Menikah

Hanggono merasa tak nyaman dengan adanya perang dingin yang terjadi di ruang tengah rumah ini, Hanggono kemudian mengajak Dania untuk masuk ke dalam rumah dan membiarkan Nancy dan Putra di sana. Dania tentu saja sama sekali tak menolak, wanita itu dengan manjanya masih saja bergelayut di lengan Hanggono seolah ia ingin menegaskan bahwa pria tua itu adalah miliknya.

"Apakah kamu yakin mengizinkan Nancy menikah dengan Putra?" tanya Dania saat mereka sudah jauh dari Nancy dan Putra.

"Aku sudah janji pada Nancy untuk tak menentang siapa calon suaminya."

"Tapi kamu tahu kan Putra itu bagaimana? Dia hanya mendekati Nancy pasti karena ingin uang saja. Dia sama sekali gak tulus mencintai Nancy dan yang lebih parahnya mungkin saja setelah menikah Nancy akan langsung mendapatkan KDRT dan dipaksa untuk menandatangani surat pemindahan harta."

"Bisakah kita gak perlu membicarakan mengenai hal itu?"

"Kenapa memangnya? Kamu memangnya gak berpikir kalau semua itu bisa saja terjadi?"

"Aku juga sebenarnya ragu dengan pilihan Nancy namun aku gak bisa melakukan apa pun. Aku sudah janji padanya dan kalau aku menolak Putra maka sama saja aku sedang mengibarkan bendera perang pada anakku sendiri. Hanya dia satu-satunya anak yang aku miliki dan aku sama sekali gak mau kehilangan dia."

Dania menarik napas dalam dan berusaha tersenyum di depan Hanggono namun sebenarnya di dalam dirinya sudah sangat kesal bukan main. Dania tak bisa membiarkan Nancy dan Putra menikah, ia harus mencari cara bagaimana supaya keduanya batal menikah.

"Sepertinya hari sudah malam dan aku harus pulang ke rumah."

"Baiklah, biarkan sopirku mengantar kamu pulang."

"Nggak perlu, aku bisa naik taksi saja."

"Naik taksi malam-malam begini rawan. Akan lebih baik kalau kamu diantarkan oleh sopirku."

"Baiklah kalau memang kamu memaksa. Aku tak akan menolak lagi."

Maka kemudian Hanggono mengantarkan Dania sampai ke depa rumah hingga wanita itu masuk ke dalam mobil.

****

Hanggono keesokan harinya mencoba bicara dengan Nancy mengenai rencana pernikahannya dengan Putra dan mengulik bagaimana hubungan antara keduanya. Hanggono sejujurnya curiga ada yang tak beres dengan hubungan Nancy dan Putra, ia yakin bahwa keduanya tak saling mencintai dan ada sebuah misi yang tengah mereka jalankan dalam pernikahan itu.

"Katakan pada Papa apakah kamu mencintai Putra?"

"Kalau aku tidak mencintainya mana mungkin aku mau menikahinya."

"Kamu gak perlu bohong sama Papa, sebenarnya kamu pasti punya rencana kan kenapa tiba-tiba ingin menikah dengan mantan suaminya Dania?"

"Papa terlalu curiga. Aku sama sekali gak ada niatan apa pun. Aku mau menikah sama Putra karena aku memang suka padanya dan dia sama sekali bukan seperti yang dikatakan oleh Dania. Aku sudah mengobrol dengan keluarganya dan mencari tahu bagaimana karakternya. Keluarga Putra walau mereka bukan orang kaya namun mereka baik dan tulus, mereka bukan orang yang suka menindas seperti yang Dania katakan."

"Tentu saja kamu membela Putra, dia kan calon suami kamu."

"Dan Papa ada di pihak wanita itu kan? Kita impas sekarang."

Hanggono terdiam, ia bingung harus mengatakan apa lagi pada Nancy karena mendadak suasana menjadi tegang di antara mereka berdua berkat obrolan yang barusan ia bawa.

"Nancy, Papa mau tanya sama kamu."

"Apa lagi yang mau Papa tanyakan?"

****

Nancy mengajak Putra bertemu di sebuah restoran saat jam makan siang, tak butuh waltu yang lama sampai ia melihat Putra datang di tempat ini dan pria itu langsung duduk di kursi yang berada tepat di depannya.

"Jadi kenapa anda meminta saya datang ke sini?"

"Saya meminta kamu datang ke sini untuk membicarakan soal pernikahan kita."

