Menyesal

Harvard University

Gadis itu berjalan dari tempat parkir menuju ke kelasnya sendirian saja dalam keheningan. Sesekali ia bersenandung kecil menghilangkan kecanggungan karena terbiasa kemana-mana berdua dengan sang bestfriend. Ia yang biasa akan bersenda-gurau dengan sahabatnya kini harus terbiasa sendirian, karena sahabatnya tiba-tiba memutuskan untuk cuti. Dia adalah Hani sahabat dekat Medina. Di tangannya menyangga beberapa buku berukuran lumayan besar sehingga tidak bisa masuk ke dalam tas tangan miliknya. Sedang asyik berjalan, ia dikejutkan oleh sebuah tangan besar yang mencengkeram tangan mungilnya.

"Gibran!" Gadis itu terkejut hampir saja ia mengangkat buku yang dipegangnya ingin memukul orang yang lancang mencekal tangannya.

"Astaga, hampir saja ... aku mau pukul kamu. Kenapa mengagetkanku tiba-tiba?" Hani bernafas lega mendapati kekasih sahabatnya yang menarik tangannya. Ia langsung tahu maksud pria tampan itu mencarinya.

"Han, bisa bicara sebentar? Kita duduk di kafe sana yuk. Ada yang mau aku tanyain. Lima belas menit saja. Ini masih awal, kelas kamu belum dimulai kan? Please." Pria itu mengatupkan kedua tangannya di depan gadis berperawakan mungil tersebut.

Gadis itu melirik jam di tangannya masih ada waktu dua puluh lima menit sebelum kelasnya dimulai. Ia kemudian mengangguk pelan, mengekor langkah pemuda itu menuju kafe yang disebut.

"Mau minum apa Han?" Gibran membolak-balikan buku menu setelah mereka duduk di bangku kafe.

"Nggak usah, langsung saja ke intinya. Aku tak punya banyak waktu. Kamu mau tanya apa?" Hani langsung pada pokok pembicaraan tak mau membuang-buang waktu.

"Han, kamu tahu nggak Medina ada dimana? Aku cari dia di kampus beberapa hari ini nggak ada. Aku telepon nomornya nggak aktif juga." Gibran langsung mengemukakan maksudnya yang ingin tahu keberadaan kekasih, ralat mantan kekasihnya. Karena dia sendiri yang memutuskan untuk mencampakkan gadis itu.

"Ck, aneh. Kamu kan pacarnya? Mana mungkin kamu nggak tahu pacarmu dimana?" Hani berbicara seolah-olah tak mengerti apapun.

Hani menghembuskan nafas kasar, ia menetralkan emosinya yang sebenarnya meluap-luap. Ingin rasanya ia meninju wajah pria kurang ajar itu.

"Hahahaha, benar juga ya? Kamu kan sudah mencampakkannya. Bagaimana bisa, kamu tau dia ada dimana? Dan kenapa baru sekarang, kamu sok peduli?" sindir Hani.

Hani terdiam sebentar melirik wajah Gibran yang pucat pasi. Kemudian ia berkata lagi, "Dua minggu yang lalu, dengan air mata berlinang dia curhat sama aku. Dia mengatakan bahwa hubungan kalian telah berakhir. Dia terlihat kusut dan hancur. Aku memang nggak tau masalah kalian apa? Tapi aku yakin masalahnya di kamu. Apa sih kurangnya sahabatku itu? Dia sangat mencintaimu. Setiap hari yang dia bicarakan kamu. Di hatinya hanya ada kamu. Setiap ia bercerita tentangmu matanya akan berbinar. Kamu pikir hatinya nggak hancur kamu campakkan begitu saja? Aku kira kamu berbeda dengan laki-laki lainnya, ternyata kamu sama aja brengsek." Hani memaki Gibran karena tak mampu menahan amarahnya mengingat bagaimana sahabatnya hancur gara-gara laki-laki di depannya itu.

Gibran terdiam terkena pukulan telak tepat di hatinya oleh makian Hani. Semua perkataan Hani benar adanya. Benar, ia pria brengsek yang sudah memperkosa pacarnya sendiri. Ia pria bejat yang memberikan obat tidur kedalam minuman pacarnya untuk memuluskan rencana jahatnya. Bahkan ketika Medina memohon pertanggungjawaban ia tak segan-segan menyuruh wanita itu untuk menggugurkan kandungannya. Kurang brengsek apa coba? Kalau saja Hani tahu, ia pasti sudah menghajarnya sampai babak belur.

