5. Gulungan Kaus Kaki

“Lo emang pacar gue,” Zeo mengakui dengan berat hati, “tapi lo enggak usah bersikap lebay deh, sampai jemput segala. Acara masih lama lagi.”

“Gue enggak jemput lo, Bodoh!”

Saat itu juga Zeo berharap sebuah batu besar jatuh dari langit ke arahnya sehingga menenggelamkannya ke dalam tanah. Itu lebih baik daripada rasa malu yang dihadapinya sekarang.

“Terus ….” Ah, lidah Zeo terasa kelu. Jika dia diam begitu saja, itu akan semakin menghancurkan harga dirinya.

“Terus ngapain lo ke sini?” tanya Zeo sinis.

Satria pun melepaskan punggungnya dari motor. Dia berjalan ke arah Zeo dengan memegang sebuah tas kertas. Kemudian dia melemparkan tas itu kepada Zeo. “Itu gaun buat lo ke pesta nanti,” kata Satria.

Makasih, Sat, batin Zeo.

Pacar kaya memang berbeda dibandingkan pacar-pacar lain yang hanya bermodal cinta. Kini Zeo memiliki kesempatan melepaskan diri dari gaun aneh ini.

“Enggak usah. Gue udah punya,” tolak Zeo sembari melemparkan tas itu kembali ke dalam pelukan Satria.

Setelah berbagai macam ucapan Zeo lemparkan kepada Satria, tidak benar bagi Zeo untuk menerima gaun itu begitu saja. Zeo hanya bisa berharap kalau Satria tidak akan mengambil hati ucapannya.

“Terus lo mau malu-maluin gue pakai gaun itu?!” seru Satria sembari menunjuk gaun merah yang masih menempel di tubuh Zeo.

“Emangnya kenapa? Kata temen gue ini bagus, kok.” Zeo membuka kedua tangannya untuk menunjukkan gaun itu sepenuhnya. “Dia juga pakai gaun ini buat kencan pertamanya.” Akhirnya Zeo mengkhianati dirinya sendiri demi harga diri.

“Lo masih anak SMA, bodoh. Bukan tante-tante yang lagi kondangan. Harusnya lo pakai gaun yang warnanya lebih muda dan enggak di atas lutut,” sindir Satria. Dia mengembalikan tas itu kepada Zeo.

Tante-tante yang lagi kondangan? Zeo benar-benar terhina dengan itu, tetapi dia lebih terhina saat mengenakan gaun itu. Lagipula mana ada tante-tante yang kondangan pakai gaun sependek itu.

“Terserah lo, deh.” Zeo tidak mengalah. Dia lebih takut jika gaun itu sampai diambil lagi dibandingkan kalah berdebat.

“Iya. Emang terserah gue.”

Tiba-tiba Satria mengecup kening Zeo. Meski hanya kecupan, itu berlangsung cukup lama. Anehnya Zeo tidak mengelak sedikit pun. Dia malah membeku.

Setelah melepaskan kecupannya, Satria tidak mengatakan apa pun. Dia langsung menaiki motornya dan pergi begitu saja. Bahkan setelah motor Satria lenyap cukup lama, Zeo masih tidak bergerak dari tempatnya. Dia malah bertanya-tanya atas apa yang dilakukannya baru saja—pasrah.

Meski sempat bertanya-tanya, Zeo segera mengabaikan seluruh pertanyaan itu. Lagipula kecupan seperti itu tidak ada artinya sama sekali. Dia sudah mendapatkan kecupan seperti itu beberapa kali—dari ayahnya, ibunya, dan kakaknya. Oh, Tiwi juga pernah memberikan kecupan seperti itu. Zeo pun kembali ke kamarnya.

“Siapa tadi?” tanya Tiwi.

“Kurir. Temen gue ada yang beliin gaun tiba-tiba,” jawab Zeo berbohong.

Tiwi langsung menarik tas itu dan membukanya. Rupanya tas itu berisi gaun selutut berwarna merah muda dan sebuah topeng berbulu dengan warna yang sama. Tiwi memamerkan gaun itu dan menempelkannya ke tubuh Zeo.

“Wah, cantik banget nih gaun. Pas lagi. Lo pakai yang ini aja, deh.”

“Terus gaun lo, gimana?” Zeo khawatir Tiwi akan sakit hati.

“Itu gaun kencan pertama gue. Gue mana rela dipakai sama orang lain. Gue cuma ngerasa tahu diri aja numpangin hidup gue ke lo.”

