Bab_003 Rasa Itu

"Ria..." Suara pelan Anand yang terus melangkah mengikuti langkah kaki Deria pada akhirnya membuat Deria mau tidak mau kembali menghentikan langkahnya.

"Apa masih ada yang ingin kamu bicarakan?" Tanya Deria setelah berbalik untuk menghadap kearah dimana Anand berada.

"Semoga kamu bahagia! Bertemu lah dengan lelaki baik yang bisa terus menetap bersama mu. Jangan lagi tinggal dalam masa lalu kita yang begitu gelap, segalanya telah usai, Ria. Kamu berhak untuk bahagia." Jelas Anand dengan menundukkan wajahnya.

Lama saling terdiam, namun mata Deria terus menatap kearah Anand yang sejak tadi terus berusaha membuang pandangannya dari Deria.

"Lalu, apa selama dua tahun ini kamu tidak bahagia bersama ku. Ahhhh dua tahun? Kita bahkan sudah bersama jauh sebelum dua tahun yang lalu." Jelas Deria dengan keadaan yang begitu kesal.

"Tuh kan! Lagi-lagi kamu salah paham, bukan itu maksud aku...!" Keluh Anand yang kini memberanikan diri untuk membalas tatapan Deria.

"Hmmm, memang aku yang selalu salah dan kamu yang paling benar." Tegas Deria yang terlihat begitu malas jika harus kembali berdebat dengan sang mantan suami.

"Apa selama ini kamu begitu kesal dan benci pada ku?"

"Sudahlah! Aku tidak ingin lagi membahas apapun itu tentang kita, toh semua hanya tinggal kenangan. Aku pamit, jaga dirimu baik-baik, teruslah hidup sampai aku bisa membalas rasa sakit ku ini pada mu!" Tegas Deria dan lekas pergi, keluar meninggalkan rumah yang selama dua tahun ini menjadi tempat ia pulang.

"Hmmmmm, aku akan terima semua rasa sakit itu jika semua itu bisa membuat hidup mu bahagia, Deria." Ungkap hati Anand dengan mata yang terus menatap bayangan sosok Deria yang kini telah menghilang dari pandangannya.

~~

"Bunda...." Ucap Deria bersamaan dengan langkah kaki yang spontan berhenti saat dirinya mendapati sosok Diana yang baru saja muncul dari balik pintu gerbang rumah.

Diana pun ikut menghentikan langkahnya, keduanya sama-sama mematung dengan mata yang saling menatap satu sama lain.

"Apa kamu baru selesai berkemas?" Tanya Diana yang tidak lain adalah ibunda dari Anand.

"Iya bunda, aku mampir untuk mengambil beberapa buku ku yang masih tertinggal disini." Jelas Deria.

"Kak Ria..." Ujar Arman yang baru muncul dari balik gerbang.

"Arman, hmmmm, kalau gitu aku pamit dulu bunda." Ujar Deria yang terasa begitu canggung.

"Hmmmmm!" Ujar Diana dengan berat hati, matanya terlihat jelas begitu berkaca-kaca.

"Apa abang ada di dalam?" Tanya Arman yang kembali membuat Deria menghentikan langkahnya yang baru saja hendak beranjak dari sana.

"Iya, dia ada di dalam." Jawab Deria singkat.

"Apa dia mengatakan sesuatu pada kak Ria?" Tanya Arman.

"Udah dek, berhenti membuat kak Ria mu merasa canggung. Udah ayo kita masuk!" Tegas Diana yang segara membawa Arman segera melangkah masuk ke dalam rumah.

Deria tidak langsung meninggalkan lokasi tersebut, sejenak dia terdiam dengan pandangan yang terus tertuju pada sosok Diana dan Arman yang akhirnya menghilang ke balik pintu utama rumah mewah tersebut.

"Hufffff! Sebaiknya aku jangan lagi bertemu dengan keluarga ini, rasanya canggung sekali, beberapa hari yang lalu kita bahkan makan di satu meja tapi hari ini kenapa terasa begitu asing? Padahal mereka tidak harus bersikap dingin padaku seperti ini. Aku kira bunda sudah merestui pernikahan kami tapi ternyata...hufffff, sudahlah! Lagi pula semuanya telah usai begitu pula dengan rasa ini, semuanya tidak akan lagi sama seperti dulu jadi sebaiknya aku yang harus menjaga jarak dari keluarga ini." Tegas Deria pada dirinya sendiri lalu segera pergi dari sana.

~~

Anand terlihat begitu buru-buru ia bahkan terus berlarian disepanjang lorong-lorong rumah sakit, hingga akhirnya ia sampai di meja resepsionis dengan napas yang terdengar jelas begitu ngos-ngosan serta keringat yang membasahi hampir seluruh wajahnya.

