Tiga Tahun Yang lalu (4)
🌈🌈🌈🌈🌈
“Tuan, setelah lenggang saja anda keluarnya supaya tidak berdesak-desakan”. Kristo mengarahkan lelaki yang
duduk di samping Nia. Dan lelaki itu pun hanya membalas dengan anggukan.
Pesawat telah mendarat di Bandara Fatmawati Kota Bengkulu. Lelaki itu masih fokus ke wajah Nia, tangannya tetap menggenggam erat pada jari-jari Nia. Kenapa denganmu cantik, apa yang telah terjadi padamu. Kamu sangat cantik, tapi raut wajahmu penuh duka dan ketakutan. Siapa kamu sebenarnya? Laki-laki itu menatap lekat wajah Nia, ada rasa, entah rasa apa namanya saat pertama melihat Nia tadi.
Kesedihan yang terpancar jelas di wajah Nia membuat dirinya sangat ingin menarik Nia dalam pelukannya, membelai rambut hitam panjang yang hanya di ikat asal oleh Nia. Mengecup puncak kepalanya dan membisikkan pada Nia kata-kata penghiburan terbaik, melindungi Nia dari dunia ini agar semua kesedihan itu berlalu pergi menjauh.
Sejenak lelaki itu terkejut dengan isi kepalanya sendiri. Hahahaha, kenapa aku bisa berpikir seperti itu? kenal saja
tidak, lantas kenapa isi kepalaku bisa begitu hebat menyusun rencana untuknya. Aneeeh, aneh sekali, pesonamu luar biasa cantik. Hati kecilnya menertawakan kekonyolannya sendiri.
“Bangunlah nona, kita sudah landing. Semua penumpang juga sudah turun, ayo kita turun sekarang”. Lelaki itu
membangunkan Nia tanpa melepas genggaman tangannya dari Nia.
Nia membuka mata perlahan, kesadarannya berangsur datang, tanpa disadarinya sepanjang penerbangan ini dia
tertidur. Ternyata lelaki ini belum turun. Dia masih menungguku. Nia baru menyadari hal itu. Lelaki tersebut berdiri
dan ia menarik lembut jari-jemari Nia yang telah tertaut lama dalam genggamannya. Nia terkejut, jadi selama aku
tertidur tadi dia tidak melepaskan genggamannya? Apa karena itu aku benar-benar merasa tenang, merasa
terlindungi, merasa berarti, merasakan kehangatan di dalam hatiku. Ya Tuhan, siapa lelaki ini? Kenapa dia baik padaku, apa dia tidak tahu kalau aku pembawa sial seperti kata Tante Sandara. Mata Nia mulai berkaca-kaca, dia sudah sampai di Bandara Fatmawati Kota Bengkulu, tetapi hinaan Tante Sandara tidak juga henyah dari memorinya.
“Akukan sudah janji sama kamu, aku akan menjaga kamu. Semua akan baik-baik saja, jangan takut, jangan sedih lagi. Ada aku ya, sekarang ayo kita turun”. Lelaki itu melihat mata Nia mulai berkaca-kaca kembali, hatinya tak tenang. Dia harus melindungi gadis cantik itu, ya Aisakha berjanji tanpa disadarinya semua terucap begitu saja. Nia hanya mengangguk dan berjalan menuruni pesawat dengan tangan tetap dalam tautan si lelaki misterius. Barang-barang mereka telah di bawah oleh Kristo yang mengekori mereka berjalan di belakang.
Tiba di ruang penjemputan Nia sudah di tunggu Alika, betapa terkejutnya Alika melihat tampilan Nia dari jauh dari kata baik, benar-benar kacau. Bukan seperti Nia yang dikenalnya, masalah ini pasti luar biasa dampaknya bagi Nia.
“Nia..Nia..Nia sini, aku di sini”. Alika melambaikan tangannya setinggi mungkin agar terlihat jelas oleh Nia. Nia
mendengar jelas suara yang meneriaki namanya, suara Alika, dan Nia pun menghentikan langkahnya melihat
sekeliling mencari sumber suara. “Nia, Nia”, sekali lagi Alika berteriak memanggilnya.
Pandangan matanya langsung menemukan pusat suara. Walaupun matanya sangat bengkak tetapi Nia tetap yakin di sudut kiri ruangan tersebut adalah sepupunya. Nia melepaskan genggaman tangannya dari si lelaki misterius. Dia langsung berlari menuju Alika. Alika membuka lebar kedua tangannya siap menyambut sepupu tersayangnya itu dalam pelukannya. Nia menghambur dalam pelukan Alika dan menangis terisak. “Ka, aku enggak sanggup. Aku capek Ka, aku sangat sedih dengan semua ini. Alika, apa benar aku pembawa sial bagi Ayah, Ibu, Nenek bahkan Edo. Iya Ka, semua karena aku ya?” Semua penuturan Nia itu berhasil diutarakannya di antara isak tangisnya.
Alika sangat sedih, dia sangat membenci Tante Sandara si Nenek lampir itu. Dia tidak pernah menyangka seorang
Tante Sandara yang notabene adalah seorang ibu, sanggup mengeluarkan hinaan sekejam itu. Bukan manusia,
memang benar-benar nenek lampir, kejam sekali. Alika sangat membenci Ibu mantan sepupunya itu, eh...sekarang
mereka sudah putuskan. Sudah nggak ada hubungan lagi ya ? Ahh, nanti sajaku tanya yang penting sekarang sampai di rumah dulu agar Nia segera istirahat.
