Akibat Kesalahan Satu Malam (Kemelut Cinta)

Akibat Kesalahan Satu Malam (Kemelut Cinta)

Aku Pasti Menjagamu

"Gimana kalo gue hamil, Vin?"

Jeany, gadis yang baru saja bicara itu, tampak sangat kacau. Rambut panjang yang biasanya ia kuncir dibiarkannya tergerai kusut. Gadis itu menatap Kevin dengan sepasang matanya yang basah. Ia tidak ingin menangis, tetapi apa yang baru saja terjadi benar-benar membuatnya merasa terpukul.

Kevin pun tak kalah terpukulnya. Ia mengusap wajahnya berkali-kali dengan gerakan frustrasi. "Kalo sampe lo hamil gue pasti bertanggung jawab. Tapi sekarang gak usah mikirin hal yang belum pasti." Pemuda itu berkata sambil menyembunyikan kekalutan dalam hatinya. Ia berharap kejadian tadi malam tidak memberi dampak buruk pada masa depannya dan Jeany.

Gadis itu tidak menjawab. Ia duduk diam dengan pandangan menerawang jauh, terlihat begitu hancur. Kevin sungguh berharap waktu dapat diputar kembali agar ia tidak perlu melakukan kesalahan yang akan disesalinya seumur hidup.

Tadi malam di kelab, ia yang datang bersama Randy enggan mengikuti sahabatnya itu turun ke lantai dansa. Kevin lebih memilih menunggu di kafe sembari menghabiskan makanan dan minuman yang telah dipesan. Karena bosan menunggu Randy, ia memutuskan untuk pergi karaoke seorang diri.

Tatkala sedang menyusuri salah satu sudut kelab malam untuk mencari ruangan karaoke, Kevin melihat Jeany yang mabuk sedang ditarik paksa oleh seorang laki-laki paruh baya menuju sebuah ruangan. Tanpa pikir panjang ia mendorong laki-laki itu hingga terjungkal dan pegangannya pada tangan Jeany terlepas.

Dengan panik Kevin menarik Jeany agar cepat-cepat meninggalkan tempat itu. Mereka menumpang taksi yang sedang mangkal tidak jauh dari kelab malam. Karena tidak tahu di mana Jeany tinggal, ia terpaksa membawa gadis itu ke apartemennya.

Kevin tidak menyesal telah menolong Jeany. Bagaimanapun ia tidak mungkin diam saja melihat orang yang dikenalnya berada dalam bahaya. Namun yang disesalinya adalah ia yang tak mampu mengendalikan diri.

Kulit putih Jeany terasa halus dalam sentuhan Kevin saat ia memapah gadis itu. Parasnya ketika mabuk sangat menggoda. Kevin ingat ia sempat menatap lekat-lekat belah bibir gadis itu, merasakan dorongan teramat kuat untuk mel*matnya.

Ibaratnya ia berniat menyelamatkan kelinci dari terkaman harimau, tetapi dirinya justru menjadi buaya yang menelan kelinci itu. Sepertinya saat itu ia juga dalam pengaruh obat karena akal sehat tidak mampu menahannya dari naluri primitif seorang laki-laki. Ia mulai mencium Jeany, mencumbuinya hingga terjadi hal terlarang itu.

Nasi telah menjadi bubur. Tidak ada lagi hal yang bisa dilakukan oleh Kevin selain meminta maaf dengan sepenuh hati. "Gue bener-bener minta maaf buat tadi malam. Gue juga gak tahu kenapa bisa ngelakuin hal itu."

"Apa gunanya lo minta maaf? Keadaan tetap gak akan berubah!" jawab Jeany putus asa. Ia tidak tahu apakah harus marah atau justru berterima kasih pada pemuda di hadapannya.

Namun dalam hati kecilnya ia mengakui, lebih baik tidur dengan Kevin daripada dengan laki-laki paruh baya itu. Pemikiran tersebut membuat Jeany ingin menampar dirinya sendiri.

"Sudahlah lupain aja," ucap gadis itu pada akhirnya. Apa lagi yang bisa dilakukan selain melupakannya dan melanjutkan hidup mereka? Dengan punggung tangannya ia menghapus air mata dan mencoba untuk kuat.

