Bab_005 Mantan

Dokter Anand?" Tanya Deria seolah sedang memastikan jawaban dari Dariel pasalnya ia sama sekali tidak melihat keberadaan Anand di depan ruangannya.

"Hmmmm, dia langsung kabur tuh!" Jelas Dariel tak mengerti dengan situasi yang sedang terjadi.

"Biarkan aja! Ayo kita ke ruangan Direktur!" 

"Ayo...!" Ujar Dariel nurut karena memang sejak awal keduanya janjian untuk barengan menghadap direktur karena sejak tiga puluh menit yang lalu pak direktur memang meminta keduanya untuk datang ke ruangnya.

Sesaat setelah Deria mengetuk pintu ruangan sang direktur utama suara dari salam sana langsung menyambut kedatangan keduanya. Deria membuka pelan pintu lalu perlahan melangkah masuk dengan disusul oleh Dariel telat selangkah di belakangnya.

"Duduklah!" Pinta sang direktur mempersilahkan karena sejak awal ia memang duduk di sofa menunggu kedatangan sang tamu undangan.

"Terima kasih!" Jawab Deria lalu mengambil posisi tepat di sofa yang berhadapan dengan sang direktur.

Dariel hanya ikut duduk disebelah Deria tanpa ucapan sepatah kata pun.

"Apa ada hal penting yang ingin bapak sapaikan?" Tanya Dariel karena sang direktur tak juga kunjung angkat bicara.

"Sebenarnya aku sedang menunggu dua orang tamu lagi, jadi sebaiknya kita tunggu mereka sebentar lagi." Jelas sang direktur.

"Baiklah!" Ujar Dariel dengan mata yang mulai menelusuri seisi ruangan tersebut, sedangkan Deria hanya duduk mematung dengan sesekali melirik kearah sang atasan yang sejak tadi sibuk menatap ke layar ponsel miliknya.

"Maaf, saya terlambat, tiba-tiba ada pasien darurat!" Jelas Hanin salah satu dokter utama rumah sakit ini, dia adalah dokter spesialis dalam yang memiliki bejibun jadwal operasi.

"Silah duduk!" Pinta pak direktur mempersilahkan.

"Terima kasih dan sekali lagi maaf!" Ucap Hanin yang merasa tidak enak karena dia datang telat dan membuat sang atasan serta dokter lainnya harus menunggu kedatangannya.

"Hai..." Sapa Deria dengan senyuman.

"Hai...! Apa ada dokter lain lagi yang harus kita tunggu?" Tanya Hanin dengan suara pelan sesaat setelah ia duduk di sisi kanan Deria.

"Hmmm, sepertinya saru orang lagi, tadi pak direktur bilang masih ada dua tamu, kamu dan..." Deria menghentikan penjelasannya saat ia tau bahwa sang direktur sedang menelpon seseorang.

"Kamu dimana?" Tanya pak direktur setelah panggilannya dijawab.

"Cepatlah!" Suaranya kembali terdengar namun tidak ada nada kasar atau kesal yang terdengar darinya.

"Iya aku datang!" Gumam Anand lantang setelah membuka pintu lebar-lebar.

"Aaaahhh, sorry!" Ujar Anand pelan setelah menyadari bahwa di ruang tersebut tidak hanya ada sang direktur tapi juga tiga dokter lainnya.

"Apa baru selesai operasi?" Tanya sang direktur saat Anand perlahan mulai bergabung di sofa.

"Eummmm!" Jawab Anand pelan lalu duduk disamping sang direktur.

"Apa yang sedang kamu rencanakan? Kamu tidak sedang menyusun rencana untuk menyingkirkan aku kan?" Tanya Anand dengan suara tertahan namun bisa terdengar dengan jelas.

"Apa aku perlu melakukannya? Dasar..." Cetusnya dengan tangan yang sedikit membenarkan posisi kerah kemeja yang Anand kenakan seadanya.

"Khmmmmmm!" Suara deheman Dariel membuat fokus sang direktur kembali ke masalah utama.

"Hmmmm, langsung saja ke intinya, besok kita kedatangan tujuh orang koas dan dua orang residen, saya sudah rapat dengan para dokter senior lainnya dan mereka semua sepakat untuk menyerahkan kesembilan anggota baru kepada kalian berempat, tolong bimbing dan ajarkan mereka dengan baik." Jelas Sang direktur.

"Nggak!" Jawab Anand tegas.

"Anand!" Ujar pak direktur.

"Sean, no! Jangan aku!" Tolak Anand yang bahkan langsung bangkit dari tempat duduknya.

"Anand..." Ujar sang direktur yang bernama lengkap Sean Mahendra yang tak lain merupakan sepupu dari Anand.