“Gitu, ya. Ya udah, deh.” Zeo memasang wajah menyesal. Padahal sebenarnya dia bersuka ria di dalam hati. Zeo benar-benar orang yang munafik.

Seperti yang diduga, Zeo memang cocok memakai gaun pemberian Satria. Dia yang sudah cantik menjadi semakin bersinar. Tiwi tidak menyesal telah memaksa Zeo mengenakan gaun itu. Akan tetapi, setelah dilihat dengan baik-baik, Tiwi menemukan sebuah kekurangan lain.

“Payudara lo kok kecil banget?” tanya Tiwi tanpa malu-malu.

Zeo pun menurunkan tatapannya. Menyadari bagian itu menjadi sasaran tatapan Tiwi, Zeo pun memeluk tubuhnya sendiri untuk menghalau tatapan itu.

“Gue masih sekolah, Wi!” teriak Zeo.

“Lo emang masih sekolah, tapi lo bukan anak SD!” balas Tiwi meneriaki.

“Terus lo mau apa?” Zeo mulai merasa ketakutan. Tiwi sering bersikap berbeda dari kebanyakan orang.

Tiwi menyeringai. Kemudian dia pergi membuka lemari. Beberpapa saat kemudian, dia berbalik dengan memegang dua gulungan kaus kaki.

“Ngapain lo bawa kaus kaki segala?” Zeo bertanya-tanya.

Tiwi tidak mengatakan apa pun. Dia langsung menerkam Zeo sampai terjatuh ke atas ranjang dan bersikeras memasukkan tangannya ke dalam gaun Zeo.

“Hei!” jerit Zeo. Dia mulai berpikir macam-macam.

Tiwi bersikeras memasang kedua gulungan kaus kaki itu ke dalam gaun Zeo. Dia baru melepaskan Zeo setelah berhasil memasangnya.

“Apa yang lo lakuin?” tanya Zeo dengan memeluk tubuhnya sendiri.

“Buka tangan lo dan berdiri di depan cermin.” Tiwi menunjuk cermin lemari di belakangnya.

Zeo berjalan sembari melirik Tiwi dengan was-was. Setelah melihat pantulan dirinya di cermin, Zeo menemukan perubahan pesat dirinya. Dia pun berbalik dengan wajah kesal. “Kenapa gue jadi aneh?!” protes Zeo.

Zeo berusaha menarik gulungan kaus kaki itu, tetapi Tiwi menahan tangannya. “Apa lo bodoh?! Ini udah biasa buat cewek-cewek seusia lo! Lo ke sana pakai gaun, bukan seragam. Jadi temen-temen lo bakal ngelihat sisi dewasa lo.”

“Tapi ….”

Berulang-ulang Zeo mengatakan keberatannya, tetapi Tiwi selalu berhasil mematahkannya. Akhirnya Zeo pun pergi ke pesta itu dengan mengenakan kedua kaus kaki itu. Entah yang dilakukannya ini benar atau dia sudah gila.

***

**Yuk, baca cerita baruku.

Judul: Terjebak Pernikahan Rahasia

Blurb:

Aku, Clarissa Aulia Fransiska, seorang artis papan atas yang jatuh karena skandal perselingkuhan. Di saat aku berusaha untuk bangkit, aku justru terjebak dalam pernikahan rahasia.

Bagai keluar dari mulut singa lalu masuk lubang buaya. Sebelum aku bisa memulihkan kehidupanku, aku justru terlibat dalam kehidupan Adimas Raden Pratama, Direktur Utama perusahaan Moza. Seorang iblis berwajah malaikat. Dia selalu tersenyum pada siapapun. Tapi padaku, dia tidak sungkan menunjukkan wajah aslinya. Dia benar-benar berbeda dari Adimas yang pernah menjadi bagian dari masa laluku.

Setelah menjalani kebersamaan dengannya dalam pernikahan rahasia ini, aku menemukan sesuatu, bahwa ingatannya tak pernah melepaskan masa lalu itu.

“Hanya karena kita menikah, jangan harap kamu bisa bertingkah sebagai istriku. Pernikahan ini hanya jalanku untuk mengikatmu. Aku kan, enggak mau uangku yang banyak lepas gitu aja.”

-Adimas Raden Pratama**-

Terpopuler

Comments

lestary😉

lestary😉

haaaa lucunya thor...

