Kejutan Saat Hari Lamaran

Dania nampak sudah berdandan dengan sangat sempurna, ia tentu saja ingin menarik perhatian para tamu undangan yang datang di acara lamaran Nancy. Marita sendiri sejak tadi selalu memuji penampilan Dania yang sangat cantik dan Marita mengatakan kalau Dania pasti akan menjadi pusat perhatian mengalahkan Nancy di acara lamaran itu.

"Mama ini bisa saja memujinya."

"Mama ini jujur mengatakannya, kamu memang cantik sekali dengan pakaian ini."

Dania kemudian segera pamit pada sang mama karena acara lamaran Nancy akan segera dimulai dan ia tak ingin terlambat untuk datang. Dania gegas menuju lokasi acara lamaran yang berada di rumah keluarga Hanggono dengan menumpang taksi online. Tak butuh waktu yang lama sampai wanita itu tiba di depan rumah mewah nan megah yang sudah disulap dengan adanya tenda dan meja panjang penuh hidangan dalam menjamu para tamu dari keluarga calon mempelai pria. Dania dengan langkah percaya diri masuk ke dalam rumah besar itu dan menemukan Hanggono yang sudah mengenakan jas berwarna hitam.

"Kamu cantik sekali dengan pakaian ini," puji pria tua itu.

"Kamu bisa saja."

Dania kemudian menanyakan di mana Nancy dan Hanggono mengatakan bahwa Nancy saat ini tengah dirias di dalam kamarnya dan paling sebentar lagi ia akan selesai.

"Kalau begitu, aku izin menemuinya dulu."

"Baiklah, aku akan menunggu di sini."

Dania mengecup pipi Hanggono sekilas sebelum wanita itu menuju kamar Nancy yang ada di lantai dua rumah mewah itu. Di sana nampak make up artis baru saja keluar dari kamar Nancy yang mana pasti Nancy sudah selesai dirias. Dania mengetuk pintu kamar terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar Nancy.

"Kamu cantik sekali."

"Terima kasih pujiannya."

Nancy sama sekali tak memuji Dania balik dan ia malah sibuk dengan ponselnya dan tak mau membuka percakapan dengan Dania.

"Jujur saja aku penasaran dengan siapa pria yang akan melamar kamu."

"Kalau memang kamu penasaran maka tunggu saja sebentar lagi, aku yakin kamu akan kenal siapa dia."

****

Sementara itu Putra dan rombongan keluarganya tiba di depan rumah mewah dan besar milik keluarga Hanggono, kemarin Putra tiba-tiba meminta keluarganya datang ke Jakarta karena ia bilang hendak melamar seorang wanita dan butuh keluarganya untuk ikut serta mendampinginya. Tentu saja semua keluarga Putra terkejut karena belum lama Putra bercerai justru hendak menikah lagi.

"Kamu yakin ini rumahnya?" tanya Suherti pada Putra.

"Iya Bu, ini rumah calon istriku," jawab Putra.

"Calon istri Mas ini orang kaya, ya?" tanya Kelly sang adik.

"Kamu bisa lihat sendiri kan rumahnya begini."

"Ayah nggak nyangka kamu bakal mau cepat melepas masa lajang setelah bercerai," ujar Mustafa.

Putra tak menanggapi apa yang dikatakan oleh sang ayah barusan namun ia memberikan senyum. Mereka berjalan masuk ke dalam pekarangan rumah yang mana di sana disambut oleh Hanggono dan keluarga besarnya yang sudah datang.

"Selamat datang di rumah kami, silakan duduk."

Hanggono dengan sopan mempersilakan rombongan keluarga Putra untuk duduk di kursi yang disediakan. Putra sendiri bisa melihat Dania duduk di kursi bersama keluarga Hanggono terkejut melihat dirinya yang datang ke sini untuk melamar Nancy, Putra melemparkan seringai pada mantan istrinya. Dania nampak tak percaya dengan apa yang ia lihat saat ini, apakah mantan suaminya ini adalah calon suami dari Nancy?

****

Dania berbisik menanyakan pada Hanggono maksud dan tujuan Putra datang ke rumah ini dan Hanggono mengatakan bahwa Putra adalah calon suami Nancy.

"Apa? Nancy akan menikah sama Putra?"

"Kenapa? Kamu gak suka?"