"Ada apa lagi?"

Nancy kemudian mengatakan kalau setelah menikah, mereka akan tinggal di rumah Hanggono dan tak ada penolakan. Mereka harus bersikap romantis untuk membuat Dania cemburu setiap kali wanita itu datang ke rumah.

"Apakah hanya buat dia cemburu saja? Wanita itu ingin merampas kekayaan keluarga anda," ujar Putra.

"Oh tentu saja tidak, saya akan buat Dania pergi tanpa sepeser pun uang dari keluarga saya namun tentu saja saya akan tunggu sampai waktu yang tepat untuk melakukannya."

"Baiklah, kapan jangka waktu kita akan bersama?"

"Maksudnya?"

"Pernikahan ini bukanlah pernikahan yang berlandaskan cinta, maka pasti akan ada tenggat waktu di mana kita akan berpisah kan? Saya hanya ingin tahu kapan kita harus mengakhiri semua."

Nancy terdiam sejenak mendengar perkataan Putra barusan hingga kemudian ia pun mengatakan kapan waktu mereka untuk berpisah.

"Dua tahun, setelah dua tahun maka kita akan berpisah."

"Baiklah namun saya ingin ada hitam di atas putih supaya semua menjadi terang dan kita tahu batasan masing-masing."

****

Hari ini adalah hari pernikahan Nancy dan Putra, selama waktu lamaran hingga ijab kabul rencana Dania untuk memisahkan keduanya tak berjalan sama sekali dan wanita itu menjadi kesal bukan main karena apa yang sudah ia rencanakan gagal total. Nancy mendengar suara Putra mengucapkan ijab kabul dan kini ia dan Putra resmi sah menjadi pasangan suami-istri. Nancy dibawa menuju tempat di mana Putra berada dan untuk pertama kalinya, ia melihat sosok pria yang sudah resmi menjadi suaminya dengan gugup, Putra nampak tampan sekali. Nancy kemudian mencium tangan Putra sebagai seorang istri dan Putra kemudian mencium kening Nancy dan moment itu mendapatkan tepuk tangan meriah dari keluarga dan rekan kerja yang hadir di acara ijab kabul ini. Setelah ijab kabul selesai, Putra dan Nancy digiring ke dalam kamar untuk istirahat dulu dan ganti pakaian sebelum acara resepsi akan digelar 2 jam lagi.

"Kenapa hanya berdiri di sana?" tanya Nancy.

"Ehm, saya hanya belum percaya kalau kita sudah menikah," jawab Putra.

Nancy sendiri sejujurnya juga gugup saat ini saat di dalam kamar ini hanya ada dia dan Putra saja namun ia berhasil menyamarkan kegugupan itu dengan baik hingga tak nampak di mata Putra.

****

Nancy tengah menyantap hidangan sarapan yang dikirim ke kamar mereka karena tadi pagi ia tak sempat sarapan, Putra sendiri juga menikmati sarapannya tak jauh dari Nancy berada saat ini. Tak ada percakapan di antara keduanya hingga suara ketukan pintu membuat mereka berdua menoleh.

"Biar saya saja."

Putra gegas bangkit menuju pintu dan membukakannya rupanya itu adalah make up artist yang datang dan mengatakan saatnya mereka untuk ganti pakaian dan dirias.

"Kami masih makan, bisakah tunggu paling tidak lima menit lagi?"

"Baik Mas, kami tunggu nanti kalau sudah kami kembali lagi ke sini."

Putra kemudian menutup kembali pintu kamar dan berjalan menuju sarapannya yang belum habis sepenuhnya.

"Siapa yang datang?" tanya Nancy.

"Make up artist," jawab Putra.

Nancy tiba-tiba tersentak saat Putra dekat sekali dengannya dan jantungnya berdegup lebih kencang saat tangan pria itu terulur ke arahnya.

"Apa yang hendak kamu lakukan?"

