Sahabat Kevin Sahabatku Juga

Hari ini hari terakhir kuliah sebelum ujian akhir semester. Seperti biasanya bila mereka ada jadwal kuliah yang sama, Kevin akan menjemput Stevi terlebih dahulu di rumahnya untuk berangkat bersama.

Walaupun harus memutar cukup jauh karena rumah Stevi berbeda arah dengan kampus, Kevin dengan senang hati melakukannya. Berangkat bersama seperti ini dengan Stevi adalah hal yang selalu dinantikannya.

"Stev, minggu tenang ntar mo belajar bareng gak?" ajak Kevin dalam perjalanan menuju kampus.

"Kayaknya gak bisa, Vin. Aku tipe orang yang kalo belajar harus sendiri biar bisa konsentrasi." Stevi langsung menolaknya. "Tapi ntar kita jalan yuk. Kan gak mungkin satu minggu belajar terus," lanjut Stevi cepat-cepat setelah melihat wajah kecewa Kevin.

"Oke deh. Janji ya," jawab Kevin sambil tersenyum senang.

Sesampainya di kelas, Kevin melihat Jeany duduk sendiri di kursi barisan kedua dari belakang. Gadis itu sedang serius membaca sebuah buku. Kevin langsung mengajak Stevi untuk duduk di samping Jeany. "Hai, Jean," sapanya pada Jeany sambil tersenyum ramah.

"Hai, Vin, Stev," jawab Jeany setelah melihat siapa yang duduk di sebelahnya. Nada bicaranya sangat datar.

Jeany melanjutkan aktivitasnya membaca—yang setelah Kevin perhatikan ternyata sebuah novel. Suasana kembali kaku seperti waktu di kafe. Kevin mengeluh dalam hati. Namun ia tidak patah arang. "Lo udah dapat kerja?" tanyanya pada Jeany untuk membuka percakapan.

"Belum."

"Kalo gitu ntar gue bantu cariin ya?"

"Iya makasih."

"Lo baca apa kayaknya seru bener?"

"Novel."

"Ohh .... Trus lo—"

Kevin tidak jadi melanjutkan kalimatnya karena Stevi mengajaknya bicara.

"Vin, habis kuliah kita makan di kafe yang baru buka itu yuk? Kata temen aku makanannya enak."

"Oh ya? Yang di mana itu?"

"Itu yang tiga rumah sebelum minimarket."

"Oh itu .... Iya makanannya enak di situ. Bener gak, Jean?"

"Eh? Iya," jawab Jeany tidak siap ditanya tiba-tiba.

Gadis itu merasa tidak enak. Walaupun belum pernah berpacaran, ia tahu tidak ada perempuan yang senang mengetahui pacarnya pergi makan berdua dengan perempuan lain.

"Wah curang ya kalian pergi makan gak ajak-ajak," canda Stevi karena melihat kecanggungan Jeany. Ia memutuskan untuk mendekatkan diri dengan Jeany juga karena dilihatnya sang kekasih sangat perhatian pada Jeany. Sahabat Kevin adalah sahabatnya juga, pikirnya.

"Ntar lo juga ikutan kita aja, Jean. Sekalian gue antar pulang," timpal Kevin senang melihat Stevi bersikap hangat pada Jeany.

"Gak bisa gue habis kuliah mau ke perpus." Jeany langsung menolak.

Ia masih merasa canggung berhadapan dengan Kevin. Pergi dengan Kevin ditambah dengan Stevi yang memang sejak SMA tidak pernah akrab dengannya hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman. Lebih baik ia pergi ke perpustakaan untuk mempelajari materi kuliah sebelum menghadapi ujian akhir semester.

"Tapi lain kali mau ya pergi bareng kami?" Kali ini Stevi yang mengajak.

Jeany tidak mengiakan, hanya tersenyum tipis. Entah mengapa ia merasa Stevi tidak tulus padanya. Dalam hati ia berusaha menghalau pikiran buruknya.

