Tak mau menjanda.

Mama Gilang langsung memburu menantunya itu. Dia sangat begitu khawatir.

Hoek..hoek..

"Nak kamu kenapa?" tanya mama Gilang panik.

Andira menatap mertuanya lekat.

"Aku nggak apa-apa kok Ma," jawab Andira

Andira membasuh mukanya dengan air. Setelah mualnya mulai mereda, diapun kembali ke meja makan.

Namun apa yang Andira lihat? Gilang suaminya cuek saja pada Andira. Sekarang dia tidak seperhatian dulu lagi. Bahkan untuk segera bilang kenapapun, tidak. Suami macam apa dia. Dia seperti sudah menganggap Andira itu tidak ada.

Andira yang masih dengan wajah pucat, kembali duduk. Dia melirik ke arah suaminya. Dia tahu apa yang sedari tadi suaminya lakukan. Dia sedang bermesra-mesraan di chatnya itu bersama Maharani.

Mas Gilang udah berubah sekarang. Apa karena dia akan menikah dengan Rani? kalau tahu gitu, mending aku nggak usah nikah dengan dia. Mending aku nunggu Mas Fikri aja. Batin Andira

"Sayang, kalau kamu sedang sakit, ya udah, kamu nginep di sini dulu...!" pinta mama Gilang

"Aku ngga apa-apa kok Ma." Kata Andira

"Gilang, sebentar lagi Kak Fikri pulang, dan dia akan membantu kamu di kantor." Kata papa Gilang.

Deg.

Hati Gilang sangat begitu resah. Betapa tidak, Fikri akan bekerja kembali di kantornya. Itu artinya dia tidak bisa bebas melakukan apapun dengan Maharani. Dan seandainya posisi Gilang di gantikan oleh kakaknya lagi, Ah, Gilang tidak bisa membayangkan semua itu.

"Andira mau nginap di sini?" tanya Gilang.

"Iya." jawab mama Gilang. "Nggak apa-apakan dia temanin Mama di sini?"

"Oh...nggak apa-apa dong Ma, Andira nginep di sini. Gilang malah senang. Mama jadi ada temannya." kata Gilang.

Andira menatap suaminya tajam. Yah, jelas saja Gilang akan merasa sangat puas jika Andira menginap di rumah Mamanya. Dia akan bebas menemani Rani tanpa gangguan dari Andira.

"Ya udah Ma, Pa. Kayaknya aku harus pergi deh. Biarin Andira di sini dulu. Aku mau pulang, mau tidur di rumah." Kata Gilang.

"Lho, kok gitu. Kamu tidak menemaninya malam ini?" tanya Mama Gilang

"Gilang capek banget. Mau tidur di rumah aja." Kata Gilang.

"Nggak bisa gitu dong Gilang. Kamu harus temanin Andira nginep di sini." Mama tidak mau kalah.

"Ah, nggak bisa Ma. Gilang masih banyak urusan. Banyak kerjaan yang harus Gilang selesaikan." Kata Gilang.

"Biarin Mas Gilang Ma, mungkin dia lagi pengin istirahat di rumah. Nggak apa-apa kalau Andira nginep di sini sendiri." Kata Andira

"Ya udahlah." Mamapun akhirnya mengalah.

Setelah kepergian Gilang, Andira pergi ke kamarnya. Dan di sinilah dalam kesendiriannya, tangisnyapun memecah kesunyian.

hiks...hiks... Andira menangis.

"Aku yakin. Pasti Mas Gilang menemui perempuan itu. Aku yakin, Mas Gilang itu tidak pulang ke rumahnya." Gumam Andira.

Malam ini, Andirapun sendiri. Dalam kesendiriannya, dia menangis. Tangisan seoang istri yang takut kehilangan suaminya, sekaligus takut menjadi janda.

Janda. Iya, Apa yang akan kalian fikirkan tentang janda. Janda itu, wanita yang selalu menjadi bahan olokan para orang.

Janda itu, akan menjadi bahan perbincangan laki-laki. Mungkin kebanyakan dari kaum lelaki itu, merendahkan kaum wanita yang bernama janda.

Mereka para lelaki itu, pasti selalu bergosip ria tentang perihal janda. Terkadang ada juga lelaki yang menginginkan janda itu menjadi simpanan, menjadikan janda itu istri kedua, atau menjadikan janda itu selingkuhan. Walaupun tidak semua lelaki seperti itu. Namun Andira juga tidak mau dirinya menjadi janda. Apalagi dia itu masih sangat muda.

