Suamiku Playboy
Hati wanita manakah yang tak akan sakit. Mendengar penuturan suaminya kalau suaminya mencintai wanita lain dan dia ingin menikahi wanita itu.
Sungguh perih rasanya. Hati wanita itu sangatlah rapuh. Dan luka wanita itu,sangatlah susah untuk di sembuhkan
Memiliki madu.
Apa yang akan kalian fikirkan?
Yah, memang inilah kehidupan yang tersulit untuk seorang wanita. Memliki madu, dan hidup dengan suami yang terbagi. Namun bukan ini yang Andira inginkan. Dia menginginkan kalau dia mendapatkan seorang suami yang utuh tanpa harus ada kata berbagi.
Memiliki madu, bayangan itu yang yang terus menghantui fikiran Andira Edista Amalia. Bayangan itu terus merasuk dalam dirinya.
Andira masih memikirkan ucapan suaminya, yang katanya dia akan menikah lagi dengan kekasih yang di cintainya.
Apakah dia tidak menyadari, kalau di sisinya ada hati yang terluka.
Berpoligami. Akankah Gilang bisa adil dengan istri-istrinya nanti.
Andira merasa begitu tersakiti. Dia sama sekali tak menyangka dengan suaminya itu.
Di hari ulang tahun pernikahan yang ke satu tahun, seharusnya hari itu adalah hari kebahagiaan pasangan suami istri itu. Namun tidak dengan Andira. Andira harus menelan kepahitan. Andira harus di hadapkan oleh sesuatu yang sangat sulit. Suaminya meminta izin untuk menikah lagi.
Andira Pov.
Malam ini, kami sedang menikmati malam yang sangat romantis. Aku bersama Gilang masih setia bersantap di ruang makan. Kami sangat menikmati makan malam ini.
Malam ini, hanya ada canda tawa yang memecah kesunyian di rumah kami.
Aku memasakan untuknya makanan ke sukaannya. Dan akupun memesan sebuah kue tart untuk merayakan hari jadi kita. Betapa bahagiannya aku, sekarang aku telah menjadi seorang istri dari suami yang aku cintai.
"Sayang..." Gilang menyentuh tangan ku. Dia menggenggamnya erat-erat.
Yah memang begitulah dia, dia adalah sosok lelaki yang sangat romantis.
"Kamu cantik sekali malam ini sayang." Pujinya, membuat hati ku terasa melayang.
Akupun tersenyum.
Gilang mengecup punggung tanganku.
"Aku punya sesuatu buatmu." Ucap Gilang.
"Apa sayang?" tanya ku penasaran.
Gilang memberikan sebuah kotak kecil, dan dia memberikannya padaku.
Akupun meraihnya. Aku buka kotak itu perlahan. Dan ternyata itu adalah kotak
kalung berlian yang sangat indah.
"Wah, bagus banget sayang. Aku suka banget, kalung ini indah banget sayang!." Aku begitu bahagia.
Gilang kemudian memasangkan kalung itu di leherku. Gilang begitu sangat romantis malam ini.
Dia memeluk ku dari belakang, Dia menciumi bagian belakang leherku. Membuat aku berdebar di buatnya.
Namun aku belum menyadari apa yang akan dia katakan.
Gilang kemudian duduk kembali di sampingku.
Gilang mengambil satu kotak lagi.
Dan kotak itu berisi sebuah cincin berlian yang berkilauan. Akupun menyunggingkan senyum.
"Sayang, kamu romantis banget. Kamu udah mau memberikan aku kalung dan cincin untuk ku. Aku sangat bahagia sayang."
Gilang memegang kotak cincin itu.
"Ini cincin yang akan aku pakaikan pada Rani nanti." Ucap Gilang mengejutkan.
Deg.
Kata-katanya begitu sangat menyayat hatiku. Tubuhku dan hatiku rasanya seperti akan hancur berkeping-keping.
Rani? siapa Rani? aku pun tak tahu.
Air mataku pun mulai menetes. Tak terasa aku seperti sudah mati. Semua menjadi gelap. Akupun ambruk di meja makan malam itu.
***
Saat aku tersadar, aku sudah ada di atas tempat tidur. Gilang tersenyum padaku tanpa dosa.
Aku menghela nafas dalam. Mencoba memberi kekuatan pada diriku sendiri.
"Aku akan menikahi Rani. Sudah lama aku mencintainya sayang. Dan sekarang, aku benar-benar akan menghalalkannya." Kata Gilang menuturkan.
Ucapannya begitu sangat memukul hatiku.
Perih rasanya. Bahkan jantung inipun seperti ingin berhenti berdetak seketika itu juga.
"Kenapa kamu mau menikah lagi Mas? apa salah ku selama ini? apa kekurangan ku? aku sudah berusaha untuk menjadi yang terbaik untukmu."
