Istri Ketiga Mas Bram

Istri Ketiga Mas Bram

Bab 1

Selamat membaca!

Namaku Pelangi Slavina Arista, keluargaku dan sahabat dekatku biasa memanggilku dengan sapaan "Biru", pasti langsung terbesit di benak kalian, lho kok bisa biru, sedangkan warna identik untuk wanita itu kan merah jambu. Memang benar semua itu, tapi pada kenyataannya warna merah jambu tidak ada di salah satu warna pelangi dan dari mejikuhibiniu, aku begitu menyukai warna biru.

Sejak kecil apapun yang aku miliki selalu berwarna biru, bahkan aku pernah tidak ingin sekolah karena seragam sekolahku bukanlah berwarna biru, memang agak aneh tapi begitulah aku.

Semua masalah kehidupanku bermula dari hutang ayah dan ibuku yang sudah menumpuk. Tak jarang aku melihat keduanya berdebat, karena tagihan yang terus masuk ke ponsel mereka, bahkan sampai ada team penagihan yang mendatangi rumah kami, memang tidak semua kejam tapi beberapa yang datang terlihat angkuh dan arogan, seolah tak mengerti dengan kondisi juga beban hidup keluargaku.

Aku mempunyai seorang adik perempuan yang bernama Sofi Permata Alifa, usia kami tidak berbeda jauh hanya terpaut 2 tahun.

Semua kesedihanku berawal dari sore itu ketika aku pulang kerja. Baru saja sampai di rumah, namun aku sudah disuguhkan dengan perdebatan kedua orang tuaku yang memancing rasa penasaranku.

"Assalamualaikum aku pulang."

Suara salam sesaat menjeda kalimat perdebatan dari mulut mereka. Ibuku saat itu langsung memelukku dengan erat, ia menangis dan aku semakin bingung dengan alasannya.

Tiba-tiba ayahku bersuara dengan lantang. Kalimat yang kasar begitu saja terlontar lolos dari mulutnya, padahal aku ini adalah anak kandungnya, yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang dan mereka selalu memimpikan kehadiranku sebelum aku dilahirkan. Aku pun bukanlah anak haram yang keberadaannya tidak diinginkan, lantas mengapa dengan begitu mudahnya ayahku ingin melepasku. Sebuah kenyataan yang pedih, menyayat hatiku begitu perih dan membuat semua cita-cita yang aku miliki dalam sekejap melebur menjadi debu.

Aku menangis mendengarnya, air mata yang sedari tadi aku tahan di kelopak mataku, kini sudah mengalir deras membasahi wajahku. Aku tenggelam dalam kekecewaan, aku marah, aku berontak, namun apalah arti suaraku. Ayahku mengungkit semua jasa-jasa yang selama ini dilakukannya untuk membesarkanku.

Akhirnya aku hanya bisa pasrah, aku mengiyakan semua keinginan ayah, aku lakukan ini hanya demi air mata di wajah Ibuku, agar ia berhenti menangis. Walau ibu berat melepasku, tapi aku tahu mereka tidak mempunyai pilihan. Terlebih ayahku hanya seorang sopir di perusahaan yang terkenal di Jakarta dan kebetulan ayahku pernah membawaku ke sebuah acara di perusahaannya. Saat itulah pimpinan perusahaan itu melihatku dan menyampaikan keinginannya untuk menikah denganku, namun karena aku menolak, ia pun tak memaksakan kehendaknya.

Berjalannya waktu keadaan ekonomi kami makin terdesak, akhirnya ayahku mengajukan pinjaman kepada Bramantyo, pimpinan di perusahaannya dan itu dijadikan kesempatan menawarkan lamarannya untuk meminangku, dengan jumlah uang yang sangat besar, membuat ayahku tak mampu menolak tawaran yang mungkin dipikirannya, itu tidak akan datang untuk kedua kalinya.

Aku langsung meninggalkan keduanya. Aku masuk ke dalam kamar, melempar tubuhku ke atas ranjang, aku menangis terisak sambil memeluk boneka kesayanganku. Kesedihan ini adalah yang paling menyakitkan untukku. Aku coba untuk mengatur napas yang saat ini terasa sesak untuk aku hirup. Aku berjuang untuk mengerti, bahwa mungkin ini memang sudah menjadi suratan takdirku, jika di usia mudaku ini, aku sudah harus berkorban demi kedua orang tua juga adik kesayanganku.

Aku harus mengikhlaskan diriku, menerima kenyataan bahwa aku akan menjadi istri ke 3 dari seorang pria dewasa yang kaya raya.

Mungkin jika Tuhan memberikanku pilihan aku lebih baik mati dan langsung menghadapNYA, tapi saat ini Tuhan memaparkan jalanNYA agar aku menghadapi semuanya dengan besar hati. Walau aku tak bisa bayangkan, akan jadi seperti apa kehidupan yang aku jalani nantinya.

🍁🍁🍁

1 Tahun kemudian.

Aku kini sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di perkotaan, walau awalnya aku begitu sedih atas nasibku. Namun, kebaikan hati Mas Bram membuatku mulai dapat menikmati kehidupanku ini. Sudah 1 tahun aku menjalani pernikahanku ini, namun selama itu Mas Bram masih belum menyentuhku, ia tidak tega bila harus merenggut keperawananku dengan paksa.

Perkataannya kala itu begitu membekas di dalam ingatannya, aku tidak akan pernah lupa saat malam pertama, Mas Bram sama sekali tidak menuntutku untuk melayaninya.

"Aku tidak akan memaksakanmu, aku akan menunggu sampai kamu siap melepasnya."

Saat itu di malam pertamaku, Mas Bram hanya tertidur sambil terus memelukku tanpa melakukan hal-hal lainnya. Aku sangat bersyukur mendapatkan suami yang begitu baik seperti Mas Bram, walau awalnya aku begitu takut dengannya, kini aku sudah merasa nyaman bila berada di dekatnya, mungkin aku sudah siap untuk melepas harta yang sudah ku jaga selama hidupku ini.

🌸🌸🌸

Bersambung✍️

All cast visual tokohnya :

Hanum

Hani

Leo

Bram

Pelangi biasa dipanggil Biru.

Terpopuler

Comments

Afternoon Honey

Afternoon Honey

pertama kali baca karya penamu author Eka Pradita

2024-03-15

0

Elisya Fina

Elisya Fina

bismillahirrahmanirrahim
mau coba baca crita tetang poligami,wlapun deg deg kan ku coba untuk memahaminya
dn mengambil hikmahnya dri crita ini,

2023-06-13

0

Iiq Rahmawaty

Iiq Rahmawaty

duhh mas bram nya babang afdal🤗🤗

2021-11-02

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!