Flashback On

Dua bulan yang lalu Gibran meminta Medina datang ke apartemennya. Awalnya Medina menolak keras ajakan kekasihnya itu. Ia tak pernah mengunjungi rumah seorang pria. Dan ia tahu itu bukan hal yang benar untuk dilakukan. Karena ada seribu kemungkinan yang akan terjadi kalau mereka hanya berduaan. Walaupun sudah berpacaran selama setahun dengan Gibran ia selalu menetapkan batasan di antara mereka. Ia ingin menjaga amanah bunda.

Namun Gibran tak menyerah, ia terus membujuk Medina sehingga Medina menyetujuinya. Gibran sangat penasaran pada Medina yang selalu membatasi dirinya dengan Gibran. Bahkan untuk berciuman saja Medina tak mau. Karena itulah Gibran yang sudah dikuasai oleh pikiran setan, ingin menjebak Medina.

Tak ada yang aneh dengan mereka saat itu. Mereka hanya menonton televisi bersama sambil bersenda gurau. Kemudian Gibran memasakkan makanan untuk mereka berdua. Medina sangat bahagia dengan perlakuan manis kekasihnya, ia tak sedikit pun pernah menyangka ada niat terselubung di balik kebaikan lelaki itu.

Ketika Gibran menata makanan di meja, Medina meminta izin pergi ke toilet sebentar. Gibran yang sedang menjalankan rencananya, tersenyum penuh kemenangan dan yakin rencananya mulus. Di saat gadis itu berada di toilet Ia menyiapkan dua gelas jus jeruk untuknya dan Medina. Namun jus jeruk yang disiapkan untuk Medina sudah ia campur dengan obat tidur.

Medina keluar dari toilet dan akhirnya makan bersama. Medina sangat bahagia menikmati makanan buatan sang kekasih. Selesai makan Medina menenggak habis jus jeruk yang Gibran siapkan untuknya.

Tiba-tiba ia merasa pusing dan jatuh pingsan. Gibran yang tahu mangsanya sudah terjerat, membawa Medina ke kamarnya. Dan dengan tega ia menodai gadis malang itu. Ia menelanjangi gadis itu, tubuh seksi yang semakin membuatnya bernafsu untuk segera menikmatinya. Ia sudah kehilangan akal sehat dan nuraninya. Ia menyalurkan semua nafsu birahinya kepada kekasihnya yang tidak sadar. Ia tersenyum lebar, saat mengetahui gadisnya yang masih suci. Ia beruntung menjadi pria pertama yang menjamahnya. Tak ada penyesalan sama sekali, ia malah bangga melakukan perbuatan bejat itu. Ia menikmati tubuh gadis itu dengan bahagia. Bahkan bukan hanya sekali ia melakukan hal keji itu saat gadis itu tengah pingsan. Ia mendapatkan pelepasan berkali-kali sampai kelelahan. Parahnya lagi, ia melakukannya tanpa pengaman. Setelah puas, akhirnya ia ikut tidur memeluk kekasihnya.

Pagi harinya Medina terkejut melihat dirinya telanjang dalam pelukan Gibran. Ia kecewa saat melihat ada bekas darah di sprei tempat tidur. Ia menyadari apa yang telah terjadi saat merasakan sakit dan nyeri di bagian bawah tubuhnya. Ia sakit hati saat dada dan lehernya dipenuhi bercak merah tanda kepemilikan. Hatinya hancur, tangisnya pecah seketika. Ia tak percaya lelaki yang sangat ia percaya melakukan hal keji kepadanya. Semua harapannya hancur. Apa yang dijaganya selama ini dihancurkan begitu saja oleh kekasih yang paling dicintainya. Ia sudah menghianati kepercayaan bunda.

Gibran yang tidurnya terusik karena tangisan Medina akhirnya bangun. Ia mencoba menenangkan gadis yang meraung-raung itu. Gadis itu mengamuk, memukul Gibran dengan guling sambil berteriak histeris. Gibran mencoba menenangkan gadis itu dengan kata-kata manis. Ia memeluk tubuh polos kekasihnya yang berusaha memukul-mukul dadanya. Berharap wanita itu akan segera berhenti mengamuk.

