seorang playboy

Author pov.

Pagi ini, Maharani tampak sedang berkutat di dapurnya. Dia seperti sedang membuatkan makanan untuk pacarnya. Yah, kalau sekarang pacarnya itu, telah bermalam di rumahnya.

Gilang sedang duduk di ruang makan. Dia sembari menyeruput kopi hangat, sembari memandangi pacarnya memasak.

"Luar biasa Maharani. Dia sangat cantik, sangat modis, dan tubuhnya sangat hangat. Dari dulu sampai sekarang, aku tidak pernah bosan untuk menyentuhnya." Ucap Gilang yang matanya terus menatap ke arah Maharani memasak.

Maharani membawakan semua masakan ke ruang makan.

"Sayang, ini makanannya sudah siap. Sekarang kita makan yah." Kata Maharani.

"Makasih yah sayang..." Ucap Gilang.

Maharani dan Gilang makan bersama. Mereka seperti sudah siap untuk berangkat ke kantor.

"Sayang. Kapan kamu mau nikahin aku?" Tanya Rani pada Gilang.

"Yah, sebentar lagi sayang."

"Sayang. Sebenarnya aku ingin menjadi wanita satu-satunya dalam hidup kamu. Aku pengin jadi istri sahmu satu-satunya."

"Ya sabar dong sayang, kita itu harus pelan-pelan. Kita nggak boleh gegabah. Sekarang Kak Fikri udah kerja di kantor kita. Dia nggak boleh tahu, kalau kita itu masih berhubungan."

"Apa, Kak Fikri udah kembali !" Maharani tampak terkejut.

"Iya. " Jawab Gilang.

...****************...

Pagi ini, Andira sendiri. Lagi-lagi suaminya tidak tidur di rumah. Lagi-lagi seperti itu. Sekarang tidak satu dua kali. Hampir berkali-kali.

Andira tidak bisa membayangkan dengan apa yang di lakukan Gilang dengan perempuan yang namanya Maharani itu.

Mungkin saja mereka sudah menjalani hubungan terlarang itu berkali-kali.

Apa sih yang seorang lelaki cari, kalau bukan nafsu. Mana mungkin Gilang tidak mempunyai minat pada Maharani.

Seorang lelaki dewasa dengan seorang wanita dewasa, jika tinggal satu atap dan di sana mereka hanya berdua, bukankah yang ketiga itu adalah setan.

Dan mereka saling mencintai. Tidak mungkinkan jika tidak melakukan hubungan terlarang itu.

Sekarang Andira ada di meja makan sendirian.

"Bu. Ada Pak Fikri." Ucap Mbak Muti.

"Suruh masuk aja Mbak!" Pinta Andira.

Mbak Muti kemudian pergi melangkah ke arah ruang tamu. Dia kemudian menyuruh Fikri masuk.

"Makasih yah. Andira nya dimana?" tanya Fikri sembari matanya masih menelusuri seluruh ruangan rumah adiknya.

Rumahnya bagus juga. Ah seandainya Andira itu jadi menikah denganku, mungkin aku udah bisa memanjakannya. Dan sekarang hidup kita udah bahagia. Apakah dia bahagia juga hidup dengan adik ku? Batin Fikri.

"Ada di ruang makan." Jawab Mbak Muti.

"Oh, Makasih yah Mbak."

Fikri kemudian melangkah ke ruang makan. Dia tampak melihat Andira sendiri.

"Pagi Andira?" sapa Fikri.

"Pagi Mas. Silahkan duduk!" Pinta Andira.

Fikripun kemudian duduk.

"Mas Fikri udah makan?" tanya Andira.

"Belum Andira. Aku lagi belum selera makan."

"Ya udah, makan di sini aja. Tuh Mbak Muti udah masak banyak."

"Gilang mana? Kok nggak temanin kamu makan."

"Mas Gilang, udah pergi ke kantor." Bohong Andira. Dia sama sekali tidak mau orang lain tahu, kalau rumah tangganya itu sedang bermasalah.

"Oh rajin juga yah dia. Sekarang Gilang udah sangat berubah." Ucap Fikri, yang tak tahu saja bagaimana aslinya Gilang.

Fikri menatap Andira dalam. Dia tersenyum.

Ternyata Andira sangat cantik. Aku jadi semakin jatuh cinta padanya. Tapi sekarang, dia sudah menjadi milik adik ku.

Andira yang sedang mengunyah makanan, memandang ke arah Fikri.

"Mas, kenapa mas memandangi ku seperti itu?"

"Ah, nggak apa-apa. Aku cuma keingat adik ku saja. Gimana, kamu bahagia hidup dengan Gilang?"

