Di dalam mobil Rafka memperhatikan gerak-gerik gadis yang akan di nikahi nya. Di lihat nya dari kaca spion depan nya, wajah Annisa terlihat sangat gugup.
"Dia terlihat sangat gugup hingga mengeluarkan keringat. Atau mungkin ac nya yang tidak dingin.
Rafka kembali menyetel ac mobil hingga kecepatan full. Agar gadis yang sekarang duduk di belakang nya tak berkeringat lagi.
Mobil melaju dengan kecepatan sedang membelah ibu kota yang ramai siang itu. Tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulut mereka, hingga kini tibalah mereka di tempat yang di tuju. Butik pengantin.
Rafka memarkirkan mobil, dan setelah itu ia turun dari sana, sedangkan Annisa terlihat masih betah untuk duduk di kursi nya.
"Betah banget dalam mobil.
Gumam nya sembari menghampiri melalui kaca mobil.
"Sudah sampai turunlah." Ucap Rafka dingin sembari menatap sekitar.
Mendengar ucapan Rafka. Annisa kemudian turun dari sana dan melangkahkan kaki nya mengikuti sang calon suami yang sudah berjalan terlebih dahulu di depan nya.
Tap tap tap
Suara langkah kaki mereka yang berjalan serentak.
Saat mulai memasuki butik pengantin, tiba-tiba seorang wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu menyapa mereka dengan sangat ramah.
"Selamat datang Rafka." Sambut seorang wanita yang tak lain adalah sang pemilik butik bernama Elis. Elis adalah sahabat dari Nani Bundanya Rafka, maka dari itu ia sangat mengenal Rafka.
"Terima kasih Tante." Balas Rafka sembari tersenyum hangat.
"Ini Annisa ya." Ucap Tante Elis yang kini melirik ke arah belakang Rafka. Ia langsung mengenali Annisa karena sebelum nya Bunda Rafka sudah menunjukkan foto calon mantu nya itu kepada nya.
"Iya Tante." Jawab Annisa sembari tersenyum.
"Wah, kamu cantik sekali Nisa. Nggak salah Nani memilih mu menjadi calon mantunya. Udah cantik sopan pula." Puji Tante Elis sembari menatap Annisa dengan lembut.
"Terima kasih Tante." Jawab Annisa tersipu malu.
"Kalian datang kesini mau lihat baju pengantin kan. Sini-sini biar Tante tunjukkan." Ucap Tante Elis bersemangat menunjukkan hasil karya nya kepada Annisa dan juga Rafka.
Mereka pun kemudian mengikuti Tante Elis menuju ke ruangan tempat nya menyimpan gaun pengantin.
Butik pengantin Tante Elis memang lumayan besar, terdapat beberapa ruangan di dalam nya. Seperti ruang ganti, ruang gaun pengantin yang terpisah dari setiap model nya. Dari pria maupun wanita semua nya di tata rapi di ruangan yang berbeda.
"Nah, ini baju pengantin kalian." Tunjuk Tante Elis memperlihat kan baju pengantin hasil karya nya, kepada Rafka dan juga Annisa.
"Coba kamu pakai Raf, pas tidak. Kalau tidak pas bisa Tante perbaiki lagi." Ujar nya seraya menyodorkan baju jas berdomisili warna creme kepada Rafka untuk mencoba nya.
rafka kemudian mengambil baju tersebut, lalu melangkah pergi ke ruang ganti untuk mengganti pakaian nya.
Sedangkan disana Tante Elis juga memegang gaun pengantin untuk Annisa.
"Nisa, kamu coba juga ya. " Ucap Tante Elis menyodorkan gaun pengantin yang berwarna senada dengan Rafka.
"Oh, iya Tante." Ujar Nisa sembari mengambil gaun nya.
"Gantilah disana." Tunjuk Tante Elis ke arah ruang ganti khusus Wanita.
Annisa kemudian pergi ke arah ruang ganti yang di tunjuk Tante Elis seraya menenteng gaun nya.
***
Setelah selesai memakai setelan nya, kini Rafka melangkah keluar berjalan mendekati Tante Elis.
"Tante, gimana?" Ujar nya sembari berdiri tepat di depan Tante Elis.
"Wah Raf!! Kamu tampan sekali." Ucap Tante Elis seraya memegang pipi Rafka yang di tumbuhi bulu-bulu halus.
"Memang nya selama ini Rafka kurang tampan ya Tante." Ujar Rafka sembari menaikkan alis nya.
