Dia Calon Suamiku

Untuk sesaat Nancy agak terkejut dan tak menyangka kalau dalam waktu yang singkat Putra akan langsung memberikan jawaban seperti yang ia minta kemarin. Nancy pikir pria ini akan minta waktu lebih lama lagi dan sengaja mencari alasan untuk tak menjawab pertanyaannya kemarin namun rupanya Putra memang bisa ia pegang ucapannya.

"Kamu yakin dan sadar dengan apa yang barusan kamu katakan pada saya?"

"Saya sadar dengan apa yang barusan saya katakan."

"Jadi katakan alasan kenapa kamu mau menerima tawaran saya."

"Saya mau balas dendam pada Dania. Kalau dia menghianati saya karena saya hanya staf biasa maka saya bisa mendapatkan yang lebih dari dia."

Nancy nampak tersenyum mendapatkan jawaban dari Putra barusan. Sepertinya semua bukti yang ia tampakan pada Putra kemarin sudah berhasil membuat pria ini jadi tergiur dengan penawaran yang sudah ia buat.

"Baiklah kalau begitu, saya rasa kita hanya tinggal membicarakan kapan waktu yang tepat untuk acara lamaran karena saya mau sesegera mungkin kita menikah."

"Tapi saya nggak bisa memberikan barang mewah untuk melamar anda."

"Dan apakah saya mengharapkan sesuatu dari kamu sebagai barang seserahan? Saya juga tahu berapa gaji kamu, kamu gak perlu mikir soal itu karena saya yang akan lakukan semua itu. Kamu hanya perlu siapkan keluarga kamu untuk datang di acara lamaran."

Putra terdiam mendengar apa yang Nancy katakan dan Nancy nampak memicingkan matanya dan membentak Putra.

"Kamu dengar saya nggak?!"

"Saya dengar."

"Kalau kamu dengar, kenapa hanya diam?"

"Anu saya jujur agak minder ketika anda mengatakan akan mengurus barang seserahan. Dulu waktu sama Dania kan dia minta ini itu sama saya sebagai barang seserahan ketika lamaran."

"Barang apa saja yang dia minta?"

Putra mulai menyebutkan barang yang seingatnya menjadi permintaan dari Dania ketika dulu ia hendak melamarnya dan sontak ha tersebut membuat gelak tawa Nancy tak bisa ditahan.

"Maaf kalau saya ketawa tapi wanita itu pintar juga mengelabui kamu."

****

Nancy pulang ke rumah dan tujuannya langsung menemui sang papa. Hanggono sedang ada di ruangan kerjanya dan ketika Nancy masuk ke dalam ruangan itu tanpa permisi atau ketuk pintu maka Hanggono sudah terbiasa karena hanya Nancy yang berani melakukan itu.

"Ada apa sayang? Kamu lelah seharian bekerja?"

"Ada hal yang mau aku bicarakan dengan Papa."

"Sepertinya serius."

"Memang serius karena ini menyangkut soal pernikahan."

"Pernikahan siapa yang kamu maksud?"

"Apakah Papa nggak mau kalau ada pria yang datang melamarku?"

"Jadi kamu udah punya calon? Kenapa gak cerita sama Papa?"

"Aku memang sudah punya calon hanya saja Papa harus tahu kalau calon suamiku adalah pria biasa dan bukan datang dari keluarga kaya raya seperti kita. Apakah Papa akan memberikan izin padanya menikahiku? Kalau Papa tidak memberi izin maka aku akan kawin lari saja sama dia."

"Bicara apa kamu ini? Siapa yang bilang tidak akan memberikan izin kamu menikah? Walau dengan pria yang bukan dari kalangan seperti kita maka Papa akan memberikan izin."

"Papa nggak akan menarik kata-kata Papa kan?"

"Tentu saja Papa nggak akan melakukan itu, sayang."

"Baguslah, aku nggak mau kalau Papa sampai menarik kembali kata-kata Papa barusan karena aku yakin Papa akan suka dengan calon suamiku."

****

Dania pikir Putra masih akan berusaha mediasi dengannya dan berusaha mengulur waktu mereka bercerai namun rupanya ia salah besar karena sekarang jalan Dania mulus sekali dalam persidangan cerai itu dan majelis hakim sudah memutuskan bahwa ia dan Putra sudah resmi bercerai secara negara.

