Sedikit demi sedikit tanaman semak yang menganggu jalan didepannya di tebas. Alin hanya fokus pada setiap tanaman medis yg ia temukan, pisau kecil ditangannya sangat berguna
"yg ini Moon Flower!"
Bukannya mendapat tanaman medis yg ia cari Alin malah menemukan beberapa tanaman langkah
"Eh... Bukan kah ini Saussurea obvallata?!"
Kenapa tanaman ini ada disini. seperti mendapat Jackpot Alin bersorak gembira. Saussurrea obvallata adalah tanaman medis asli Cina, India, dan burma. Hanya mekar setahun sekali dimalam hari.
"Nggak nyesel aku disini, ini seperti keberuntungan besar aku datang ke hutan ini"
Alin mencabut beberapa bunga yg mekar itu, dia bahkan membawa 1 bibit kecil untuk ditanamnya di rumah. dia nggak menggondol habis tanaman yg ia cabut karena tanaman itu sangat langka kalau dihabiskan maka tidak akan ada lg bunga seperti itu.
"Sekarang tinggal Evening Primrose!"
Alin lanjut melangkah kan kakinya, dia nggak peduli akan waktu dan biarpun disekelilingnya gelap gulita dia masih memiliki obor yang ia buat tadi.
Semakin lama dia semakin dalam masuk ke hutan. Hingga dia mendengar suara gemercik air dan berjalan ke arahnya
"Waah! Air terjun ini masih sama"
Alin mencelupkan salah satu kakinya ke air, dan menikmati setiap dingin yang menusuk kulitnya
Matanya tidak bisa tak menatap kilau air terjun yang sangat indah. Saat matanya menyapu bagian dinding air terjun sebuah bunga kuning dengan cantik terjuntai diatasnya
"my precious Evening Primrose!"
Gadis kecil itu berjinjit untuk menggapainya.
"Ya... Sedikit lagi! demi tanaman langka" gumamnya yg masih berusaha
"eh nona,Kamu ngapain?!" sebuah suara ntah dari mana langsung terdengar ditelinga alin
"Nggak liat ni aku lg memetik bunga!" ucap Alin tanpa melihat sosok yang diajaknya bicara
"Bunga apa?! Apa kau sampai?"
Suara berat dan sedikit serak itu memiliki nada yang meremehkan
"Hey... Tuan, anda nggak perlu tau! Jika anda tidak berniat membantu lebih baik anda pergi sekarang!" ucap Alin acuh tak acuh jika bunganya lambat diambil maka bunga itu akan layu
"Aku ke sini cuman ingin meminta Api dari obormu, kalau perlu aku akan membawa obormu bersamaku!" ucap pria itu
Alin masih sibuk dengan bunga yg ingin ia petik, dia melirik sekilas pria itu lalu melanjutkan kegiatannya
"Apa kau tak malu tuan?! kau ingin mengambil barang milik seorang gadis. Apa kau sebagai pria tak bisa membuat obormu sendiri?!" ucap Alin dengan nada yang tak kalah meremehkan.
"Hey, Nona kau seharusnya tidak berada di hutan ini!"
"Apa kau pemilik hutan ini?! Sejak kecil aku sudah terbiasa disini!" ucap Alin dengan sedikit kesal
Alin mengambil bunganya dan beralih ke pria muda itu "Apa kau mabuk tuan?"
Bau amis Tercium dihidung gadis kecil itu
'Apa aku bocor? Tapi celanaku nggak basah dan lengket, dr mana bau ini?!' pikir Gadis kecil itu.
"Aku tidak mabuk! Aku kesini awalnya juga karena ingin mencuci pedang ku"
Alin melirik pedangnya yg masih dipenuhi darah yang menetes
'Apa dia seorang psikopat?!' ucap alin dalam hati
"Ya sudah segeralah cuci pedang mu! baunya sungguh nggak enak"
Ucap Alin sebelum bergegas pergi
Belum ada 5 langkah bergerak pria itu memanggil Alin "Hey... Nona bukankah td aku meminta Api di obormu?"
Perawakan pria itu cukup bagus, namun sangat disayangkan dia sangat dingin. "Aku tidak akan memberikan nya pada mu tuan, dan oh ya aku saranin jangan mengotori Air terjun ini dengan darah yang ada dipedangmu tuan!"
"Beraninya kau, kalau tuanku ada disini ku pastikan kau nggak akan selamat dari pedangnya!"
