Hari pernikahan kini telah di tetapkan, yaitu dua minggu lagi. Kedua orang tua Annisa pun mulai sibuk mempersiapkan segala sesuatu untuk pernikahan anak pertama mereka.
" Nak, pernikahan mu sebentar lagi. Kamu siap kan." Tanya sang Ibu kepada putri nya.
"Insya allah siap Bu, Nisa percaya apapun pilihan Ayah dan Ibu itu pasti yang terbaik untuk Nisa " Ucap nya sembari tersenyum lembut dan memegang tangan Ibu nya.
.
.
.
Satu minggu telah berlalu.
Annisa sedang duduk di depan laptop nya. Melihat berkas - berkas pemasukan serta penjualan dari toko kue nya yang di kirim oleh Fatimah salah satu pegawai nya melalui e-mail nya. Sedangkan Ibu sedang menyirami tanaman di halaman depan rumah nya. Saat Ibu tengah asyik menyirami bunga indah yang tumbuh di pot milik nya. Tiba - tiba Ibu melihat sebuah mobil mewah keluaran terbaru berwarna hitam datang dan parkir tepat di depan halaman rumah nya.
Dari mobil hitam itu turunlah seorang pria tampan berkulit putih tinggi nan gagah, lalu kemudian berdiri di depan mobil nya sembari memperhatikan sekeliling nya.
*Ap*a ini rumah nya Annisa, gadis yang Abi dan Bunda jodoh kan untukku.
Gumam pria tersebut yang tak lain adalah Rafka putra dari Ustad Maulana.
Setelah selesai memperhatikan sekitar nya, kini ia melangkah memasuki halaman rumah orang tua Annisa dan kemudian mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum Ibu." Sapa Rafka lembut.
"Wa'alaikum salam." Balas Ibu sembari menatap wajah Rafka dan kini Ibu pun berjalan menghampiri nya
"Numpang tanya, Bu, apa ini rumah nya Annisa?" Tanya Rafka kepada Ibu.
"Iya nak, ada apa ya?" Jawab Ibu sembari menatap ke arah Rafka.
"Perkenalkan Bu, saya Rafka anak nya Ustad Maulana." Ucap Rafka memberitahukan identitas nya.
"Nak Rafka, ya ampun Ibu hampir saja tak mengenali mu. Sudah lama sekali Ibu tak melihat mu, mungkin sudah sekitar lima belas tahun yang lalu, maka dari itu Ibu hampir tak mengenali mu nak." Ujar Ibu menjelaskan.
"Tidak apa - apa Bu, Rafka juga tadi hampir lupa dengan tempat ini" Jawab nya lembut.
"Ayo masuk-masuk, kebetulan Annisa nya juga ada di dalam." Ucap Ibu dengan senang nya mempersilahkan calon mantu nya untuk masuk kedalam rumah nya yang sederhana. Rafka kemudian mengikuti calon mertua nya dari belakang dan masuk kedalam rumah tersebut.
Di dalam rumah, Rafka tampak memperhatikan sekeliling dan melihat ada banyak foto-foto dinding yang terpajang disana. Di antara foto-foto yang ada disana mata nya kemudian tertuju pada satu bingkai foto yang berisi dua orang gadis sedang bergandengan tangan dan tersenyum manis.
*Ap*a mungkin salah satu nya adalah jodoh yang di pilih kan Abi untukku.
Gumam Rafka sembari memperhatikan foto dinding tersebut.
"Ayah, lihat ini, siapa yang datang." Ucap Ibu penuh semangat.
"Ada apa sih bu teriak - teriak.!! Kuping Ayah masih normal kok jadi gak usah pake teriak." Ucap Ayah seraya menghampiri ruang tamu.
"Eh . . ada nak Rafka. Mari-mari duduk." Ucap Ayah sembari mempersilahkan Rafka duduk.
Ayah sudah mengenali Rafka karena sebelum nya ia sudah bertemu dengan nya beberapa kali. Jadi wajah Rafka tak asing lagi baginya. begitu juga dengan Rafka yang sangat familiar dengan wajah Ayah nya Nisa.
Rafka yang tadi nya bersiri kemudian duduk di sofa.
"Ibu ke belakang dulu ya. Nak Rafka duduk dulu bersama Ayah." Ucap Ibu yang kini bergegas berlalu meninggalkan mereka di ruang tamu dan pergi menuju ke dalam ruang keluarga.
Saat memasuki ruang keluarga. Ibu melihat putri nya Annisa sedang sibuk dengan laptop nya. Ia datang menghampiri putri nya sembari duduk di samping nya.
"Nisa kelihatan nya lagi sibuk ya." Tanya Ibu lembut sembari menatap ke layar laptop milik putri nya.
"Iya nih Bu, lagi meriksa laporan yang di kirim Fatimah." Ucap Annisa yang masih menatap layar laptop nya.
"Nak, maaf ya kalau Ibu ganggu. Tapi di depan ada nak Rafka tuh, kamu temani dia ya. Lagi pula kalian kan belum kenal satu sama lain jadi pergilah temui dia agar kalian bisa saling mengenal." Ucap Ibu lembut.
"Tapi Bu, Nisa malu." Ucap nya sembari menunduk.
"Kenapa mesti malu. Bukankah kalian harus saling mengenal terlebih dahulu sebelum akhir nya kalian menikah?" Ucap Ibu sembari menatap mata putri nya.
"Tapi Bu," Ucap Annisa namun di potong oleh Ibu nya.
"Nggak ada tapi-tapian. Sekarang kamu tutup laptop nya dan pergi lah kesana temui calon suami mu." Ucap Ibu sembari memegang laptop milik Annisa.
