Rafka melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang meninggalkan butik Tante Elis dan sekarang ia berniat pergi ke sebuah Cafe untuk makan siang disana sembari ingin sedikit berbincang-bincang dengan Annisa sebelum mengantarkan Annisa kembali kerumah nya.
"Sebaik nya aku mampir ke Cafe
Gumam Rafka sembari terus mengemudikan mobil nya.
Masih seperti tadi.
Di dalam mobil tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut mereka masing-masing. Rafka kembali menatap ke arah Annisa yang saat ini sedang duduk di belakang sembari menatap ke arah kaca mobil dan seperti nya ia begitu menikmati pemandangan kota siang itu.
"Kenapa ia melihat keluar jendela. Apa yang dilihat nya? Pemandangan kota? Mungkinkah sebelum nya dia tidak pernah pergi kemana-mana, hingga kini tampak begitu senang melihat kota.
Gumam Rafka dalam hati menyepelekan.
Mobil terus melaju dan keheningan terus tercipta, hingga beberapa menit kemudian sampailah mereka di sebuah cafe yang ada di pinggiran kota tersebut.
Rafka memarkirkan mobil nya di tempat parkiran khusus mobil. Ia lalu turun dari mobil dan kini berjalan menuju pintu belakang.
"Tok tok tok
Ketukan pintu mobil membuat lamunan Annisa buyar.
Ada apa ya?
Gumam nya sembari menatap keluar jendela dan kini Annisa juga sudah membuka pintu mobil nya.
"Kamu nggak turun?" Ucap Rafka saat pintu mobil terbuka.
" Turun? " Jawab Annisa sembari menatap bingung ke arah Rafka.
" Ya turun. " Ucap Rafka.
"Memang nya kita mau kemana lagi? " Tanya Annisa dengan nada lembut.
"Kita akan makan siang di Cafe ini." Sahut Rafka kembali.
" Oh.. " Annisa mengangguk kan kepala nya seolah sudah mengerti dengan jawaban Rafka. Kini ia bangkit dari duduk nya melangkah kan kaki nya keluar dari dalam mobil tanpa lupa menutup kembali pintu nya.
"Buuk!!"
Pintu mobil tertutup
Melihat annisa yang sudah turun dari mobil. Rafka kemudian berjalan di depan sedangkan Annisa mengikuti nya dari belakang dengan berjalan sedikit agak lamban hingga membuat nya tertinggal di belakang.
"Cepat sekali jalan nya.
Gumam Annisa seraya terus mengikuti Rafka.
Rafka terus melangkah memasuki Cafe tersebut tanpa memperhatikan Annisa yang kini tertinggal di belakang nya. Ia kemudian memilih lesehan yang ada di pojokan dengan suasana alam terbuka buatan ala Cafe itu dan kini ia pun duduk dengan santai nya disana.
"Kemana gadis itu?
Gumam nya saat menyadari Annisa tak berada di samping nya.
Rafka kemudian menoleh ke arah depan, mencari keberadaan Annisa, dan tak lama berselang ia menemukan nya. Di lihat nya Annisa yang sedang berjalan dengan lamban nya sambil duduk santai.
"Gadis yang lamban.."
Gumam Rafka.
Ia menatap Annisa yang berjalan ke arah nya, lalu ia seketika memalingkan muka saat Annisa mulai mendekat.
*K*enapa ia memalingkan wajah nya saat aku sampai disini.
Gumam Annisa yang menyadari perubahan wajah Rafka saat ia sampai disana.
Tanpa ingin berpikiran negatif Annisa yang sudah sampai disana, kini memilih duduk di seberang meja hingga membuat mereka saling berhadapan satu sama lain.
Pelayan datang menghampiri mereka dengan membawakan buku menu serta pulpen yang di sangkut di saku baju seragam khusus pramusaji Cafe tersebut. Saat sampai, pelayan itu menyapa mereka dengan ramah sembari tersenyum dan menyerahkan buku menu yang di bawa nya tadi.
"Permisi Mas, Mba. mau pesan apa? " Tanya sang pelayan dengan nada lembut.
" Aku pesan Teh Hijau, Ayam Geprek plus Nasi putih dan Tumis Kangkung." Ucap Rafka yang kini telah memesan makanan nya.
"Kamu pesan apa? " Tanya Rafka kepada Annisa yang kini duduk di hadapan nya.
"Aku makanan nya samain aja, Tapi minum nya Lemon Tea ya. " Ucap Annisa sedikit gugup.
Pelayan itu pun mulai menuliskan pesanan mereka pada secarik kertas buku kecil yang di bawa nya di dalam saku baju yang ia kenakan.
"Silahkan di tunggu sebentar ya Mas, Mba. terima kasih " Ucap sang pelayan yang kemudian berlalu pergi dengan membawa kembali buku menu nya.
Sekarang tinggallah mereka berdua di meja itu. Annisa kembali terdiam ia tak berani menatap langsung wajah Rafka meskipun itu calon suami nya. Sedangkan Rafka ia juga sama, memilih diam walau sebenar nya ia ingin berbicara sesuatu dengan Annisa.