Kevin tertunduk menunjukkan penyesalan. "Gue gak bisa kasih status. Tapi gue pasti jagain lo," janjinya pada gadis itu.

Kevin memang merasa bersalah. Namun bagaimana mungkin ia memberi Jeany status jika ia sendiri telah menjadi kekasih perempuan lain? Pemuda itu tidak rela berpisah dengan kekasihnya. Lagi pula, tidak ada perasaan cinta antara dirinya dengan Jeany.

Mereka hanya teman SMA dan teman kuliah yang sedikit pun tidak ada kedekatan karena lingkungan pertemanan mereka sangat bertolak belakang. Kendati demikian, tidak ada permusuhan di antara mereka. Keduanya hanya saling merasa asing saja, hingga tiba malam naas itu.

Kevin mengangkat wajahnya untuk melihat Jeany. Gadis itu mengangguk samar dengan pandangan kosong, sepertinya tidak benar-benar mendengarkan. Diam-diam Kevin berterima kasih pada Jeany karena gadis itu tidak mempersulitnya. Sayang sekali gadis sebaik itu harus bekerja di tempat yang tidak tepat.

"Jean, menurut gue lebih baik lo gak kerja lagi di situ," saran Kevin memecah lamunan gadis itu.

"Gajinya lumayan. Dua bulan gue kerja di situ gak ada masalah, tiba-tiba aja tadi malam—"

Jeany tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menunduk dengan pipi memerah. Hal intens yang terjadi tadi malam di antara mereka terlintas di pikirannya. Kevin yang menyadari bahwa Jeany sedang malu tidak mendesaknya untuk berbicara lebih lanjut. Sebenarnya ia juga merasakan hal yang sama. Namun sekarang yang terpenting adalah mencegah situasi bertambah buruk.

"Maafin kalo gue egois. Tapi gue minta tolong jangan cerita ke siapa pun soal kejadian tadi malam," pinta Kevin.

Jeany menghela napas sebelum menjawab, "gue juga gak mau ada yang tahu."

Kevin menunjukkan lagi wajah penuh sesalnya. "Tadi malam itu pertama kalinya gue menginjakkan kaki di club. Tau begini gue tolak ajakan Randy."

Kata-kata Kevin membuat Jeany terkejut. Ia menimbang antara harus percaya atau tidak pada ucapan pemuda itu. Mungkin saja benar, pikirnya, karena selama dua bulan bekerja sebagai pramusaji di kelab malam ia tidak pernah berjumpa dengan Kevin.

Kevin lalu melihat jam yang terpasang di dinding. Sudah pukul 11.10, artinya kurang dari dua jam lagi ia harus masuk kuliah. Pemuda itu membuang napas dengan kasar, merasa malas masuk kuliah dalam kondisi seperti itu. Akan tetapi ia sudah berjanji akan menjemput Stevi, sang kekasih untuk berangkat kuliah bersama.

Semester ini kelas mata kuliah mereka tidak banyak yang sama sehingga Kevin tidak ingin melewatkan kesempatan yang ada. Karena itu ia harus segera bergegas. Tiba-tiba ia teringat bahwa Jeany juga mengikuti mata kuliah di kelas yang sama dengannya.

"Jean, kita jam satu ada kuliah Statistika Bisnis kan? Gue siap-siap dulu habis itu gue antar lo pulang."

Kevin hendak masuk ke kamarnya untuk mandi sebelum dicegah oleh Jeany. "Gue pulang sendiri aja. Tapi gue minta tolong, titip tanda tangan ya," kata gadis itu dengan wajah memelas.

"Lo mau bolos? Lo tau kan hari ini dosen bakal kasih kisi-kisi buat UAS?" Kevin menatapnya ragu. Betapa tidak, di matanya Jeany adalah murid yang rajin sejak SMA. Rajin dan tidak pernah membuat masalah.

"Gue gak ada mood kuliah, kepala gue masih pening. Bantu gue, please," jawab gadis itu memohon.

"Ya udah kalo itu mau lo," kata Kevin mengiakan.

