EPISODE 8

Hari Kamis tiba, dan suasana kantor di Guangzhou kembali terasa familiar bagi Zhang Xiang Li dan He Ma Li. Mereka berdua duduk berdampingan dalam rapat, merasakan kehangatan dari hubungan yang baru mereka bangun. Tidak ada lagi rasa canggung seperti sebelumnya kini, keduanya lebih terbuka satu sama lain, berbagi senyuman dan tatapan penuh makna di antara paparan ide-ide dalam rapat.

Setelah rapat selesai, Zhang Xiang Li tidak bisa menahan rasa gembira yang menggelora di dalam hatinya. “Aku ingin kita berlama-lama di Guangzhou kali ini,” ujarnya sambil menatap He Ma Li. “Ada banyak tempat menarik yang ingin aku tunjukkan padamu. Kita bisa mengeksplorasi kota ini bersama.”

He Ma Li tersenyum lebar. “Aku juga ingin menjelajahi Guangzhou lebih dalam. Kita bisa mengunjungi tempat-tempat yang bagus dan menikmati waktu berkualitas bersama.”

Mereka berdua keluar dari gedung kantor, merasakan angin sejuk yang bertiup. Zhang Xiang Li meraih tangan He Ma Li, menggenggamnya erat, dan mereka berjalan menuju tempat tujuan mereka. Keduanya tidak hanya sekadar menjelajahi kota, tetapi juga saling berbagi cerita, tawa, dan impian mereka.

Setibanya di sebuah taman indah, mereka duduk di bangku di bawah pohon sakura yang sedang berbunga. Zhang Xiang Li mengambil napas dalam-dalam, merasa bersyukur bisa berada di samping He Ma Li. “Aku merasa beruntung bisa menghabiskan waktu bersamamu. Setiap momen bersamamu terasa sangat berarti.”

He Ma Li menatapnya, hatinya berdebar. “Aku juga merasakannya, Zhang Xiang Li. Hubungan kita sudah berkembang dengan cara yang sangat indah, dan aku ingin terus merasakannya.”

Mereka menghabiskan waktu di taman, mengambil foto-foto lucu dan berbagi cerita tentang masa kecil mereka. He Ma Li membagikan kenangan lucu saat ia belajar naik sepeda, sementara Zhang Xiang Li mengungkapkan momen paling memalukan saat ia berusaha tampil di depan umum. Ketawa dan canda mengisi udara, menjadikan suasana semakin akrab.

Setelah puas menikmati taman, mereka melanjutkan perjalanan ke pusat perbelanjaan di mana mereka bisa mencicipi makanan khas Guangzhou. He Ma Li terlihat antusias saat mencicipi dim sum dan hidangan lokal lainnya. “Ini enak sekali! Kenapa aku tidak mencobanya lebih awal?” katanya sambil tersenyum.

Zhang Xiang Li tertawa melihat ekspresi bahagia He Ma Li. “Aku tahu kamu akan menyukainya. Ini adalah salah satu alasan kenapa aku ingin kita datang ke sini—supaya kamu bisa merasakan semua kelezatan ini.”

Malam semakin larut, dan mereka menemukan sebuah kafe kecil yang cozy. Sambil menikmati secangkir kopi hangat, mereka berbagi rencana untuk masa depan. Zhang Xiang Li menatap He Ma Li dengan penuh harapan. “Apa yang kamu impikan untuk lima tahun ke depan?” tanyanya.

He Ma Li berpikir sejenak sebelum menjawab. “Aku ingin membuka restoran kecilku sendiri, di mana orang bisa merasakan masakan homemade dengan suasana yang hangat. Dan aku ingin kamu ada di sisiku saat itu.”

Zhang Xiang Li merasa tersentuh mendengar impian He Ma Li. “Aku akan selalu ada untuk mendukungmu, tidak peduli apa pun yang terjadi. Kita akan menciptakan masa depan yang indah bersama.”

Dengan semangat baru, mereka berdua berjanji untuk terus saling mendukung dan menjalani perjalanan ini berdua. Di malam yang penuh bintang itu, mereka saling menatap, merasakan betapa berartinya kehadiran satu sama lain. Setiap detik terasa berharga, dan mereka tahu bahwa ini adalah awal dari banyak petualangan yang akan datang.

Saat mereka kembali ke hotel, Zhang Xiang Li merasa hatinya penuh dengan kebahagiaan. Dia tahu bahwa hubungan mereka akan terus tumbuh, dan Guangzhou adalah saksi awal dari perjalanan cinta mereka yang baru. Mereka berdua tidak hanya berdua, tetapi juga saling mengisi hidup satu sama lain dengan cinta dan kebahagiaan.

Akhir pekan tiba, dan Zhang Xiang Li dan He Ma Li siap untuk menjelajahi keindahan Guangzhou. Pagi itu, mereka berdua berkumpul di lobi hotel, penuh semangat untuk memulai petualangan. Zhang Xiang Li mengenakan kaos santai dan celana pendek, sementara He Ma Li terlihat cantik dengan gaun musim panas yang cerah.

“Pertama-tama, kita harus mengunjungi Menara Canton!” seru Zhang Xiang Li sambil memeriksa peta di ponselnya.

“Dan setelah itu, kita bisa mencoba dim sum di restoran terkenal di dekat sana!” balas He Ma Li, matanya berbinar dengan antusiasme.

Setibanya di Menara Canton, mereka terpesona oleh arsitektur yang megah. Mereka naik ke dek observasi dan berdiri bersebelahan, menikmati pemandangan menakjubkan kota yang membentang di bawah mereka. He Ma Li mengeluarkan ponselnya untuk mengambil foto. “Ayo, kita harus mengabadikan momen ini!” katanya dengan ceria.