Lagi-lagi Andira melirik ponselnya. Dia melihat apakah ada notifikasi masuk atau tidak. Dia berharap kalau Gilang suaminya itu akan menelponnya.

Tapi ponsel itu hanya diam. Tidak ada tanda-tanda kalau suaminya menelponnya.

Andira meraih ponselnya.

"Mas, Bagaimana nanti jika kamu sudah menikahi Maharani. Belum menikahinya saja, kamu sudah bersikap begini padaku." Ucap Andira.

***

Malam ini, Andira menginap di rumah mertuanya. Dia tertidur sendiri di kamarnya. Hingga akhirnya, adzan subuhpun menggema. Andira terbangun dan langsung melaksanakan sholat subuh.

Setelah itu, Andira pergi ke dapur. Dia tersenyum saat melihat sosok lelaki yang sedang menuang air minum di dapur.

"Mas Gilang. Ternyata kamu nginap di sini Mas." Ucap Andira.

Sosok lelaki yang berpawakan seperti Gilang itu menoleh.

Dia tersenyum.

Andira terkejut bukan main. Mulutnya ternganga, dia tidak menyangka kalau lelaki yang berpawakan tinggi tegap, namun lebih tampan ketimbang Gilang itu, sedang ada di dapur bersamanya.

Yah, dia adalah Fikri Kakak gilang. Setelah beberapa tahun Fikri di tugaskan untuk bekerja di London, Sekarang Fikri kembali. Dan dia tinggal di rumah orang tua Gilang.

Yah,Fikri ini yang tadinya mau di jodohkan dengan Andira. Namun karena suatu kejadian, sehingga Andira harus menikah dengan adiknya Fikri yaitu Gilang.

Lelaki itu kemudian mendekat.

"Kamu pasti Andira yah?" terka Fikri dengan senyum menawannya.

Andira tersenyum malu. Dia tampak sedikit mengaggumi kakak iparnya itu.

"Kamu siapa?" tanya Andira.

"Apa kamu tidak mengenal suara ku Andira." Kata Fikri masih mengulas senyum.

Andira tersenyum.

"Mas Fikri."

"Iya. Aku Fikri."

Yah, sebelum Andira menikah dengan Gilang, dia itu sudah didekatkan dengan Fikri. Mereka belum pernah bertatap muka. Mereka hanya berhubungan lewat telpon dan chat saja.

"Oh iya. kita ngobrol-ngobrol yuk di taman belakang." ajak Fikri.

"Iya."

Andirapun akhirnya mau di ajak ngobrol oleh kakak iparnya itu.

Fikri memang lebih tampan dari Gilang, dia lebih humoris dan juga perhatian.Fikri dan Andira sangat begitu akrab.

Saat Andira sedang mengobrol dengan Fikri, tiba-tiba saja Gilang datang dan langsung menghajar Fikri kakaknya.

"Kurang ajar kau Gilang...! Kenapa kamu pukul aku?! " teriak Fikri.

"Aku nggak suka, Kakak dekatin istri aku Kak." Kata Gilang penuh emosi.

"Ya jangan gitu dong caranya. Bisa ngomong baik-baik kan."

"Ayo kita pergi dari sini sayang. Kita kembali kerumah." kata Gilang menyeret Andira pelan.

Andirapun akhirnya menurut.

***

Andira Pov.

Pagi ini, adzan subuh menggema, kulihat Mas Gilang masih tertidur pulas. Aku merasakan kehangatan yang Mas Gilang berikan padaku, semalam waktu dia menyentuhku. Entah sudah berapa lama aku tidak di sentuh olehnya.

Aku sangat bahagia waktu Mas Gilang memberikanku nafkah batin. Aku seperti menjadi seorang wanita yang merasa sangat di sayangi. Aku harap Mas Gilang akan selalu memberikan ku nafkah batin saat aku membutuhkan.

"Mas, bangun Mas! kita sholat yuk!." Ajak ku pada Mas Gilang.

Mas Gilang menggeliat.

Hoaaam...

"Jam berapa sayang?" tanya Mas Gilang.

"Jam lima Mas."Jawabku singkat.

"Ya udah yuk, sekalian kita mandi bareng."

"Apa?" Pekik ku saat dia mengatakan dia menginginkan mandi bersama ku.