Ia hendak beranjak tetapi lagi-lagi Jeany mencegahnya. Kali ini gadis itu berjalan cepat ke arah pintu apartemen Kevin dan membukanya. "Gue pulang dulu, jangan lupa titipan gue," katanya sebelum kemudian keluar dan menutup pintu, meninggalkan Kevin yang masih berdiri mematung di tempatnya.

Jeany terburu-buru pulang dan menolak tawarannya. Kevin ragu apakah harus menyusul dan memaksa mengantarnya pulang, karena tadi dilihatnya wajah gadis itu agak pucat. Rambutnya bahkan masih berantakan. Namun ia akhirnya memilih mengabaikan rasa khawatirnya. Mungkin Jeany tidak mau diantar karena merasa canggung, pikirnya. Setidaknya ia jadi lebih punya banyak waktu untuk bersiap-siap.

Perasaan Kevin berbunga-bunga karena akan segera bertemu dengan pujaan hati. Ia berjalan ke kamarnya dan mengambil baju dari dalam lemari. Matanya kemudian melihat ranjangnya yang berantakan. Ia yang menyukai kerapian langsung bergerak membereskan ranjang. Namun, apa yang dilihatnya membuatnya membelalakkan mata.

"Ya Tuhan, ini juga pertama kalinya bagi dia," katanya sambil memegang keningnya dengan perasaan frustrasi.

Perasaan bersalahnya semakin berlipat-lipat. Ia melepas seprai dan membuangnya di tempat sampah, tidak ingin menyimpan bukti terjadinya malam kelam itu. Selesai mandi ia menyisir rambut hitamnya, mengambil tas dan bergegas keluar meninggalkan apartemen yang menjadi saksi bisu hubungan terlarangnya dengan Jeany.

Terima kasih untuk Teman-teman yang sudah mampir. Semoga berkenan membaca sampai tamat 🙏