2020-11-25

1

Ersix zein

Ersix zein

tiwinya lagi ngidam kayaknya

2020-10-05

0

𝓜𝓪𝓴 𝓚𝓾𝓬𝓲𝓷𝓰

𝓜𝓪𝓴 𝓚𝓾𝓬𝓲𝓷𝓰

jadi inget asistenku, dadanya rata, pas nikah di ganjel kaos kaki kamisolnya, kan gak lucu pake' baju penganten solo basahan dan dada nya rata . . . ,

2020-09-13

0

lihat semua
Episodes
1 1. Pengorbanan
2 2. Ajakan Kencan
3 3. Negoisasi
4 4. Gaun Merah
5 5. Gulungan Kaus Kaki
6 6. Seorang Laki-laki Dewasa
7 7. Sebuah Ciuman
8 8. Desahan
9 9. Alasan
10 10. Pekerjaan Paruh Waktu
11 11. Putus
12 12. Putus 2
13 13. Takdir
14 14. Takdir 2
15 15. Bersembunyi
16 16. Kabur
17 17. Kejutan
18 18. Pergi Tanpa Pamit
19 19. Melanjutkan Kebohongan
20 20. Perhatian Samar
21 21. Menguji Hati
22 22. Kesempatan Yang Disesalkan
23 23. Peperangan Yang Indah
24 24. Kebenaran Yang Terkuak
25 25. Titah Menyebalkan
26 26. Membuka Kebenaran
27 27. Sang Pahlawan Angin
28 28. Kunci Kebahagiaan
29 29. Menarik Tanggung Jawab
30 30. Ancaman
31 31. Pengakuan Pertama
32 32. Mentah-mentah
33 33. Antara Guru Dan Murid
34 34.Tantangan
35 35. Merayu
36 36. Menyerah
37 37. Tantangan
38 38. Perhatian
39 39. Alasan
40 40. Hasil
41 41. Jawaban Sebenarnya
42 42. Penolakan
43 43. Berusaha
44 44. Serakah
45 45. Memasuki Rumah Bara
46 46. Hasrat Seorang Zeo
47 47. Malam Terkutuk
48 48. Teror Pikiran
49 49. Petaka
50 50. Berita Buruk
51 51. Berusaha Bangkit
52 52. Kebenaran Sesungguhnya
53 53. Selamat Menikah
54 54. Mencari Seorang Ayah
55 55. Mencari Seorang Ayah 2
56 56. Restu Orang Tua
57 57. Menolak Restu Orang tua
58 58. Di Hari Pernikahan
59 59. Mencari Kebenaran
60 60. Mencari Kebenaran 2
61 61. Pengorbanan
62 62. Pengakuan
63 63. Berpisah
64 64. Pertengkaran Rumah Tangga
65 65. Pesan Terakhir
66 66. Sebelum Berakhir
67 67. Perjuangan Dimulai
68 68. Kehidupan Seorang Mama Zeo (S2)
69 69. Karir Playboy Satria Abhi Praya
70 70. Karir Playboy Satria Abhi Praya
71 71. Karir Playboy Satria Abhi Praya 3
72 72. Kedewasaan Tiwi
73 73. Kedewasaan Tiwi 2
74 74. Antara Seorang Istri Dan Ibu
75 75. Antara Seorang Istri Dan Ibu 2
76 76. Ibu Yang Buruk
77 77. Akhir Karir Seorang Playboy
78 78. Kekejaman Ibu Tiri
79 79. Adik Baru
80 80. Adik Baru 2
81 81. Mengikis Rindu
82 82. Mengikis Rindu 2
83 83. Bunga Dari Masa Lalu
84 84. Kabar Tiwi
85 85. Pekerjaan Baru Tiwi