"Apa yang terjadi padanya? Bukannya dia nggak mau kalau kita bercerai?"

Namun Dania menggelengkan kepalanya, ia tak mau fokus pada Putra karena baginya itu hanya masa lalu dan ia akan menatap masa depan yang indah bersama Hanggono yang bisa membuatnya bahagia dengan semua uang yang dimiliki pria tua itu.

"Kamu dan Putra sudah resmi bercerai?" tanya Marita.

"Iya Ma, aku dan dia sudah selesai, kini aku bebas!"

Marita dan Dania berpelukan bahagia, Marita adalah mama kandung Dania dan ia sudah mati-matian melarang Dania untuk menikah dengan Putra dulu hanya saja Dania ini keras kepala sekali hingga tak mau mendengarkan apa yang ia katakan.

"Dulu kan Mama sudah pernah menjodohkan kamu dengan pengusaha kaya raya tapi kamu malah milih si Putra yang gak ada apa-apanya."

"Aduh Ma, udah deh nggak usah bahas masa lalu. Sekarang kita akan hidup bahagia dan mewah karena nggak lama lagi aku dan Hanggono akan segera menikah."

"Pokoknya jangan sampai pernikahan kamu dengan pria tua bangka itu gagal!"

****

Nancy sudah mendapatkan kabar bahwa Putra dan Dania sudah resmi bercerai dan ini adalah saatnya menunjukan Putra pada sang papa anggaplah ini adalah awal pertemuan Putra dengan papanya sebelum acara lamaran resmi digelar.

"Jangan tegang begitu," ujar Nancy.

"Saya takut salah bicara," jawab Putra jujur.

"Jangan kaku bicaranya kalau di depan papa. Kita harus menunjukan bahwa kita ini pasangan yang saling mencintai satu sama lain."

Tak lama kemudian Hanggono tiba di restoran tempat di mana Nancy dan Putra menunggu. Nancy langsung memeluk papanya dan Putra canggung ketika bersalaman dengan Hanggono.

"Papa kenal sama calon suamiku?" tanya Nancy.

"Papa kenal, dia kan mantan suaminya Dania," jawab Hanggono.

"Oh jadi Papa rupanya kenal sama Putra dan Papa juga tahu kalau dia ini mantan suaminya Dania? Hebat juga Papa."

"Apakah yang kamu maksudkan dia yang akan menjadi calon suamimu?"

"Ada apa, Pa? Bukankah Papa bilang gak akan menentang siapa pun calon suamiku."

"Iya tentu saja tapi Papa nggak menyangka kalau dia adalah mantan suaminya Dania."

"Namanya juga jodoh. Aku mau menikah sama Putra karena dia ini pria yang baik dan bertanggung jawab, aku nggak peduli dia udah pernah menikah sama siapa."

"Putra, kenapa hanya diam saja? Katakan kenapa kamu mau menikah sama anak saya? Apakah kamu hanya mengincar harta keluarga saya?" tuding Hanggono.

Nancy hendak buka suara namun Putra menahan tangan Nancy.

"Maaf Pak Hanggono, saya memang tidak sekaya anda namun bukan berarti anda bisa menilai saya ini hanya mengincar harta keluarga anda. Bukankah seharusnya anda yang harus waspada karena saya dengar anda akan menikah dengan Dania? Asal anda tahu, sewaktu dia meminta mahar pernikahan sama saya dia meminta barang yang macam-macam tapi ternyata apa yang sudah saya korbankan untuk dia sama sekali gak berguna dan rumah tangga kami hancur karena dia memilih berpaling pada pria lain."

****

Dania mendatangi rumah Hanggono hari ini, ia sama sekali tak mengatakan apa pun pada pria tua itu karena ingin membuat kejutan.

"Kamu datang?"

"Kenapa kayaknya nggak suka kalau aku datang?"

"Bukan, saya suka kamu datang hanya saja biasanya kamu bilang dulu."

"Buat apa bilang? Kalau aku bilang nanti jatuhnya kan bukan kejutan lagi."

Hanggono nampak tersenyum sekilas menanggapi apa yang dikatakan oleh Dania barusan.

"Kamu ada apa, sih? Sepertinya ada sesuatu yang kamu pikirkan, ya?"

"Oh, ini soal Nancy. Dia akan segera menikah dengan pria pujaan hatinya. Minggu depan akan dilakukan lamaran, saya harap kamu bisa datang."

