Turun dari kapal alin disambut dengan keramaian pelabuhan... Sungguh ramai hingga membuat badan sulit untuk digerakkan
"Alin... " pekik pria paru baya dari tempat yang tak cukup ramai.
Senyuman terukir diwajah alin dilewatinya lautan manusia dengan berlari "Papa!!!" Alin memeluk pria paru baya itu dengan sangat erat.
Kapten Samy dan para awak kapal yang membawakan barang barangnya gadis itu ikut terharu akan pertemuan Alin dan ayahnya
"Pa dimana mama?"
"Mamamu dirumah menjaga
restoran..."
"Apa dirumah ada oma?"
"Papa rasa bukan hanya oma yang ada, tapi kakakmu dengan suaminya juga ada disana!"
Glek
Seketika senyuman hilang dari wajah gadis itu ntah mengapa Firasatnya buruk.
•
•
•
Gadis kecil itu masuk kedalam restoran namun yang diliatnya bukanlah wajah senang dari ibunya tersayang
"Terus AJA Kalian Sibuk dengan urusan Masing-Masing, NGGAK USAH PULANG ke rumah Sekalian! Punya Anak 3 kok nggak ada benernya"
Alin menelan ludahnya melihat ibunya menyemburkan Amarah kepada Kakak dan Kakak Iparnya. beruntung Adik kecilnya tak ada disini
Alin hanya diam mematung didepan pintu tak berani menyela amarah
ibunya. Yang ada kalau dia menyela dia juga bakal terkena Amarah sama dengan nasib kedua orang yang sedang berlutut dikaki ibunya
"Tapi Ma... Alin juga pergi dan tinggal ditempat yang jauh, mama nggak tegasin sama dia!"
Oh... Shit, mendengar namanya dibawa-bawa oleh kakaknya sendiri membuat telinga Gadis kecil itu memerah. Dia pikir untuk apa seorang Alin Craetta merantau ke negeri orang, kalau saja bukan untuk belajar dan bekerja restoran ini nggak akan pernah ada.
"Alin kenapa kau menghalangi pintu?!" ucap Ayahnya seraya mendorong masuk tubuh gadis kecil itu. Semua didalam terlonjak kaget dengan kedatangannya
"Halo... Semua apa kabar? Aku harap tak ada yang mencemooh tentangku selama 10 tahun berlalu!" Alin tersenyum lebar sehingga memberikan kesan yang cukup menyeramkan kepada kedua kakaknya itu.
Alin memeluk satu persatu anggota keluarga hanya kurang sang adik dan oma kesayangannya. Saat kakaknya hendak bangkit dari lantai untuk menyambut gadis kecil itu ibunya langsung mendaratkan pandangan mematikan pada keduanya
"Mau kemana kalian berdua? Mama belum selesai marah!"
The Hell, bahkan Alin yang hendak mengambil air didapur mengurungkan niatnya "Alin juga sini kau!" ucap
ibunya tegas seraya menarik satu telinga Alin. Alin berteriak dalam pikirannya
'KYAAA... Ouch Sakit! "
Kini tiga orang itu berlutut
dihadapannya
"Maaf Ma...!"
"Maaf Ma... Ampuni Alin, disana Alin menjaga sikap kok alin hanya terus belajar dan bekerja disana. Alin juga nggak melakukan hal bodoh yang tak senonoh seperti yang dilakukan kakak Amy" Alin mencoba membela dirinya agar terlepas dari hukuman maut sang ibu bahkan ia tak Tak peduli dengan tatapan menguliti dari orang disampingnya.
Bagi Alin itu salah kakaknya sendiri bermain Pisau dengan mulut manisnya.
"Kalian akan Mama hukum, untuk kalian berdua mama akan kasih keringanan untuk membersihkan kandang angsa selama dua minggu dan kau Alin_-"
Brakk...
Seorang anak membanting pintu restoran seraya histeris mencari seseorang "Mrs. Sofia, dimana OMA ibu saya perlu bantuan untuk melahirkan?!"
Anak itu sangat histeris sehingga tak sadar dia berteriak-teriak didalam restoran. Omanya Alin bukan seorang dokter maupun bidan ia hanyalah seorang tabib tua yang sudah pensiun.
"Tadi Mama lagi ada urusan mendesak di kerajaan! Tapi pasti bentar lagi kembali" ucap ibunya Alin seraya menenangkan anak itu. Alin kira ibunya itu telah melupakan amarahnya namun "Alin hukumanmu akan mama berikan nanti setelah yang satu ini!"
Alin menggeram dengan kesal, saat ibunya hendak pergi alin menahannya
"Ma... Alin ikut biar alin yang tangani!" pintah Alin yang dibalas anggukan oleh sang ibu
Alin membawa tas medisnya dan berlari kerumah anak itu.
30 menit
Seorang malaikat kecil kini telah ada ditangannya. gadis kecil itu melakukannya dengan sangat baik dan cepat bahkan dirinya sudah memberikan infus pada sang ibu yang melahirkan.