***

Satu setengah bulan kemudian Medina mengajak Gibran bertemu di sebuah taman. Ini pertemuan mereka setelah perang dingin selama satu setengah bulan setelah kejadian hari itu. Medina membawa testpack dengan dua garis merah, ia menyerahkan testpack itu pada Gibran. Ia menuntut laki-laki itu bertanggungjawab menikahinya.

"Semua ini adalah kesalahan kamu, kamu harus bertanggungjawab. Kamu harus menikahiku." Medina menghiba dengan cucuran air mata.

"Heh, kamu sudah gila? Aku nggak mau. Aku belum siap untuk menikah apalagi punya bayi. Dan kalau orang tuaku tahu aku akan dihapus dari ahli waris." Gibran menolak mentah-mentah.

"Lebih baik kamu menggugurkan bayi itu. Belum tentu juga itu anakku. Bisa saja kamu melakukannya dengan laki-laki lain. Mulai sekarang, kita putus," kata gibran sambil meletakkan segepok uang dolar di tangan Medina.

"Dasar brengsek. Aku tak semurahan itu untuk melakukannya dengan pria lain. Makan uang kamu!" Medina melemparkan uang tersebut ke wajah Gibran. Kemudian Medina berlari meninggalkan tempat itu dengan menangis tersedu-sedu. Hatinya begitu hancur, ia berasa habis manis sepah dibuang.

Flashback off

Gibran mengingat semua memori kejahatan yang ia lakukan pada Medina termasuk ketika ia menolak bertanggungjawab dan dengan kejam menyuruh Medina melenyapkan darah dagingnya. Kini ia sudah kembali ke realitas, dengan tak sabar ia mendesak Hani. Bahkan sampai meremas lengan Hani kuat, berharap mendapat jawaban.

"Han, please kasih tau dimana Medina? Aku mengaku salah. Aku ingin memperbaiki semuanya. Aku ingin kembali pada Me," desak Gibran.

"Terlambat. Medina memutuskan untuk cuti sementara waktu. Ia sudah pulang ke Indonesia." Hani memotong perkataan Gibran. Kemudian ia berlalu meninggalkan Gibran yang terdiam karena terkejut.

"Argggghhhhh. Sialannn! Brengsekk ...."

Lelaki itu mengacak rambutnya dan mengumpat frustasi. Ia menyesal telah menolak Medina dengan bayinya. Ia begitu merindukan gadis itu. Kini Medina sudah kembali ke Indonesia. Ia tak tahu alamat Medina di Indonesia. Bagaimana ia akan mencarinya. Gibran menyesal dan kehilangan arah.

Terpopuler

Comments

Imas Adlya Ardhani

Imas Adlya Ardhani

kan bisa nanya kepihak kampus alamat Medinah pasti adakan biodatanya

2021-08-28

0

Darsih Dharma Wati

Darsih Dharma Wati

kita akan merasa sangat kehilangan,setelah org yg kita cintai,benar benar telah pergi meninggalkan kita😪