Terpopuler

Comments

Youen Olivear

Youen Olivear

msh bingung sama ceritanya

2023-09-27

1

Bunga Syakila

Bunga Syakila

up

2022-12-31

1

Anaya Putri

Anaya Putri

lanjut

2022-12-28

1

lihat semua
Episodes
1 Aku Pasti Menjagamu
2 Separuh Kebenaran
3 Apa Salahku Padamu?
4 Mulai Sekarang Kita Sahabat
5 Sahabat Kevin Sahabatku Juga
6 Aku Tidak Bisa Ikut
7 Bukan Begitu Maksudku
8 Temani Aku Nonton
9 Bayar Dulu Hutangmu
10 Kenapa Harus Jeany?
11 Sejak Kapan Kamu Suka Aku?
12 Mengapa Masih Mengingatnya?
13 Telah Merasa Nyaman Dengannya
14 Pacar Kevin Bukan Aku, Tapi Dia
15 Kamu Harus Jaga Jarak Dari Kevin
16 Bantu Aku Mendekati Jeany
17 Ia Memegang Kartu As Jeany
18 Maukah Jadi Babysitter?
19 Tidak Usah Takut, Ada Aku
20 Hanya Merasa Bersalah, Tidak Lebih
21 Akhirnya Datang Juga Walaupun Terlambat
22 Kamu Tinggal di Sini Saja
23 Ini Kesempatan Bagus Buat Kamu
24 Mulai Ambil Tindakan
25 Kamu Sendiri yang Memulai
26 Apa Ada Sesuatu di Antara Mereka?
27 Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Kamu
28 Aku Janji Akan Selalu Bantu Kamu
29 Tersiksa dengan Rasa Bersalah Ini
30 Kamu Cantik Sekali
31 Jangan-jangan Kamu Hamil?
32 Ia Memang Tidak Sepadan
33 Ada Gosip Baru Apa?
34 Memperbaiki Kesalahan
35 Kalau Randy Serius?
36 Jeany Itu Cuma Sahabat
37 Cium di Pipi
38 Ada yang Mau Aku Bicarakan Sama Kamu
39 Mau Bicara Apa?
40 Apa Ini Karma Buatku?
41 Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
42 Mulai Sekarang Lupakan Kejadian Malam Itu
43 Kita Mulai Dari Awal
44 Beri Aku Kesempatan
45 Di Sini Aku Sakit
46 Dia Urusanku
47 Tolong Jaga Stevi
48 Tunggu Aku
49 Memang Tidak Pernah
50 Tidak Usah Sedih
51 Hubungan Kalian Sudah Sedekat Ini
52 Asal Saling Percaya
53 Kita Putus
54 Merasa Buruk
55 Beberapa Hari Lagi
56 Membela Selingkuhan
57 Perasaan Tidak Enak
58 Khawatir
59 Perasaan Terkhianati
60 Tidak Akan Menyerah
61 Semakin Tidak Suka
62 Aku Juga Tulus
63 Ada Syaratnya
64 Janji
65 Mendapat Kejutan
66 Perasaan Sebenarnya
67 Menepati Janji
68 Mengumumkan Status
69 Siapa yang Kamu Pilih?
70 Tolong Restui Kami
71 Berjuang untuk Masa Depan
72 Merasa Rendah Diri
73 Pekerjaan Baru
74 Kamu Harus Sehat
75 Kesalahan Besar
76 Perempuan Tidak Benar
77 Tidak Ingin Egois
78 Sampai Ketemu Lagi
79 Dua Garis Merah
80 Waktu untuk Berpikir
81 Jalan Terbaik
82 Waktunya Melupakanmu
83 Sosok Tidak Asing
84 Milik Orang Lain
85 Wajah yang Mirip
86 Memang Dekat
87 Tak Sadarkan Diri
88 Bak Disambar Petir
89 Papa Sudah Pulang
90 Kamu Perempuan Terhormat
91 Sering Melakukan
92 Tidur Bersama
93 Tiga Hari Lagi
94 Tidak Pantas
95 Menerima Masa Lalu
96 Yang Ketiga
97 Maaf Aku Khilaf
98 Punya Adik
99 Ucapan Terima Kasih dan Visual Versi Author
100 Episode Ekstra 1 Laki-Laki Paling Beruntung
101 Episode Ekstra 2 Janji Randy
102 OPEN PO BUKU KEMELUT CINTA
103 DB 1 - Aku Mau Cerai
104 DB 2 - Aku Bersedia
105 DB 3 - Antara Punya Anak dan Karir
106 DB 4 - Melanggar Kesepakatan
107 DB 5 - Pertemuan Pertama
108 DB 6 - Pisah Ranjang
109 DB 7 - Tanggung Jawab Anak
110 DB 8 - Menghapus Utang Budi
111 DB 9 - Sebuah Kesempatan
112 DB 10 - Mengambil Keputusan
113 DB 11 - Kamu Salah Paham
114 DB 12 - Belum Percaya
115 DB 13 - Ya, Aku Percaya
116 DB 14 - Yang Penting Aku dan Kamu Bahagia
117 DB 15 - Setelah Malam yang Panjang
118 DB 16 - Panggilan Mendadak
119 DB 17 - Di Kantor Suami
120 DB 18 - Sering Berbohong?
121 DB 19 - Bercerailah dengan Revan
