Bab_004 Dokter Dariel

"Ini dokter baru kita Dok, dokter Dariel Ervans spesialis ortopedi yang bakal menjadi teman seruangan dokter Anand." Jelas Nita memperkenalkan sang dokter baru.

"Deria spesialis saraf!" Ujar Deria memperkenalkan diri dengan senyuman manis yang menghiasi wajahnya.

"Sepertinya ada pasien datang, aku permisi dok! oh ya, dokter Ria tolong antarkan dokter baru kita ke ruangannya." Pinta Nita memohon dengan wajah memelas dan segera berlari menuju pintu utama rumah sakit untuk menyambut ambulance yang baru saja datang dengan suara yang menggema di seluruh penjuru rumah sakit.

"Maafkan kebiasaan Nita yang selalu ngasal nyuruh begitu dok!" Pinta Rudi yang merasa tidak tenang dengan permintaan yang Nita ajukan pada Deria, terlebih mereka semua tau hubungan antara Deria dan Anand saat ini.

"Ya dia emang selalu begitu kan! ya mau gimana lagi diakan mood booster kita semua di rumah sakit ini...!" Jelas Deria yang memang hafal betul tingkah kelakuannya Anita Sarianti.

Penjelasan Deria cukup membuat Dariel dan Rudi tertawa puas. Deria segera mengajak Dariel menuju ruangan kerjanya. Keduanya menelusuri setiap lorong dengan keadaan diam membisu tidak ada yang mulai angkat bicara meski hanya sekedar basi-basi belaka, Dariel hanya terus mengikuti langkah Deria yang sejak awal memang berada dua langkah di hadapannya. langkah keduanya terhenti saat pintu ruangan Anand terbuka lebar dan muncul lah sang pemilik ruangan dari balik pintu dengan keadaan yang terlihat jelas begitu berantakan, jas kedokteran yang hanya terpasang pada lengan kiri sedangkan bagian tangan kanan terbiarkan begitu saja, kartu tanda pengenal yang terpasang pada lengan kanan, rambut acak-acakan, mata memerah serta tangan yang sibuk memasukkan pena kedalam kantong jas kedokterannya.

"Hahhhhh!" Desah Deria dengan napas yang terdengar jelas begitu berat sesaat setelah menatap kearah Anand yang belum juga menyadari kehadirannya dan Dariel di depan pintu ruangan tersebut.

"Say....heummmm, siapa?" Tanya Anand saat mengetahui bahwa yang saat ini ada dihadapannya tidak hanya Deria tapi juga seorang dokter dengan penampilan yang berbanding terbalik dengan dirinya saat ini.

"Dokter Dariel, dokter baru disini, direkrut langsung oleh pak direktur." Jelas Deria  dengan mata yang masih sibuk menatap penampilan Anand yang cukup membuatnya sakit mata.

"Ahhhh! okay, barusan udah dikabari kok sama makhluk halus itu! ortopedi kan? silahkan masuk, kuasai aja ruangannya, dan eummmm kamu keren!" Jelas Anand yang langsung melangkah meninggalkan mereka begitu saja.

"Oh ya...!" Anand kembali berbalik menatap Dariel lalu kembali melanjutkan ucapannya "Jangan coba-coba untuk menjadi saingan aku, toh sebelum bersaing aku juga sudah kalah telak dari kamu, penampilan dan juga keahlian, bye...!"

"Dia..." Dariel menggantungkan ucapannya dengan meminta kejelasan pada Deria.

"Hmmmm agak gila, jadi kamu harus siap mental dengan semua kelakuan angsatnya itu, aku pamit!" Jelas Deria lalu berusaha segera menyusul Anand.

"Haaaaah, jadi alasan dia terus memohon agar aku datang kesini? sial..." Gumam Dariel kesal dan segera masuk ke dalam ruangan barunya.

"Berhenti!" Pinta Deria yang berada tepat tiga langkah dibelakang Anand.

"Iya aku tau, aku ngerti dan aku paham! aku tidak akan mengusiknya, kamu puas?" Jelas Anand dengan wajah kesal setelah berbalik menghadap Deria.

"Apa aku mengatakan sesuatu? aku bahkan belum mengeluarkan satu kata pun." Jelas Deria lalu mencoba mengikis jarak antara keduanya.

Jawaban Deria membuat Anand seketika menundukkan wajahnya, ia bahkan hanya mematung saat tangan Deria perlahan menyentuh bahu kanannya.

"Umur kamu sekarang 28, bukan 2,8 tahun! bersikaplah dewasa, jangan terus bergantung pada orang lain, hiduplah dengan baik, jangan membuat aku kesal!" Tegas Deria lalu menarik kesal tanda pengenal yang tersangkut dibahu kanan Anand.

Anand mencoba menatap wajah Deria, namun sama sekali tidak berani untuk mengajukan protes, ia bahkan hanya nurut saat Deria mencoba memakaikan jas tersebut pada lengan kanannya, lalu kartu tanda pengenal yang langsung Deria pasangkan pada leher Anand, tangan kanan Deria sedikit merapikan posisi kerah jas yang terpasang agak miring.