Jangan berprasangka, Jeany. Gak semua orang seperti Rika.

Pembicaraan mereka bertiga berakhir karena dosen yang mengajar kelas mereka sudah datang. Selama kuliah berlangsung, perhatian Jeany hanya terfokus pada dosen dan buku catatannya. Ia sama sekali tidak menoleh pada Kevin.

Dosen mengakhiri kuliah tiga SKS tersebut tepat waktu. Beberapa mahasiswa terlihat lega ketika kelas panjang itu berakhir. Jeany segera keluar dari kelas setelah berpamitan pada Kevin dan Stevi. Ia tidak ingin terlalu lama bersama mereka.

Stevi merasa ada yang aneh dengan sikap Jeany. "Vin, kayaknya Jeany gak suka ya sama aku? Soalnya aku perhatikan dia seperti menghindar," tanyanya pada Kevin.

"Ah engga lah. Jeany emang kaku gitu orangnya, tapi dia gak ada pikiran buruk kok," kata Kevin meyakinkan.

Tentu saja tidak ada siapa pun yang lebih mengetahui penyebab Jeany menghindar selain Kevin. Menurutnya juga tidak ada alasan bagi Jeany untuk tidak menyukai Stevi. "Yuk kita ke kafe yang kamu bilang itu," ajaknya kemudian sambil menggenggam tangan Stevi.

Mereka berjalan menuju tempat parkir mobil sambil bergandengan tangan, mengundang perhatian beberapa mahasiswa. Pasalnya, Kevin yang keren dan tampan bergandengan tangan dengan gadis secantik dan seanggun Stevi, membuat mereka terlihat sangat serasi sebagai pasangan kekasih.

Diam-diam Stevi merasa senang karena perlakuan Kevin semakin menegaskan kedudukannya sebagai kekasih pemuda itu. Ia bertekad akan menjaga kekasihnya sebaik mungkin agar tidak ada gadis lain yang merebut Kevin darinya. Ia tahu banyak mahasiswi yang tergila-gila pada Kevin.

Sudah banyak perempuan yang mendekati Kevin bahkan ketika mereka masih menempuh pendidikan di SMA, tetapi pemuda itu tidak pernah memperlakukan perempuan mana pun secara khusus. Selain Stevi yang ia kejar-kejar sejak semester lalu, semua Kevin perlakukan biasa saja.

Karena itu ia sangat terkejut ketika Kevin menyebut Jeany sebagai sahabatnya. Pasalnya Stevi tidak pernah melihat Kevin dan Jeany bersama walaupun hanya sekadar berbincang. Mereka bagaikan berasal dari dua dunia yang berbeda dan tidak akan pernah menyatu.

Stevi yakin teman-teman SMA mereka juga pasti akan terkejut bila mengetahui bahwa sekarang Kevin yang sangat populer itu bersahabat dengan Jeany yang dingin dan tertutup. Ketika SMA, Jeany tidak pernah ada dalam lingkungan pergaulan Kevin. Tidak banyak yang Stevi ketahui mengenai Jeany dan memang ia tidak pernah tertarik untuk berteman dengan gadis itu. Namun kini keadaannya berbeda.

Stevi tidak memungkiri ada secuil perasaan cemburu yang muncul di hatinya ketika mendengar Kevin pergi makan dengan Jeany tanpa dirinya. Namun ia tidak mungkin menunjukkannya di depan Kevin. Mereka belum lama berpacaran. Ia tidak ingin Kevin memandangnya sebagai perempuan posesif dan membuat hubungan mereka menjadi renggang.

Untung saja sikap Kevin yang menggenggam tangannya di hadapan banyak mahasiswa tadi berhasil membuatnya yakin bahwa hanya ia satu-satunya perempuan yang dicintai Kevin. Perasaan tidak nyaman yang dirasakannya sejak awal masuk kelas tadi seketika menghilang. Ia hanya perlu memastikan bahwa hubungan Kevin dengan Jeany selamanya hanyalah hubungan persahabatan.