122 DB 20 - Bukan Perempuan Sembarangan
123 DB 21 - Tidak Bisa Diajak Bicara Baik-Baik
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Aku Pasti Menjagamu
2
Separuh Kebenaran
3
Apa Salahku Padamu?
4
Mulai Sekarang Kita Sahabat
5
Sahabat Kevin Sahabatku Juga
6
Aku Tidak Bisa Ikut
7
Bukan Begitu Maksudku
8
Temani Aku Nonton
9
Bayar Dulu Hutangmu
10
Kenapa Harus Jeany?
11
Sejak Kapan Kamu Suka Aku?
12
Mengapa Masih Mengingatnya?
13
Telah Merasa Nyaman Dengannya
14
Pacar Kevin Bukan Aku, Tapi Dia
15
Kamu Harus Jaga Jarak Dari Kevin
16
Bantu Aku Mendekati Jeany
17
Ia Memegang Kartu As Jeany
18
Maukah Jadi Babysitter?
19
Tidak Usah Takut, Ada Aku
20
Hanya Merasa Bersalah, Tidak Lebih
21
Akhirnya Datang Juga Walaupun Terlambat
22
Kamu Tinggal di Sini Saja
23
Ini Kesempatan Bagus Buat Kamu
24
Mulai Ambil Tindakan
25
Kamu Sendiri yang Memulai
26
Apa Ada Sesuatu di Antara Mereka?
27
Ingin Tahu Lebih Banyak Tentang Kamu
28
Aku Janji Akan Selalu Bantu Kamu
29
Tersiksa dengan Rasa Bersalah Ini
30
Kamu Cantik Sekali
31
Jangan-jangan Kamu Hamil?
32
Ia Memang Tidak Sepadan
33
Ada Gosip Baru Apa?
34
Memperbaiki Kesalahan
35
Kalau Randy Serius?
36
Jeany Itu Cuma Sahabat
37
Cium di Pipi
38
Ada yang Mau Aku Bicarakan Sama Kamu
39
Mau Bicara Apa?
40
Apa Ini Karma Buatku?
41
Aku Tidak Akan Meninggalkanmu
42
Mulai Sekarang Lupakan Kejadian Malam Itu
43
Kita Mulai Dari Awal
44
Beri Aku Kesempatan
45
Di Sini Aku Sakit
46
Dia Urusanku
47
Tolong Jaga Stevi
48
Tunggu Aku
49
Memang Tidak Pernah
50
Tidak Usah Sedih
51
Hubungan Kalian Sudah Sedekat Ini
52
Asal Saling Percaya
53
Kita Putus
54
Merasa Buruk
55
Beberapa Hari Lagi
56
Membela Selingkuhan
57
Perasaan Tidak Enak
58
Khawatir
59
Perasaan Terkhianati
60
Tidak Akan Menyerah
61
Semakin Tidak Suka
62
Aku Juga Tulus
63
Ada Syaratnya
64
Janji
65
Mendapat Kejutan
66
Perasaan Sebenarnya
67
Menepati Janji
68
Mengumumkan Status
69
Siapa yang Kamu Pilih?
70
Tolong Restui Kami
71
Berjuang untuk Masa Depan
72
Merasa Rendah Diri
73
Pekerjaan Baru
74
Kamu Harus Sehat
75
Kesalahan Besar
76
Perempuan Tidak Benar
77
Tidak Ingin Egois
78
Sampai Ketemu Lagi
79
Dua Garis Merah
80
Waktu untuk Berpikir
81
Jalan Terbaik
82
Waktunya Melupakanmu
83
Sosok Tidak Asing
84
Milik Orang Lain
85
Wajah yang Mirip
86
Memang Dekat
87
Tak Sadarkan Diri
88
Bak Disambar Petir
89
Papa Sudah Pulang
90
Kamu Perempuan Terhormat
91
Sering Melakukan
92
Tidur Bersama
93
Tiga Hari Lagi
94
Tidak Pantas
95
Menerima Masa Lalu
96
Yang Ketiga
97
Maaf Aku Khilaf
98
Punya Adik
99
Ucapan Terima Kasih dan Visual Versi Author
100
Episode Ekstra 1 Laki-Laki Paling Beruntung
101
Episode Ekstra 2 Janji Randy
102
OPEN PO BUKU KEMELUT CINTA
103
DB 1 - Aku Mau Cerai
104
DB 2 - Aku Bersedia
105
DB 3 - Antara Punya Anak dan Karir
106
DB 4 - Melanggar Kesepakatan
107
DB 5 - Pertemuan Pertama
108
DB 6 - Pisah Ranjang
109
DB 7 - Tanggung Jawab Anak
110
DB 8 - Menghapus Utang Budi
111
DB 9 - Sebuah Kesempatan
112
DB 10 - Mengambil Keputusan
113
DB 11 - Kamu Salah Paham
114
DB 12 - Belum Percaya
115
DB 13 - Ya, Aku Percaya
116
DB 14 - Yang Penting Aku dan Kamu Bahagia
117
DB 15 - Setelah Malam yang Panjang
118
DB 16 - Panggilan Mendadak
119
DB 17 - Di Kantor Suami
120
DB 18 - Sering Berbohong?
121
DB 19 - Bercerailah dengan Revan
122
DB 20 - Bukan Perempuan Sembarangan
123
DB 21 - Tidak Bisa Diajak Bicara Baik-Baik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!