Kesalahan Satu Malam Membuatku Malang
Disebuah rumah mewah yang didalamnya terdapat keluarga bahagia. Dalam keluarga hidupnya selalu rukun jarang terjadi pertengkaran. Saat ini seorang remaja laki-laki dan perempuan berpamitan dengan kedua orang tuanya. Remaja laki-laki itu bernama Reza dan remaja perempuan itu bernama Liliana.
"Mah, pa kita pamit ya" ucap Reza sambil mencium punggung tangan mama dan papanya diikuti juga oleh Liliana.
"Disana enggak usah aneh-aneh dan ingat Reza kamu harus menjaga adikmu dengan baik jangan sampai ada apa-apa dengan adikmu" ucap Yusuf memberikan peringatan.
"Tenang pa aku akan menjaga Ana dengan baik jadi enggak perlu khawatir."
"Papa lagian aku juga bisa kok jadi diri sendiri aku bukan anak kecil lagi ya pa" ucap Liliana.
"Iya Ana ayah tahu tapi disana nanti pasti banyak orang dan kamu tahu club itu bahaya karena banyak orang yang tidak sadar disana, banyak orang mabuk" ucap Yusuf.
"Apa yang dikatakan oleh papa benar Ana tidak ada salahnya kamu mendengarkan apa yang dikatakan oleh papa, disana nanti kamu jangan minum sembarangan ya" ucap Resti menimpali.
"Iya mama ku sayang, aku pamit berangkat ya."
Setelah itu Reza dan Liliana bergegas berangkat ke club tempat kenalan Reza mengadakan pesta. Sampai didepan club sudah terdengar suara musik DJ. Saat akan masuk Liliana merasa deg-degan.
"Kak kok aku ngerasa deg-degan ya" ucap Liliana pelan.
"Mungkin karena kamu belum pernah ke sini makanya merasakan seperti itu, ayo kita masuk."
Mereka berdua masuk ke dalam tapi sebelum itu mereka harus memperlihatkan kartu akses terlebih dahulu. Setelah kartu akses diterima, Liliana dan Reza pun masuk ke dalam.
"Banyak orang sekali kak disini" ucap Liliana sambil menarik ujung baju kakaknya.
"Namanya juga club dek jadi ya ramai dong kalau sepi ya kuburan, ayo ikuti aku jangan jalan sendirian bahaya."
Liliana pun mengangguk lalu berjalan mengekori kakaknya dengan tangan yang terus menarik ujung baju Reza. Hingga sampailah mereka disebuah ruangan VVIP tempat khusus untuk mengadakan pesta. Tempat yang mereka berdua masuki besar dan memuat banyak orang. Mereka berdua duduk disalah satu meja tamu yang sudah disiapkan.
"Dek kamu tunggu disini dulu ya kakak mau ketemu sama teman-teman kakak."
"Iya tapi jangan lama-lama ya kak karena aku belum terbiasa dengan suasana disini dan kakak tahu sendiri kan kalau aku tidak mengenal satu orang pun disini selain kakak."
"Nanti kakak usahain ya, kamu enggak perlu takut yang ada didalam ruangan ini hanya teman-teman kakak" akhirnya Liliana mengangguk karena enggak mungkin dia menghalangi kakaknya untuk bertemu dengan teman-temannya yang sudah lama tidak bertemu karena sibuk dengan urusan masing-masing.
Setelah Reza pergi, Liliana hanya duduk seorang diri. Lama kelamaan Liliana merasa bosan karena terus diam ditempat yang sama dalam waktu lama. Mata Liliana pun mengedar ke seluruh ruangan hingga dia menemukan stand makanan yang menggoda dimatanya.
Liliana segera menuju ke stand makanan itu karena kebetulan saat ini dia merasakan lapar. Saat tengah asik memilih makanan yang mana akan dia ambil, dia didatangi oleh seorang perempuan.
"Hai nama kamu siapa?" tanya perempuan itu dengan ramah.
