Bab_002 Anand Devfran

"Sayang, tolongin..." Pinta Anand dengan suara manja saat ia kewalahan memakai kaos kakinya.

"Sebentar, aku lagi pakek kerudung." Jawab Deria yang sibuk memakai kerudung namun ia tetap melangkah mendekati sang suami yang duduk di tepi tempat tidur.

"Sini..." Lanjut Deria setelah ia berada tepat dihadapan sang suami, ia segara berjongkok lalu memakaikan kaos kaki di kedua kaki Anand secara bergantian.

"Sepertinya aku tanpa kamu bakal nggak bisa ngapa-ngapain! Terima kasih karena mau menerima semua kekurangan ku yang memang tidak tertolongkan lagi!" Ujar Anand dengan tangan yang mengusap pelan jilbab Deria.

"Aku yang bakal nggak bisa ngapa-ngapain jika tanpa kamu. Nand, terima kasih untuk semuanya!" Ucap Deria dengan suara lembut nan teduh.

"Untuk ini...?" Ujar Anand dengan tangan kiri yang langsung jail menarik ujung jilbab Deria hingga membuat jilbab yang udah terpakai rapi kini kembali berantakan.

Puas membuat sang istri kesal, Anand justru tertawa kencang saat mendapati ekspresi wajah Deria yang ingin marah namun ia tahan sekuat tenaga.

"Marah? Eummm, udah ayo sini! Biar aku bantuin benerin." Tawar Anand setelah puas tertawa.

"Ciiih! Yang ada bakal semakin berantakan, aku bisa sendiri!" Tegas Deria yang hendak berbalik meninggalkan Anand namun dengan cepat Anand menghadang langkah Deria.

"Aku serius sayang, sini!" Ujar Anand dengan suara lembut yang langsung meluluhkan Deria.

Tangan Anand dengan lembut menyentuh jilbab Deria lalu berusaha untuk merapikannya kembali, namun semua itu hanya berlaku selama sepersekian detik karena selanjutnya tangan Anand kembali membuat jilbab Deria berantakan.

"Anand..." Gumam Deria kesal.

Secepat kilat Anand mendekap tubuh sang istri tercinta kedalam pelukannya lalu keduanya sama-sama tertawa menertawakan diri sendiri.

Kenangan tentang masa indah itu perlahan menghilang bersamaan dengan suara bel pintu rumah yang di tekan berkali-kali dari luar sana. Anand yang sejak tadi duduk termenung di kamar ridurnya kini perlahan bangun lalu segera menuju ke pintu utama untuk melihat siapakah gerangan yang datang bertamu di siang hari yang begitu panas ini.

Mata Anand membulat sempurna setelah pintu terbuka yang melihat sosok yang kini berdiri tegak di hadapannya. Keduanya saling terdiam dalam waktu yang lama.

"Maaf, apa aku mengganggu waktu istirahat mu?" Tanya Deria dengan kepala tertunduk.

"Tidak, sayang...hmmmm Ria, silahkan masuk!" Ujar Anand dengan suara parau terbata-bata.

Anand segera memberi jalan untuk Deria masuk.

"Terima kasih, hmmmm aku mau ambil barang-barang aku yang masih tertinggal disini." Jelas Deria sambil terus berjalan masuk dengan disusul oleh Anand dari belakang.

"Hmmm, silahkan!" Jawab Anand lembut.

"Aku..." Keduanya berbicara secara serentak lalu sama-sama terdiam dalam waktu yang lama.

"Boleh aku yang lebih dulu ngomong?" Tanya Anand yang membuat langkah Deria terhenti.

"Hmmmm, silahkan!"

"Apa kamu bakal tinggal bersama Jinan? Atau bakal balik ke rumah papa?"

"Aku...!"

"Ria, ini juga rumah mu. Sebaiknya kamu yang tetap disini, biar aku yang keluar."

"Nggak bisa gitu, kamu pemiliknya, jadi emang seharusnya aku yang keluar. Lagi pula aku udah beli rumah kok, yah meski ukurannya jauh lebih kecil dari rumah kita, hmmmm maksud aku rumah ini, rumah kamu. Hmmmm, aku boleh masuk kan? Ada beberapa buku ku yang masih tertinggal di kamar." Jelas Deria saat keduanya berada tepat di pintu kamar yang terbuka lebar.

"Hmmmm, masuklah!" Pinta Anand yang bahkan memutuskan untuk masuk lebih dulu lalu disusul oleh Deria.

("Sayang...!" Panggil Anand manja.

Anand yang baru membuka matanya langsung teriak-teriak heboh memanggil sang istri setelah menyadari bahwa tempat tidur disampingnya telah kosong.