Sementara itu, Jeany berada di perpustakaan hampir dua jam lamanya. Setelah menghabiskan bekal makan siangnya, ia berjalan kembali ke gedung fakultas karena ada kuliah siang. Untung saja mata kuliah kali ini ia tidak satu kelas lagi dengan Kevin maupun Stevi.

Biasanya Jeany lebih suka menaiki tangga untuk sampai ke lantai empat tempat ruang kuliahnya saat ini, tetapi kali ini ia merasa lelah sehingga memutuskan untuk menggunakan lift.

Tidak ada orang lain yang menaiki lift, mungkin karena ia datang terlalu awal. Kuliah baru akan dimulai tiga puluh menit lagi. Tepat ketika pintu lift hampir tertutup sepenuhnya, seseorang menahannya dan masuk dengan santai. Seseorang yang dikenal Jeany, membuat gadis itu berdiri gelisah di tempatnya.

Terpopuler

Comments

Lusia Emilia Titik Kristiani

Lusia Emilia Titik Kristiani

3 x aku baca novel ini dan tetap suka banget, best ceritanya autor buat kelanjutanya dong 👍👍👍

2024-08-01

1

Karolin Bergmann

Karolin Bergmann

kak setelah sekian lama aku kangen kevin jeny
aku baca ulang lagi pdhal udah entah berapa kali baca tp gk bikin bosan