Liliana pun mengerutkan dahinya bingung, siapa gerangan wanita ini karena Liliana tidak kenal sama sekali. Tapi karena perempuan itu menyapanya dengan ramah dia pun membalas dengan ramah juga.
"Saya Liliana sedangkan nama anda siapa?"
"Kamu jangan formal begitu dong, kita bicara santai saja enggak perlu formal oh iya namaku Sari, kok kamu disini kelihatan canggung begitu sih?"
"Iya mbak karena aku baru pertama kali berada di tempat seperti ini jadi terlihat agak canggung."
"Oh gitu, lalu kamu kesini dengan siapa? oh atau kamu teman dari pemilik acara ini?"
"Aku hanya menemani kakakku saja disini dan kebetulan saat ini kakak sedang bertemu dengan teman-temannya jadi aku sendirian disini."
"Oh begitu, gimana kalau selama kakakmu tidak bersama kamu biar aku yang menemani kamu disini agar kamu ada teman, gimana kamu mau dan tidak keberatan kan?"
"Enggak mungkin aku keberatan aku malah senang karena ada teman yang aku ajak ngobrol."
"Ya sudah kalau gitu kita ambil makan dulu baru lanjut ngobrol di meja sana" tunjuk Sari pada meja yang berada tidak jauh dari tempatnya. Liliana yang diajak pun hanya mengangguk setuju saja walaupun meja yang ditunjuk sari jauh dari mejanya.
Selesai mengambil makanan mereka segera duduk kembali dan lanjut mengobrol ringan. Hingga disaat sudah tengah malam Sari mengajak Liliana untuk melihat-lihat seisi club ini.
"Ayo Liliana ikut aku, kamu tahu seru loh mengelilingi club ini disaat jam segini. Biasanya jam segini itu sudah mulai ramai dan banyak para cowok ganteng jadi sekalian kita cuci mata."
"Maaf Sari aku sepertinya tidak bisa ikut kamu, aku disini saja menunggu kakakku."
"Enggak asik tahu kalau ada disini tapi hanya berdiam diri di satu tempat, ayo dong kita jalan-jalan" Sari mulai menggeret tangan Liliana untuk mengikutinya.
"Kalau gitu aku izin dengan kak Reza dulu kalau kak Reza mengizinkan aku pasti akan pergi dengan kamu."
"Enggak perlu izin sama kakakmu nanti malah kelamaan, udah ayo kita jalan-jalan lagian kita keluar hanya sebentar enggak lama kok" dengan bujuk rayu dan sedikit paksaan dari Sari akhirnya Liliana ikut dengan Sari berjalan-jalan mengelilingi club.
Saat berada ditengah keramaian club Liliana banyak melihat orang-orang yang berperilaku dengan bebas, seperti ciuman panas bahkan ada laki-laki yang dengan beraninya menggerayahi tubuh perempuan dengan leluasa tanpa dianggap aneh oleh orang sekitarnya. Liliana yang melihat itu pun menjadi takut.
"Sari kok kita semakin menjauh dari tempat tadi perasaan malah aneh sih."
"Aneh gimana? Perasaan semuanya biasa aja sih, oh iya aku lupa kamu kan pertama kali ke club kamu saat ini pasti kaget dengan yang dilakukan oleh orang-orang yang kita lewati tadi, disini itu sudah sangat lumrah orang melakukan hal itu bahkan hingga sampai bercinta."
Liliana langsung melongo tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. Tidak disangka tempat yang dia masuki ini tempat yang sangat bebas.
"Kalau gitu ayo kita kembali lagi ke ruangan tadi, aku takut Sari" cicit Liliana sambil menarik tangan Sari agar berbalik.
"Enggak usah takut kan ada aku, ayo kita lanjut jalan lagi aku mau kasih tahu tempat untuk memesan minuman paling enak."
"Memang minuman apa?" tanya Liliana penasaran.
"Makanya ayo ikut aku dan jangan ngajak pulang ke ruangan tadi" Liliana yang penasaran pun ikut saja.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments