Raja di Udara

Dafy berada di ketinggian lebih dari 1500 mdpl. Di udara.

              Ia bak penguasa tertinggi di antara balon-balon udara yang juga terbang di pagi itu.

              Sunrise pun patuh menyambut kedatangan raja Dafy yang tengah melambung sendiri.

              Balon udara Dafy berwarna putih merah. Perpaduan warna yang mewakili semangat dan kabaikan hati.

              Kobaran besar api suci mendorong balon udara membumbung tinggi.

              Di antara para penunggang balon udara di hari itu Dafy menjadi yang teristimewa.

              Itu karena ia naik balon udara itu seorang diri. Tidak seperti balon-balon udara lainnya yang terbang membawa rombongan penumpang. Ada yang 20 orang, belasan orang mau pun 4 atau 5 orang.

              Tapi Dafy dengan pembayaran lebih menyewa balon udara di tempat terbaik ini seorang diri.

               Dafy seolah-olah menjadi sang penguasa udara. Kini ia melihat bumi dari posisi yang benar-benar di atas.

              Rasa takut akan ketinggian yang pernah dimiliknya sewaktu kecil sirna begitu saja.

              Di sini ia bisa berkata-kata semaunya. Meluapkan perasaan terdalam yang selama ini sudah terlalu lama terkubur.

              Di sini ia juga bisa mengumpat dan memaki semaunya. Kepada seluruh orang, kepada siapa saja yang tinggal di muka bumi ini.

              Di ketinggian itu balon udara terus melaju. Terbang dengan sangat hati-hati.

              Dafy berdiri di sudut keranjang yang membawanya. Kotak keranjang yang terkait kuat dengan balon udara raksasa.

              Dafy membentangkan tangannya.

              Menghirup nafas dalam-dalam.

              Matanya melihat dengan berani menaklukan ketinggian dan jarak pandang yang begitu luas.

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa……………………………………………………………”,

              Dafy meluapkan semua energi negatifnya dengan berteriak sekuat tenaga.

“Aauuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…………………………………………….……………..”,

              Teriakan kali ini lebih untuk menguatkan batinnya. Sang penguasa di udara.

              Ia juga sesekali berbicara sendiri.

              Bertanya sendiri. Kemudian dijawab sendiri.

              Ia tidak akan bisa dengan leluasa melakukannya jika menaiki keranjang ini bersama rombongan lain.

              Itu sungguh aneh jika ada orang lain yang melihatnya.

              Untuk itulah Dafy menyewa balon udara raksasa itu sendiri.

              Walau sebenarnya ia tidak benar-benar terbang seorang diri. Ada pilot balon udara yang sedari tadi memandang Dafy dengan aneh karena melihat tingkah penumpang pentingnya itu.

              “Don’t worry”,

                “I'm okay bro”,

                “I sober”,

                “I'm just expressing my feelings, you know”,

                “Like in the movies, they allow anything”,

              Kata Dafy kepada pilot itu.

              Untungnya pilot itu benar-benar tidak mengerti bahasa. Karena Dafy juga sempat menyinggungnya.

              Balon udara ini juga bisa menukik hingga berjarak hanya 1 meter di atas tanah. Untuk menatap celah-celah panorama dari sudut yang teramat dekat dengan sangat jelas.

*

              Setelah 90 menit menjadi manusia terbang. Melihat dengan seksama betapa luasnya keindahan bumi. Memiliki perasaan yang luar biasa di atas sana. Dan dari bawah terlihat seperti setitik biji bunga matahari yang sedang melayang. 

              Dafy meninggalkan tempat wisata balon udara dengan mengendarai sepeda motor. Sama seperti ketika ia berangkat pagi-pagi dari tempatnya menginap dengan menyewa sebuah scooter matic.

              Dengan kecepatan tinggi karena jalannya yang lebar, halus dan sepi. Dafy melanjutkan petualangannya di negeri yang penuh dengan sejarah berpengaruh itu.

              Dafy mengunjungi tempat-tempat lain di sana. Hal-hal baru yang memberikan pelajaran dan pengalaman berharga yang tidak akan ia temukan di negeri asalnya.

              Seperti ketika ia sedang berada di ladang anggur.

              Sebuah lahan yang sangat luas ditumbuhi tanaman anggur berbuah hijau.

              Sambil mendengarkan petugas kebun menerangkan bagaimana tentang tempat itu. Dafy tanpa canggung memetik buah anggur yang masih menempel di pohonnya.

              Kemudian ketika ia memakannya, rasanya sungguh berbeda dengan buah-buahan jika ia beli di pasar atau pun di supermarket.

              Rasanya lebih segar dan lebih anggur. Ketika gigitannya memecah kulit tipis lalu mengoyak daging buah berair yang manis.

              Tidak akan mengerti jika tidak mencoba memakannya sendiri.

              Seperti juga ketika Dafy harus berhenti di tengah perjalanan karena ia sempat salah memilih arah.

              Dafy dan sepeda motornya harus berhenti dulu. Karena ada yang sedang menyeberang jalan.

              Ia harus berhenti dan menunggu cukup lama. Karena yang menyeberang jalan adalah kawanan ternak.

              Yang terdiri dari domba-domba, keledai-keledai, dan ikut pula penjaga mereka yang berjalan di barisan paling belakang yaitu anjing-anjing.

*

              Malam terakhir di tempat penginapan.

              Di waktu malam yang sudah terlampau larut.

              Baru saja ia menutup pintu kamarnya dari dalam, tapi sudah ada yang mengetuk.

              Dafy pun membukakan pintu.

              Rupanya di depan pintu kamarnya sudah ada wanita asing yang menginap di kamar sebelah.

              Kali ini dia datang bersama pasangannya.

              Dafy memang sudah lumayan akrab dengan mereka berdua karena memang mereka bertetangga sebagai tamu di rumah penginapan yang sama.

              Meski tidak selalu, mereka bertiga pun pernah makan bersama dan juga berbagi pengalaman dengan saling bertukar cerita.

              Malam ini mereka berdua kembali ingin mengajak Dafy.

              "My girlfriend and I want to offer you Dafy",

               “We have thought about it”,

               “How about we do something together? The three of us,"

               “Do you want a threesome with us Dafy?”, kata wanita itu menegaskan kemauannya.

              Wanita asing dan kekasihnya itu menawarkan kepada Dafy untuk melakukan sesuatu yang sangat diluar dugaan.

              "Wow",

               "I would be happy to",

               "But I really can't",

               "Because it's early in the morning, I have to catch a plane,"

              "Tomorrow I will go home",

              "I'm sorry friends”,

              “You are amazing and thank you for offering me”,     

              Dafy pun menolak permintaan itu dengan sangat lembut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!