Terpopuler

Comments

Mika Su

Mika Su

lanjutkan kak. suka sekali ceritanya

2024-12-31

1

lihat semua
Episodes
1 Calon Istri Baru Papa
2 Saya Bersedia
3 Dia Calon Suamiku
4 Kejutan Saat Hari Lamaran
5 Menikah
6 Tidur Bersama
7 Cowok Matre?
8 Pergi Ke Rumah Mertua
9 Mandi di Sungai
10 Bukan Orang Kaya Baru
11 Rasa yang Berubah
12 Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13 Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14 Curiga Hanya Alasan Saja
15 Aku Merasa Takut
16 Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17 Tak Mudah
18 Hanya Ingin Harta
19 Ingin Segera Menguasai
20 Tahu yang Sebenarnya
21 Ruangan yang Menjadi Saksi
22 Kabar Dari Rumah Sakit
23 Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24 Pulang Dari Rumah Sakit
25 Rencana Licik yang Dimulai
26 Dosa yang Selama Ini Terkubur
27 Tabir yang Mulai Tersibak
28 Tes DNA
29 Persiapan Mulai Dilakukan
30 Kejutan di Hari Ulang Tahun
31 Tak Sesuai
32 Kesempatan Untuk Bicara
33 Penyesalan dan Pengakuan
34 Sebuah Rencana
35 Akhirnya Mengikuti Juga
36 Ditangkap Polisi
37 Di Taman Kita Bicara
38 Saatnya Pulang
39 Melabrak Mulut Nyinyir
40 Kalian Pacaran?
41 Pergi Dinas
42 Kerja Sambil Bulan Madu
43 Foto USG dan Tudingan
44 Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45 Apakah Aku Pantas?
46 Masih Ada Rasa Bersalah
47 Jadi Presdir
48 Beri Dia Kesempatan
49 Obrolan Serius
50 Jadi Ibu Rumah Tangga
51 Memberi Nama
52 Amarah yang Muncul
53 Mengungkit Soal Masa Lalu
54 Tolong Datang
55 Mimpi Mama Terwujud
56 Sebatas Teman
57 Kalau Serius, Temui Kakakku
58 Perkenalan Dengan Calon Ipar
59 Siapa Dia
60 Bertemu Ayah dan Ibu
61 Lamaran Resmi
62 Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63 Selamat Datang di Rumah
64 Risiko yang Harus Diterima
65 Tidak Mau Timbul Fitnah
66 Jangan Salahkan Saya
67 Gym
68 Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69 Nyatanya Aku Takut
70 Omongan Miring
71 Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72 Hanya Ingin Kau Tahu
73 Menjenguk Keponakan
74 Mertua Datang
75 Selamat Jalan Tante
76 Tak Pernah Ku Bayangkan
77 Masing-Masing
78 Mendadak Jadi CEO
79 Obrolan di Ruang Kerja
80 Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81 Adu Mulut Antar Besan
82 Mengadu Pada Akhirnya
83 Tak Akan Pergi
84 Sudah Sangat Sabar
85 Membawa Petaka
86 Saya Tidak Peduli
87 Ini Tidak Pantas
88 Foto Viral
89 Sang Mantan yang Kembali
90 Jujur yang Menyakitkan
91 Mantan VS Istri Sah
92 Aku Harus Jujur
93 Butuh Liburan
94 Waktunya Berangkat
95 Kejadian Horor di Rumah
96 Rumah Masa Kecil
97 Tudingan Jahat
98 Hidup yang Penuh Kejutan
99 Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100 Aku Mau Bertahan
101 Siraman Air Tanda Kemarahan
102 Karena Aku Istrimu
103 Pergi Untuk Menenangkan Diri
104 Akan Kubalas Kamu
105 Awal Dari Kehancuran
106 Kehilangan Selamanya
107 Pengakuan Dosa
108 Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109 Bulan Madu yang Bahagia
110 Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111 Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112 Teror Pertama
113 Butik Hancur
114 Serangan Mendadak
115 Sabotase Kembali
116 Dendam yang Terkuak
117 Berhasil Selamat
118 Rencana Gagal
119 Belum Usai
120 Pelangi Setelah Hujan
121 Sungguh Tak Sabar Rasanya
122 Semangat Kembali
123 Jadi Ingin Segera Lahir
124 Pujian dan Kritik
125 Cobaan Ketika Sukses
126 Syukuran
127 Lahiran yang Dinantikan
128 Akhir Cerita
Episodes

