Pak Guru, Aku Mencintaimu
Visual ada di dalam ....
Aaah … aaah ….
Suara itu mulai terdengar.
Aaah … aaah ….
Suara itu tidak akan segera hilang. Percuma. Zeo pun menyumbat telinganya dengan bantal.
Setelah kegaduhan sejenak itu, Zeo mulai tenang. Imajinasi mulai merayapi pikirannya. Awan-awan mimpi mulai membawanya terbang. Tiba-tiba sebuah komet datang dengan kecepatan tinggi. Komet melaju tepat mengarah pada kedua tatapan mata Zeo. Zeo pun membelalak. Berusaha menghadapi tabrakan dari komet itu. Namun, bukan komet itulah yang menabrak kedua matanya, melainkan kenyataan.
Heeeh … heeeh …. Desahan itu terdengar samar-samar. Di saat bersamaan, tangan kanan Zeo tengah diremas pelan-pelan oleh seseorang.
Zeo mendesah kesal. Dia memulainya sepagi ini, batin Zeo. Zeo pun mengangkat bantalnya, lalu melemparkannya pada seseorang yang meremas tangannya. Buk! Akhirnya tangannya itu terlepas.
“AAAH!” jerit orang itu, Tiwi, di tengah-tengah suara desahan dari laptopnya.
Meski dengan kedua mata yang masih pekat, Zeo melihat jelas kalau teman sekamarnya itu tengah mengusap kepalanya seakan-akan baru dipukul dengan batu bata. Padahal itu hanya sebuah bantal—bantal yang berusia lima tahun tanpa dijemur sama sekali.
“Apaan sih, Ze!” sentak Tiwi. “Ngagetin aja. Kasian nih dedek bayi.” Tiwi pun mengusap-usap perutnya yang mulai membesar itu.
“Lo yang apaan!” balas sentak Zeo. “Pagi-pagi juga. Udah nonton begonoan.” Zeo menunjuk layar laptop Tiwi dengan membuang muka.
“Sok tahu, lo! Nyebutin namanya aja enggak bisa,” ejek Tiwi.
Zeo mendesah sebal. Jika Tiwi menyangkutkan nama tontonannya itu, akhirnya Zeo mengalah.
“Lagian ini bukan pagi-pagi. Ini udah setengah tujuh. Gue udah bersih-bersih seluruh kamar. Lo yang belum apa-apa. Bersihin badan aja, enggak,” sindir Tiwi.
Zeo langsung menepuk dahinya. Dia sudah terlambat. Meski Zeo sudah terlambat berkali-kali sebelumnya, Zeo tidak pernah terlambat untuk melangkahkan kaki pertama di sekolah barunya. Zeo pun bergegas ke kamar mandi tanpa meneruskan perdebatannya dengan Tiwi.
Karena selalu berbuat onar di sekolah lamanya, akhirnya keluarga Zeo menyerah. Mereka menyuruh Zeo untuk bersekolah di kota tanpa pengawasan mereka. Karena jika terlalu lama di perkampungan, mereka khawatir ulah Zeo akan memperburuk nama keluarga mereka. Zeo pun pergi ke kota bersama Tiwi yang terusir dari keluarganya dan menginap di sebuah kamar kos.
Sebenarnya Tiwi adalah teman satu sekolah Zeo sebelumnya. Karena kehamilannya tanpa memiliki ayah itu, keluarganya pun mengusirnya sehingga Tiwi menumpangkan kehidupannya di atas kehidupan Zeo.
Di saat senggang dan tidak memiliki pekerjaan, Tiwi benar-benar menjadi parasit bagi Zeo. Perempuan itu terus menonton video yang sama dengan memperbesar suara desahan. Zeo selalu menyuruh Tiwi untuk menghentikan kebiasaannya itu. Zeo bahkan pernah menyindirnya dengan akibat yang dimilikinya sehingga perutnya membesar tanpa adanya seorang ayah. Namun, Tiwi tidak pernah sekalipun menyebutkan nama ayah dari anak yang berada di rahimnya itu dan mengatakan penyesalannya. Perempuan itu hanya mengatakan, “Ini bukan akibat dari kesalahan, ya, tapi bentuk pengorbanan gue kepada cinta.”
“Pengorbanan cinta … busuk!” umpat Zeo dengan bergumam setiap kali telah mendengarkan kalimat itu. Bagi Zeo, mengorbankan segalanya demi cinta bukanlah pengorbanan, melainkan kebodohan.
Setelah Zeo berangkat ke sekolahnya, Tiwi pun mengintip keadaan di luar kamar. Saat dirinya benar-benar yakin kalau Zeo telah berangkat ke sekolah, Tiwi pun menutup pintu kamar dan menguncinya. Kemudian dia mematikan laptopnya yang terus mendesah itu. Lalu dia membaringkan tubuhnya di bawah selimut. Di dalam selimut itu, dia mulai menitikkan air mata saat menatap sebuah foto pernikahan berterangkan kegelapan. Laki-laki dalam foto pernikahan itu adalah ayah dari anaknya. Laki-laki itu begitu tampan. Sayangnya perempuan dalam foto itu bukan dirinya.
Tiwi berkata benar, bayi dalam rahimnya itu adalah bentuk pengorbanan. Mengorbankan segalanya demi cinta baginya juga bukan kebodohan. Karena Tiwi benar-benar mengorbankan segalanya, termasuk cintanya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Berdo'a saja
kirain zeo cowok
2022-01-12
0
Miuuuu
Mampir di novel "suami tetangga" juga yuk. kocak lo ceritanya
2021-01-20
2
🅿!💤©€$_--🦈 🐬
wauuuuuwwww....amazing🤭🤭🤭🤪
2020-12-31
1