2020-08-13

2

Parti

Parti

asal main aja giliran jadi gak mau tanggung jawab 😪

2020-08-12

1

lihat semua
Episodes
1 Kalut
2 Akulah yang Akan Jadi Suamimu
3 Menyesal
4 Bunda Ini Suami Me
5 Menutupi Kebohongan Dengan Kebohongan
6 Suami Yang Perhatian
7 Awal kehancuran Gibran
8 Mengandung Anakku
9 Kepanikan di Tengah Malam
10 Perasaan yang Mulai tumbuh
11 Pulang ke Bandung
12 Sedikit Ingatan Tentang Masa Lalu
13 Rencana Pernikahan yang Tiba-tiba
14 Aku Tidak Pantas untuk Cemburu
15 Penolakan Oma
16 Menangislah, Setelah Itu Kamu Harus Bahagia
17 Kencan Terakhir
18 Spageti
19 Tuan Sempurna
20 Berfoto Bersama
21 Baby Panggil Papa Okay?
22 Sebuah Alasan
23 Sudah Hamil Belum Menikah
24 Pernah Keguguran?
25 Bertemu Lagi
26 Aku Hanya Ingin Jadi Suamimu
27 Bukan Sayang Hanya Peduli
28 Cincin Itu
29 Mengunjungi Butik
30 Cinta yang Istimewa
31 Ada Udang di Balik Batu
32 Mengingkari Cinta di Depan Mata
33 Terbaik Untuk Anakku
34 Melepaskan Beban
35 Membongkar Semuanya
36 Pacar Kecil
37 Pacar Kecil part 2
38 Jangan Pergi
39 Adam?
40 Kebahagiaan Itu Paling Dekat Dengan Rasa Kecewa
41 Pernikahan
42 Akhir Sebuah Cerita
43 End Season 1
44 Season 2 ~ Hari Baru
45 Season2 ~ Baby Adam
46 Season 2 ~ Tak Ada Kata Maaf Terimakasih Atau Merepotkan
47 Season 2 ~ Enggan Pergi
48 Season 2 ~ Merindukanmu
49 Season 2 ~ Khawatir
50 Season 2 ~ Pilihan
51 Season 2 ~ Keputusan
52 Season 2 ~ Ray Dan Medina
53 Season 2 ~ Kamar Tamu
54 Season 2 ~ Pertama Kali
55 Season 2 ~ Kamu Harus Bertanggung Jawab
56 Season 2 ~ Gara-gara Tamu
57 Season 2 ~ Adam Kecil
58 Season 2 ~ Adam Cucu Oma
59 Season 2 ~ Kalau Kurang Nanti Tambah
60 Season 2 ~ Adek Buat Adam
61 Season 2 ~ Dokter Itu
62 Season 2 ~ Hadiah
63 Season 2 ~ Honeymoon
64 Season 2 ~ Kecewa
65 Season 2 ~ Hari Ini Aku Bukan Suamimu
66 Season 2 ~ Aku Tak Akan Pernah Meninggalkanmu
67 Season 2 ~ Ingin Membawa Adam
68 Season 2 ~ Kepergian Rika
69 Season 2 ~ Mana Adamku?
70 Season 2 ~ Keretakan
71 Season 2 ~ Menyadari Kesalahan
72 Season 2 ~ Medina Pingsan
73 Season 2 ~ Tak Mungkin Melupakanku
74 Season 2 ~ Rasa Rindu Adam
75 Season 2 ~ Tergantikan
76 Season 2 ~ Pertemuan
77 Season 2 ~ Salah Asuhan
78 Season 2 ~ Mengembalikan
79 Season 2 ~ Kamu Harus Sembuh
80 Season 2 ~ Terlepas
81 Season 2 ~ Luka Keira
82 Season 2 ~ Isabella
83 Season 2 ~ Permintaan Maaf
84 Season 2 ~ Ray Menghilang
85 Season 2 ~ Gadis Kampung
86 Season 2 ~ Pertolongan
87 Season 2 ~ Pulang
88 Season 2 ~ Haura?
89 Season 2 ~ Hanya Menolong, Katamu?
90 Season 2 ~ Kehidupan Haura
91 Season 2 ~ Berniat Menjodohkan
92 Season 2 ~ Rahasia Besar
93 Season 2 ~ Bukan Bagian Keluarga
94 Season 2 ~ Kehilangan Segalanya
95 Season 2 ~ Dia Pantas, Sangat Pantas
96 Season 2 ~ Menyetujui
97 Season 2 ~ Keputusan Haura
98 Season 2 ~ Lamaran