"Ria..." Ujar Anand dengan suara pelan dan lirih.

"Jika ingin menyiksa ku, maka hiduplah dengan baik." Tegas Deria lalu melangkah meninggalkan Anand yang masih menatap kepergian Deria dengan penuh kebingungan.

"Bagaimana bisa aku hidup dengan baik jika cahaya ku telah hilang dan padam. Apa yang harus aku lakukan Ria? aku harus apa?" Keluh Anand dengan dada yang terasa begitu sesak dan keadaan yang begitu berantakan.

Anand kembali melanjutkan langkahnya menuju ke ruang operasi yang memang adalah tempat tujuan utamanya sejak tadi, karena sebentar lagi dia ada jadwal operasi.

~~

"Aku capek..." Keluh Anand setelah keluar dari ruang operasi dengan tangan yang langsung menarik masker lalu melemparkannya ke dalam tong sampah.

dengan langkah tertatih Anand terus melangkah menuju ruangan Deria, dengan cepat tangannya membuka pintu ruangan tersebut lalu lekas masuk mencari sosok wanita yang begitu ia cintai dengan sepenuh hati.

"Hari ini aku lelah banget, jadwal operasi ku pada banget!" Keluh Anand yang langsung menarik kursi kerja Deria untuk menghadap kearahnya.

Dengan cepat Anand memposisikan tubuhnya agar sejajar dengan posisi Deria yang sedang duduk dikursinya. Perlahan Anand melingkarkan kedua tangannya di pinggang ramping milik Deria lalu Anand mulai merebahkan kepalanya di pangkuan sang gadis pujaan hati. Dengan lembut tangan Deria mengusap pelan rambut mullet berwarna kecoklatan milik sang dokter spesialis ortopedi yang begitu terkenal sejagad rumah sakit seluruh kota.

"Tapi semua itu bakal terbalas saat kamu melihat senyuman para pasien mu kan?"

"Hmmmmm, rasanya benar-benar bahagia saat keluar dari ruang operasi setelah operasi sukses apalagi saat tau kalau pasien aku sudah boleh pulang, waaaah puas banget!" Jelas Anand lalu mendongakkan kepalanya untuk menatap Deria.

"Kerja hebat! Aku bangga banget sama kamu!"

"Benarkah? Apa aku sekeren itu?"

"Hmmmm, meski awur-awuran tapi ketampanan mu tak pernah terkalahkan! Walau kadang tantrum tapi kebaikan mu tak pernah hilang!"

"Waaaaah! Seketika aku langsung semangat kembali saat mendengar pujian mu, hmmmmm meski agak-agak ambigu tapi aku mengganggapnya sebagai pujian! Terima kasih sayang." Ucap Anand yang langsung mengecup lembut pipi kanan Deria.

"Sebaiknya kamu memang nggak harus rapi, berantakan aja gini tiap hari!" Ujar Deria yang terus memperhatikan penampilan Anand lalu tangannya dengan usil mulai mengacak-acak rambut mullet Anand.

"Okay, selamanya aku akan berpenampilan seperti ini!" Cetus Anand dengan senyuman manjanya.

"Dasar kamu ini..." Ujar Deria lalu mendekap wajah Anand dengan kedua tangannya.

"I love you, sayang..." Lanjut Deria lalu mengecup lembut kenang Anand.

Tangan Anand yang hendak menyentuh gagang pintu tertahan dengan sendirinya, matanya mulai berkaca-kaca saat pelan-pelan kenangan indah memudar dari ingatannya, kaki yang terasa lemah seketika membuat tubuh kekarnya sempoyongan dan hampir saja terjatuh ke lantai jika saja Dariel tidak menolongnya.

"Kamu okay?" Tanya Dariel memastikan.

"Ciiiih!" Cetus Anand dan berusaha kuat lalu kabur dari sana.

"Siapa?" Tanya Deria yang ikut keluar dari ruangannya bersama Dariel yang memang sejak awal muncul dari dalam ruang kerja Deria.

"Dokter Anand..." Jawaban Dariel sukses membuat Deria kaget seketika.