Di sela - sela duduk nya Rafka kemudian mengambil ponsel yang berada di saku kanan celana nya dan memainkan ponsel nya sambil sesekali tersenyum manis saat membaca salah satu pesan yang masuk disana.
"Dia terlihat sangat tampan jika sedang tersenyum seperti itu.
Gumam Annisa yang sesekali mulai mencuri pandang dari Rafka namun tak berani menatap nya.
"Tetapi pesan siapa ya yang masuk, hingga bisa membuat nya tersenyum seperti itu.
Gumam nya lagi saat melihat Rafka yang terus memainkan ponsel nya dan senyum nya mulai merekah saat melihat pesan masuk di poselnya.
"Mungkin kah dia sudah punya pacar dan sekarang dia sedang asyiik berkirim pesan bersama kekasih nya itu.
Gumam Annisa lagi yang kini mulai menerka-nerka dengan sikap Rafka yang tampak begitu senang setiap membaca pesan yang masuk.
Keheningan tercipta.
Annisa terduduk di sudut meja sembari terus memperhatikan Rafka yang saat ini masih sibuk dengan ponsel nya.
Hingga tak lama berselang pelayan Cafe datang dengan membawakan pesanan yang mereka minta.
" Silahkan Mas, Mba. " Ucap sang pelayan setelah selesai menghidangkan semua nya di atas meja.
" Oh,iya, terima kasih. " Ucap Rafka sembari memasukkan kembali ponsel nya kedalam saku celana nya.
Pelayan tersebut kemudian pergi dari sana setelah selesai menjalankan tugas nya.
" Yuk makan. " Ucap Rafka seraya menatap ke arah Annisa yang sedari tadi diam di sudut meja.
" Oh, iya. " Jawab Annisa lembut yang kemudian menggeser duduk nya mendekat ke arah meja.
Rafka kemudian mencuci tangan nya dengan air cuci tangan yang di bawakan sang pelayan Cafe dan setelah itu ia tampak terdiam sejenak membaca doa di dalam hati.
Sedangkan dari seberang sana tampak Annisa yang sedang memperhatikan setiap gerak - gerik yang di lakukan Rafka saat itu.
"Kenapa kamu melihat ku? Apa kamu bisa kenyang hanya dengan menatap ku." Ketus Rafka yang menyadari bahwa sedari tadi Annisa terus memperhatikan nya.
" Makanlah makanan mu dan jangan lupa berdoa sebelum makan." Ucap Rafka lagi tanpa memandang ke arah Annisa yang kini sudah tertunduk malu dengan ucapan nya.
Annisa semakin gugup saat mendengar perkataan ketus yang di lontarkan Rafka kepada nya. Ia tak menyangka jika rafka akan sebegitu ketus nya saat ia berbicara dengannya.
Kenapa dia begitu ketus terhadap ku. Apa sesungguh nya ia tak senang terhadap ku.
Gumam nya sembari mengerutkan kening nya.
Ia pun kini mulai mencuci tangan nya dengan air cuci tangan yang ada disana tanpa ingin perduli lagi dengan sikap ketus Rafka terhadap nya.
Siang itu mereka menyantap makanan masing - masing tanpa ada sedikitpun pembicaraan. Meskipun mereka sekarang satu meja, Namun tak terlihat keharmonisan disana selayak nya sepasang calon pengantin yang akan naik ke pelaminan.
Makan siang selesai.
Rafka kini duduk dengan santai nya sembari mengambil sebatang rokok dalam saku baju nya. Ia kemudian menyalakan nya dan setelah itu menghisap nya sahingga asap rokok yang mulai mengepul pun membuat Annisa sungguh tak nyaman dengan keadaan itu.
Annisa mulai terbatuk - batuk saat harus menghirup udara asap rokok yang mau tak mau masuk kedalam aluran pernapasan nya.
" Uhuk - uhuk " Suara batuk Annisa.
" Maaf jika kamu tak terbiasa dengan asap rokok. Tapi mulai sekarang kamu harus terbiasa karena sebentar lagi kita akan menikah. " Ucap Rafka sembari menatap sinis ke arah Annisa.
bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
sherly
OmG dah dikasi kode batuk malah jawabnya gitu bang .. wah .wah
2023-03-29
0
Neulis Saja
don't understand with attitude rafka who knows religion but is no friendly
2022-12-08
0
Dwi Handayani
di episode sebelumnya, ada komen yang menjudge authornya "menghina agama", tapi di episode ini, bagi saya sudah ada jawaban, ternyata author memang sedang memperlihatkan atau menggambarkan dari sudut lain. di awal pertemuan dua keluarga, ada kalimat yg menyatakan seperti ada fakta yg disembunyikan oleh ortu rafka, ttg rafka.
saran buat para pembaca, ya saran buat saya juga sih. akan lebih bijak, kita mengomentari karya setelah selesai membaca semua episode nya. apalagi kritikan untuk hal yang masih belum pasti.
atau kalaupun mau kritik, dipilih kata kata nya, jangan nyakitin.
2021-12-08
0