"Kamu sempurna untuk ku sayang."
"Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini Mas, kalau pada akhirnya kamu akan menyakitiku." Ratap ku sembari menahan air mata yang akan terjatuh dari pelupuk mata ku.
"Sayang, aku menerimamu karena aku tidak mau mengecewakan kedua orang tuaku."
"Lantas, kenapa kamu mau menikah lagi? apa kamu belum bisa mencintaiku?" tanyaku.
"Aku sangat mencintaimu sayang. Tapi aku juga mencintai Rani. Bahkan aku lebih lama mencintai Rani."
"Aku nggak mau berbagi suami Mas. Kalau kamu mau menikah lagi, maka ceraikanlah aku!" kataku sebisa mungkin untuk tenang.
"Tidak! aku tidak mau kehilanganmu juga. Aku pun mencintaimu juga sayang."
"Serakah kamu Mas! tapi aku nggak mau berbagi cinta Mas. Ceraikan aku atau kau tinggalkan dia! " pintaku.
"Keputusanku nggak, dua-duanya..." Katanya yang beranjak dari duduknya dan melangkah keluar kamarku meninggalkan aku sendiri.
***
Author pov.
Andira masih menangis di kamar. Dia terduduk di lantai sembari memeluk kedua lututnya.
Dia tidak menyangka dengan suaminya. Dia fikir, suaminya telah mencintainya dan melupakan wanita yang di cintainya.
"Kamu jahat Mas Gilang! kenapa kamu tega dengan aku. Kamu tega Mas. Kalau akhirnya kamu akan melukaiku begini, kenapa kamu harus mau di jodohkan dengan ku, Kenapa kamu harus mau menikah denganku. Sakit Mas..."
Andira masih bergumam, yang di iringi dengan isak tangisnya. Tiba-tiba ponselnya berdering.
Gilang menelponnya.
Di gesernya tombol hijau.
"Halo..."
"Malam ini aku tidak pulang. Aku akan menginap di rumah Rani."
"Tapi Mas,"
"Udahlah, Jangan bawel. Kalau kamu pengin sesuatu atau butuh apa-apa, Mintalah sama Mbak Muti. Kalau perlu, aku akan tambah satu asisten rumah tangga lagi buatmu."
Hati wanita mana yang akan rela suaminya bermalam di rumah pacarnya atau calon madunya. Tidak akan pernah rela. Apalagi Gilang belumlah sah menjadi istri Maharani.
Bibir Andira bergetar. Dia benar-benar bingung dengan apa lagi yang akan di kataknnya pada suaminya itu.
Akan kah dia untuk mengatakan untuk "pulanglah Mas"
Apa itu mungkin? karena sebelum itu, Gilang sangat bersikukuh untuk menikahi Maharani. Dan dia juga bilang, dia mencintai Maharani lebih dulu sebelum mencintainya.
Sebenarnya siapa Maharani? dan seberapa lama Gilang sudah berhubungan dekat dengannya?
Andira tidak pernah tahu.
Andira baru setahun menikah dengan suaminya itu. Jadi dia belum tahu banyak tentang suaminya.
Andira menerima perjodohan ini pun, karena orang tuanya yang menyuruhnya. Gilang adalah seorang lelaki yang lembut dan penuh perhatian.
Dia begitu romantis dan tidak pernah marah juga main tangan. Yah, begitulah sosok Gilang yang selama ini Andira tahu.
Saat Gilang mengatakan dia akan menikah lagi, kata-kata itu seperti membuat tamparan keras di hati Andira. Tamparan hati yang menyakitkan.
Akan seberapa kuat Andira bertahan dengan hidup poligaminya nanti. Bagaimanakah dia akan menjalani kehidupan untuk berbagi suami dengan wanita yang bernama Maharani itu.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Uthie
tertarik mampir lihat judul nya 👍🤗
2023-03-02
0
Yadi
Bagus novelnya 👍👍
Gue berharap baik Andira maupun Maharani dan Gilang, tdk ada tersakiti nantinya.
Misalnya Andira tdk kuat dimadu, maka cerailah walaupun perbuatan cerai dibenci oleh Allah 🙏🙏
Gue cowok dan gue nggak munafik, untuk cewe yg tdk suka berbagi suami, maka cerailah, dari pada sakit hati nantinya.
Bagi yang mau dimadu, ya silahkan.
Kita tdk bisa menyalahkan, memang sebagian laki-laki (30%) hatinya mendua, yaitu mencintai wanita lebih dari satu, dan sisanya (70%) memilih satu pasangan saja.
Yang nyata intinya, apabila seorang wanita tdk mau dimadu krn akan sakit hat nantinyai, ya bercerailah. Krn wanita juga ingin dimengerti 😁😁😁
2020-12-26
0
Sri Utami
kyk ya menarik.
2020-11-28
0