"Ibu jangan dilepas infusannya ya! Tunggu infusannya habis baru boleh dilepas"
Alin mengelap keringat di dahinya, bagi dirinya cukup menegangkan mendengar suara teriakan dari ibu-ibu yang dalam proses persalinan. Untunglah pasien ibu yang satu itu sudah pembukaan 4 saat dirinya sampai.
"Terima kasih ya Dr. Craetta berkat anda saya bisa melahirkan dengan selamat"
"anak mrs.sofia emang hebat tak sia-sia dia belajar di luar negeri !"
Muka Ibu nya Alin terlihat senang dan bangga "Ho... ho... ho... Anakku ini emang pinter banget bahkan diluar sana dia sekolah gratis!" alin menepuk dahinya dengan kasar ibunya terlalu berlebihan membanggakan dirinya
•
•
•
Dan apa-apaan ini?
~•Flashback on
Sepulangnya dirumah alin membenahi jas dokternya dan meletakkan perlengkapan medisnya dikamar.
Sialnya
Kamar yg ditempatiya dulu telah dipakai oleh Pasutri mesum dihadapannya jd dia memakai kamar adiknya.
"Papa, Alin ikut mancing malam ini ya?!"
Gadis kecil itu trus mengikuti ayahnya pergi.
"Ekhm... Alin kau lupa hukumanmu?!"
Shit... Alin mengacak rambutnya dengan kasar Kenap ibunya masih ingat dengan masalah hukuman
"Hukuman apa? Nanti ajalah Ma hukumannya, alin kan lelah!" ayah alin mencoba membela anak gadisnya yang sudah nampak sangat frustrasi
"Jangan mencoba membela anakmu Mr. Raf!"
"Ya... Ya... Sudah jangan berantem biar saja mama menghukum ku tapi janji ma,
Setelah ini mama nggak akan marah lagi sama aku. Aku kesini itu mau bekerja dan membantu tenaga medis yang kurang. Aku nggak mau jadi anak manja yg hanya bisa bergantung pada orang tua!"
Alin menatap mamanya dengan dalam
"Ok Fine, mama turuti janjimu!"
"Sekarang apa hukumannya?"
~•Flashback off
The Hell untuk semua tradisi yg nggak berguna ini, teganya seorang ibu menghukum anaknya untuk mengisi sumur kosong sampai penuh bukan hanya itu air yg diambil hrs dari dermaga yg ada disungai walaupun sudah membawa dua ember yg dijinting dengan bambu dipundak, itu tetap saja sangat melelahkan ditambah lagi jarak sungai dan rumahnya cukup jauh.
"Bagaimana bisa ini tradisi untuk anak gadis yg meninggal kan kampung halaman nya! Kalau gadis lain pasti sudah pingsan sedari tadi!" Alin melihat jam tangannya
Shit... Sudah pukul 23.00 pantesan saja pundaknya terasa sakit. Alin meletakkan kedua ember ketanah dengan sangat hati-hati, dia duduk sambil menatap bintang dilangit
"Opah, mama keterlaluan kan! Gimana kalau anak gadisnya ini diculik atau dibawa lari orang?!" gumamnya seraya menatap jauh ke sungai
Ya... Kakek nya sudah meninggal sejak alin berusia 5 tahun, dia adalah seorang Jendral Angkatan laut yg tewas ditengah peperangan
Desiran Angin semakin terasa jas dokternya bahkan tak mampu menghangatkan dirinya untung lah Alin masih menyimpan pisau kecil setajam pedang yang merupakan pemberian ayahnya 10 tahun yang lalu.
"Apa aku perlu membuat obor?!" gumamnya pada diri sendiri
Alin membuat obor dengan pematik api yang ia bawa. tepat saat dia selesai membuatnya sebuah pesan dari profesor Alpha masuk ke ponselnya
"Oenothera biennis, tanaman medis yang mekar dimalam hari! Cepat dicari karena semua bagian tumbuhan itu bisa dijadikan obat" Alin membaca Pesan itu perlahan.
"Aku tau semua itu, nggak perlu dijelaskan lagi. Seingatku orang disini menyebutnya Evening Primrose menurut buku tumbuhan itu berwarna kuning saat mekar, paling rendah tanaman itu tumbuh diketinggian 3 - 5 meter dengan lebar bunga 0.78-2 inci. Aku bisa membuat nya jadi berbagai macam obat akan tetapi di mana aku harus mendapatkan nya?!"
Alin mencoba berpikir. dahulu saat kecil dia pernah membuat obat bersama neneknya dari tanaman itu, dia memetiknya dari hutan dekat makam sang kakek.
"Oh iya, hutan itu! Semoga saja tanaman itu masih berada disana, aku nggak boleh menyia-nyiakan kesempatan yg ada" gumamnya dengan bersemangat
Tanpa menunggu dan berpikir lagi Alin bersama obornya langsung pergi ke hutan itu
•••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
ZalikaAngel 🤧🥀❣️
hai aku Uda like terus kasih 5 bintang
jangan Lupa mampir novell ku ya
“Tersakiti kerna CEO Tampan"tinggalkan jejak ya😁❤️🙏
2020-05-29
1
ERna Khitiengkhan
Horor banget
2019-09-27
4
Linda Dwi Novita
ya ampun berani banget ke hutan
2019-08-15
4