episode 3

“aku pulang….” Teriak mila membuka pintu rumahnya

“dari mana aja kamu nak?” sambut lelaki berusia 30 tahun bertubuh kurus, pak maman ayah mila

“mila tadi ada kegiatan di sekolah pa jadi pulang telat” ucap mila menjelaskan

“hmmm… kegiatan sekolahmu beda sama linda ya” tanya pak maman

“iya kebetulan kegiatan kita beda jadi dia pulang duluan” jawab mila sembari menanggalkan sepatunya

“hmmm… ya sudah sana kamu ganti baju terus makan”

“iya pa, adit dimana pa?” tanya mila menatap bapaknya

“adit katanya juga pulang telat kemarin udah ijin sama bapak”

“ngapain lagi tuh bocah udah dua hari pulang telat terus”

“mungkin di sekolahnya juga lagi ada kegiatan sama kaya kamu, udah gih sana ganti baju” ucap pak maman melihat mila

“iya pa, mila ke kamar dulu” sembari berjalan meninggalkan pak maman di ruang tamu

Di dalam kamar, mila mencari ponselnya,

“kirim pesan ke linda dulu kali ya” ucap mila berbicara pada dirinya sendiri

“woy lin lagi ngapa lu” ucap mila didalam pesan

Mila melemparkan ponselnya ke atas kasur, ia mulai menanggalkan pakaiannya, mengganti dengan yang baru, sembari menunggu jawaban pesan dari linda sahabatnya

“aish lama amat deh nih anak bales pesan gua” gerutu mila melihat ponselnya

“ah bodo amat lah” ucap mila kesal sembari meninggalkan ponselnya

Mila berjalan ke luar kamarnya menuju dapur bersiap untuk makan,

“aku pulang…” terdengar teriakan dari arah ruang tamu

Terlihat cowok bertubuh tinggi, berkulit putih, dengan warna mata coklat kehitaman, berdiri di sana, adit adik mila

“darimana aja lu” ucap mila menyambut adiknya

“bukan urusan lo” jawab adit cuek

Mila mendekatkan dirinya ke wajah adit “ gua tanya lu darimana?” ucapnya lagi

“apa sih urusan lo sama gua”

“urusan gua ya ada, lu adik gua, gua perlu tau apa yang lu lakuin selama dua hari ini” ucapnya menatap wajah adiknya

“arghhh, cerewet banget sih jadi orang, gua dari sekolah kenapa” jawab adit mulai kesal

“bohong!!!...” bentak mila

“boong apaan deh, dah minggir-minggir gua mau lewat” ucap adit mengusir mila dengan tangannya

Plak…. Mila menampar adiknya yang berlaku tak sopan padanya, kegaduhan mereka berdua mengundang pak maman yang berada di kamarnya keluar

“ada apa ini” tanya pak maman

“tau nih kakak nampar adit pa” jawab adit menjelaskan

“gua tanya lu dari mana, lu boong kalo dari sekolah, mulut lu bau rokok, lu gak bisa bohongin gua” teriak mila

Pak maman mendekati adit, di tatapnya wajahnya, tangannya menyentuh pundak putranya yang tertunduk

“benar nak? Apa yang di katakana kakakmu?”

Adit diam, di angkatnya wajahnya dengan perlahan menatap lelaki paruh baya di depannya sekilas, adit pun berlari meninggalkan bapak dan kakanya di ruang tamu

“woy adit, jawab dulu pertanyaan bapak” teriak mila

“udah-udah biarin aja, dia udah gede, biarin dia sendiri” ucap pak maman menenangkan putrinya

“aish gak bisa kaya gitu dong pa, dia salah udah gak sopan sama bapak”

“gapapa, kita tanya kalo dia udah tenang”

Mila menghela nafasnya dengan panjang, mengajak bapaknya untuk makan bersama, membiarkan adit di kamarnya sendiri

Suasana meja makan sederhana rumah mila begitu kontras dengan cahaya lampu yang tak begitu terang, sudah hampir 1 tahun suasana meja makan itu tampak begitu dingin tanpa kehadiran sesosok wanita yang senyumnya bersahabat, yang begitu penuh kasih sayang dan selalu menghadirkan suasana hangat itu

