Chapter 4
5
Chapter 5
6
Chapter 6
7
Chapter 7
8
Chapter 8
9
Chapter 9
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Awal Pangeran menembak Syanza
54
Perasaan yang tak pernah berubah
55
Cerita Untukmu?
56
Patah hati Jarrel
57
Pesimis
58
Secercah asa
59
Lebih dari itu
60
Manis tipis-tipis (ZerEa)
61
ZerEa 2
62
Meira?
63
Surat Palsu
64
Terpancing
65
Akses
66
Jejak yang memudar
67
Lagi dan lagi
68
Terjebak rencana sendiri
69
Peninggalan
70
Station!
71
Pandu?!
72
Taman saksi manisnya AlaSya
73
Sebuah jawaban
74
Personel baru
75
Bayangan hari pembersihan
76
Duel
77
Pembersihan
78
Semakin rumit
79
Kota yang hidup
80
Titik tengah
81
Dalam diam yang menusuk
82
Langkah menuju cahaya
83
Suara yang tak didengar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!