Annisa terdiam saat mendengar kalimat yang keluar dari mulut Rafka. Apa maksud dari semua itu, sehingga membuat nya mencerna setiap kata-kata itu.
"Apa maksud nya setelah menikah dia akan lebih sering merokok di depan ku?
Gumam Annisa yang kini mulai bertanya-tanya di dalam hati akan maksud dari perkataan yang baru saja keluar dari mulut calon suami nya itu.
"Apa kamu keberatan?" Tanya Rafka kembali.
"Ti . . tidak.." Jawab Annisa terbata-bata.
"Baguslah." Ucap Rafka
"Apa kamu sudah mempunyai kekasih?" Tanya Rafka kembali, dan kali ini menjurus ke hal yang lebih pribadi.
"Tidak." Jawab Annisa singkat.
"Apa kamu baru putus?" Tanya rafka kembali dengan memasang tampang bodoh.
"Tidak." Jawab Annisa singkat.
"Atau jangan-jangan kamu putus nya udah lama ya?" Rafka kembali bertanya karena penasaran.
"Tidak." Jawab Annisa singkat.
"Apa dia tidak mempunyai jawaban lain selain "Tidak". Atau mungkin memang dia belum pernah mempunyai kekasih?
Rafka bertanya-tanya dalam hati. Namun ia tak mau menerka.
"Terus, bagaimana kisah cinta mu selama ini?" Ujar Rafka yang di selimuti rasa penasaran, karena sedari tadi hanya kata "Tidak" yang di dengar nya dari gadis itu.
"Maaf sebelum nya, aku tidak bermaksud apa-apa, kita akan segera menikah jadi menurut ku kita harus saling mengetahui latar belakang masing-masing kan. Agar kedepan nya tidak ada salah paham di antara kita." Ucap nya Rafka lembut.
"Nisa belum pernah pacaran sebelum nya." Jawab Annisa gugup. Ia benar-benar nervous saat mendengar pertanyaan yang di lontarkan Rafka padanya.
"Bagaimana ini? Apakah aku harus malu, atau aku harus bangga menjawab pertanyaan nya, dengan mengatakan bahwa sebelumnya aku belum pernah memiliki kekasih.
Gumam Annisa tanpa berani menatap.
"Apa.!! Dia belum pernah memiliki kekasih? pantas saja sikap nya seperti itu. Mungkin ini kali pertama nya dia jalan bersama pria, sehingga membuat nya tampak begitu malu dan gugup.
Gumam rafka.
Rafka terdiam sejenak. Ia menatap kearah Annisa agak lama, hingga membuat Annisa mulai risih di tempat duduk nya.
"Kenapa dia menatap ku seperti itu? Apa ada yang aneh denganku?
Gumam Annisa yang semakin risih dengan tatapan Rafka terhadap nya. Ia lalu memikirkan cara agar Rafka berhenti menatap nya seperti itu, hingga akhirnya ia pun memberanikan diri untuk mengatakan sesuatu.
"Ehm, bukankah kita sudah makan? Mari kita pulang dan mencari Masjid di sekitar sini, karena waktu zuhur sudah hampir habis." Ucap Annisa memberanikan diri.
"Baiklah, tapi sebelumnya apakah kamu tidak ingin tau tentang ku?" Ucap Rafka berharap agar Annisa menanyakan tentang dirinya, sehingga ia bisa menjelaskan tentang hubungan nya dengan Maya kekasihnya.
"Nisa ingin, tapi sebaiknya kita menjalankan kewajiban dulu sebagai Hamba Allah." Ujar Annisa lembut.
"Baiklah." Rafka bangkit dari duduk nya, lalu berjalan ke arah kasir untuk membayar makanan yang mereka makan siang itu. Sedangkan Annisa bergegas bangkit berjalan menuju ke arah mobil yang berada di tempat parkir.
Saat Annisa sampai disana, di lihat nya Rafka yang sedang berdiri menunggu nya.
"Hah, dia sudah sampai duluan? Cepat sekali.
Gumam Annisa.
Melihat Annisa berjalan kearah nya. Rafka lalu memutar badan nya untuk masuk kedalam mobil, dan langsung di susul oleh Annisa yang kembali duduk di jok belakang.
Rafka mulai menghidupkan mesin mobil nya, dan melajukan nya dengan kecepatan sedang meninggalkan Cafe tersebut.
Di sepanjang perjalanan keheningan kembali tercipta. Rafka kini mulai kembali menatap Annisa melalui kaca spion depan nya. Di lihat nya gadis itu, yang kini kembali menatap ke arah kaca jendela mobil, melihat-lihat pemandangan di pinggir kota.