99 Season 2 ~ Hidup Baru
100 Season 2 ~ Bercerminlah!
101 Season 2 ~ Berjalan-jalan Dengan Mama
102 Season 2 ~ Kamu Dari Mana?
103 Season 2 ~ Ulang Tahun Mikha
104 Season 2 ~ Pelukan Hangat
105 Season 2 ~ Mikha Membuka Hati
106 Season 2 ~ Lucu Juga Dia
107 Season 2 ~ Pertemuan yang Tak Disangka
108 Season 2 ~ Perasaan yang Berubah
109 Season 2 ~ Tak Pernah Menyadari
110 Season 2 ~ Masih Adakah Kesempatan?
111 Season 2 ~ Menghindar
112 Season 2 ~ Jatuh Lagi
113 Season 2 ~ Maafkan Aku
114 Season 2 ~ Mengunjungi Ayah
115 Season 2 ~ Malam Bersamamu
116 Season 2 ~ Benarkah Kamu Bahagia?
117 Season 2 ~ Sudahi Drama Murahanmu!
118 Season 2 ~ Kecemburuan Adam
119 Season 2 ~ Titik Nol
120 Season 2 ~ Pergi
121 Season 2 ~ Mencarimu
122 Season 2 ~ Terguncang
123 Season 2 ~ Menyalahkan Diri Sendiri
124 Season 2 ~ Kekecewaan Orang Tua
125 Season 2 ~ Lepaskan Saja!
126 Season 2 ~ Mencarimu
127 Season 2 ~ Kemana lagi Harus Mencarimu?
128 Season 2 ~ Penolakan Yang Menyakitkan
129 Season 2 ~ Haruskah Begini?
130 Season 2 ~ Dia Tetap Putraku
131 Season 2 ~ Kamu Harus Kuat Nak!
132 Season 2 ~ Pulang
133 Season 2 ~ Bantuan Mikha
134 Season 2 ~ Apa Aku Sudah Memaafkanmu?
135 Season 2 ~ Dua Syarat
136 Season 2 ~ Perceraian?
137 Season 2 ~ Bioskop
138 Season 2 ~ Merasa Bersalah
139 Season 2 ~ Cerita Tentang Masa Lalu
140 Season 2 ~ Aku Ingin Pulang
141 Season 2 ~ Apakah Ini Mimpi?
142 Season 2 ~ Hubungan Yang Membaik
143 Season 2 ~ Badai Mungkin Belum Usai
144 Season 2 ~ Kamu Obatnya
145 Season 2 ~ Bidadari Sempurna
146 Season 2 ~ Bagaimana Ini?
147 Season 2 ~ Dasi
148 Season 2 ~ Meminta Izin
149 Season 2 ~ Bertemu Alvian
150 Season 2 ~ Aku Ingin Mengakhiri Segalanya
151 Season 2 ~ Apa Ini Cinta?
152 Season 2 ~ Malam Kita
153 Season 2 ~ Imamku
154 Season 2 ~ Ayah Datang
155 Season 2 ~ Kamu Kemana?
156 Season 2 ~ Menemui Elsa
157 Season 2 ~ Nasehat Orang Tua
158 Season 2 ~ Untuk Apa Kamu Kemari?
159 Season 2 ~ Syarat Dari Ayah
160 Season 2 ~ Terdampar
161 Season 2 ~ Sadarkan Diri
162 Season 2 ~ Kembali Dengan Selamat
163 Season 2 ~ Tangis Haru
164 Season 2 ~ Melepas Rindu
165 Season 2 ~ Kencan
166 Season 2 ~ Genting Highland
167 Season 2 ~ Di Pesawat
168 Season 2 ~ Pinjamkan Aku Kartu Kreditmu
169 Season 2 ~ Kamu Kemana Mas?
170 Season 2 ~ Dua Porsi?
171 Season 2 ~ Semakin Menjadi
172 Season 2 ~ Nasehat Mama
173 Season 2 ~ Datang ke Kantor
174 Season 2 ~ Ingin Memastikan
175 Season 2 ~ Dua Garis Merah
176 Season 2 ~ Aku Mencintaimu
177 Season 2 ~ Pesta Kecil-kecilan
178 Season 2 ~ Masalah di Tengah Kebahagiaan
179 Season 2 ~ Anak Mas Adam
180 Season 2 ~ Mari Bercerai
181 Season 2 ~ Tidak Satu Orang pun Percaya Padaku
182 Season 2 ~ Akhir Isabella
183 Season 2 ~ Mengejar Cintamu
184 Season 2 ~ END
185 PENGUMUMAN
Episodes