"Tentu saja aku akan datang."

Episodes
1 Calon Istri Baru Papa
2 Saya Bersedia
3 Dia Calon Suamiku
4 Kejutan Saat Hari Lamaran
5 Menikah
6 Tidur Bersama
7 Cowok Matre?
8 Pergi Ke Rumah Mertua
9 Mandi di Sungai
10 Bukan Orang Kaya Baru
11 Rasa yang Berubah
12 Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13 Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14 Curiga Hanya Alasan Saja
15 Aku Merasa Takut
16 Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17 Tak Mudah
18 Hanya Ingin Harta
19 Ingin Segera Menguasai
20 Tahu yang Sebenarnya
21 Ruangan yang Menjadi Saksi
22 Kabar Dari Rumah Sakit
23 Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24 Pulang Dari Rumah Sakit
25 Rencana Licik yang Dimulai
26 Dosa yang Selama Ini Terkubur
27 Tabir yang Mulai Tersibak
28 Tes DNA
29 Persiapan Mulai Dilakukan
30 Kejutan di Hari Ulang Tahun
31 Tak Sesuai
32 Kesempatan Untuk Bicara
33 Penyesalan dan Pengakuan
34 Sebuah Rencana
35 Akhirnya Mengikuti Juga
36 Ditangkap Polisi
37 Di Taman Kita Bicara
38 Saatnya Pulang
39 Melabrak Mulut Nyinyir
40 Kalian Pacaran?
41 Pergi Dinas
42 Kerja Sambil Bulan Madu
43 Foto USG dan Tudingan
44 Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45 Apakah Aku Pantas?
46 Masih Ada Rasa Bersalah
47 Jadi Presdir
48 Beri Dia Kesempatan
49 Obrolan Serius
50 Jadi Ibu Rumah Tangga
51 Memberi Nama
52 Amarah yang Muncul
53 Mengungkit Soal Masa Lalu
54 Tolong Datang
55 Mimpi Mama Terwujud
56 Sebatas Teman
57 Kalau Serius, Temui Kakakku
58 Perkenalan Dengan Calon Ipar
59 Siapa Dia
60 Bertemu Ayah dan Ibu
61 Lamaran Resmi
62 Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63 Selamat Datang di Rumah
64 Risiko yang Harus Diterima
65 Tidak Mau Timbul Fitnah
66 Jangan Salahkan Saya
67 Gym
68 Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69 Nyatanya Aku Takut
70 Omongan Miring
71 Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72 Hanya Ingin Kau Tahu
73 Menjenguk Keponakan
74 Mertua Datang
75 Selamat Jalan Tante
76 Tak Pernah Ku Bayangkan
77 Masing-Masing
78 Mendadak Jadi CEO
79 Obrolan di Ruang Kerja
80 Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81 Adu Mulut Antar Besan
82 Mengadu Pada Akhirnya
83 Tak Akan Pergi
84 Sudah Sangat Sabar
85 Membawa Petaka
86 Saya Tidak Peduli
87 Ini Tidak Pantas
88 Foto Viral
89 Sang Mantan yang Kembali
90 Jujur yang Menyakitkan
91 Mantan VS Istri Sah
92 Aku Harus Jujur
93 Butuh Liburan
94 Waktunya Berangkat
95 Kejadian Horor di Rumah
96 Rumah Masa Kecil
97 Tudingan Jahat
98 Hidup yang Penuh Kejutan
99 Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100 Aku Mau Bertahan
101 Siraman Air Tanda Kemarahan
102 Karena Aku Istrimu
103 Pergi Untuk Menenangkan Diri
104 Akan Kubalas Kamu
105 Awal Dari Kehancuran
106 Kehilangan Selamanya
107 Pengakuan Dosa
108 Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109 Bulan Madu yang Bahagia
110 Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111 Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112 Teror Pertama
113 Butik Hancur
114 Serangan Mendadak
115 Sabotase Kembali
116 Dendam yang Terkuak
117 Berhasil Selamat
118 Rencana Gagal
119 Belum Usai
120 Pelangi Setelah Hujan
121 Sungguh Tak Sabar Rasanya
122 Semangat Kembali
123 Jadi Ingin Segera Lahir
124 Pujian dan Kritik
125 Cobaan Ketika Sukses
126 Syukuran
127 Lahiran yang Dinantikan
128 Akhir Cerita