"Gak, buat apa aku gak suka. Baguslah kalau Nancy sudah menemukan tambatan hatinya. Kan selama ini kamu selalu mengeluh Nancy yang selalu menolak dijodohkan dan sekarang dia sudah menemukan pria yang ia yakin bisa menjadi suaminya."

Walau Dania mengatakan hal itu dengan manis di depan Hanggono namun di dalam hatinya, ia terbakar bukan main. Bagaimana mungkin Putra yang menjadi mantan suaminya kini malah akan menjadi suami dari Nancy? Tak lama kemudian Nancy datang dan duduk di kursi yang bersebelahan dengan Hanggono dan acara lamaran dimulai hingga akhirnya lamaran diterima dan kedua keluarga mulai berdiskusi kapan waktu yang tepat untuk menyelenggarakan pernikahan keduanya.

"Kalau dari kamu Nancy apakah kamu bersedia menikah dengan tanggal yang sudah diberikan oleh calon suamimu?" tanya Hanggono.

"Aku setuju Pa, lebih cepat lebih baik supaya tidak timbul fitnah," jawab Nancy.

Maka hari pernikahan Putra dan Nancy akan digelar dua minggu lagi dan kemudian acara makan-makan berlangsung. Dania masih saja memerhatikan Putra dan keluarganya yang kini tengah mengobrol bersama Nancy.

****

Nancy menyapa calon mertuanya dengan ramah, wanita itu walau berasal dari keluarga kaya raya namun selalu sopan dalam memerlakukan tamu apalagi tamunya ini adalah calon mertuanya.

"Ini adalah keluarga intiku," ujar Putra memperkenalkan keluarganya pada Nancy.

"Senang bisa bertemu kalian, maaf saya belum sempat datang berkunjung ke rumah dan malah bertemu di acara lamaran begini."

"Tidak masalah kok, tapi kalau boleh saya tahu kapan kalian mulai berhubungan? Kamu tahu kan kalau anak saya ini duda?" tanya Mustafa.

"Oh kami mulai berhubungan belum lama ini, lebih tepatnya saat Putra sedang ada masalah sama rumah tangganya dengan mantan istrinya. Dia sudah menceritakan semua keluh kesah mengenai mantan istrinya pada saya. Saya dengar mantan istri Putra itu adalah wanita yang matre dan suka playing victim, ya?"

Dania yang secara tak sengaja mendengar ucapan Nancy itu sontak merasa geram namun ia berusaha mengendalikan diri supaya tidak mempermalukan dirinya sendiri di pesta ini.

"Oh itu benar, mantan istri Putra itu suka sekali playing victim seolah-olah dia itu yang paling teraniaya. Hobinya menghamburkan uang gaji Putra dan dia membatasi komunikasi kami dengan anak sendiri," keluh Suherti.

Dania tak tahan lagi dan memilih pergi menjauh dari Nancy dan keluarga Putra.

****

Keluarga Putra sudah pamit semua namun Nancy meminta Putra tinggal lebih lama sebentar karena ada yang mau ia bicarakan dengan calon suaminya. Untung saja keluarga Putra tak menolak dan mengizinkan Nancy menahan Putra di sana untuk sementara waktu. Keluarga dari pihak Hanggono sendiri juga sudah bubar dan rumah ini sudah sepi dan hanya beberapa orang petugas catering nampak berlalu lalang merapihkan beberapa piring dan alat. Dania masih ada di sana dan sengaja ia menunjukan kemesraan dengan Hanggono di depan Putra dan Nancy.

"Jadi rupanya kamu calon suami Nancy?" ejek Dania.

"Kenapa memangnya kalau saya akan menjadi suami Nancy? Kamu cemburu?" balas Putra.

"Cemburu untuk apa? Aku sudah punya calon suami juga, dia baik dan lembut serta perhatian nggak seperti kamu yang suka KDRT dan keluarga kamu suka menindas."

Nancy hanya tersenyum mendengar ucapan Dania barusan.

"Aku peringatkan Nancy, jangan sampai kamu menyesal karena memilih pria gak berguna ini menjadi suamimu."

"Aku gak akan pernah menyesal karena aku mencintainya, bukan begitu sayang?" ujar Nancy yang tanpa malu menggandeng lengan Putra dan mencondongkan tubuhnya lebih dekat pada Putra.