86 86. Bulan Madu
87 87. Bulan Madu 2
88 88. Puzzle Yang Terlempar
89 89. Puzzle Yang Terlempar 2
90 90. Puzzle Yang Terlemoar 3
91 91. Puzzle Yang Terlempar 4
92 92. Kebohongan Putih
93 93. Kebohongan Putih
94 94. Puzzle Yang Memaksa Masuk
95 95. Puzzle Yang Memaksa Masuk 2
96 96. Puzzle Yang Memaksa Masuk 3
97 97. Puzzle Yang Memaksa Masuk 4
98 98. Puzzle Yang Memaksa Masuk 5
99 99. Kehilangan
100 100. Menemukan Dering
101 101. Salah Paham
102 102. Akhirnya Bertemu
103 103. Membunuh Kecanggungan
104 104. Membunuh Kecanggungan 2
105 105. Mencari Zeo
106 106. Mencari Zeo 2
107 107. Makna Penjelasan
108 108. Makna Penjelasan 2
109 109. Meminta Penjelasan
110 110. Kebenaran Dalam Sebuah Kehidupan
111 111. Tertangkap Basah
112 112. Penjelasan Bara
113 113. Kemarahan Zeo
114 114. Pergi Lagi
115 115. Tanpa Joffy
116 116. Pulang
117 117. Indahnya Keluarga
118 118. Permintaan Bara
119 119. Langkah Kesekian Kali
120 120. Kesalahpahaman Zeo
121 121. Kesalahpahaman Zeo 2
122 122. Membawa Joffy Bersama
123 123. Pertemuan Kesekian Kali
124 124. Berada Dalam Pelukan Satria
125 125. Hasrat
126 126. Hasrat 2
127 127. Hasrat 3
128 128. Titik Terang
129 129. Titik Terang 2
130 130. Titik Terang 3
131 131. Titik Terang 4
132 132. Kebenaran
133 133. Kebenaran 2
134 134. Kesepakatan
135 135. Kesepakatan 2
136 136. Selamat Tinggal
137 137. Sekali Lagi Kebenaran
138 138. Sekali Lagi Kebenaran 2
139 139. Sekali Lagi Kebenaran 3
140 140. Pengakuan Rindu
141 141. Pengakuan Rindu 2
142 142. Kembar 7
143 143. Mengakui Kekalahan
144 144. Mengakui Kekalahan 2
145 145. Mata Lain
146 146. Tanpa Sadar
147 147. Shira Vs Zeo
148 148. Perasaan Aneh
149 149. Keadaan Hendri
150 150. Gara-gara Anak
151 151. Melupakan. Rusia
152 152. Setuju
153 153. Masih Penasaran
154 154. Permintamaafan Zeo
155 155. Pertanyaan Keramat
156 156. Nasehat Ibu Zeo
157 157. Nasehat Ibu Zeo 2
158 158. Satria Mencari Cinta
159 159. Satria Mencari Cinta 2
160 160. Satria Mengejar Cinta
161 161. Satria Mengejar Cinta 2
162 162. Kecemburuan
163 163. Keputusan
164 164. Menimbang
165 165. Pelunasan
166 166. Dugaan
167 167. Menyendiri
168 168. Menyendiri 2
169 Bab 169
170 Jumpa Lagi
171 Bab 170
172 Bab 171
173 Bab 172
174 Bab 173
175 Bab 174
176 Bab 175
Episodes