"Aku bahagia kok."

"Mudah-mudahan, dia sudah berubah Andira. Asal kamu tahu Andira, Gilang itu seorang playboy. Pacarnya banyak."

"Apa?!" Andira ternganga. Dia tidak menyangka dengan apa yang di katakan Fikri. Kalau ternyata Gilang itu playboy. Berarti selain Maharani, apakah ada lagi wanitanya Gilang. Ah, Andira tidak mau memikirkan itu dulu.

Fikri tersenyum.

"Kenapa, kamu kaget?"

Andira tersenyum kecut. Dia tidak menyangka, kalau ternyata orang yang tampang nya seperti orang baik-baik itu seorang playboy.

"Ah, pusing aku Mas"

"Kamu kenapa Dir?" tanya Fikri yang tampak mendekat ke arah Andira.

Sepertinya Fikri tahu, kalau sedari tadi wajah Andira memang pucat.

"Nggak tahu Mas. Tiba-tiba kepala ku pusing."

"Ya udah. Kalau gitu, sekarang kamu aku antar ke kamar ya."

Andira tak tau kenapa, tubuhnya terasa tidak enak. Tiba-tiba saja dia pingsan. Fikri langsung menangkapnya.

Fikri langsung menggendongnya ke kamar. Dia membaringkan tubuh mungil Andira ke tempat tidur Andira.

Andira masih dengan mata terpejam. Fikri langsung menelpon doter Aziz sahabatnya.

"Halo Aziz."

"Iya, halo..."

"Ziz, tolong kemari Ziz. Ini tolong periksa kondisi adik ipar ku. Dia tiba-tiba pingsan." kata Fikri.

"Oke, aku akan segera kesana." Ucap doker Aziz.

"Iya, nanti aku akan kirim alamatnya."

Fikri masih menatap Andira lekat. Dia tersenyum.

"Apakah Andira bahagia, bersama suaminya? Tapi kok, aku ngerasa curiga yah? kayak seperti ada yang Andira sembunyikan." Ucap Fikri.

Beberapa lama kemudian, Mbak Muti membawa seorang dokter muda masuk kedalam kamar Andira.

"Pak Fikri. Ini dokternya udah datang ." Ucap Mbak Muti.

"Tolong Ziz, periksa wanita ini! Tiba-tiba saja dia pingsan." Pinta Fikri.

Dokter Aziz pun kemudian memeriksa kondisi adik ipar Fikri.

"Gimana Ziz?" tanya Fikri.

"Ah, dia nggak apa-apa. Cuma kecapean aja. Tapi tolong yah, wanita hamil itu tidak boleh stres. Aku yakin, adik ipar kamu lagi banyak fikiran." Ucap Aziz.

"Iya. Mungkin. Tapi aku nggak tahu Ziz, dengan masalahnya."

Aziz menepuk-nepuk bahu sahabatnya.

"Aku tahu siapa Gilang adik mu. Dia itu belum tentu bisa berubah. Aku takutnya dia masih main wanita di luaran sana."

"Aku nggak tahu. Aku juga baru berada di Indonesia. Aku juga nggak melihat Gilang menikah."

"Ya Udah. Kalau begitu aku pulang dulu yah. Ini resep obatnya. Kamu bisa tebus di apotik terdekat."

"Iya. Terimakasih."

Setelah itu dokter Azizpun pergi.

Fikri masih duduk di sofa. Dia masih memikirkan kata-kata Aziz.

Apakah mungkin Gilang masih main perempuan. Yah, aku nggak tahu. Mudah-mudahan saja adik ku sudah berubah. Kalau tidak , aku pasti akan menjaga adik ipar ku ini.

Andira masih memegangi kepalanya. Ternyata dia sudah tersadar.

" Ah, Mas Fikri. Kamu masih ada di sini," ucap Andira.

"Iya. Tadi tiba-tiba saja kamu pingsan. Jadi aku yang membawamu kemari. Maaf yah aku udah lancang menggendongmu."

Andira beringsut duduk.

"Ah, aku harus ke butik. Pasti karyawan ku di sana sudah menunggu."

"Jangan Andira! kamu itu masih lemah. Jangan memaksakan diri. Kamu harus banyak istirahat."

"Tapi Mas, "

"Udah Andira, nurut aja apa kata ku."

...****************...