Updated 185 Episodes

1
Kalut
2
Akulah yang Akan Jadi Suamimu
3
Menyesal
4
Bunda Ini Suami Me
5
Menutupi Kebohongan Dengan Kebohongan
6
Suami Yang Perhatian
7
Awal kehancuran Gibran
8
Mengandung Anakku
9
Kepanikan di Tengah Malam
10
Perasaan yang Mulai tumbuh
11
Pulang ke Bandung
12
Sedikit Ingatan Tentang Masa Lalu
13
Rencana Pernikahan yang Tiba-tiba
14
Aku Tidak Pantas untuk Cemburu
15
Penolakan Oma
16
Menangislah, Setelah Itu Kamu Harus Bahagia
17
Kencan Terakhir
18
Spageti
19
Tuan Sempurna
20
Berfoto Bersama
21
Baby Panggil Papa Okay?
22
Sebuah Alasan
23
Sudah Hamil Belum Menikah
24
Pernah Keguguran?
25
Bertemu Lagi
26
Aku Hanya Ingin Jadi Suamimu
27
Bukan Sayang Hanya Peduli
28
Cincin Itu
29
Mengunjungi Butik
30
Cinta yang Istimewa
31
Ada Udang di Balik Batu
32
Mengingkari Cinta di Depan Mata
33
Terbaik Untuk Anakku
34
Melepaskan Beban
35
Membongkar Semuanya
36
Pacar Kecil
37
Pacar Kecil part 2
38
Jangan Pergi
39
Adam?
40
Kebahagiaan Itu Paling Dekat Dengan Rasa Kecewa
41
Pernikahan
42
Akhir Sebuah Cerita
43
End Season 1
44
Season 2 ~ Hari Baru
45
Season2 ~ Baby Adam
46
Season 2 ~ Tak Ada Kata Maaf Terimakasih Atau Merepotkan
47
Season 2 ~ Enggan Pergi
48
Season 2 ~ Merindukanmu
49
Season 2 ~ Khawatir
50
Season 2 ~ Pilihan
51
Season 2 ~ Keputusan
52
Season 2 ~ Ray Dan Medina
53
Season 2 ~ Kamar Tamu
54
Season 2 ~ Pertama Kali
55
Season 2 ~ Kamu Harus Bertanggung Jawab
56
Season 2 ~ Gara-gara Tamu
57
Season 2 ~ Adam Kecil
58
Season 2 ~ Adam Cucu Oma
59
Season 2 ~ Kalau Kurang Nanti Tambah
60
Season 2 ~ Adek Buat Adam
61
Season 2 ~ Dokter Itu
62
Season 2 ~ Hadiah
63
Season 2 ~ Honeymoon
64
Season 2 ~ Kecewa
65
Season 2 ~ Hari Ini Aku Bukan Suamimu
66
Season 2 ~ Aku Tak Akan Pernah Meninggalkanmu
67
Season 2 ~ Ingin Membawa Adam
68
Season 2 ~ Kepergian Rika
69
Season 2 ~ Mana Adamku?
70
Season 2 ~ Keretakan
71
Season 2 ~ Menyadari Kesalahan
72
Season 2 ~ Medina Pingsan
73
Season 2 ~ Tak Mungkin Melupakanku
74
Season 2 ~ Rasa Rindu Adam
75
Season 2 ~ Tergantikan
76
Season 2 ~ Pertemuan
77
Season 2 ~ Salah Asuhan
78
Season 2 ~ Mengembalikan
79
Season 2 ~ Kamu Harus Sembuh
80
Season 2 ~ Terlepas
81
Season 2 ~ Luka Keira
82
Season 2 ~ Isabella
83
Season 2 ~ Permintaan Maaf
84
Season 2 ~ Ray Menghilang
85
Season 2 ~ Gadis Kampung
86
Season 2 ~ Pertolongan
87
Season 2 ~ Pulang
88
Season 2 ~ Haura?
89
Season 2 ~ Hanya Menolong, Katamu?
90
Season 2 ~ Kehidupan Haura
91
Season 2 ~ Berniat Menjodohkan
92
Season 2 ~ Rahasia Besar
93
Season 2 ~ Bukan Bagian Keluarga
94
Season 2 ~ Kehilangan Segalanya
95
Season 2 ~ Dia Pantas, Sangat Pantas
96
Season 2 ~ Menyetujui
97
Season 2 ~ Keputusan Haura
98
Season 2 ~ Lamaran
99
Season 2 ~ Hidup Baru
100
Season 2 ~ Bercerminlah!
101