"Ria, sayang..." Anand kembali berteriak kali ini ia bahkan turun dari ranjang dan segera mencari keberadaan Deria.

"Berhenti teriak-teriak, ini masih pagi buta, lagi pula aku nggak kemana-mana loh!" Jelas Deria yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi.

"Aku takut..." Keluh Anand yang bahkan langsung mendekap erat tubuh mungil Deria kedalam dekapan kekar miliknya.

"Takut? Kenapa? Jangan bercanda ya..."

"Aku takut kamu pergi tanpa pamit sama aku!" Jelas Anand dengan kedua tangan yang semakin erat mendekap tubuh Deria.

"Kan, mulai lagi becandanya! Udah buruan gih siap-siap, kamu ada operasi pagi ini kan?"

"Semalam kan udah operasi!"

"Semalam? Operasi? Bukannya semalam kita libur?" Tanya Deria dengan wajah kebingungan, antara ingatannya yang salah atau bagaimana.

"Hmmm operasi berdua, dengan mu, disini!" Goda Anand lalu perlahan melonggarkan pelukannya dan secepat kilat mengedipkan matanya dengan aura mesum yang memenuhi seluruh wajah tampannya.

"Benar-benar! Buruan mandi sana!" Tegas Deria kesal lalu cepat-cepat mendorong tubuh kekar Anand untuk masuk ke kamar mandi.)

"Anand Devfran..."

Suara pelan Deria yang memanggil nama lengkapnya seketika menghancurkan semua masa lalu indah yang baru saja singgah dalam ingatannya. Anand yang sejak tadi hanya berdiri mematung di jendela sana kini mengarahkan fokusnya pada sang mantan istri yang terlihat sedang memasukkan buku-buku yang awalnya tersusun rapi di rak kini perlahan berpindah kedalam dus yang ada di lantai.

"Hmmm, iya..." Jawab Anand dengan wajah penuh kebingungan, karena selama ini Deria tidak pernah memanggil nama lengkapnya.

(Dia benar-benar membentang jarak, kayak semuanya telah usai, aku yakin dia pasti sangat membenci ku, dia benar-benar terlihat begitu mebenci diriku) Tegas hati Anand setelah sejenak menatap wajah teduh milik Deria namun terlihat begitu tegas.

"Apa kamu masih membutuhkan ini?" Tanya Deria dengan tangan kanan yang memegang sebuah buku yang bersampul coklat yang terlihat begitu tebal dan di pinggirnya di penuhi dengan kertas-kertas post-it yang berwarna-warni.

"Itu milik mu, ambillah!"

"Tapi bukankah kamu yang lebih sering memakainya?"

"Hmmm, aku memakainya karena itu adalah milik mu!"

"Anand..."

"Maaf, sekarang aku tidak membutuhkannya lagi!"

"Kamu yakin??"

"Hmmm, sangat yakin! Semua milik mu ambillah semuanya jangan lagi ada yang tersisa disini!"

"Aku hanya butuh barang milik ku jadi aku tidak akan mengambil satu pun barang milik mu, apapun itu." Tegas Deria yang terlihat mulai terbawa emosi.

"Ya udah tinggalin aja, biar aku buang atau bakar sisanya! Nggak guna lagi kan, berarti udah jadi sampah!" Gumam Anand yang juga mulai terbawa situasi panas.

"Sekalian aja bakar semuanya, kalau perlu rumah ini sekalian. Runtuhkan atau bakar semuanya, aku nggak peduli!" Tegas Deria dengan amarah yang meluaplah sudah.

Tubuh Deria berdiri kokoh di samping rak buku, tatapannya begitu tajam terus tertuju pada Anand yang berdiri tidak terlalu jauh darinya.

"Apa memang harus seperti ini? Anand, apa memang semuanya harus jadi begini? Inikah mau mu? Jika iya, tolong hiduplah dengan bahagia agar luka ku ini tidak sia-sia." Jelas Deria dengan air mata yang perlahan menetes dari pertahannya.

Deria segera keluar dari sana dengan membawa serta satu dus buku di tangannya.

Anand masih mematung tanpa beranjak sedikitpun, ia benar-benar tidak tau harus bagaimana.