2023-02-06

3

Indarti Indarti

Indarti Indarti

lanjut

2022-05-20

0

lihat semua
Episodes
1 Aku Pasti Menjagamu
2 Separuh Kebenaran
3 Apa Salahku Padamu?
4 Mulai Sekarang Kita Sahabat
5 Sahabat Kevin Sahabatku Juga
6 Aku Tidak Bisa Ikut
7 Bukan Begitu Maksudku
8 Temani Aku Nonton
9 Bayar Dulu Hutangmu
10 Kenapa Harus Jeany?
11 Sejak Kapan Kamu Suka Aku?
12 Mengapa Masih Mengingatnya?
13 Telah Merasa Nyaman Dengannya
14 Pacar Kevin Bukan Aku, Tapi Dia
15 Kamu Harus Jaga Jarak Dari Kevin
16 Bantu Aku Mendekati Jeany
17 Ia Memegang Kartu As Jeany
18 Maukah Jadi Babysitter?
19 Tidak Usah Takut, Ada Aku
20 Hanya Merasa Bersalah, Tidak Lebih
21 Akhirnya Datang Juga Walaupun Terlambat
22 Kamu Tinggal di Sini Saja
23 Ini Kesempatan Bagus Buat Kamu
24 Mulai Ambil Tindakan
25 Kamu Sendiri yang Memulai
26 Apa Ada Sesuatu di Antara Mereka?
27 Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Kamu
28 Aku Janji Akan Selalu Bantu Kamu
29 Tersiksa dengan Rasa Bersalah Ini
30 Kamu Cantik Sekali
31 Jangan-jangan Kamu Hamil?
32 Ia Memang Tidak Sepadan
33 Ada Gosip Baru Apa?
34 Memperbaiki Kesalahan
35 Kalau Randy Serius?
36 Jeany Itu Cuma Sahabat
37 Cium di Pipi
38 Ada yang Mau Aku Bicarakan Sama Kamu
39 Mau Bicara Apa?
40 Apa Ini Karma Buatku?
41 Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
42 Mulai Sekarang Lupakan Kejadian Malam Itu
43 Kita Mulai Dari Awal
44 Beri Aku Kesempatan
45 Di Sini Aku Sakit
46 Dia Urusanku
47 Tolong Jaga Stevi
48 Tunggu Aku
49 Memang Tidak Pernah
50 Tidak Usah Sedih
51 Hubungan Kalian Sudah Sedekat Ini
52 Asal Saling Percaya
53 Kita Putus
54 Merasa Buruk
55 Beberapa Hari Lagi
56 Membela Selingkuhan
57 Perasaan Tidak Enak
58 Khawatir
59 Perasaan Terkhianati
60 Tidak Akan Menyerah
61 Semakin Tidak Suka
62 Aku Juga Tulus
63 Ada Syaratnya
64 Janji
65 Mendapat Kejutan
66 Perasaan Sebenarnya
67 Menepati Janji
68 Mengumumkan Status
69 Siapa yang Kamu Pilih?
70 Tolong Restui Kami
71 Berjuang untuk Masa Depan
72 Merasa Rendah Diri
73 Pekerjaan Baru
74 Kamu Harus Sehat
75 Kesalahan Besar
76 Perempuan Tidak Benar
77 Tidak Ingin Egois
78 Sampai Ketemu Lagi
79 Dua Garis Merah
80 Waktu untuk Berpikir
81 Jalan Terbaik
82 Waktunya Melupakanmu
83 Sosok Tidak Asing
84 Milik Orang Lain
85 Wajah yang Mirip
86 Memang Dekat
87 Tak Sadarkan Diri
88 Bak Disambar Petir
89 Papa Sudah Pulang
90 Kamu Perempuan Terhormat
91 Sering Melakukan
92 Tidur Bersama
93 Tiga Hari Lagi
94 Tidak Pantas
95 Menerima Masa Lalu
96 Yang Ketiga
97 Maaf Aku Khilaf
98 Punya Adik
99 Ucapan Terima Kasih dan Visual Versi Author
100 Episode Ekstra 1 Laki-Laki Paling Beruntung
101 Episode Ekstra 2 Janji Randy
102 OPEN PO BUKU KEMELUT CINTA
103 DB 1 - Aku Mau Cerai
104 DB 2 - Aku Bersedia
105 DB 3 - Antara Punya Anak dan Karir
106 DB 4 - Melanggar Kesepakatan
107 DB 5 - Pertemuan Pertama
108 DB 6 - Pisah Ranjang
109 DB 7 - Tanggung Jawab Anak
110 DB 8 - Menghapus Utang Budi
111 DB 9 - Sebuah Kesempatan
112 DB 10 - Mengambil Keputusan
113 DB 11 - Kamu Salah Paham
114 DB 12 - Belum Percaya
115 DB 13 - Ya, Aku Percaya
116 DB 14 - Yang Penting Aku dan Kamu Bahagia
117 DB 15 - Setelah Malam yang Panjang
118 DB 16 - Panggilan Mendadak
119 DB 17 - Di Kantor Suami
120 DB 18 - Sering Berbohong?
121 DB 19 - Bercerailah dengan Revan
122 DB 20 - Bukan Perempuan Sembarangan
123 DB 21 - Tidak Bisa Diajak Bicara Baik-Baik