Seorang wanita yang mereka panggil ibu, terahir kali mila bertemu dengan ibunya adalah ketika ia berusia 17 tahun,dengan langkah terburu-buru ibu mila meninggalkan rumah kecil itu tanpa berpamitan padanya

Mila pernah berfikir ibunya sudah lelah hidup menjadi orang miskin mengurusi dua anak yang mulai beranjak dewasa, dengan segala tuntutan kehidupan yang berat, sejak saat itu sikap mila perlahan menjadi berubah, dari yang sangat ceria menjadi dingin tanpa senyum menghiasi bibirnya

Walau begitu mila sangat menyayangi adik dan bapaknya,namun ia bingung dengan kelakuan adiknya hari ini, tak biasanya adit berlaku tak sopan padanya dan bapaknya

“Pasti ada yang tidak beres dengan adiknya saat ini, bagaimana pun dia harus menanyakan akan sikapnya hari ini pada adiknya”, pikirnya yang telah selesai makan

Tok…tok…tok

“dek, dek ini kakak” ucap mila dengan lembut, sunyi, tak ada jawaban dari kamar adiknya

“dek.. maafin kakak”

Ceklek… pintu terbuka, mata adit merah seperti habis menangis

“maafin kakak ya tadi udah kasar” ucap mila memeluk adit

Adit diam, matanya berkaca-kaca, dia merasa bersalah pada kakaknya,

“adit juga minta maaf kak, udah gak sopan sama kakak” adit mulai terisak

“iya iya gapapa, kamu jangan kaya gitu lagi ya, kalo ada apa-apa omongin sama kakak dan bapak ya” tangan mila mengelus-elus punggung adiknya

Adit mengangguk, mengiyakan ucapan kakaknya, hatinya merasa tersentuh dengan apa yang di perbuatnya selama dua hari ini,suasana rumah kecil itu perlahan mulai tenang dan hangat

Sementara itu,

Deru mobil angelo telah memasuki perumahan elit di jalan garuda, mobilnya berhenti tepat di depan pagar besi berwarna ke emasan, seorang satpam yang melihat lampu sorot dari mobil angelo berlari membukakan pagar

Srett….. ceklek angelo memarkirkan mobilnya di bagasi samping rumahnya, mukanya berseri-seri bagai mendapat hadiah istimewa, ia berjalan sambil bersenandung

“girang amat lu kesambet apaan” ucap seorang cowok tampan mengenakan kacamata lengkap dengan buku komik di tangannya, mahasiswa tingkat dua universitas ternama di jakarta, dimas kakak angelo, dia duduk di sofa tak jauh dari pintu

“ck, mau tau aja lu bang, kapan balik?” tanya angelo berjalan mendekat ke arah abangnya

“ tadi jam 4 sore, dari mana aja lu jam segini baru pulang?” dimas memandang adiknya yang perlahan menjatuhkan dirinya ke atas sofa

“aishh nyamannya, eh bang bagi cemilan dong”

“nih bocah di tanya darimana malah minta cemilan, budeg yah” dimas memukul kepala angelo dengan komik di tangannya

“ishhh, sakit tau bang, mau tau banget yah sama urusan gua” ucap angelo mengelus-elus kepalanya

“halah preman ko di pukul pake buku komik segede upil bilang sakit, ck” dimas meledek angelo

“lah emang sakit, sini gantian”

“enak aja, minggir sana, btw dari mana lu girang banget” dimas menutupi wajahnya dengan tangan

“dari rumah temen, eh bang ayah sama bunda di mana?”

“halah temen apa temen, eh ayah udah nungguin lo tuh di ruang baca siap-siap aja lu di gampar.hahaha” ledek dimas

“ck, punya abang ko waras banget si yak nasib-nasib, kalo bunda dimana?” ucap angelo menggeleng-gelengkan kepala

“ihh sembarangan aja lu ngomongnya,bunda ada di dapur lagi bantuin si mbok nyiapin makan, udah sana samperin ayah?”

