Mas Rud (Novel Cinta Sang Bodyguard)
Seorang gadis ayu dengan helaian rambut hitamnya yang tergerai, tengah duduk termangu di atas kursi meja riasnya. Manik bening hitamnya, tak mengalihkan sedikit pun pandangan pada sebuah benda yang tergeletak di atas meja. Kotak hitam tergembok, berdiam manis di sana. Benda persegi dengan ukuran perkalian dua puluh senti meter itu, nampak menyimpan sebuah rahasia. Tanpa hiasan, kemisteriusannya seakan semakin sempurna.
Tangan cantiknya, berulangkali hendak menyentuh benda itu, namun sepertinya hatinya tengah bergejolak. Antara mengiyakan ataukah menolak keinginan itu. Helaan napas mendalam, ia ambil dan kemudian dibuang dengan kasar. Ia alihkan pandangannya pada sembarang arah, dan kembali lagi. Daya tarik kotak itu lebih besar daripada pikiran yang ingin mengabaikannya.
Dalam kegamangan yang mendera, ia memilih untuk beranjak dari duduknya. Melangkah meninggalkan latar yang membuatnya diserang badai penasaran. Mencari segarnya udara yang berembus dari balkon kamarnya yang berada di lantai dua. Netranya memejam sempurna, membiarkan pikirannya lebih jauh menguasai.
Ketika pikirannya mulai menyebarkan segala pengaruh, hatinya tak bisa lagi untuk tetap tenang. Ia kembali, memutar balik langkahnya menuju kotak hitam itu berada. Ia membuka laci meja riasnya yang paling atas. Mengambil sebuah kunci kecil dan menggenggamnya.
Beberapa detik waktu berlalu, ia memilih membuka kepalan tangannya. Memandang tajam kunci tersebut dan kemudian ia pindahkan dengan jepitan dua jarinya. "Apakah ini saat yang tepat untuk membuka rahasiamu, Mas?"
Pertanyaan yang menyiratkan sebuah kenangan yang telah lama dibiarkan mengendapkan rahasia. Entah alasan apa yang menjadi latar belakang kotak itu dibiarkan terabai, tetapi pasti ada kisah dibaliknya.
Perlahan kunci itu menemui peraduannya. Lubang yang tepat untuk sebuah benda yang tersetting menjadi pengisinya. Dengan sekali putaran, terbukalah penghalang yang menjadi salah satu sebab kotak itu dibiarkan.
"Mas, jika aku membuka kotak ini, apakah akan mengubah sesuatu diantara kita? Aku takut, ada hati yang akan terluka meskipun aku tak menginginkan itu terjadi," gumamam penuh kegundahan lolos begitu saja dari mulut gadis berkulit putih itu.
Tak ada jawaban yang terdengar, karena memang ia tidak berbicara dengan seseorang di sana. Dia berbicara dengan seseorang yang menjadi pemberi kotak itu yang entah di mana keberadaannya. Mendengar kata Mas sebagai sapaannya, bisa dipastikan jika ia adalah lelaki yang kemungkinan besar punya hubungan yang berkaitan dengan perasaan.
Perlahan ia membuka kotak itu, seiring dengan membuka kelapangan hati dan perasaannya. Pikiran yang sudah meliar dalam penjelajahan ruang dan waktu, menghadirkan rangkaian peristiwa masa yang telah lampau. Rupanya sebuah novel yang menjadi isi dari kotak hitam itu, melayangkan khayal sang gadis pada kisah empat tahun yang lalu.
Dibawah rintik hujan disenja yang temaram, dua anak manusia keturunan jenis adam dan hawa sedang berteduh dari kebasahan. Di sebuah kedai bakso, kehangatan obrolan itu memecah dingin yang tercipta dari derai hujan yang meraja. Seorang gadis ayu dan lelaki yang memiliki senyum manis sedang duduk di salah satu meja.
"Besok lagi, kalau keluar rumah selalu bawa jaket!" perintah lelaki itu seraya melepas jaketnya dan melingkupi tubuh gadis di sampingnya itu dengan jaket tersebut.
"Aku gak suka ribet, Mas" balas gadis itu dengan cengiran senyumnya.
"Rosa, Sayang, kalau kamu sakit aku yang lebih ribet," aku lelaki manis itu penuh perhatian.
"Tak apa aku sakit, asal ada Mas yang merawatku," gadis itu lagi-lagi bercanda dengan topik yang tak seharusnya dibuat untuk candaan.