"Kamu itu udah tampan dari sono nya, dan ketika kamu pakai setelan ini kamu jauh terlihat sangat-sangat tampan." Puji Tante Elis.
"Ah, Tante bisa aja." Ujar Rafka yang kemudian tersipu malu saat Tante Elis kembali memuji nya.
Sementara itu.
Annisa yang sudah selesai memakai gaun pengantin nya kini keluar dari ruang ganti.
Ia melangkah perlahan menuju ke arah Tante Elis yang kini terlihat sedang begitu asyik berbicara dengan Rafka.
"Deg . .
Jantung Annisa berdegup kencang saat ia melihat Rafka yang sudah memakai setelan nya, dan kini berdiri berdampingan bersama Tante Elis.
"Sungguh indah ciptaan mu ya Allah.
Gumam nya sembari terus berjalan mendekati Tante Elis
"Tante.." Panggil Nisa dari belakang.
Tante Elis menoleh.
"Wah-wah.!! Annisa kamu cantik sekali." Puji Tante Elis seraya menyandingkan Rafka dan Annisa.
"Hmm, kalian berdua cocok sekali. Sangat serasi." Puji nya lagi sembari memeriksa gaun yang di pakai Annisa.
"Seperti nya ini sudah pas" Ucap Tante Elis dan kemudian beralih ke arah Rafka mengecek baju milik nya.
Rafka termenung sejenak saat memperhatikan Annisa yang kini berada di hadapan nya dengan setelan gaun pengantin yang di pakai nya.
"Sungguh indah . .
Gumam nya sembari menatap ke arah Annisa.
"Seperti nya punya mu agak kebesaran ya Raf. Coba deh lepas, biar Tante tandain, dan nanti akan Tante perbaiki lagi." Ucap nya sembari memandang ke arah Rafka.
"Ehm, kayak nya dari tadi kamu merhatiin Nisa terus deh. Kenapa, dia cantik ya." Goda Tante Elis yang membuat Rafka terkejut dan langsung memalingkan wajah nya kearah lain.
"Kenapa aku jadi menatap nya terus sih. Tapi dia memang cantik sih.
Gumam nya.
"Sudah kan Tante." Ucap Rafka tanpa menjawab pertanyaan dari Tante Elis.
"Sudah " Jawab Tante Elis seraya tersenyum geli saat melihat Rafka yang mulai salah tingkah ketika dia ketahuan mencuri pandang ke arah Annisa.
Annisa pun sama. Pipi nya mulai memerah saat mendengar ucapan Tante Elis yang mengatakan bahwa sedari tadi Rafka terus memperhatikan nya.
Setelah Tante Elis selesai memeriksa semuanya.
Rafka kemudian pergi melangkah kan kaki nya menuju ke ruang ganti. Ia mengganti pakaian nya dengan baju yang dikenakan nya tadi.
Annisa pun begitu.
Ia juga kembali ke ruang ganti untuk mengganti gaun nya dengan setelan gamis yang di pakai nya tadi.
***
"Tante, rafka pamit dulu ya. Masih ada urusan lain soal nya." Ucap Rafka pamit kepada Tante Elis.
"Annisa juga pamit ya Tante." Timpal Annisa lembut seraya menyalim Tante Elis.
"Baiklah, kalian hati hati di jalan ya." Ucap Tante Elis tersenyum lembut.
Mereka akhir nya keluar dari butik tersebut, dan kemudian melangkah kan kaki nya menuju ke arah mobil yang terparkir tak jauh dari depan butik.
Rafka kemudian menaiki mobil nya, begitupun dengan Annisa yang kini kembali duduk di kursi belakang. Jujur, ia masih tak berani duduk di samping Rafka terlebih lagi menatap nya secara langsung. Sungguh saat ini ia masih sangat gugup.
Dari kaca spion Rafka menarik nafas panjang.
"Huuuuh!!"
*G*adis ini, apa dia menganggap aku supir nya.
Gumam Rafka seraya melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang, meninggalkan butik milik Tante Elis.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 165 Episodes
Comments
Neulis Saja
raf,your attitude less rilexed, usually a people know religion more friendly
2022-12-08
1
putri realme
sopir di hati bang😊😊😊🤭🤭🤭😂
2021-12-27
0
Anhyol
Annisa gk ngerti klee klw dia duduk di belakang berarti menganggap calon suaminya itu sopir
2021-12-13
0