~~

Episodes
1 Bab_001 Masa Lalu
2 Bab_002 Anand Devfran
3 Bab_003 Rasa Itu
4 Bab_004 Dokter Dariel
5 Bab_005 Mantan
6 Bab_006 Masa SMA
7 Bab_007 Jatuh cinta
8 Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9 Bab_009 Aku merindukan mu.
10 Bab_010 Mencoba tangguh
11 Bab_011 Khawatir
12 Bab_012 Melawan Takdir
13 Bab_013 Balas Dendam
14 Bab_014 Aku paham
15 Bab_015 Talia
16 Bab_016 Perkelahian
17 Bab_017 Teman Lama
18 Bab_018 Obat sakit kepala
19 Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20 Bab_020 Air Mata Hawa
21 Bab_021 Kencan romantis
22 Bab_022 Calvin
23 Bab_023 Tangisan
24 Bab_024 Terima kasih
25 Bab_025 Amukan Jinan
26 Bab_026 Kami Khawatir
27 Bab_027 Cemburu
28 Bab_028 Alih profesi
29 Bab_029 Dokter Deria
30 Bab_030 Gejala
31 Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32 Bab_032 Bukti
33 Bab_033 Hamil
34 Bab_034 Seminggu
35 Bab_035 Mesra
36 Bab_036 Jawab!
37 Bab_037 Kamu Jahat
38 Bab_038 Menunggu
39 Bab_039 Selingkuhan
40 Bab_040 Pertengkaran
41 Bab_041 Pria Idaman
42 Bab_042 Kecurigaan
43 Bab_043 Mantan Istri
44 Bab_044 Kebohongan
45 Bab_045 Masa Lalu Kelam
46 Bab_046 Lebam Merah
47 Bab_047 Keluarga Talia
48 Bab_048 ShinGua ku
49 Bab_049 Kegilaan Zhain
50 Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51 Bab_051 Air mata Anand
52 Bab_052 menatap Hanin
53 Bab_053 Curhat
54 Bab_054 Ingatan Zhain
55 Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56 Bab_056 Ketakutan
57 Bab_057 Pelacak
58 Bab_058 Peringatan Satur
59 Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60 Bab_060 Lelaki Ku
61 Bab_061 Wajah Polos Anand
62 Bab_062 Pasien Lama
63 Bab_063 Siapa Maina?
64 Bab_064 Bersembunyi
65 Bab_065 Ceritakan semuanya
66 Bab_066 Pertemuan pertama
67 Bab_067 Ketiduran
68 Bab_068 Cemburu
69 Bab_069 Tebar Pesona
70 Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71 Bab_071 Melepas Rindu
72 Bab_072 Dukun
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab_001 Masa Lalu
2
Bab_002 Anand Devfran
3
Bab_003 Rasa Itu
4
Bab_004 Dokter Dariel
5
Bab_005 Mantan
6
Bab_006 Masa SMA
7
Bab_007 Jatuh cinta
8
Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9
Bab_009 Aku merindukan mu.
10
Bab_010 Mencoba tangguh
11
Bab_011 Khawatir
12
Bab_012 Melawan Takdir
13
Bab_013 Balas Dendam
14
Bab_014 Aku paham
15
Bab_015 Talia
16
Bab_016 Perkelahian
17
Bab_017 Teman Lama
18
Bab_018 Obat sakit kepala
19
Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20
Bab_020 Air Mata Hawa
21
Bab_021 Kencan romantis
22
Bab_022 Calvin
23
Bab_023 Tangisan
24
Bab_024 Terima kasih
25
Bab_025 Amukan Jinan
26
Bab_026 Kami Khawatir
27
Bab_027 Cemburu
28
Bab_028 Alih profesi
29
Bab_029 Dokter Deria
30
Bab_030 Gejala
31
Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32
Bab_032 Bukti
33
Bab_033 Hamil
34
Bab_034 Seminggu
35
Bab_035 Mesra
36
Bab_036 Jawab!
37
Bab_037 Kamu Jahat
38
Bab_038 Menunggu
39
Bab_039 Selingkuhan
40
Bab_040 Pertengkaran
41
Bab_041 Pria Idaman
42
Bab_042 Kecurigaan
43
Bab_043 Mantan Istri
44
Bab_044 Kebohongan
45
Bab_045 Masa Lalu Kelam
46
Bab_046 Lebam Merah
47
Bab_047 Keluarga Talia
48
Bab_048 ShinGua ku
49
Bab_049 Kegilaan Zhain
50
Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51
Bab_051 Air mata Anand
52
Bab_052 menatap Hanin
53
Bab_053 Curhat
54
Bab_054 Ingatan Zhain
55
Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56
Bab_056 Ketakutan
57
Bab_057 Pelacak
58
Bab_058 Peringatan Satur
59
Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60
Bab_060 Lelaki Ku
61
Bab_061 Wajah Polos Anand
62
Bab_062 Pasien Lama
63
Bab_063 Siapa Maina?
64
Bab_064 Bersembunyi
65
Bab_065 Ceritakan semuanya
66
Bab_066 Pertemuan pertama
67
Bab_067 Ketiduran
68
Bab_068 Cemburu
69
Bab_069 Tebar Pesona
70
Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71
Bab_071 Melepas Rindu
72
Bab_072 Dukun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!