"Oh ya, hari ini kata Bunda nya Rafka kalian harus pergi ke butik untuk fitting baju pengantin. Mungkin karena itu Rafka datang kemari untuk menjemput mu." Ucap Ibu yang membuat Nisa semakin gugup.
Bukan tanpa alasan Annisa gugup. Itu karena sebelum nya ia tak pernah jalan dengan lawan jenis yang sama sekali tak di kenal apalagi harus semobil dengan nya.
"Boleh nggak kalau Nisa nggak usah ikut fitting baju pengantin nya." Ucap Nisa
"Nggak boleh, kamu harus tetap pergi. Lagian ini juga kesempatan untuk kalian agar lebih dekat satu sama lain." Ucap Ibu menjelaskan.
"Tapi Bu, Nisa malu." Ucap Nisa lagi sembari menekuk kan wajah nya di hadapan Ibunya.
"Nggak ada tapi-tapian. Bangkitlah sekarang dan pergi temui dia" Ucap Ibu yang kini berdiri dari duduk nya.
"Yasudah deh, eh . . Ibu mau kemana?" Tanya Nisa yang melihat Ibu nya berdiri dari duduk nya.
"Ibu mau bikinin minum buat calon mantu ibu" Ucap Ibu tersenyum lembut.
"Udah, Ibu duduk saja disana, biar Nisa yang buatin minuman buat kita semua ya." Nisa kemudian bangun dari duduk setelah menutup laptop nya. Ia bergegas pergi ke arah dapur dan mulai membuatkan minuman.
.
.
.
Setelah selesai membuat minuman, Annisa dengan hati hati nya berjalan ke ruang tamu sambil membawa nampan yang berisi minuman dan juga kue yang di buat oleh Nisa sendiri, ia berjalan perlahan - lahan sambil sedikit menunduk kan kepala nya.
" *D*eg..
Jantung Nisa berdebar kencang saat melihat sosok Rafka yang kini sedang duduk di sofa ruang tamu sambil berbicara dan tersenyum lembut kepada orang tua Annisa.
*Ta*mpan sekali.
Ia pun terus melangkahkan kaki nya hingga sampai lah ia di ruang tamu. Annisa sedikit gugup saat ia menyajikan minuman dan kue yang telah di buat oleh nya.
*Ap*a ini dia gadis yang dijodohkan orang tua ku.
Gumam Rafka sembari memperhatikan ke arah Annisa yang kini sudah duduk di samping Ibu nya.
"Silahkan di minum." Ucap Annisa sembari menunduk kan pandangan nya, tak berani menatap langsung wajah Rafka yang kini duduk di hadapan nya.
Rafka kemudian mengambil minuman yang di suguhkan Annisa lalu meminum nya.
"Nak Rafka, ini Annisa anak Ayah dan ibu." Ucap Ayah memperkenalkan mereka berdua.
Lumayan cantik
Rafka tersenyum menatap ke arah Annisa saat Ayah memperkenalkan mereka berdua.
.
.
.
Tak ingin berlama-lama, Rafka lalu menyampaikan maksud dan tujuan nya datang kesana.
"Ayah,Ibu, sebenar nya Bunda nyuruh Rafka kesini untuk jemput Annisa, karena kita akan melihat baju pengantin hari ini." Ucap Rafka mengutarakan niat nya datang kerumah itu dengan sopan.
"Rafka juga minta izin sama Ayah dan juga Ibu untuk membawa Annisa hari ini." Ujar Rafka lagi.
"Ayah dan Ibu izinkan kalian pergi nak. Tapi ingat, jangan pulang terlalu malam dan juga jaga Annisa dengan baik, ya." Ucap Ayah kepada Rafka.
"Baik Ayah, Rafka janji nggak akan bawa Nisa pulang malam dan akan menjaga nya untuk Ayah dan juga Ibu." Ucap Rafka.
Ibua dan Ayah tersenyum merasa lega karena sikap Rafka yang sopan dan juga begitu lembut, sehingga ia tak perlu kuatir untuk melepas putrinya bersama Rafka.
"Hmm, kalau begitu izinkan kami pergi sekarang ya Ayah, Ibu." Ucap Rafka sembari bangkit dari duduk nya.
Kedua orang tua Annisa pun mengangguk setuju dan kemudian ikut bangkit dari duduk nya.
"Nisa, kamu pergilah bersiap-siap untuk pergi bersama Rafka." Ucap Ayah kepada putri nya.
"Baik Ayah." Ucap Nisa sembari mengangguk, lalu pergi dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Ia kemudian pergi menuju kamar nya dan bersiap-siap.
Dia ambil nya satu steel gamis dan juga pashmina miliknya di dalam lemari. Lalu
setelah bersiap-siap, Nisa pun keluar dari kamar nya dan berjalan menuju ke depan rumah.
Disana Ibu beserta Ayah dan juga Rafka sudah menunggu dirinya di teras rumah. Annisa yang kini terlihat cantik dengan memakai setelah gamis berwarna hijau tua dan balutan hijab pashmina yang berwarna coklat itu pun kemudian menghampiri mereka. Ia tersenyum, namun tak berani menatap langsung Rafka yang ada di depan nya.
"Ayah,Ibu, Nisa pamit dulu yah." Ucap Nisa pamit sembari mencium kedua tangan orang tua nya.
"Ya nak, hati-hati ya." Ujar Ayah kepada putri nya.
Annisa kemudian masuk kedalam mobil mewah milik Rafka. Namun ia memilih duduk di jok belakang karena sungkan terhadap Rafka yang baru dikenal nya.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Neulis Saja
good luck
2022-12-08
0
moemoe
sepertinya menarik..lanjuut dlu baca
2021-12-08
1
Citra Dewi Handayani
aku suka jln ceritax
2021-11-24
0