Zhang Xiang Li menariknya lebih dekat dan mereka berpose dengan latar belakang kota yang indah. “Tersenyum!” serunya. Ketika mereka melihat foto-foto itu, keduanya tertawa melihat ekspresi ceria satu sama lain.

Setelah puas berkeliling Menara Canton, mereka melanjutkan perjalanan ke restoran dim sum yang direkomendasikan. Di sana, mereka duduk di meja yang dekat dengan jendela, membiarkan sinar matahari menembus masuk. Zhang Xiang Li memesan berbagai hidangan, mulai dari siomay hingga pangsit, sementara He Ma Li tak henti-hentinya berkomentar tentang kelezatan makanan.

“Ini benar-benar enak! Kenapa kamu tidak mengajakku ke sini lebih cepat?” He Ma Li berseru sambil menyantap hidangan kesukaannya.

Zhang Xiang Li tertawa. “Kita akan kembali ke sini lagi, dan aku akan membawamu ke semua tempat makan enak di Guangzhou. Ini baru permulaan.”

Mereka berbagi makanan dan cerita, saling mengungkapkan kesukaan dan harapan. He Ma Li bercerita tentang cita-citanya membuka restoran dan mengajak Zhang Xiang Li untuk menjadi koki utamanya. “Aku ingin menciptakan menu spesial yang bisa kita sajikan bersama,” ujarnya dengan semangat.

Zhang Xiang Li membayangkan masa depan itu dengan penuh antusiasme. “Aku akan memastikan kamu mendapat semua bahan terbaik. Kita akan membuat sesuatu yang luar biasa!”

Setelah makan siang, mereka melanjutkan perjalanan ke Old Town, sebuah kawasan bersejarah yang penuh dengan arsitektur klasik. Mereka berjalan di antara bangunan-bangunan bersejarah, merasakan atmosfer kota yang kaya akan budaya. He Ma Li tak henti-hentinya mengagumi detail-detail kecil pada bangunan.

“Aku ingin tinggal di tempat seperti ini,” katanya, sambil mengamati suasana yang ramai dengan pengunjung dan pedagang.

“Suatu saat nanti, kita bisa memiliki rumah di sini, di dekat tempat yang penuh kenangan ini,” jawab Zhang Xiang Li, menggenggam tangan He Ma Li dengan erat.

Mereka menghabiskan sore dengan menjelajahi pasar lokal, mencicipi camilan khas dan membeli beberapa oleh-oleh untuk keluarga. Saat senja tiba, mereka menemukan sebuah kafe kecil di sudut jalan. Dengan pemandangan matahari terbenam yang indah, mereka memutuskan untuk beristirahat dan menikmati secangkir teh.

“Ini adalah salah satu hari terbaik dalam hidupku,” kata He Ma Li, menatap Zhang Xiang Li dengan penuh kasih.

Zhang Xiang Li tersenyum, merasakan kebahagiaan yang sama. “Aku merasa hal yang sama. Momen-momen seperti ini membuat kita semakin dekat.”

Dengan hati yang penuh, mereka menghabiskan malam itu berbagi mimpi dan harapan. Zhang Xiang Li berkata, “Aku ingin kita selalu mengingat hari ini. Ini adalah awal dari petualangan yang panjang bersama.”

He Ma Li mengangguk setuju. “Kita akan menciptakan lebih banyak kenangan indah. Aku berjanji akan selalu mendukung impianmu, seperti kamu mendukungku.”

Malam semakin larut dan mereka berdua merasa tidak ingin mengakhiri hari itu. Namun, mereka tahu bahwa petualangan baru masih menunggu di depan. Ketika mereka akhirnya kembali ke hotel, He Ma Li tidak bisa menghindari perasaan bahwa hubungannya dengan Zhang Xiang Li telah melampaui batasan teman, menuju sesuatu yang lebih mendalam dan berarti.

Hari-hari berikutnya di Guangzhou dipenuhi dengan eksplorasi, tawa, dan kebersamaan. Mereka menjelajahi museum, menikmati pertunjukan seni, dan bahkan mengikuti kelas memasak bersama untuk mengasah keterampilan kuliner He Ma Li. Setiap momen terasa berharga, dan keduanya semakin menyadari betapa pentingnya kehadiran satu sama lain dalam hidup mereka.

Suatu sore, saat mereka beristirahat di taman setelah kelas memasak, Zhang Xiang Li memandang He Ma Li dengan serius. “Ma Li, aku tahu kita baru bersama beberapa waktu, tetapi aku merasa kita sudah mengenal satu sama lain dengan sangat baik. Aku ingin menjadikan hubungan kita lebih serius.”

He Ma Li terdiam sejenak, hatinya berdebar. “Apa yang kamu maksud?”

“Aku ingin kita berkomitmen untuk saling mendukung dan menjalani hubungan ini ke level yang lebih dalam. Aku tidak ingin kehilanganmu,” katanya, dengan nada tulus.

He Ma Li merasakan kebahagiaan yang meluap-luap. “Aku juga merasakannya, Zhang Xiang Li. Aku ingin kita bersama, dan saling mendukung satu sama lain.”

Dengan perasaan yang tak terkatakan, mereka saling berpelukan, menyadari bahwa cinta mereka telah tumbuh dengan kuat. Saat itu, mereka berdua tahu bahwa hubungan mereka bukan hanya sekadar petualangan, tetapi juga sebuah komitmen untuk saling mencintai dan mendukung, apapun yang terjadi.

Terpopuler

Comments

Wenchetri

Wenchetri

lanjut Thor,,, 💓

2024-11-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!