"Tentu saja, biarkan tukang bohong menggonggong sesuka hatinya," jawab Putra yang membuat Dania kesal bukan main.

Episodes
1 Calon Istri Baru Papa
2 Saya Bersedia
3 Dia Calon Suamiku
4 Kejutan Saat Hari Lamaran
5 Menikah
6 Tidur Bersama
7 Cowok Matre?
8 Pergi Ke Rumah Mertua
9 Mandi di Sungai
10 Bukan Orang Kaya Baru
11 Rasa yang Berubah
12 Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13 Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14 Curiga Hanya Alasan Saja
15 Aku Merasa Takut
16 Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17 Tak Mudah
18 Hanya Ingin Harta
19 Ingin Segera Menguasai
20 Tahu yang Sebenarnya
21 Ruangan yang Menjadi Saksi
22 Kabar Dari Rumah Sakit
23 Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24 Pulang Dari Rumah Sakit
25 Rencana Licik yang Dimulai
26 Dosa yang Selama Ini Terkubur
27 Tabir yang Mulai Tersibak
28 Tes DNA
29 Persiapan Mulai Dilakukan
30 Kejutan di Hari Ulang Tahun
31 Tak Sesuai
32 Kesempatan Untuk Bicara
33 Penyesalan dan Pengakuan
34 Sebuah Rencana
35 Akhirnya Mengikuti Juga
36 Ditangkap Polisi
37 Di Taman Kita Bicara
38 Saatnya Pulang
39 Melabrak Mulut Nyinyir
40 Kalian Pacaran?
41 Pergi Dinas
42 Kerja Sambil Bulan Madu
43 Foto USG dan Tudingan
44 Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45 Apakah Aku Pantas?
46 Masih Ada Rasa Bersalah
47 Jadi Presdir
48 Beri Dia Kesempatan
49 Obrolan Serius
50 Jadi Ibu Rumah Tangga
51 Memberi Nama
52 Amarah yang Muncul
53 Mengungkit Soal Masa Lalu
54 Tolong Datang
55 Mimpi Mama Terwujud
56 Sebatas Teman
57 Kalau Serius, Temui Kakakku
58 Perkenalan Dengan Calon Ipar
59 Siapa Dia
60 Bertemu Ayah dan Ibu
61 Lamaran Resmi
62 Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63 Selamat Datang di Rumah
64 Risiko yang Harus Diterima
65 Tidak Mau Timbul Fitnah
66 Jangan Salahkan Saya
67 Gym
68 Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69 Nyatanya Aku Takut
70 Omongan Miring
71 Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72 Hanya Ingin Kau Tahu
73 Menjenguk Keponakan
74 Mertua Datang
75 Selamat Jalan Tante
76 Tak Pernah Ku Bayangkan
77 Masing-Masing
78 Mendadak Jadi CEO
79 Obrolan di Ruang Kerja
80 Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81 Adu Mulut Antar Besan
82 Mengadu Pada Akhirnya
83 Tak Akan Pergi
84 Sudah Sangat Sabar
85 Membawa Petaka
86 Saya Tidak Peduli
87 Ini Tidak Pantas
88 Foto Viral
89 Sang Mantan yang Kembali
90 Jujur yang Menyakitkan
91 Mantan VS Istri Sah
92 Aku Harus Jujur
93 Butuh Liburan
94 Waktunya Berangkat
95 Kejadian Horor di Rumah
96 Rumah Masa Kecil
97 Tudingan Jahat
98 Hidup yang Penuh Kejutan
99 Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100 Aku Mau Bertahan
101 Siraman Air Tanda Kemarahan
102 Karena Aku Istrimu
103 Pergi Untuk Menenangkan Diri
104 Akan Kubalas Kamu
105 Awal Dari Kehancuran
106 Kehilangan Selamanya
107 Pengakuan Dosa
108 Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109 Bulan Madu yang Bahagia
110 Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111 Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112 Teror Pertama
113 Butik Hancur
114 Serangan Mendadak
115 Sabotase Kembali
116 Dendam yang Terkuak
117 Berhasil Selamat
118 Rencana Gagal
119 Belum Usai
120 Pelangi Setelah Hujan
121 Sungguh Tak Sabar Rasanya
122 Semangat Kembali
123 Jadi Ingin Segera Lahir
124 Pujian dan Kritik
125 Cobaan Ketika Sukses
126 Syukuran
127 Lahiran yang Dinantikan