Updated 176 Episodes

1
1. Pengorbanan
2
2. Ajakan Kencan
3
3. Negoisasi
4
4. Gaun Merah
5
5. Gulungan Kaus Kaki
6
6. Seorang Laki-laki Dewasa
7
7. Sebuah Ciuman
8
8. Desahan
9
9. Alasan
10
10. Pekerjaan Paruh Waktu
11
11. Putus
12
12. Putus 2
13
13. Takdir
14
14. Takdir 2
15
15. Bersembunyi
16
16. Kabur
17
17. Kejutan
18
18. Pergi Tanpa Pamit
19
19. Melanjutkan Kebohongan
20
20. Perhatian Samar
21
21. Menguji Hati
22
22. Kesempatan Yang Disesalkan
23
23. Peperangan Yang Indah
24
24. Kebenaran Yang Terkuak
25
25. Titah Menyebalkan
26
26. Membuka Kebenaran
27
27. Sang Pahlawan Angin
28
28. Kunci Kebahagiaan
29
29. Menarik Tanggung Jawab
30
30. Ancaman
31
31. Pengakuan Pertama
32
32. Mentah-mentah
33
33. Antara Guru Dan Murid
34
34.Tantangan
35
35. Merayu
36
36. Menyerah
37
37. Tantangan
38
38. Perhatian
39
39. Alasan
40
40. Hasil
41
41. Jawaban Sebenarnya
42
42. Penolakan
43
43. Berusaha
44
44. Serakah
45
45. Memasuki Rumah Bara
46
46. Hasrat Seorang Zeo
47
47. Malam Terkutuk
48
48. Teror Pikiran
49
49. Petaka
50
50. Berita Buruk
51
51. Berusaha Bangkit
52
52. Kebenaran Sesungguhnya
53
53. Selamat Menikah
54
54. Mencari Seorang Ayah
55
55. Mencari Seorang Ayah 2
56
56. Restu Orang Tua
57
57. Menolak Restu Orang tua
58
58. Di Hari Pernikahan
59
59. Mencari Kebenaran
60
60. Mencari Kebenaran 2
61
61. Pengorbanan
62
62. Pengakuan
63
63. Berpisah
64
64. Pertengkaran Rumah Tangga
65
65. Pesan Terakhir
66
66. Sebelum Berakhir
67
67. Perjuangan Dimulai
68
68. Kehidupan Seorang Mama Zeo (S2)
69
69. Karir Playboy Satria Abhi Praya
70
70. Karir Playboy Satria Abhi Praya
71
71. Karir Playboy Satria Abhi Praya 3
72
72. Kedewasaan Tiwi
73
73. Kedewasaan Tiwi 2
74
74. Antara Seorang Istri Dan Ibu
75
75. Antara Seorang Istri Dan Ibu 2
76
76. Ibu Yang Buruk
77
77. Akhir Karir Seorang Playboy
78
78. Kekejaman Ibu Tiri
79
79. Adik Baru
80
80. Adik Baru 2
81
81. Mengikis Rindu
82
82. Mengikis Rindu 2
83
83. Bunga Dari Masa Lalu
84
84. Kabar Tiwi
85
85. Pekerjaan Baru Tiwi
86
86. Bulan Madu
87
87. Bulan Madu 2
88
88. Puzzle Yang Terlempar
89
89. Puzzle Yang Terlempar 2
90
90. Puzzle Yang Terlemoar 3
91
91. Puzzle Yang Terlempar 4
92
92. Kebohongan Putih
93
93. Kebohongan Putih
94
94. Puzzle Yang Memaksa Masuk
95
95. Puzzle Yang Memaksa Masuk 2
96
96. Puzzle Yang Memaksa Masuk 3
97
97. Puzzle Yang Memaksa Masuk 4
98
98. Puzzle Yang Memaksa Masuk 5
99
99. Kehilangan
100
100. Menemukan Dering
101
101. Salah Paham
102
102. Akhirnya Bertemu
103
103. Membunuh Kecanggungan
104
104. Membunuh Kecanggungan 2
105
105. Mencari Zeo
106
106. Mencari Zeo 2
107
107. Makna Penjelasan
108
108. Makna Penjelasan 2
109
109. Meminta Penjelasan
110
110. Kebenaran Dalam Sebuah Kehidupan
111
111. Tertangkap Basah
112
112. Penjelasan Bara
113
113. Kemarahan Zeo
114
114. Pergi Lagi
115
115. Tanpa Joffy
116
116. Pulang
117
117. Indahnya Keluarga
118
118. Permintaan Bara
119
119. Langkah Kesekian Kali
120
120. Kesalahpahaman Zeo
121
121. Kesalahpahaman Zeo 2
122
122. Membawa Joffy Bersama
123
123. Pertemuan Kesekian Kali
124
124. Berada Dalam Pelukan Satria
125
125. Hasrat
126
126. Hasrat 2
127
127. Hasrat 3
128
128. Titik Terang
129
129. Titik Terang 2
130
130. Titik Terang 3
131
131. Titik Terang 4
132
132. Kebenaran
133
133. Kebenaran 2
134
134. Kesepakatan
135
135. Kesepakatan 2
136
136. Selamat Tinggal
137
137. Sekali Lagi Kebenaran
138
138. Sekali Lagi Kebenaran 2
139
139. Sekali Lagi Kebenaran 3
140
140. Pengakuan Rindu
141
141. Pengakuan Rindu 2
142
142. Kembar 7
143
143. Mengakui Kekalahan
144
144. Mengakui Kekalahan 2
145
145. Mata Lain
146
146. Tanpa Sadar
147
147. Shira Vs Zeo
148
148. Perasaan Aneh
149
149. Keadaan Hendri
150
150. Gara-gara Anak
151
151. Melupakan. Rusia
152
152. Setuju
153
153. Masih Penasaran
154
154. Permintamaafan Zeo
155
155. Pertanyaan Keramat
156
156. Nasehat Ibu Zeo
157
157. Nasehat Ibu Zeo 2
158
158. Satria Mencari Cinta
159
159. Satria Mencari Cinta 2
160
160. Satria Mengejar Cinta
161
161. Satria Mengejar Cinta 2
162
162. Kecemburuan
163
163. Keputusan
164
164. Menimbang
165
165. Pelunasan
166
166. Dugaan
167
167. Menyendiri
168
168. Menyendiri 2
169
Bab 169
170
Jumpa Lagi
171
Bab 170
172
Bab 171
173
Bab 172
174
Bab 173
175
Bab 174
176
Bab 175

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!