Terpopuler

Comments

🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃

🏕V⃝🌟🍾ᚻᎥ∂ ᶢᵉˢʳᵉᵏ 💃V@X💃

fikri baik bgt knp gilang jahat bgt

2022-11-08

0

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

🍭ͪ ͩIr⍺ Mυɳҽҽყ☪️ՇɧeeՐՏ🍻𝐙⃝🦜

Andira berpisah dr Gilang dan menikah dg Fikri aja klo begitu ✌😊

2020-10-02

3

Yadi

Yadi

moga Andira cerai dgn Gilang dan menikah dgn Fikri yg baik hati, Thor 🙏🙏
gue pengen novel ini jadi pelajaran bagi yg tdk bisa menjada pasangannya. Buat Gilang menyesal akhirnya krn sudah menyia-nyiakan Andiri

2020-09-25

4

lihat semua
Episodes
1 minta izin menikah lagi
2 Sendiri.
3 Tak mau menjanda.
4 hamil
5 seorang playboy
6 Sosok yang berbeda.
7 kecemburuan Gilang.
8 kedatangan Maharani.
9 Doa Andira.
10 Keromantisan
11 Berdusta.
12 Isi hati Andira
13 Kehamilan Sofi.
14 Hampir Kejambret.
15 Ibu sakit.
16 Ibu Andira meninggal.
17 Kesabaran seorang istri.
18 salah tebak.
19 Jalan-jalan.
20 Kepulangan Gilang
21 membawa Andira pergi.
22 Kemalaman di jalan.
23 meminta pertanggung jawaban.
24 Sampai di rumah Oma.
25 kecemasan Gilang.
26 Pernikahan di rumah sakit.
27 Pemakaman ayah Andira.
28 Permintaan orang tua Fikri.
29 istri terlalu lemah
30 Kedatangan Pak Widodo.
31 Kemarahan Fikri.
32 Di rumah Joe.
33 Kesedihan Fikri.
34 Mulai bekerja.
35 bersama Joe.
36 Masa lalu.
37 Pertemuan keluarga.
38 Nikah kontrak.
39 Siapa Sandra.
40 ketemuan.
41 Pulang ke Jakarta
42 Kepergian Gilang
43 pernikahan Gilang yang ke dua
44 Kebaikan Joe.
45 kebohongan Gilang terungkap.
46 Pulang ke rumah sendiri
47 kebersamaan
48 balasan untuk Gilang.
49 Visual
50 POV Rafael.
51 POV Rafael.
52 POV Rafael( anak baru)
53 POV Rafael ( sahabat baru)
54 POV Viona.
55 POV Viona
56 Kerja sama.
57 lelaki dingin.
58 Tamu penting
59 Terkurung di gudang
60 menyelamatkan Viona.
61 Panik.
62 Pertengkaran di meja makan
63 memaafkan.
64 kangen
65 Lari pagi.
Episodes

Updated 65 Episodes

1
minta izin menikah lagi
2
Sendiri.
3
Tak mau menjanda.
4
hamil
5
seorang playboy
6
Sosok yang berbeda.
7
kecemburuan Gilang.
8
kedatangan Maharani.
9
Doa Andira.
10
Keromantisan
11
Berdusta.
12
Isi hati Andira
13
Kehamilan Sofi.
14
Hampir Kejambret.
15
Ibu sakit.
16
Ibu Andira meninggal.
17
Kesabaran seorang istri.
18
salah tebak.
19
Jalan-jalan.
20
Kepulangan Gilang
21
membawa Andira pergi.
22
Kemalaman di jalan.
23
meminta pertanggung jawaban.
24
Sampai di rumah Oma.
25
kecemasan Gilang.
26
Pernikahan di rumah sakit.
27
Pemakaman ayah Andira.
28
Permintaan orang tua Fikri.
29
istri terlalu lemah
30
Kedatangan Pak Widodo.
31
Kemarahan Fikri.
32
Di rumah Joe.
33
Kesedihan Fikri.
34
Mulai bekerja.
35
bersama Joe.
36
Masa lalu.
37
Pertemuan keluarga.
38
Nikah kontrak.
39
Siapa Sandra.
40
ketemuan.
41
Pulang ke Jakarta
42
Kepergian Gilang
43
pernikahan Gilang yang ke dua
44
Kebaikan Joe.
45
kebohongan Gilang terungkap.
46
Pulang ke rumah sendiri
47
kebersamaan
48
balasan untuk Gilang.
49
Visual
50
POV Rafael.
51
POV Rafael.
52
POV Rafael( anak baru)
53
POV Rafael ( sahabat baru)
54
POV Viona.
55
POV Viona
56
Kerja sama.
57
lelaki dingin.
58
Tamu penting
59
Terkurung di gudang
60
menyelamatkan Viona.
61
Panik.
62
Pertengkaran di meja makan
63
memaafkan.
64
kangen
65
Lari pagi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!