"Lakukan sesuka mu! Sebaiknya pecat saja aku! Toh rumah sakit sudah menggait dokter ortopedi yang lebih lihai!" Guma Anand.

"Kenapa aku jadi bahan perdebatan kalian berdua? Pak Sean, aku akan terima koas, biar aku yang menanganinya, selesai kan!" Jelas Dariel.

"Tidak bisa begitu dokter Dariel, dua orang akan berada di bawah bimbingan mu, dan untuk spesialis dalam hanya satu orang residen dan itu akan langsung berada dibawah bimbingan Hanin, selanjutnya tiga orang koas spesialis saraf akan diambil alih oleh dokter Ria sisanya satu orang residen dan dua orang koas spesialis ortopedi bakal ada dibawah bimbingan dokter Anand, keputusan sudah final, setuju atau tidak kalian harus menerimanya." Jelas Sean.

"Sean!" Gumam Anand kesal.

"Anand..." Suara lantang Sean terdengar jauh lebih kesal daripada suara keluhan Anand.

"Apa sudah selesai? Boleh aku pergi sekarang?" Tanya Dariel.

" Iya, silahkan Dok!" Jelas Sean.

"Kalau begitu saya juga pamit pak!" Ujar Hanin yang bangun lalu beranjak dari sana.

"Hanin, kamu tetap tinggal sebentar, masih ada yang harus aku bicarakan dengan mu." Jelas Sean.

"Baik pak!" Jawab Hanin patuh.

"Haissssh!" Gumam Anand dan langsung pergi.

"Dokter Ria, bisa tolong...." Ucapan Sean terhenti.

"Maaf pak, saya sekarang hanya seorang mantan istri dari dokter Anand jadi saya tidak lagi punya hak ataupun kewajiban untuk membujuknya, sekali lagi maaf pak. Dan saya permisi!" Jelas Deria lalu ikut keluar meninggalkan Sean bersama dokter Hanin.

"Huuuf!" Sean menarik napas kasar dan penuh dengan beban pikiran yang cukup membuat dia stres.

"Sepertinya kita kehilangan cara untuk menjinakkannya!" Jelas Hanin lalu kembali duduk di sisi kanan Sean.

"Aku stres memikirkan kelakuannya, jika saja..." Sean menghentikan ucapannya lagi-lagi dia hanya bisa menghela napas berat.

"Hmmm, kali ini biar aku yang coba bujuk, ya meski tidak ada harapan sama sekali, setidaknya kita harus mencoba." Jelas Hanin.

"Kalau bisa bujuk dia dengan cara apapun, abang rasa kamu lebih paham tentang abang kesayangan mu itu." Cetus Sean.

"Kesayangan? Bukankah dia adalah adik kesayangan abang? Sampai aku pun menjadi urutan kedua." Ujar Hanin dengan mulut yang sedikit manyun manja.

"Sejak kapan kamu jadi nomor dua?"

"Terus??"

"Masih ada Arman loh terus Heri dan..."

"Stop! Terserah, aku memang jauuuuh terletak entah di urutan ke seratus berapa!" Hanin terlihat semakin kesal.

Hal tersebut membuat Sean semakin tertawa puas karena berhasil menggoda sang adik sepupu Anand dari pihak ibu yang kini berstatus sebagai kekasih Sean yang merupakan abang sepupu dari pihak papa Anand. Sedangkan Heri adalah adik kandung Sean dan Arman adalah adik kandung Anand.

Hanin beranjak dari sofa dan hendak keluar karena kesal dengan Sean  yang terus menerus menertawakannya.

"Sayaaaang!" Panggil Sean setelah beberapa kali berusaha untuk menahan tawanya.

"Sayang? Ciiiih, sejak kapan aku jadi kesayangan abang! Aku mau kembali ke ruangan aku, awas!" Tegas Hanin yang langsung menepis tangan Sean yang berusaha menahan kepergiannya.

"Sayang, sorry! Kamu pasti lelah banget kan karena seharian di ruang operasi, udah yok kita makan siang buat isi tenaga kamu biar full kembali!" Ajak Sean lalu menggenggam lembut jemari kanan Hanin.

"Serius??"

"Hmmm, ayyo!" Ajak Sean lalu memandu Hanin untuk ikut keluar bersamanya.