“iya iya deh gua samperin nih” ucap angelo bangkit dari duduknya

“eh adek abang yang paling ganteng” ledek dimas

“paan lagi bang”

“jangan lupa bawa payung, kalo lu di gampar bisa ngumpet tuh di belakang payung. Hahaha” dimas tertawa lepas menjahili adiknya

“kampret lu ya bang” angelo melemparkan bantal di sofa ke wajah kakaknya, berlari meninggalkan kakaknya yang bersiap melemparkan bantal kepadanya

Kakinya berjalan menaiki tangga rumahnya menuju ruang baca, ada perasaan sedikit takut di hati angelo, meskipun tampilannya bad boy tapi kalau di rumah dia akan berubah jadi anak yang baik sedikit manja jika sudah berurusan dengan bundanya

Tok…tok…tok..

“ini angelo pah” ucap angelo dengan posisi tangan menyentuh pintu

“masuk gak di kunci” terdengar suara dari balik pintu

“habis sudah, apa bawa payung aja ya seperti saran abang” gumam angelo

Ceklek… pintu terbuka, terlihat seorang lelaki berjanggut, dengan rambut yang sudah mulai beruban lengkap dengan kaca mata berlensa, sedang duduk membaca buku,pak William kepala sekolah SMA venus sekaligus ayah angelo

“darimana aja kamu jam segini baru pulang” tanya pak William

“engg… dari rumah temen pa” jawab angelo

“jam segini baru pulang dari rumah temen, ngapain aja di sana?” kini pak William menatap tajam ke arah putranya

“ngerjain tugas pa” jawab angelo beralasan

“mana mungkin anak seperti kamu ngerjain tugas, berangkat sekolah aja udah syukur, emang dikira papamu bisa di bodohin sama kamu” ucap ayah angelo menatap lekat-lekat putranya yang tertunduk

“angelo tau angelo anak bandel suka bolos, tapi angelo beneran ngerjain tugas di rumah dani”

“baik papa telepon dani sekarang”

“duh mampus, ni mulut napa dah cari alasannya gak mutu banget” ucap angelo dalam hati

Pak William mengambil ponselnya, tut….tut…tut…

“hallo” ucap pak William

“hallo om selamat malam, ada apa yah?” tanya suara di ujung telepon

“apa benar tadi angelo ngerjain tugas di rumahmu”

“eum, iya om tadi angelo disini sama aku” jawab dani

“oh ya sudah kalo gitu, terimakasih “ tut, pak William mematikan teleponnya

“aduh mampus,mampus ngomong apaan dah tuh anak” mulut angga komat kamit tertunduk, pak William melihat ke arah putranya

“hmmm… ya sudah kali ini papa maafin kamu” pak William membuka kacamatanya

“yes, untung dah tuh anak lagi baik” ucap angelo dalam hati, wajahnya sangat senang

“ya udah sana mandi, terus makan, papa tunggu di meja makan”

“iya siap papa” angelo nyengir

Dengan cepat melangkahkan kakinya keluar dari ruang baca, kalo gak cepet-cepet keluar takut ayahnya berubah pikiran, berlari menuruni tangga, tampak kakaknya masih duduk di sofa seperti menunggu melihat ekspresinya, mendengar langkah kaki gaduh kakanya menengok ke arahnya

“gimana rasanya di gampar” ledek dimas

“hahaha mana mungkin ayah berani gampar angelo” angelo tertawa lepas

“gua aduin loh ke ayah”

“sialan lu bang, dah ah gua mau mandi, lu di suruh nunggu ayah di meja makan” ucap angelo meninggalkan kakaknya menuju ke arah kamarnya

Angelo membuka pintu kamarnya, sesuatu terbang ke arah dirinya

“arghhhhh….” Teriak angelo

“apaan dah tuh bocah” dimas berlari menghampiri angelo

“apaan, berisik amat” ucap dimas berdiri di samping angelo

“bantuin gua bang sumpah” angelo menarik dimas ke depan

“paan sih nih anak, emang ada apaan” dimas berjalan masuk ke dalam kamar,seekor kecoa tergeletak dengan posisi terbalik

“eh elah cuma kecoa aja hebohnya udah kaya liat hantu, gak malu sama posisi ketua preman lu” ledek dimas, sambil mengambil kecoa itu