Alin berbalik dan menatap pria itu jas dokternya masih berkibar tertiup angin
"aku nggak peduli pada tuanmu"
Tiba-tiba sesosok orang datang dari kejauhan, dia memiliki aura dingin lebih dingin dari pria dihadapannya. Saat dia berdiri didepan pria dihadapannya, pria itu berlutut "Maaf tuan, hambamu ini hanya ingin membersihkan pedang dan meminta obor untuk pencahayaan mu!"
Dia bahkan tidak berani mengangkat kepalanya didepan orang itu
"Trus kenapa kau lama sekali?!" orang itu menatap tajam pria dihadapannya
"Tuan Nona ini tidak mau memberikan api obornya dan dia bahkan memperingatkan ku untuk tidak membersihkan pedang disini"
Tatapan orang itu beralih ke alin, dia menatapnya dari atas ke bawah membuat alin memegang jaket dokternya dengan sangat erat
"Apa yg kau tatap?!" tanya alin ketus
Orang itu menggelengkan kepalanya "Tidak ada" ucapnya singkat. Matanya kembali beralih ke pria yang berlutut dihadapannya
Awalnya alin kira orang itu adalah seorang wanita karena rambut panjang yang berkibar begitu cantik bahkan mengalahkan dirinya, wajahnya sangat sempurna bagaikan lukisan dewa yunani tubuhnya yg tinggi besar dibalut dengan kain panjang membuat penampilan nya begitu elegan dan murni seperti malaikat
"Ini bahkan mengalahkan banci Thailand!" gumam Alin tak percaya
"Banci?"
Ckrekk... Ckrek... Ckrek...
Tanpa peduli dengan tatapan dingin pria itu Alin mengambil beberapa gambar nya dengan blitz
"Hey, Nona cahaya apa itu?!"
Eh... Mereka nggak pernah melihat blitz.
mungkin dia akan marah jika tau aku memotretnya
"Ini bukan apa-apa. Abaikan saja aku dan teruskan kegiatanmu!" ucap Alin seraya tersenyum canggung
"Apa alasannya melarang kau membersihkan pedang disini?! Cepat selesaikan masalah mu ini, kalau perlu bunuh saja dia!"
"Baiklah tuan" pria yang berlutut itu mendekati Alin
Bunuh
Setelah mendengar kata itu pandangan alin menjadi gelap dan udara disekitar tubuhnya pun ikut mendingin
"Hey, apa yg kau lakukan? Menjauhlah dari ku!" ucap Alin dengan wajah dinginnya, suaranya pun tidak gemetar
"Apa alasanmu nona? Kalau alasanmu bagus dan kau meminta maaf padaku dan tuanku, aku akan mengampuni mu!"
Pria itu tertawa sinis
Alin tertawa merendahkan "Aku nggak perlu pengampunan mu! asal kau tau saja air di air terjun ini sangat suci dan murni dari pegunungan, air ini bahkan mengalir ke pemakaman yang sudah menjadi tempat yang sangat suci didaerah ini. Kau tidak bisa mengotori airnya dengan darah!"
Tuan dari pria itu menyeringai ke arah alin, matanya yang tajam menatap alin namun tidak mebuat gadis kecil itu gentar "Kalau aku mau kenapa tidak bisa?!" Suaranya yang berat dan serak seperti alunan lagu di malam hari
Namun setiap kata yang dikeluarkan nya membuat emosi gadis kecil itu memuncak "Apa kau bego?! Nggak mikir apa ini air bukan hanya untuk keperluanmu, yang lain juga makai bahkan ada yang pakai untuk minum. Jika kamu mencelupkan pedang itu darah berserta bau amisnya akan tercampur dengan air membuat air itu kotor dan tercemar dan itu sama saja kau meracuni orang lain, syukur syukur kalau darah itu tidak membawa bakteri atau jamur berbahaya kau bisa bayangkan jika satu desa aja yang mengonsumsi air ini maka kau bisa meracuni dan bahkan membunuh semua orang, oh bukan hanya orang saja tp juga hewan" Alin meluapkan semua emosinya hingga ia merasa puas.
Kedua orang itu melongo tak percaya bahwa kata-kata itu keluar dari seorang gadis kecil "Beraninya kau mengatakan tuanku bego!"
Dengan tatapan mengejek Alin terkekeh geli "Apa kau tau Artinya 'Bego'?!"