"Dokter Anand..." Ujar seorang perawat yang juga sedang berdiri di depan meja resepsionis.

"Sorry aku telat! Nita, apa ruangan operasi udah siap?" Tanya Anand masih dengan napas yang memburu.

"Sudah dokter!" Jawab Nita sedikit tertahan ia bahkan saling menatap dengan Rudi sang resepsionis yang berada tepat dihadapan mereka yang hanya terhalang oleh meja kerja.

"Aku akan langsung siap-siap!" Jelas Anand dan berlalu dari sana.

"Kenapa kamu cuma diam aja?" Tanya Nita kesal.

"Aku juga bingung harus gimana ngomongnya!" Keluh Rudi yang terlihat serba salah.

"Haissssh!" Gumam Nita kesal namun segera menyusul langkah Anand.

"Kenapa?" Tanya Anand yang paham saat diikuti oleh Nita dari belakang.

"Hmmmmm, jadwal dokter hari ini sudah dialihkan ke dokter baru." Penjelasan Nita sukses membuat Anand menghentikan langkahnya.

"Semuanya?" Tanya Anand memastikan.

"Tidak dok, hanya untuk jadwal sampai siang aja, selebihnya masih menjadi jadwal dokter Anand." Jelas Nita.

"Hmmmmm!" Ujar Anand dengan suara pelan lalu kembali melangkah.

"Gimana?" Tanya Rudi saat mendapati Nita yang kembali ke meja resepsionis dengan keadaan yang begitu tidak nyaman.

"Hufffff!" Nita menghela nafas berat.

"Apa dia mengamuk? Dia marah-marah nggak jelas? Atau mungkin....!" Rudi menggantungkan ucapannya, matanya terlihat terus menilik bola mata Nita untuk mencari jawaban yang pasti.

"Hmmmmm, hanya itu reaksinya! Aku malah jadi takut!" Keluh Nita.

"Hmmmm? Kamu yakin? Apa kamu nggak salah dengar? Serius itu jawaban dari dokter Anand? Anand Devfran?" Tanya Rudi memastikan, dia terlihat tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar.

"Justru itu, aku semakin bingung dan takut..." Keluh Nita dengan tangan kanan yang langsung menopang keningnya yang terasa pusing saat kembali memikirkan tingkah aneh sang dokter yang selama ini tidak pernah ia lihat seperti hari ini.

"Takut? Bingung? Kenapa? Siapa yang sedang kalian bicarakan? Apa itu aku?" Tanya seorang dokter yang tiba-tiba muncul entah dari arah mana yang jelas kini ia sudah bergabung dengan Rudi dan Nita.

"Dokter..." Ujar keduanya dengan menundukkan kepala memberi hormat pada dokter baru.

"Jadi aku yang sedang kalian bicarakan? Apa karena aku pendatang baru disini?" Tanyanya lagi namun terdengar begitu santai, dia terlihat begitu friendly meski statusnya sebagai seorang dokter spesialis yang memang di rekrut langsung oleh direktur rumah sakit.

"Bukan dokter, kami tidak sedang membahas tentang dokter kok." Jelas Rudi.

"Gimana operasi pertamanya di rumah sakit ini dok?" Tanya Nita yang berusaha mencairkan suasana dengan mengalihkan ke topik pembahasan lainnya.

"Seru, lagi pula semua rumah sakit sama aja kan. Ya udah aku akan cari ruangan aku dulu, bye..." Jelasnya dengan senyuman lebar.

"Mau aku bantu antarkan?" Tawar Nita.

"Dengan senang hati..." Jawabnya.

"Dokter Ria..." Sapa Rudi dan Nita saat melihat Deria baru saja datang.

"Hai...! Hmmmm,,,ini....?" Ujar Deria.

"Ini dokter baru kita Dok, dokter Dariel Ervans spesialis ortopedi yang bakal menjadi teman seruangan dokter Anand." Jelas Nita memperkenalkan sang dokter baru.