“paan sih bang gua bukannya takut, tapi geli sumpah,mending liat hantu deh gua daripada ketemu tuh hewan, dah cepet buang” perintah angelo berjalan mundur

“iya, iya gua buang” dimas berjalan meninggalkan angelo yang bergidig melihat kakaknya memegang kecoa

Dengan segera angelo bergegas mandi, di lanjutkan dengan makan bersama keluarganya.

setelah selesai makan malam angelo masuk kembali ke kamarnya, menghempaskan tubuhnya ke atas kasur

"sungguh, nikmat mana lagi yang kau dustakan" gumam angelo menatap langit-langit kamarnya, tergambar jelas wajah cantik mila di sana

"aish bego, gua udah gila kali ya, bisa-bisanya wajah tu anak nongol di sana" angelo menutup wajahnya dengan satu tangannya

yang jelas angelo telah jatuh cinta pada mila, sikapnya yang cuek, dingin menjadi magnet tersendiri bagi angelo

di posisi yang sama,

mila berbaring sambil menatap langit-langit kamarnya, lampunya yang redup sangat menyejukan pandangan matanya

tergambar wajah angelo yang tampan di sana, bahkan sampai adegan ciuman yang di lakukan angelo pun ikut tergambar di sana bagaikan melihat rekaman dirinya sendiri

plak...plak...plak mila menepuk-nepuk pipinya sendiri

"aish kenapa sih sama gua, bisa-bisanya mikirin si preman, ayo sadar mila, kamu gak boleh masuk jebakannya" ucap mila pada dirinya sendiri

terdengar lagu asing dari arah ponselnya, tut

"woy mila diem-diem bae, masih hidup kan lu" teriak suara dari ujung telepon

"aishh, sembarangan aja lu ngomongnya, lu mau gua mati? kalo gua mati pasti lo orang pertama yang gua temenin tidur" ledek mila

"ish sialan lu mil" gerutu linda

"orang lu sendiri yang godain gua."

"yaya deh gua salah sorry kalo gitu, btw gua udah bales pesan lu, lu gak bales-bales"

"hah apa lu bales pesan gua? masa, ko gua gak tau"

"lu tidur yah, liat dulu baru ngomong"

"hehehe iya sorry, lagian lu balesnya lama banget gua sampe lumutan nunggunya"

"sorry sorry deh gua sibuk tadi jadi gak bisa bales cepet-cepet"

"halah alesan, sibuk lo paling tidur atau kalo gak ngupil paling'" ledek mila

"bener-bener lu ya mil kalo ngomong, suka bener aja deh" jawab linda tertawa

"eh, eh btw lu ada apaan telepon gua" tanya mila pada sahabatnya

"heh mil lu tau gak cowok ganteng di kelasnya angelo selain angelo sama dani?"

"eheh, kenapa emang?"

"gua lupa bilang sama lu tadi siang, dia minta nomor hp lu, kasih kagak"

"aish gak usah lah, buat lu aja sana"

"beneran nih mil lu kasih dia cuma-cuma ke gua"

"ya bener lah buat lu aja, lagian hidup gua udah cukup susah dengan datangnya si preman, gua gak mau nambah-nambah lagi" gerutu mila kesal

"emang kenapa sama si angelo" tanya linda menyelidik

"dia nembak gua masa"

"terus, terus lo terima gak"

"ish nih anak seneng amat dah dengernya, gua gak kasih jawaban sama tuh anak, tapi dia maksa gua gimana dong"

"ya udah si jalanin aja dulu, kamu ikutin alurnya dia aja" linda dengan tenang memberi saran

"lu ngomong mah gampang,coba sini lu jadi gua rasain sendiri"

"iya iya gua tau lo sebel sama tuh anak, tapi kalo lo ngehindar juga lu yang susah sendiri kan"

"iya iya, ya udah deh makasih loh saran lu gua gunain deh, ya udah buru tidur dah malem banget"

"ya udah sampai besok ya" tut linda mematikan teleponnya

mila memposisikan dirinya untuk segera tidur dengan tenang dan nyaman, matanya terpejam perlahan

Terpopuler

Comments

Almaziyah Jamal

Almaziyah Jamal

semangat thor

2020-03-20

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!