Pria itu menggelengkan kepalanya dengan malu. Tuannya hanya diam dan beralih melihat sekelilingnya
"Begini aku tau kalian hidup dikeluarga besar yang terpandang, tapi berusahalah untuk tidak sombong jangan berpikiran sempit dan hanya mementingkan diri kalian sendiri. Kalau kalian tidak bisa mengikuti gaya hidup masyarakat disini setidaknya Kalian harus bisa bertoleransi dengan kehidupan masyarakatnya"
Kalau saja ini di Boston tempat Alin berkeja sudah pasti dirinya akan meminta bayaran untuk konsultasi
"Karena kau telah menjelaskan panjang lebar aku akan berbaik hati Nona, kami nggak akan mencuci pedang dengan mencelupkannya ke air tapi kami akan tetap mengambil air disini untuk menyiram pedang itu dibawah lubang pohon"ucap tuan tampan itu
"Itu lebih baik dan oh... Ya aku akan memberikan obor ini jika kau mau membayarku dengan uang!" Ntah pemikiran dari mana yg masuk diotaknya kali ini
"Uang?"
Alin tertawa dia memasang topeng bisnis diwajahnya "Iya uang. Kau tidak akan mau nama keluargamu jadi jelek karena meminta atau mengambil paksa barang milik seorang gadiskan?! Sebab itu aku berbaik hati menjualnya"
Seringai muncul diwajah tuan itu "Huh? Itu Ide yg bagus!" namun pria disampingngnya menatap alin dengan bingung
"Nona kalau kau menjual obormu, bagaimana caramu keluar dari hutan ini?"
Dengan santainya gadis kecil itu menjawab "Aku bisa membuatnya lagi! Bahkan aku bisa membuat lebih banyak"
"Itu berarti dia memiliki pematik api!" tuan itu tidak mengubah seringai diwajahnya
Tuan itu tidak sebodoh yang dipikirkan alin pada awalnya "Aku akan membeli pematik apimu juga! Berapa harga yang kau berikan?" tanya tuan itu
Alin tau maksud dibalik perkataan Tuan itu jika dia menjual pematik api dan obor secara bersamaan dia tidak akan punya cara untuk membuat obor baru dan itu artinya dia harus menunggu pagi tiba untuk keluar dari hutan ini.
'Dia kira aku cuman punya obor dan pematik api apa? Aku masih punya ponsel dan bahkan ponsel itu ada senternya!' ejek gadis kecil itu dalam hatinya
"Berapa uang yang kau bawa?"
Pria disamping tuannya menjawab "Kami punya check senilai 2000 Emas bersama kami"
Alin memutar otak nya diabad 21 sekarang dia hanya tau belanja dengan E-Money atau uang biasa dia tidak pernah membeli emas jadi dia tidak tau harga emas disini "Apa kau tak memiliki dolar?"
"Dolar itu mata uang luar nona, disini nggak ada yang memakai dolar selain pedagang luar"
Seringai muncul diwajah gadis kecil itu dia tak peduli dengan jumlah yang akan dia katakan "Ok, aku berbaik hati berikan aku check 1000 Emas dan aku akan memberikan keduanya pada kalian!"
"Apa 1000 Emas?! Kau merampok kami nona!" Pria itu berteriak tak percaya
"Ini bukan merampok melainkan bisnis. jika tidak mau ya sudah, disini sangat jarang ada seorang gadis yang mau berjualan ditengah hutan!"
Wajah Tuan pria itu berubah menjadi gelap "berikan dia 2000 emas yg kita miliki!" suaranya sangat dingin dan menusuk orang disekitarnya
"Tapi tuan jika kita memberikan semuanya_-" pria itu hendak protes namun dihentikan tuannya
"Berikan Saja!"
Pria itu langsung berlutut ketakutan didepannya "Baiklah tuan"
Alin tersenyum puas dia tak meyangka tuan dihadapannya begitu berbaik hati
"Kau tidak akan menyesal tuan!" alin mengeluarkan pematik api dari jas dokternya lalu dia menyalakannya di depan wajah tuan itu
"Liat tuan pematik api yang saya miliki punya api berwarna biru dan ini asli saya beli di UK bahkan di korek ini tertera nama dan tempat pembuatannya"
Tuan mengambil pematik itu dari tangan alin dan memberikannya sebuah kotak uang berisi 2000 emas "Sudahkan ayo pergi!" ucapnya dingin
Sebelum mereka pergi jauh alin menyalakan senter ponselnya dan berteriak pada mereka
"Terimakasih Tuan, kau sangat tampan dan baik hati. Api dari pematik itu tidak bau sehingga tak akan mengotori tanganmu"
Wajah tuan pria itu yang sedari tadi gelap sedikit mencerah dia tersenyum dan bergumam "Dasar Gadis Gila!"
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Mega Wati
jgn bilang nnt bisa jatuh hati ya
2021-04-06
0
via vie
setting nya d korea nih,. mata uang tael
smoga sj critany original work
2021-03-24
0
Asri astuti
baru baca ngakakkk gila
2020-01-19
1