128 Akhir Cerita
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Calon Istri Baru Papa
2
Saya Bersedia
3
Dia Calon Suamiku
4
Kejutan Saat Hari Lamaran
5
Menikah
6
Tidur Bersama
7
Cowok Matre?
8
Pergi Ke Rumah Mertua
9
Mandi di Sungai
10
Bukan Orang Kaya Baru
11
Rasa yang Berubah
12
Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13
Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14
Curiga Hanya Alasan Saja
15
Aku Merasa Takut
16
Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17
Tak Mudah
18
Hanya Ingin Harta
19
Ingin Segera Menguasai
20
Tahu yang Sebenarnya
21
Ruangan yang Menjadi Saksi
22
Kabar Dari Rumah Sakit
23
Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24
Pulang Dari Rumah Sakit
25
Rencana Licik yang Dimulai
26
Dosa yang Selama Ini Terkubur
27
Tabir yang Mulai Tersibak
28
Tes DNA
29
Persiapan Mulai Dilakukan
30
Kejutan di Hari Ulang Tahun
31
Tak Sesuai
32
Kesempatan Untuk Bicara
33
Penyesalan dan Pengakuan
34
Sebuah Rencana
35
Akhirnya Mengikuti Juga
36
Ditangkap Polisi
37
Di Taman Kita Bicara
38
Saatnya Pulang
39
Melabrak Mulut Nyinyir
40
Kalian Pacaran?
41
Pergi Dinas
42
Kerja Sambil Bulan Madu
43
Foto USG dan Tudingan
44
Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45
Apakah Aku Pantas?
46
Masih Ada Rasa Bersalah
47
Jadi Presdir
48
Beri Dia Kesempatan
49
Obrolan Serius
50
Jadi Ibu Rumah Tangga
51
Memberi Nama
52
Amarah yang Muncul
53
Mengungkit Soal Masa Lalu
54
Tolong Datang
55
Mimpi Mama Terwujud
56
Sebatas Teman
57
Kalau Serius, Temui Kakakku
58
Perkenalan Dengan Calon Ipar
59
Siapa Dia
60
Bertemu Ayah dan Ibu
61
Lamaran Resmi
62
Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63
Selamat Datang di Rumah
64
Risiko yang Harus Diterima
65
Tidak Mau Timbul Fitnah
66
Jangan Salahkan Saya
67
Gym
68
Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69
Nyatanya Aku Takut
70
Omongan Miring
71
Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72
Hanya Ingin Kau Tahu
73
Menjenguk Keponakan
74
Mertua Datang
75
Selamat Jalan Tante
76
Tak Pernah Ku Bayangkan
77
Masing-Masing
78
Mendadak Jadi CEO
79
Obrolan di Ruang Kerja
80
Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81
Adu Mulut Antar Besan
82
Mengadu Pada Akhirnya
83
Tak Akan Pergi
84
Sudah Sangat Sabar
85
Membawa Petaka
86
Saya Tidak Peduli
87
Ini Tidak Pantas
88
Foto Viral
89
Sang Mantan yang Kembali
90
Jujur yang Menyakitkan
91
Mantan VS Istri Sah
92
Aku Harus Jujur
93
Butuh Liburan
94
Waktunya Berangkat
95
Kejadian Horor di Rumah
96
Rumah Masa Kecil
97
Tudingan Jahat
98
Hidup yang Penuh Kejutan
99
Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100
Aku Mau Bertahan
101
Siraman Air Tanda Kemarahan
102
Karena Aku Istrimu
103
Pergi Untuk Menenangkan Diri
104
Akan Kubalas Kamu
105
Awal Dari Kehancuran
106
Kehilangan Selamanya
107
Pengakuan Dosa
108
Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109
Bulan Madu yang Bahagia
110
Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111
Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112
Teror Pertama
113
Butik Hancur
114
Serangan Mendadak
115
Sabotase Kembali
116
Dendam yang Terkuak
117
Berhasil Selamat
118
Rencana Gagal
119
Belum Usai
120
Pelangi Setelah Hujan
121
Sungguh Tak Sabar Rasanya
122
Semangat Kembali
123
Jadi Ingin Segera Lahir
124
Pujian dan Kritik
125
Cobaan Ketika Sukses
126
Syukuran
127
Lahiran yang Dinantikan
128
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!