Akan tetapi, tidak. Akhirnya Zeo tetap berlutut di bawah langit Satria. Bagaimana bisa seorang manusia bumi mengalahkan dewa?
Zeo tidak ingin hidup menyendiri di sekolah seperti seorang cupu. Lagipula dia sudah lelah terus berpindah-pindah sekolah. Seakan-akan dirinya tidak layak mendapatkan pendidikan apa pun. Bukankah orang bisa berubah seiring waktu? Bukankah perubahan juga datang dari ajaran?
Selain itu, kini Zeo tidak hidup sendirian. Tiwi telah menggantungkan hidup kepadanya. Jika Zeo harus berpindah tempat lagi, lalu bagaimana dengan Tiwi yang juga harus bertanggung jawab kepada bayi dalam kandungannya itu?
“Lo pakai baju gue aja. Pasti cocok, kok,” kata Tiwi sembari menunjukkan sebuah gaun pendek berwarna merah.
Zeo ragu dengan gaun itu. Namun, dia tidak memiliki pilihan lain. Dia harus datang ke pesta sialan itu, sedangkan dirinya tidak memiliki cukup gaun yang layak. Keluarganya tidak sekaya itu dan dia lebih menyukai celana.
“Apa enggak ada gaun yang lain?” tanya Zeo dengan menyipitkan kedua matanya. Dia enggan mengenakan gaun itu.
“Ayolah, Ze. Gue diusir paksa, bukan sengaja pindahan.”
Zeo pun menerima gaun itu dengan berat hati. Tidak membutuhkan waktu lama, dia akhirnya mengganti pakaiannya. Dia pun menunjukkan gaun merah itu yang sudah terpasang di badannya kepada Tiwi.
“Gimana?” tanya Zeo.
“Waaah!” Wajah Tiwi berseri-seri. Lalu dia mengacungkan jempolnya. “Keren, Ze.”
Zeo pun mengusap rambutnmya dari atas ke bawah. “Jangan heboh, dong. Takutnya tetangga ngira bidadari lagi turun dari langit. Kan, bisa-bisa gue ditangkep,” canda Zeo.
“Liat lo sekarang, gue jadi ingat masa lalu.” Tiwi malah tidak menanggapi candaan Zeo.
“Apa maksud lo?”
“Lo tahu, Ze … pertama kali gue kencan sama pacar gue, gue pakai gaun itu, lho.” Tiwi mulai memasang wajah manisnya.
Pacar lagi yang Tiwi bicarakan. Padahal tidak ada lagi orang yang bisa disebutnya pacar. Dia hanya bisa menyebut mereka mantan. Ah, Zeo benar-benar tidak suka mendengar semua itu. Lebih baik baginya untuk tenggelam ke dalam tanah sekarang juga.
“Awalnya dia pesan dua makanan dengan segelas minuman. Dia bilang itu minuman gue, tapi setelah gue minum, dia malah minum bekas minuman gue. Lo tahu, Ze … gue jadi ngerasa kalau gue sebenarnya tokoh utama di drama-drama. Itu ciuman pertama kita meski enggak secara langsung.” Tiwi menyatukan kedua tangannya sejajar dengan dagunya.
Tokoh utama drama?
Selama Zeo mengenal Tiwi, tidak pernah sekalipun Zeo melihat Tiwi tengah menonton drama-drama yang perempuan itu bicarakan.
“Udahlah, Wi! Kenapa sih, lo masih bahas yang udah lalu? Harusnya lo cukup pikirin bayi lo yang bakal datang ke kehidupan lo, bukan orang yang udah ninggalin lo!” sentak Zeo kesal.
“Jangan ngomong kayak gitu tentang pacar gue!” suara Tiwi ikut meninggi. “Dia itu enggak ninggalin gue. Dia cuma punya urusan sebentar.” Tiwi bersikeras.
Urusan sebentar?
Zeo memang tidak mengenal laki-laki itu, tetapi Zeo tahu benar kalau laki-laki itu tidak akan pernah kembali. Berani-beraninya Tiwi membodohi dirinya sendiri dengan berusaha membodohi orang lain.
“LO ….”
Tok tok tok.
Untunglah seseorang mengetuk pintu kamar. Jika tidak, perang dunia ketiga benar-benar akan terjadi. Zeo pun membuka pintu. Rupanya seorang tetangganya berdiri di depan pintu itu.
“Ada apa?” tanya Zeo.
“Temen lo nyari tuh, di luar.” Tetangga itu menunjuk pintu keluar.
Zeo tidak menemukan siapapun saat melihat dari tempatnya. Dia pun melangkah keluar. Rupanya di luar sudah bersandar di motornya seorang Satria. Zeo membuang muka dengan mendesah. Sepertinya laki-laki itu tidak memiliki pekerjaan apa pun sampai harus menjemputnya lima jam sebelum acara dimulai.
“Udah gue duga, lo emang enggak berguna,” sindir Satria masih di posisi yang tak berubah.
“Enggak seburuk itu. Buktinya gue masih bisa nutupin status jomblo ngenes lo,” sindir balik Zeo.
“Gue enggak ngenes ya, apalagi jomblo. Lo kan emang pacar gue.”
Itu adalah penyesalan terbesar Zeo yang tidak akan pernah bisa diperbaikinya. Lagipula bagaimana bisa Satria menyombongkan status itu kepada Zeo, sedangkan laki-laki itu dengan jelas memaksa Zeo?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 176 Episodes
Comments
Berdo'a saja
👍👍👍👍
2022-01-12
0
Fitri Fitri
iyah tuh
2020-10-28
0
Abday Ahza
apa ya🤔
2020-09-27
0