Season 2 ~ Berjalan-jalan Dengan Mama
102
Season 2 ~ Kamu Dari Mana?
103
Season 2 ~ Ulang Tahun Mikha
104
Season 2 ~ Pelukan Hangat
105
Season 2 ~ Mikha Membuka Hati
106
Season 2 ~ Lucu Juga Dia
107
Season 2 ~ Pertemuan yang Tak Disangka
108
Season 2 ~ Perasaan yang Berubah
109
Season 2 ~ Tak Pernah Menyadari
110
Season 2 ~ Masih Adakah Kesempatan?
111
Season 2 ~ Menghindar
112
Season 2 ~ Jatuh Lagi
113
Season 2 ~ Maafkan Aku
114
Season 2 ~ Mengunjungi Ayah
115
Season 2 ~ Malam Bersamamu
116
Season 2 ~ Benarkah Kamu Bahagia?
117
Season 2 ~ Sudahi Drama Murahanmu!
118
Season 2 ~ Kecemburuan Adam
119
Season 2 ~ Titik Nol
120
Season 2 ~ Pergi
121
Season 2 ~ Mencarimu
122
Season 2 ~ Terguncang
123
Season 2 ~ Menyalahkan Diri Sendiri
124
Season 2 ~ Kekecewaan Orang Tua
125
Season 2 ~ Lepaskan Saja!
126
Season 2 ~ Mencarimu
127
Season 2 ~ Kemana lagi Harus Mencarimu?
128
Season 2 ~ Penolakan Yang Menyakitkan
129
Season 2 ~ Haruskah Begini?
130
Season 2 ~ Dia Tetap Putraku
131
Season 2 ~ Kamu Harus Kuat Nak!
132
Season 2 ~ Pulang
133
Season 2 ~ Bantuan Mikha
134
Season 2 ~ Apa Aku Sudah Memaafkanmu?
135
Season 2 ~ Dua Syarat
136
Season 2 ~ Perceraian?
137
Season 2 ~ Bioskop
138
Season 2 ~ Merasa Bersalah
139
Season 2 ~ Cerita Tentang Masa Lalu
140
Season 2 ~ Aku Ingin Pulang
141
Season 2 ~ Apakah Ini Mimpi?
142
Season 2 ~ Hubungan Yang Membaik
143
Season 2 ~ Badai Mungkin Belum Usai
144
Season 2 ~ Kamu Obatnya
145
Season 2 ~ Bidadari Sempurna
146
Season 2 ~ Bagaimana Ini?
147
Season 2 ~ Dasi
148
Season 2 ~ Meminta Izin
149
Season 2 ~ Bertemu Alvian
150
Season 2 ~ Aku Ingin Mengakhiri Segalanya
151
Season 2 ~ Apa Ini Cinta?
152
Season 2 ~ Malam Kita
153
Season 2 ~ Imamku
154
Season 2 ~ Ayah Datang
155
Season 2 ~ Kamu Kemana?
156
Season 2 ~ Menemui Elsa
157
Season 2 ~ Nasehat Orang Tua
158
Season 2 ~ Untuk Apa Kamu Kemari?
159
Season 2 ~ Syarat Dari Ayah
160
Season 2 ~ Terdampar
161
Season 2 ~ Sadarkan Diri
162
Season 2 ~ Kembali Dengan Selamat
163
Season 2 ~ Tangis Haru
164
Season 2 ~ Melepas Rindu
165
Season 2 ~ Kencan
166
Season 2 ~ Genting Highland
167
Season 2 ~ Di Pesawat
168
Season 2 ~ Pinjamkan Aku Kartu Kreditmu
169
Season 2 ~ Kamu Kemana Mas?
170
Season 2 ~ Dua Porsi?
171
Season 2 ~ Semakin Menjadi
172
Season 2 ~ Nasehat Mama
173
Season 2 ~ Datang ke Kantor
174
Season 2 ~ Ingin Memastikan
175
Season 2 ~ Dua Garis Merah
176
Season 2 ~ Aku Mencintaimu
177
Season 2 ~ Pesta Kecil-kecilan
178
Season 2 ~ Masalah di Tengah Kebahagiaan
179
Season 2 ~ Anak Mas Adam
180
Season 2 ~ Mari Bercerai
181
Season 2 ~ Tidak Satu Orang pun Percaya Padaku
182
Season 2 ~ Akhir Isabella
183
Season 2 ~ Mengejar Cintamu
184
Season 2 ~ END
185
PENGUMUMAN

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!