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Aku Pasti Menjagamu
2
Separuh Kebenaran
3
Apa Salahku Padamu?
4
Mulai Sekarang Kita Sahabat
5
Sahabat Kevin Sahabatku Juga
6
Aku Tidak Bisa Ikut
7
Bukan Begitu Maksudku
8
Temani Aku Nonton
9
Bayar Dulu Hutangmu
10
Kenapa Harus Jeany?
11
Sejak Kapan Kamu Suka Aku?
12
Mengapa Masih Mengingatnya?
13
Telah Merasa Nyaman Dengannya
14
Pacar Kevin Bukan Aku, Tapi Dia
15
Kamu Harus Jaga Jarak Dari Kevin
16
Bantu Aku Mendekati Jeany
17
Ia Memegang Kartu As Jeany
18
Maukah Jadi Babysitter?
19
Tidak Usah Takut, Ada Aku
20
Hanya Merasa Bersalah, Tidak Lebih
21
Akhirnya Datang Juga Walaupun Terlambat
22
Kamu Tinggal di Sini Saja
23
Ini Kesempatan Bagus Buat Kamu
24
Mulai Ambil Tindakan
25
Kamu Sendiri yang Memulai
26
Apa Ada Sesuatu di Antara Mereka?
27
Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Kamu
28
Aku Janji Akan Selalu Bantu Kamu
29
Tersiksa dengan Rasa Bersalah Ini
30
Kamu Cantik Sekali
31
Jangan-jangan Kamu Hamil?
32
Ia Memang Tidak Sepadan
33
Ada Gosip Baru Apa?
34
Memperbaiki Kesalahan
35
Kalau Randy Serius?
36
Jeany Itu Cuma Sahabat
37
Cium di Pipi
38
Ada yang Mau Aku Bicarakan Sama Kamu
39
Mau Bicara Apa?
40
Apa Ini Karma Buatku?
41
Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
42
Mulai Sekarang Lupakan Kejadian Malam Itu
43
Kita Mulai Dari Awal
44
Beri Aku Kesempatan
45
Di Sini Aku Sakit
46
Dia Urusanku
47
Tolong Jaga Stevi
48
Tunggu Aku
49
Memang Tidak Pernah
50
Tidak Usah Sedih
51
Hubungan Kalian Sudah Sedekat Ini
52
Asal Saling Percaya
53
Kita Putus
54
Merasa Buruk
55
Beberapa Hari Lagi
56
Membela Selingkuhan
57
Perasaan Tidak Enak
58
Khawatir
59
Perasaan Terkhianati
60
Tidak Akan Menyerah
61
Semakin Tidak Suka
62
Aku Juga Tulus
63
Ada Syaratnya
64
Janji
65
Mendapat Kejutan
66
Perasaan Sebenarnya
67
Menepati Janji
68
Mengumumkan Status
69
Siapa yang Kamu Pilih?
70
Tolong Restui Kami
71
Berjuang untuk Masa Depan
72
Merasa Rendah Diri
73
Pekerjaan Baru
74
Kamu Harus Sehat
75
Kesalahan Besar
76
Perempuan Tidak Benar
77
Tidak Ingin Egois
78
Sampai Ketemu Lagi
79
Dua Garis Merah
80
Waktu untuk Berpikir
81
Jalan Terbaik
82
Waktunya Melupakanmu
83
Sosok Tidak Asing
84
Milik Orang Lain
85
Wajah yang Mirip
86
Memang Dekat
87
Tak Sadarkan Diri
88
Bak Disambar Petir
89
Papa Sudah Pulang
90
Kamu Perempuan Terhormat
91
Sering Melakukan
92
Tidur Bersama
93
Tiga Hari Lagi
94
Tidak Pantas
95
Menerima Masa Lalu
96
Yang Ketiga
97
Maaf Aku Khilaf
98
Punya Adik
99
Ucapan Terima Kasih dan Visual Versi Author
100
Episode Ekstra 1 Laki-Laki Paling Beruntung
101
Episode Ekstra 2 Janji Randy
102
OPEN PO BUKU KEMELUT CINTA
103
DB 1 - Aku Mau Cerai
104
DB 2 - Aku Bersedia
105
DB 3 - Antara Punya Anak dan Karir
106
DB 4 - Melanggar Kesepakatan
107
DB 5 - Pertemuan Pertama
108
DB 6 - Pisah Ranjang
109
DB 7 - Tanggung Jawab Anak
110
DB 8 - Menghapus Utang Budi
111
DB 9 - Sebuah Kesempatan
112
DB 10 - Mengambil Keputusan
113
DB 11 - Kamu Salah Paham
114
DB 12 - Belum Percaya
115
DB 13 - Ya, Aku Percaya
116
DB 14 - Yang Penting Aku dan Kamu Bahagia
117
DB 15 - Setelah Malam yang Panjang
118
DB 16 - Panggilan Mendadak
119
DB 17 - Di Kantor Suami
120
DB 18 - Sering Berbohong?
121
DB 19 - Bercerailah dengan Revan
122
DB 20 - Bukan Perempuan Sembarangan
123
DB 21 - Tidak Bisa Diajak Bicara Baik-Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!