~~

Episodes
1 Bab_001 Masa Lalu
2 Bab_002 Anand Devfran
3 Bab_003 Rasa Itu
4 Bab_004 Dokter Dariel
5 Bab_005 Mantan
6 Bab_006 Masa SMA
7 Bab_007 Jatuh cinta
8 Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9 Bab_009 Aku merindukan mu.
10 Bab_010 Mencoba tangguh
11 Bab_011 Khawatir
12 Bab_012 Melawan Takdir
13 Bab_013 Balas Dendam
14 Bab_014 Aku paham
15 Bab_015 Talia
16 Bab_016 Perkelahian
17 Bab_017 Teman Lama
18 Bab_018 Obat sakit kepala
19 Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20 Bab_020 Air Mata Hawa
21 Bab_021 Kencan romantis
22 Bab_022 Calvin
23 Bab_023 Tangisan
24 Bab_024 Terima kasih
25 Bab_025 Amukan Jinan
26 Bab_026 Kami Khawatir
27 Bab_027 Cemburu
28 Bab_028 Alih profesi
29 Bab_029 Dokter Deria
30 Bab_030 Gejala
31 Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32 Bab_032 Bukti
33 Bab_033 Hamil
34 Bab_034 Seminggu
35 Bab_035 Mesra
36 Bab_036 Jawab!
37 Bab_037 Kamu Jahat
38 Bab_038 Menunggu
39 Bab_039 Selingkuhan
40 Bab_040 Pertengkaran
41 Bab_041 Pria Idaman
42 Bab_042 Kecurigaan
43 Bab_043 Mantan Istri
44 Bab_044 Kebohongan
45 Bab_045 Masa Lalu Kelam
46 Bab_046 Lebam Merah
47 Bab_047 Keluarga Talia
48 Bab_048 ShinGua ku
49 Bab_049 Kegilaan Zhain
50 Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51 Bab_051 Air mata Anand
52 Bab_052 menatap Hanin
53 Bab_053 Curhat
54 Bab_054 Ingatan Zhain
55 Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56 Bab_056 Ketakutan
57 Bab_057 Pelacak
58 Bab_058 Peringatan Satur
59 Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60 Bab_060 Lelaki Ku
61 Bab_061 Wajah Polos Anand
62 Bab_062 Pasien Lama
63 Bab_063 Siapa Maina?
64 Bab_064 Bersembunyi
65 Bab_065 Ceritakan semuanya
66 Bab_066 Pertemuan pertama
67 Bab_067 Ketiduran
68 Bab_068 Cemburu
69 Bab_069 Tebar Pesona
70 Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71 Bab_071 Melepas Rindu
72 Bab_072 Dukun
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab_001 Masa Lalu
2
Bab_002 Anand Devfran
3
Bab_003 Rasa Itu
4
Bab_004 Dokter Dariel
5
Bab_005 Mantan
6
Bab_006 Masa SMA
7
Bab_007 Jatuh cinta
8
Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9
Bab_009 Aku merindukan mu.
10
Bab_010 Mencoba tangguh
11
Bab_011 Khawatir
12
Bab_012 Melawan Takdir
13
Bab_013 Balas Dendam
14
Bab_014 Aku paham
15
Bab_015 Talia
16
Bab_016 Perkelahian
17
Bab_017 Teman Lama
18
Bab_018 Obat sakit kepala
19
Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20
Bab_020 Air Mata Hawa
21
Bab_021 Kencan romantis
22
Bab_022 Calvin
23
Bab_023 Tangisan
24
Bab_024 Terima kasih
25
Bab_025 Amukan Jinan
26
Bab_026 Kami Khawatir
27
Bab_027 Cemburu
28
Bab_028 Alih profesi
29
Bab_029 Dokter Deria
30
Bab_030 Gejala
31
Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32
Bab_032 Bukti
33
Bab_033 Hamil
34
Bab_034 Seminggu
35
Bab_035 Mesra
36
Bab_036 Jawab!
37
Bab_037 Kamu Jahat
38
Bab_038 Menunggu
39
Bab_039 Selingkuhan
40
Bab_040 Pertengkaran
41
Bab_041 Pria Idaman
42
Bab_042 Kecurigaan
43
Bab_043 Mantan Istri
44
Bab_044 Kebohongan
45
Bab_045 Masa Lalu Kelam
46
Bab_046 Lebam Merah
47
Bab_047 Keluarga Talia
48
Bab_048 ShinGua ku
49
Bab_049 Kegilaan Zhain
50
Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51
Bab_051 Air mata Anand
52
Bab_052 menatap Hanin
53
Bab_053 Curhat
54
Bab_054 Ingatan Zhain
55
Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56
Bab_056 Ketakutan
57
Bab_057 Pelacak
58
Bab_058 Peringatan Satur
59
Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60
Bab_060 Lelaki Ku
61
Bab_061 Wajah Polos Anand
62
Bab_062 Pasien Lama
63
Bab_063 Siapa Maina?
64
Bab_064 Bersembunyi
65
Bab_065 Ceritakan semuanya
66
Bab_066 Pertemuan pertama
67
Bab_067 Ketiduran
68
Bab_068 Cemburu
69
Bab_069 Tebar Pesona
70
Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71
Bab_071 Melepas Rindu
72
Bab_072 Dukun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!