"Kalau kamu masih bandel juga, aku tak segan menikahimu sekarang," tegas Mas yang belum jelas namanya itu.
Gadis ayu yang disapa Rosa itu malah bergelayut manja di lengan Masnya. "Mau," ucapnya dengan kerlingan menggoda.
Lelaki manis itu mengacak rambut gadis ayunya. Menebarkan senyum dan mulai berbicara. "Mau apa?"
Rosa memukul lengan Masnya. Bibirnya ia kerucutkan mengisyaratkan jika ia sedang sebal karena terus-terusan digoda. Ia memilih untuk menyesap minuman dingin berwarna orange yang ada di hadapannya. Tanpa ia sangka, Masnya memasukkan satu sedotan lagi ke gelasnya dan terjadilah fenomena minum bersama.
"Ayo kita mulai petualangan cinta kita dalam bingkai rumah tangga dari tempat ini, gelas ini dan detik ini juga!" pinta Mas manis itu dengan mata yang memancarkan keseriusan.
"Mas melamarku? Dengan segelas jus jeruk berdua? Ini bukan romantis Mas, tapi pelit," balas Rosa dengan gaya ceplas ceplosnya, tapi justru itu yang membuat seorang Mas manis itu jatuh cinta.
"Hm, Romantis gak harus mahal, Sayang. Kamu mau dilamar romantis atau dilamar dengan sesuatu yang bernilai fantastis?" selidik Mas itu dengan lengkungan di kedua bibirnya yang terangkat sempurna.
"Mau yang romantis plus bernilai fantastis," jawab Rosa dengan senyum smirknya.
Perlahan senyum itu berganti dengan ekspresi lain. Candaan yang terpancar dari raut wajahnya berubah menjadi keseriusan.
"Mauku, kamu yang selalu di sisiku, Mas," aku Rosa dengan tatapan lembutnya. "Bagiku, kamu tak ternilai."
"Bagiku juga, kamu adalah cinta yang tertaut tanpa aku pernah yakin itu bisa terjadi seindah ini. Cinta kita berawal dari deja vu dan menyatu karena takdir yang sudah tertulis oleh Sang Maha Cinta," tutur Mas manis itu seraya meraih jemari Rosa, menghangatkan di dalam genggamannya.
"Kisah kita seperti kisah novel saja, ya, Mas?" tanya Rosa dengan menatap tautan jemari mereka berdua.
"Bikin novel yuk!" ajak Mas manis itu spontan.
Rosa mengernyitkan dahinya, membentuk beberapa garis yang menandakan ia meminta penjelasan mengenai apa yang baru saja didengarnya.
"Buat kado pernikahan kita, ya! Mahar dariku." Mas manis itu semakin membuat Rosa bingung tetapi bahagia.
Rosa mengangkat jari kelingkingnya. "Janji?"
"Janji!" seru Mas manis itu dengan menautkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking kekasihnya itu.
Di bawah derai hujan itu, terpatrilah janji yang akan menjadi cerita di kemudian hari. Sebuah novel yang akan mengubah semua cerita perjalanan panjang hati yang tersakiti.
Gadis ayu yang masih menatap novel yang tersimpan di dalam kotak hitam itu kembali menghela napas dalamnya. Kilasan kisah lalu yang menghubungkan novel di hadapannya itu membuat hatinya kembali membuncahkan rasa.
Kenangan indah itu rupanya punya kelanjutan yang tak bisa ditebak, apakah berakhir tawa atau duka. Namun melihat raut muka sang gadis, sepertinya ia didera luka. Kenyataan pahit yang membuatnya ragu untuk membiarkan novel itu pada tempatnya dan menutupnya kembali ataukah mengambilnya dan mulai membaca.
Hening yang menyelimuti ruangan dengan sinaran lampu berwarna putih itu, tak kalah sepi dengan hati sang pemilik. Beberapa lama terpaku, akhirnya gadis ayu itu mengambil novel bercover hitam berpadu pink itu. "Mas Rud (Novel Cinta Sang Bodyguard)" begitulah judul novel yang sudah bertahta di tangannya itu. Perlahan mulai membuka setengah lembarnya dan ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Ririe Handay
penasaran ma yg ini... tentang hati ditinggal bentar🤭✌️
2022-06-03
1
Ran Aqueency🌷🌷💐
😍😍😍😍😍😍😍😍
2021-11-24
0
Tiara Agasta
yang dion nya meninggal novel apa ya
2021-09-18
0