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Calon Istri Baru Papa
2
Saya Bersedia
3
Dia Calon Suamiku
4
Kejutan Saat Hari Lamaran
5
Menikah
6
Tidur Bersama
7
Cowok Matre?
8
Pergi Ke Rumah Mertua
9
Mandi di Sungai
10
Bukan Orang Kaya Baru
11
Rasa yang Berubah
12
Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13
Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14
Curiga Hanya Alasan Saja
15
Aku Merasa Takut
16
Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17
Tak Mudah
18
Hanya Ingin Harta
19
Ingin Segera Menguasai
20
Tahu yang Sebenarnya
21
Ruangan yang Menjadi Saksi
22
Kabar Dari Rumah Sakit
23
Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24
Pulang Dari Rumah Sakit
25
Rencana Licik yang Dimulai
26
Dosa yang Selama Ini Terkubur
27
Tabir yang Mulai Tersibak
28
Tes DNA
29
Persiapan Mulai Dilakukan
30
Kejutan di Hari Ulang Tahun
31
Tak Sesuai
32
Kesempatan Untuk Bicara
33
Penyesalan dan Pengakuan
34
Sebuah Rencana
35
Akhirnya Mengikuti Juga
36
Ditangkap Polisi
37
Di Taman Kita Bicara
38
Saatnya Pulang
39
Melabrak Mulut Nyinyir
40
Kalian Pacaran?
41
Pergi Dinas
42
Kerja Sambil Bulan Madu
43
Foto USG dan Tudingan
44
Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45
Apakah Aku Pantas?
46
Masih Ada Rasa Bersalah
47
Jadi Presdir
48
Beri Dia Kesempatan
49
Obrolan Serius
50
Jadi Ibu Rumah Tangga
51
Memberi Nama
52
Amarah yang Muncul
53
Mengungkit Soal Masa Lalu
54
Tolong Datang
55
Mimpi Mama Terwujud
56
Sebatas Teman
57
Kalau Serius, Temui Kakakku
58
Perkenalan Dengan Calon Ipar
59
Siapa Dia
60
Bertemu Ayah dan Ibu
61
Lamaran Resmi
62
Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63
Selamat Datang di Rumah
64
Risiko yang Harus Diterima
65
Tidak Mau Timbul Fitnah
66
Jangan Salahkan Saya
67
Gym
68
Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69
Nyatanya Aku Takut
70
Omongan Miring
71
Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72
Hanya Ingin Kau Tahu
73
Menjenguk Keponakan
74
Mertua Datang
75
Selamat Jalan Tante
76
Tak Pernah Ku Bayangkan
77
Masing-Masing
78
Mendadak Jadi CEO
79
Obrolan di Ruang Kerja
80
Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81
Adu Mulut Antar Besan
82
Mengadu Pada Akhirnya
83
Tak Akan Pergi
84
Sudah Sangat Sabar
85
Membawa Petaka
86
Saya Tidak Peduli
87
Ini Tidak Pantas
88
Foto Viral
89
Sang Mantan yang Kembali
90
Jujur yang Menyakitkan
91
Mantan VS Istri Sah
92
Aku Harus Jujur
93
Butuh Liburan
94
Waktunya Berangkat
95
Kejadian Horor di Rumah
96
Rumah Masa Kecil
97
Tudingan Jahat
98
Hidup yang Penuh Kejutan
99
Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100
Aku Mau Bertahan
101
Siraman Air Tanda Kemarahan
102
Karena Aku Istrimu
103
Pergi Untuk Menenangkan Diri
104
Akan Kubalas Kamu
105
Awal Dari Kehancuran
106
Kehilangan Selamanya
107
Pengakuan Dosa
108
Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109
Bulan Madu yang Bahagia
110
Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111
Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112
Teror Pertama
113
Butik Hancur
114
Serangan Mendadak
115
Sabotase Kembali
116
Dendam yang Terkuak
117
Berhasil Selamat
118
Rencana Gagal
119
Belum Usai
120
Pelangi Setelah Hujan
121
Sungguh Tak Sabar Rasanya
122
Semangat Kembali
123
Jadi Ingin Segera Lahir
124
Pujian dan Kritik
125
Cobaan Ketika Sukses
126
Syukuran
127
Lahiran yang Dinantikan
128
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!