Updated 128 Episodes

1
Calon Istri Baru Papa
2
Saya Bersedia
3
Dia Calon Suamiku
4
Kejutan Saat Hari Lamaran
5
Menikah
6
Tidur Bersama
7
Cowok Matre?
8
Pergi Ke Rumah Mertua
9
Mandi di Sungai
10
Bukan Orang Kaya Baru
11
Rasa yang Berubah
12
Pesta Perpisahan dan Pernikahan
13
Bulan Madu yang Tak Terlupakan
14
Curiga Hanya Alasan Saja
15
Aku Merasa Takut
16
Hasil Asli yang Membuat Terkejut
17
Tak Mudah
18
Hanya Ingin Harta
19
Ingin Segera Menguasai
20
Tahu yang Sebenarnya
21
Ruangan yang Menjadi Saksi
22
Kabar Dari Rumah Sakit
23
Dia Ingin Membuat Fitnah Pada Saya
24
Pulang Dari Rumah Sakit
25
Rencana Licik yang Dimulai
26
Dosa yang Selama Ini Terkubur
27
Tabir yang Mulai Tersibak
28
Tes DNA
29
Persiapan Mulai Dilakukan
30
Kejutan di Hari Ulang Tahun
31
Tak Sesuai
32
Kesempatan Untuk Bicara
33
Penyesalan dan Pengakuan
34
Sebuah Rencana
35
Akhirnya Mengikuti Juga
36
Ditangkap Polisi
37
Di Taman Kita Bicara
38
Saatnya Pulang
39
Melabrak Mulut Nyinyir
40
Kalian Pacaran?
41
Pergi Dinas
42
Kerja Sambil Bulan Madu
43
Foto USG dan Tudingan
44
Kabar Bahagia Akhirnya Datang
45
Apakah Aku Pantas?
46
Masih Ada Rasa Bersalah
47
Jadi Presdir
48
Beri Dia Kesempatan
49
Obrolan Serius
50
Jadi Ibu Rumah Tangga
51
Memberi Nama
52
Amarah yang Muncul
53
Mengungkit Soal Masa Lalu
54
Tolong Datang
55
Mimpi Mama Terwujud
56
Sebatas Teman
57
Kalau Serius, Temui Kakakku
58
Perkenalan Dengan Calon Ipar
59
Siapa Dia
60
Bertemu Ayah dan Ibu
61
Lamaran Resmi
62
Pernikahan yang Akhirnya Terjadi
63
Selamat Datang di Rumah
64
Risiko yang Harus Diterima
65
Tidak Mau Timbul Fitnah
66
Jangan Salahkan Saya
67
Gym
68
Bertemu Untuk Pertama Kali Dengan Calon Istri
69
Nyatanya Aku Takut
70
Omongan Miring
71
Emosi yang Tak Bisa Dibendung
72
Hanya Ingin Kau Tahu
73
Menjenguk Keponakan
74
Mertua Datang
75
Selamat Jalan Tante
76
Tak Pernah Ku Bayangkan
77
Masing-Masing
78
Mendadak Jadi CEO
79
Obrolan di Ruang Kerja
80
Melawan Rasa Takut dan Bersalah
81
Adu Mulut Antar Besan
82
Mengadu Pada Akhirnya
83
Tak Akan Pergi
84
Sudah Sangat Sabar
85
Membawa Petaka
86
Saya Tidak Peduli
87
Ini Tidak Pantas
88
Foto Viral
89
Sang Mantan yang Kembali
90
Jujur yang Menyakitkan
91
Mantan VS Istri Sah
92
Aku Harus Jujur
93
Butuh Liburan
94
Waktunya Berangkat
95
Kejadian Horor di Rumah
96
Rumah Masa Kecil
97
Tudingan Jahat
98
Hidup yang Penuh Kejutan
99
Kembali Pulang dan Adanya Sebuah Kebenaran
100
Aku Mau Bertahan
101
Siraman Air Tanda Kemarahan
102
Karena Aku Istrimu
103
Pergi Untuk Menenangkan Diri
104
Akan Kubalas Kamu
105
Awal Dari Kehancuran
106
Kehilangan Selamanya
107
Pengakuan Dosa
108
Keputusan Bahagia Sudah Dibuat
109
Bulan Madu yang Bahagia
110
Rasa Berbeda Setelah Kembali Bersama
111
Bertemu Sang Pria Penuh Obsesi
112
Teror Pertama
113
Butik Hancur
114
Serangan Mendadak
115
Sabotase Kembali
116
Dendam yang Terkuak
117
Berhasil Selamat
118
Rencana Gagal
119
Belum Usai
120
Pelangi Setelah Hujan
121
Sungguh Tak Sabar Rasanya
122
Semangat Kembali
123
Jadi Ingin Segera Lahir
124
Pujian dan Kritik
125
Cobaan Ketika Sukses
126
Syukuran
127
Lahiran yang Dinantikan
128
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!