~~

Episodes
1 Bab_001 Masa Lalu
2 Bab_002 Anand Devfran
3 Bab_003 Rasa Itu
4 Bab_004 Dokter Dariel
5 Bab_005 Mantan
6 Bab_006 Masa SMA
7 Bab_007 Jatuh cinta
8 Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9 Bab_009 Aku merindukan mu.
10 Bab_010 Mencoba tangguh
11 Bab_011 Khawatir
12 Bab_012 Melawan Takdir
13 Bab_013 Balas Dendam
14 Bab_014 Aku paham
15 Bab_015 Talia
16 Bab_016 Perkelahian
17 Bab_017 Teman Lama
18 Bab_018 Obat sakit kepala
19 Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20 Bab_020 Air Mata Hawa
21 Bab_021 Kencan romantis
22 Bab_022 Calvin
23 Bab_023 Tangisan
24 Bab_024 Terima kasih
25 Bab_025 Amukan Jinan
26 Bab_026 Kami Khawatir
27 Bab_027 Cemburu
28 Bab_028 Alih profesi
29 Bab_029 Dokter Deria
30 Bab_030 Gejala
31 Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32 Bab_032 Bukti
33 Bab_033 Hamil
34 Bab_034 Seminggu
35 Bab_035 Mesra
36 Bab_036 Jawab!
37 Bab_037 Kamu Jahat
38 Bab_038 Menunggu
39 Bab_039 Selingkuhan
40 Bab_040 Pertengkaran
41 Bab_041 Pria Idaman
42 Bab_042 Kecurigaan
43 Bab_043 Mantan Istri
44 Bab_044 Kebohongan
45 Bab_045 Masa Lalu Kelam
46 Bab_046 Lebam Merah
47 Bab_047 Keluarga Talia
48 Bab_048 ShinGua ku
49 Bab_049 Kegilaan Zhain
50 Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51 Bab_051 Air mata Anand
52 Bab_052 menatap Hanin
53 Bab_053 Curhat
54 Bab_054 Ingatan Zhain
55 Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56 Bab_056 Ketakutan
57 Bab_057 Pelacak
58 Bab_058 Peringatan Satur
59 Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60 Bab_060 Lelaki Ku
61 Bab_061 Wajah Polos Anand
62 Bab_062 Pasien Lama
63 Bab_063 Siapa Maina?
64 Bab_064 Bersembunyi
65 Bab_065 Ceritakan semuanya
66 Bab_066 Pertemuan pertama
67 Bab_067 Ketiduran
68 Bab_068 Cemburu
69 Bab_069 Tebar Pesona
70 Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71 Bab_071 Melepas Rindu
72 Bab_072 Dukun
Episodes

Updated 72 Episodes

1
Bab_001 Masa Lalu
2
Bab_002 Anand Devfran
3
Bab_003 Rasa Itu
4
Bab_004 Dokter Dariel
5
Bab_005 Mantan
6
Bab_006 Masa SMA
7
Bab_007 Jatuh cinta
8
Bab_008 Sepertinya aku jatuh cinta padanya.
9
Bab_009 Aku merindukan mu.
10
Bab_010 Mencoba tangguh
11
Bab_011 Khawatir
12
Bab_012 Melawan Takdir
13
Bab_013 Balas Dendam
14
Bab_014 Aku paham
15
Bab_015 Talia
16
Bab_016 Perkelahian
17
Bab_017 Teman Lama
18
Bab_018 Obat sakit kepala
19
Bab_019 Seperti Area Kuburan Saat Malam
20
Bab_020 Air Mata Hawa
21
Bab_021 Kencan romantis
22
Bab_022 Calvin
23
Bab_023 Tangisan
24
Bab_024 Terima kasih
25
Bab_025 Amukan Jinan
26
Bab_026 Kami Khawatir
27
Bab_027 Cemburu
28
Bab_028 Alih profesi
29
Bab_029 Dokter Deria
30
Bab_030 Gejala
31
Bab_031 Selamat! semoga bahagia selalu
32
Bab_032 Bukti
33
Bab_033 Hamil
34
Bab_034 Seminggu
35
Bab_035 Mesra
36
Bab_036 Jawab!
37
Bab_037 Kamu Jahat
38
Bab_038 Menunggu
39
Bab_039 Selingkuhan
40
Bab_040 Pertengkaran
41
Bab_041 Pria Idaman
42
Bab_042 Kecurigaan
43
Bab_043 Mantan Istri
44
Bab_044 Kebohongan
45
Bab_045 Masa Lalu Kelam
46
Bab_046 Lebam Merah
47
Bab_047 Keluarga Talia
48
Bab_048 ShinGua ku
49
Bab_049 Kegilaan Zhain
50
Bab_050 Kebenaran di masa lalu
51
Bab_051 Air mata Anand
52
Bab_052 menatap Hanin
53
Bab_053 Curhat
54
Bab_054 Ingatan Zhain
55
Bab_055 Mimpi buruk itu datang Kembali
56
Bab_056 Ketakutan
57
Bab_057 Pelacak
58
Bab_058 Peringatan Satur
59
Bab_059 Benar-benar rujuk kembali
60
Bab_060 Lelaki Ku
61
Bab_061 Wajah Polos Anand
62
Bab_062 Pasien Lama
63
Bab_063 Siapa Maina?
64
Bab_064 Bersembunyi
65
Bab_065 Ceritakan semuanya
66
Bab_066 Pertemuan pertama
67
Bab_067 Ketiduran
68
Bab_068 Cemburu
69
Bab_069 Tebar Pesona
70
Bab_070 Mimpi atau Lamunan?
71
Bab_071 Melepas Rindu
72
Bab_072 Dukun

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!