Di ujung ruangan tersebut, si lelaki misterius yang duduk di samping Nia tadi tertegu sendiri, berdiri mematung melihat semua kejadian di depannya. Nia berlari begitu saja darinya, berlalu tanpa penjelasan, beralih dalam pelukan
seorang wanita. Menangis sedih sambil berbicara, tapi karena jarak berdiri yang cukup jauh, dia tidak bisa mendengar pembicaraan mereka dengan baik.
“Tuan..apa saya kembalikan sekarang semua tas nona itu?” Kisto, pemuda yang sedari tadi mendampingi lelaki
misterius mulai berbicara.
“Iya, berikan semua tasnya dan bilang jangan sedih lagi, trus tanya juga apa mereka perlu bantuan kita untuk
mengantarkan mereka”.
“Baik tuan, saya tinggal tuan sebentar”. Kristo mendekati Nia, “nona, ini semua tas anda”. Nia melepaskan diri dari
pelukan Alika dan beralih ke arah Kristo.
“Apakah anda yang tadi duduk di samping saya”. Nia masih belum bisa melihat jelas wajah yang sedang berbicara
dengannya. Tetapi, suara yang didengarnya sekarang jauh berbeda dengan suara tadi, suara yang sangat disukai hati kecilnya.
“Bukan nona, saya adalah Kristo Jowhari. Tadi yang duduk di sebelah anda adalah tuan Aisakha Elang Britana,
sedangkan saya adalah sekretaris beliau. Nona, tuan Sakha juga bertanya apa anda berkenan diantarkan ke
tujuan oleh beliau? Sopir tuan sudah menunggu di luar.” Nia bereaksi biasa saja mendengar penjelasan barusan.
Berbanding terbalik dengan Alika, dia benar-benar terkejut. Bagaimana bisa Nia duduk bersebelahan dengan Aisakha, siapa yang tidak kenal nama itu, pengusaha sukses penguasa dunia bisnis. Bisnisnya di segala bidang, kabarnya diusia muda dia sudah berhasil mengembangkan sayap bisnisnya di Indonesia hingga luar negeri. Tetapi sayang seperti apa wajah seorang Aisakha tidak pernah terlihat, dia selalu bersembunyi dari kamera. Hanya sepak
terjangnya saja yang jelas tanpa wujud asli wajahnya. Menurut isu yang beredar dia selalu di kelilingi para
bodyguard yang memastikan tidak akan ada satu pun kamera bisa mengabadikan ketampanannya.
“Tidak usah terima kasih pak, saya sudah di jemput keluarga, dan tolong sampaikan ucapan terima kasih saya pada
tuan Aisakha”. Nia ingin segera berlalu dari tempat itu.
“Baiklah Nona akan saya sampaikan, dan satu hal lagi nona. Kata tuan Sakha nona jangan bersedih lagi, ada tuan sekarang”.
“Terima kasih pak..terima kasih saya kepada tuan. Dan saya mohon diri dulu. Saya permisi dulu”. Nia menggandeng
tangan Alika mengajaknya menjauh, dia sudah tidak sanggup lagi ada di keramaian. Ingin sekali rasanya mengubur
dirinya sedalam mungkin dari semua orang.
Alika kaget ditarik menjauh oleh Nia, secara dia masih terkagum-kagum dan masih sangat penasaran dengan
pengusaha sukses pemilik merek Sunjaya Company. Tetapi apa daya, Nia sudah memaksanya untuk menjauh.
Sebenarnya Alika sangat ingin bertanya kepada Nia, apa maksud kata-kata si sekretaris Aisakha tadi? Ya, pesan
Aisakha buat Nia tadi, apa artinya itu? Sebenarnya apa yang terjadi selama penerbangan Nia tadi? Sabar, sekarang
jelas dia hanya bisa bersabar. Mana mungkin dia bisa menginterogasi Nia saat ini.
Kristo kembali ke Aisakha, “tuan, nona tersebut sudah dijemput keluarganya dan dia mengucapkan terima kasih
kepada tuan. Mari tuan kita segera berangkat, mobil sudah menunggu di luar”.
*********************************
Di dalam mobil pikiran Aisakha melayang pada Nia. Nia, ya Nia nama itu jelas diteriakan oleh orang yang menunggunya tadi. Nia, ada apa denganmu? Kenapa kau begitu bersedih? Astaga aku lupa meminta Kristo bertanya tentang gadis itu. Apa dia berkunjung atau mungkin memang tinggal di Kota ini? Dan nama lengkapnya, astaga aku benar-benar tersihir pesonanya sampai lupa mencari tahu nama lengkapnya tadi. Ada rasa panik di hati Aisakha, bagaimana dia bisa mencari tahu tentang si cantik yang telah membuat hatinya tidak tenang, kalau dia tidak tahu nama lengkap dan kemana tujuan gadis itu. Lantas bagaimana dia bisa memenuhi janjinya, janjinya pada hati kecilnya sendiri untuk melindungi Nia, untuk membuat Nia selalu baik-baik saja? Aisakha hanya bisa menggeleng frustasi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 339 Episodes
Comments
Uswatun Khasanah
baru ketemu aja udh mau ngilinfungiin. mantep ga d sangka2.d tenangan org terkaya lg. wuhiiii km kerennnnn nia. jodoh authoor y yg tw
2020-08-17
1
mee moo😉
menarik
2020-07-12
1
Li@_lestari
baguss
2020-06-16
1