"Kok kaget gitu? Kita kan suami istri. Dan di sini kan rumah kita sendiri. Nggak ada siapa-siapa. kenapa mesti malu." Ucap Mas Gilang.

Terpopuler

Comments

Nur Ain

Nur Ain

Pisah aja.. Lari yg jauh

2020-10-10

0

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Gilang menyebalkan sekali 😡😡 Andira nya jangan terlalu menderita author, ga tega😥 penasaran sama cerita kelanjutannya😊

2020-10-02

2

lihat semua
Episodes
1 minta izin menikah lagi
2 Sendiri.
3 Tak mau menjanda.
4 hamil
5 seorang playboy
6 Sosok yang berbeda.
7 kecemburuan Gilang.
8 kedatangan Maharani.
9 Doa Andira.
10 Keromantisan
11 Berdusta.
12 Isi hati Andira
13 Kehamilan Sofi.
14 Hampir Kejambret.
15 Ibu sakit.
16 Ibu Andira meninggal.
17 Kesabaran seorang istri.
18 salah tebak.
19 Jalan-jalan.
20 Kepulangan Gilang
21 membawa Andira pergi.
22 Kemalaman di jalan.
23 meminta pertanggung jawaban.
24 Sampai di rumah Oma.
25 kecemasan Gilang.
26 Pernikahan di rumah sakit.
27 Pemakaman ayah Andira.
28 Permintaan orang tua Fikri.
29 istri terlalu lemah
30 Kedatangan Pak Widodo.
31 Kemarahan Fikri.
32 Di rumah Joe.
33 Kesedihan Fikri.
34 Mulai bekerja.
35 bersama Joe.
36 Masa lalu.
37 Pertemuan keluarga.
38 Nikah kontrak.
39 Siapa Sandra.
40 ketemuan.
41 Pulang ke Jakarta
42 Kepergian Gilang
43 pernikahan Gilang yang ke dua
44 Kebaikan Joe.
45 kebohongan Gilang terungkap.
46 Pulang ke rumah sendiri
47 kebersamaan
48 balasan untuk Gilang.
49 Visual
50 POV Rafael.
51 POV Rafael.
52 POV Rafael( anak baru)
53 POV Rafael ( sahabat baru)
54 POV Viona.
55 POV Viona
56 Kerja sama.
57 lelaki dingin.
58 Tamu penting
59 Terkurung di gudang
60 menyelamatkan Viona.
61 Panik.
62 Pertengkaran di meja makan
63 memaafkan.
64 kangen
65 Lari pagi.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
minta izin menikah lagi
2
Sendiri.
3
Tak mau menjanda.
4
hamil
5
seorang playboy
6
Sosok yang berbeda.
7
kecemburuan Gilang.
8
kedatangan Maharani.
9
Doa Andira.
10
Keromantisan
11
Berdusta.
12
Isi hati Andira
13
Kehamilan Sofi.
14
Hampir Kejambret.
15
Ibu sakit.
16
Ibu Andira meninggal.
17
Kesabaran seorang istri.
18
salah tebak.
19
Jalan-jalan.
20
Kepulangan Gilang
21
membawa Andira pergi.
22
Kemalaman di jalan.
23
meminta pertanggung jawaban.
24
Sampai di rumah Oma.
25
kecemasan Gilang.
26
Pernikahan di rumah sakit.
27
Pemakaman ayah Andira.
28
Permintaan orang tua Fikri.
29
istri terlalu lemah
30
Kedatangan Pak Widodo.
31
Kemarahan Fikri.
32
Di rumah Joe.
33
Kesedihan Fikri.
34
Mulai bekerja.
35
bersama Joe.
36
Masa lalu.
37
Pertemuan keluarga.
38
Nikah kontrak.
39
Siapa Sandra.
40
ketemuan.
41
Pulang ke Jakarta
42
Kepergian Gilang
43
pernikahan Gilang yang ke dua
44
Kebaikan Joe.
45
kebohongan Gilang terungkap.
46
Pulang ke rumah sendiri
47
kebersamaan
48
balasan untuk Gilang.
49
Visual
50
POV Rafael.
51
POV Rafael.
52
POV Rafael( anak baru)
53
POV Rafael ( sahabat baru)
54
POV Viona.
55
POV Viona
56
Kerja sama.
57
lelaki dingin.
58
Tamu penting
59
Terkurung di gudang
60
menyelamatkan Viona.
61
Panik.
62
Pertengkaran di meja makan
63
memaafkan.
64
kangen
65
Lari pagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!