~~

Episodes
1 Bab_001 Masa Lalu
2 Bab_002 Anand Devfran
3 Bab_003 Rasa Itu
4 Bab_004 Dokter Dariel
5 Bab_005 Mantan
6 Bab_006 Masa SMA
7 Bab_007 Jatuh cinta
8 Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9 Bab_009 Aku merindukan mu.
10 Bab_010 Mencoba tangguh
11 Bab_011 Khawatir
12 Bab_012 Melawan Takdir
13 Bab_013 Balas Dendam
14 Bab_014 Aku paham
15 Bab_015 Talia
16 Bab_016 Perkelahian
17 Bab_017 Teman Lama
18 Bab_018 Obat sakit kepala
19 Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20 Bab_020 Air Mata Hawa
21 Bab_021 Kencan romantis
22 Bab_022 Calvin
23 Bab_023 Tangisan
24 Bab_024 Terima kasih
25 Bab_025 Amukan Jinan
26 Bab_026 Kami Khawatir
27 Bab_027 Cemburu
28 Bab_028 Alih profesi
29 Bab_029 Dokter Deria
30 Bab_030 Gejala
31 Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32 Bab_032 Bukti
33 Bab_033 Hamil
34 Bab_034 Seminggu
35 Bab_035 Mesra
36 Bab_036 Jawab!
37 Bab_037 Kamu Jahat
38 Bab_038 Menunggu
39 Bab_039 Selingkuhan
40 Bab_040 Pertengkaran
41 Bab_041 Pria Idaman
42 Bab_042 Kecurigaan
43 Bab_043 Mantan Istri
44 Bab_044 Kebohongan
45 Bab_045 Masa Lalu Kelam
46 Bab_046 Lebam Merah
47 Bab_047 Keluarga Talia
48 Bab_048 ShinGua ku
49 Bab_049 Kegilaan Zhain
50 Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51 Bab_051 Air mata Anand
52 Bab_052 menatap Hanin
53 Bab_053 Curhat
54 Bab_054 Ingatan Zhain
55 Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56 Bab_056 Ketakutan
57 Bab_057 Pelacak
58 Bab_058 Peringatan Satur
59 Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60 Bab_060 Lelaki Ku
61 Bab_061 Wajah Polos Anand
62 Bab_062 Pasien Lama
63 Bab_063 Siapa Maina?
64 Bab_064 Bersembunyi
65 Bab_065 Ceritakan semuanya
66 Bab_066 Pertemuan pertama
67 Bab_067 Ketiduran
68 Bab_068 Cemburu
69 Bab_069 Tebar Pesona
70 Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71 Bab_071 Melepas Rindu
72 Bab_072 Dukun
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab_001 Masa Lalu
2
Bab_002 Anand Devfran
3
Bab_003 Rasa Itu
4
Bab_004 Dokter Dariel
5
Bab_005 Mantan
6
Bab_006 Masa SMA
7
Bab_007 Jatuh cinta
8
Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9
Bab_009 Aku merindukan mu.
10
Bab_010 Mencoba tangguh
11
Bab_011 Khawatir
12
Bab_012 Melawan Takdir
13
Bab_013 Balas Dendam
14
Bab_014 Aku paham
15
Bab_015 Talia
16
Bab_016 Perkelahian
17
Bab_017 Teman Lama
18
Bab_018 Obat sakit kepala
19
Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20
Bab_020 Air Mata Hawa
21
Bab_021 Kencan romantis
22
Bab_022 Calvin
23
Bab_023 Tangisan
24
Bab_024 Terima kasih
25
Bab_025 Amukan Jinan
26
Bab_026 Kami Khawatir
27
Bab_027 Cemburu
28
Bab_028 Alih profesi
29
Bab_029 Dokter Deria
30
Bab_030 Gejala
31
Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32
Bab_032 Bukti
33
Bab_033 Hamil
34
Bab_034 Seminggu
35
Bab_035 Mesra
36
Bab_036 Jawab!
37
Bab_037 Kamu Jahat
38
Bab_038 Menunggu
39
Bab_039 Selingkuhan
40
Bab_040 Pertengkaran
41
Bab_041 Pria Idaman
42
Bab_042 Kecurigaan
43
Bab_043 Mantan Istri
44
Bab_044 Kebohongan
45
Bab_045 Masa Lalu Kelam
46
Bab_046 Lebam Merah
47
Bab_047 Keluarga Talia
48
Bab_048 ShinGua ku
49
Bab_049 Kegilaan Zhain
50
Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51
Bab_051 Air mata Anand
52
Bab_052 menatap Hanin
53
Bab_053 Curhat
54
Bab_054 Ingatan Zhain
55
Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56
Bab_056 Ketakutan
57
Bab_057 Pelacak
58
Bab_058 Peringatan Satur
59
Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60
Bab_060 Lelaki Ku
61
Bab_061 Wajah Polos Anand
62
Bab_062 Pasien Lama
63
Bab_063 Siapa Maina?
64
Bab_064 Bersembunyi
65
Bab_065 Ceritakan semuanya
66
Bab_066 Pertemuan pertama
67
Bab_067 Ketiduran
68
Bab_068 Cemburu
69
Bab_069 Tebar Pesona
70
Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71
Bab_071 Melepas Rindu
72
Bab_072 Dukun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!