"Kelihatan nya pemandangan di luar sangat indah.
Gumam Rafka sembari fokus pada setirnya dan kini matanya juga mencari-cari sebuah Masjid yang tak jauh dari sana.
***
Setelah selesai melaksanakan Shalat. Annisa mulai merapikan mukena yang sengaja ia bawa dari rumah, setelah itu ia lalu memasukkan nya kembali kedalam tas samping milik nya.
Annisa berjalan keluar dari dalam Masjid, lalu ia memilih duduk di teras sambil menunggu Rafka yang masih ada di dalam.
Tak lama berselang, Rafka muncul dari dalam pintu Masjid dan kini berjalan menuju kearah nya. Di lihat calon suaminya itu, sungguh ia terlihat sangat gagah dimata nya.
"Ehm, udah lama nunggu?" Ucap Rafka sembari duduk di samping nya. Pandangan nya seketika buyar saat mendengar Rafka menyapa nya.
"Enggak kok, baru aja." Jawab Annisa sembari menundukkan pandangan nya.
"Habis ini kamu mau kemana lagi?" Tanya Rafka.
"Enggak ada, langsung pulang saja." Ujar Annisa singkat.
"Baiklah," Jawa Rafka. "Oya, Nis," Ujar nya lagi.
"Hmm," Jawah Annisa tanpa berani mengedarkan pandangan nya.
"Apa kamu nggak ingin tahu sesuatu tentangku?" Ucap Rafka berharap Annisa akan menanyakan sesuatu tentang dirinya.
"Hmm, entahlah. Nisa percaya aja sama Ayah, apapun pilihan Ayah pasti itu yang terbaik untuk Nisa." Jawab nya lembut.
"Dia tipe wanita yang terlalu percaya dengan perjodohan, tapi apakah setelah mendengar ucapan ku dia masih ingin melanjutkan ini semua.
Gumam Rafka.
"Tapi aku ingin kamu tau sesuatu tentangku, jika aku sebenar nya sudah mempunyai kekasih." Ujar Rafka jujur, karena ia tak mau menutupi kenyataan bahwa sekarang ia sudah memiliki kekasih yang sangat di cintainya, dan berniat ingin menikahi nya, namun cinta mereka terhalang dengan perjodohan ini.
"Deg . .
Jantung Annisa berdetak kencang saat mendengar pengakuan dari Rafka bahwa ia sudah memiliki kekasih. Hati nya terasa sakit namun ia berusaha tetap tenang dengan tak menunjukkan kekecewaan yang ia rasakan.
"Jika kita memang berjodoh maka Allah akan mempersatukan kita dalam ikatan suci. begitu pula sebaliknya, jika kita tidak berjodoh maka Allah akan memisahkan kita." Ujar Annisa lugas.
"Apa kamu masih ingin melanjutkan semua ini? Apa kamu tidak takut jika aku akan meninggalkan mu di acara pernikahan kita?" Ucap Rafka menatap serius.
"Jika memang tidak bersedia menikahi Nisa. Maka tolak Nisa dihadapan kedua orang tua Nisa. Nisa akan menerimanya dengan lapang dada." Ujar Annisa.
"Kenapa tidak kamu saja yang menolak perjodohan ini kepada kedua orang tuamu?" Ucap Rafka yang membuat Annisa hampir terpancing emosi karena perkataan nya. Namun ia berusaha tetap tenang dalam menyampaikan pendapat nya, meskipun sekarang gurat kekecewaan telah tampak dari raut wajah nya.
"Nisa nggak bisa nolak Ayah." Jawab nya singkat sembari menggelengkan kepalanya pelan.
"Bagaimana ini? Dia ternyata sosok anak yang begitu patuh terhadap orang tua nya. Apa aku ngomong sendiri aja ya sama Bunda.
Gumam nya.
Rafka kemudian memakai sepatu nya dan meninggalkan Masjid itu, setelah melihat Annisa yang terlebih dahulu pergi meninggalkan nya.
Suasana kembali hening. Saat mereka kembali duduk di dalam mobil. Annisa juga kembali menatap kearah jendela, sedangkan Rafka memilih fokus mengemudikan mobil nya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Siti Amenah
lanjut
2023-07-19
0
sherly
tega banget sih dah punya cewek msh mau di jodohin ... Cemen banget
2023-03-29
0
luiya tuzahra
hmmm rafka tdk mencerminksn lulusan kairo
2023-01-29
0