Ting Nong.. Ting Nong...
Aris memencet bel rumahnya. Namun tak ada suara dari dalam rumah.
Tok... Tok... Tok...
"Ressaa... sayang, buka pintunya, ini aku."
Hening. Tampak tak ada orang dirumah. Aris segera membuka ponselnya dan mencari kontak Ressa, yang merupakan istrinya. Aris segera menelpon Resaa.
"Nomer yang anda hubungi, sedang tidak aktif, cobalah beberapa saat lagi." Aris segera menutup teleponnya.
"Tok... Tok... Tok.. Ressa, apa kamu ada didalam?"
Masih tak ada suara, merasa cemas karena tak ada jawaban dari dalam rumah dan ponsel istrinya tidak aktif. Aris kembali masuk ke mobilnya dan menuju pos satpam untuk menanyakan apakah Ressan terlihat pergi atau tidak.
Sesampainya di Pos satpam, dia segera turun dan berjalan memasuki kantor pos satpam.
"Malam pak, permisi,"
Terlihat ada seorang laki-laki berseragam keamanan sedang menyeruput kopi panas dan langsung meletakkan kopinya begitu mendengar suara Aris.
"Wah ada pak Aris, selamat malam pak! Ada yang bisa saya bantu?" Pak satpam menyapa Aris yang menghampirinya tengah malam.
"Saya mau tanya pak, apa bapak lihat istri saya Ressa, apa dia terlihat keluar atau ada dirumah?"
"Oh bu Ressa tadi sore saya lihat keluar pak naik motor, mungkin sama ojek online, kalau kembali kesininya saya belum lihat pak." Ucap pak satpam
Aris terheran, Ressa tak pernah pergi dari rumah tanpa seizinnya. Terakhir berkomunikasi via telepon tadi siang, Ressa mengatakan ada dirumah sedang packing barang pesenan online shop-nya.
"Baiklah pak, terimakasih, maaf saya mengganggu waktunya. saya pamit dulu," Ucap Aris pamit kepada pak satpam. Aris kembali menuju rumahnya. Dia mengendarai mobil perlahan sambil memikirkan segala kemungkinan kemana perginya Ressa, hingga tengah malam seperti ini belum kembali.
Aris akan memberikan kejutan kepada Ressa istrinya karena besok adalah hari pernikahan mereka yang ke-5, Ressa tidak mengetahui Aris akan pulang dari luar kota malam ini.
Saat ditengah perjalanan ke rumah, terlihat Istri Aris, Ressa menaiki motor dibonceng oleh seorang laki-laki, Ressa turun dirumah yang agak jauh dari rumahnya.
Terlihat Ressa akrab sekali dengan laki-laki itu sampai Ressa mencium tangannya ketika laki-laki itu hendak pergi. Lalu Ressa berjalan menuju rumahnya bersamaan dengan mobil Aris yang sampai dan mengklakson membuat Ressa terkejut.
"Tiiinnn"
Ressa terkejut dan langsung berbalik. Aris keluar dari mobil dan menatap Ressa.
"Mas udah pulang, kenapa gak kabarin aku,"
Ressa terlihat gugup dan kaget melihat Aris. Aris mengeluarkan barang-barangnya dari bagasi mobil lalu berjalan menghampiri Ressa.
"Dari mana kamu?" Tanya Aris dengan tegas
"Kita ngobrol didalem ya,"
Ressa segera merogoh tas kecilnya dan mengambil kunci, lalu segera membuka-kan pintu untuk suaminya. Setelah masuk Ressa segera membawa koper Aris ke kamar dan hendak membereskannya.
Tiba tiba Aris menarik tangan Ressa,
"Kamu dari mana?" Aris melotot. Memandang istrinya penuh tanya, dia ingin segera mendapatkan jawaban dari rasa penasarannya.
Ressa menghela nafas, lalu melepas genggaman tangan Aris.
"Sakit Mas, aku habis antar paket ke ekspedisi."
Aris tak percaya dan langsung bertanya lagi
"Lalu, siapa laki-laki yang tadi?"
"Bukan siapa-siapa," Jawab Ressa ketus dan menghindar dengan masuk ke kamar mandi dan pergi mandi.
Aris merasa kesal dan cemburu, kado yang sudah dia siapkan serta buket bunga yang besar yang ada dimobil pun segera dia ambil, lalu dia menaruhnya dikamar tidurnya.
Aris berjalan dengan perasaan kecewa masuk ke kamar anak yang kosong, kamar itu berisi harapan Aris dan Ressa untuk segera memiliki momongan.
Aris mengunci pintu dan berbaring dikasur yang tak pernah ditempati itu.
Selesai mandi, Ressa masuk ke kamar dan terkesima melihat buket bunga yang begitu besar dan satu set perhiasan emas 24 karat dengan tulisan,
"*I love you istriku, mari kita berusaha lebih keras agar tak kesepian terus, salam cinta, Aris"
Ressa menghe*la nafas dan menyimpan hadiah dan buket bunga itu ditempat yang lebih aman. Lalu dia mencari Aris dan mencoba membuka pintu kamar anak yang ditempati Aris.
"Mas.. buka dong, jangan kayak anak kecil ah, gitu doang marah" tegas Ressa.
Hening. Aris sudah tertidur pulas tanpa mengganti pakaiannya dengan baju tidur. Ressa mengetuk beberapa kali hingga akhirnya...
"Mas, buka dong, kamu nih gak dewasa-dewasa, marah aja ngumpet. terserah kamu deh, aku mau tidur duluan,"
Ressa pergi ke kamarnya kemudian bersiap tidur.
"Besok juga pasti baik lagi, dasar Mas Aris, kayak bocah aja," Batin Ressa.
Kemudian Ressa pun tertidur pulas begitupun dengan Aris.
Keesokan harinya, Aris terbangun pagi sekali, dan teringat acara gowes pagi ini. Dia segera bersiap dan berangkat ke kantor dengan membawa sepedanya di mobil.
◇◇◇
Setibanya di hotel.
"Pak Wisnu, bagaimana persiapan acaranya?" Tanya Aris dengan terburu-buru melihat hampir semua peserta sudah bersiap didepan hotel.
"Sudah selesai pak, tinggal harus cek logistik minuman, makanan dan obat-obatan"
"Baik, mari kita cek," Aris dan Wisnu segera menuju gudang dan mempersiapkan armada pengangkut untuk logistik yang diperlukan.
Sementara itu Aira yang sudah bersiap dibarisan depan, sedang mengikat kuncir kuda rambutnya yang hitam panjang. Aira menggunakan setelan kaos pesepeda berwarna abu tua - hitam. Membuatnya terlihat anggun dipadukan dengan sepatu berwarna hitam pula. Tak lupa Aira menggunakan perlengkapan bersepeda agar tetap aman selama bersepeda.
"Baiklah bapak dan ibu sekalian. Perkenalkan saya Aris Rahman, ketua Acara Gowess kali ini, saya akan menerangkan kepada bapak dan ibu semua mengenai prosedur dan rute yang akan kita semua tempuh. mohon untuk didengarkan dengan seksama. kita akan berjalan menuju.... . . . . ." Aris memberikan pengumuman dihadapan semua peserta gowes.
Namun Aira terkesima, dia tak mendengarkan dengan jelas apa yang Aris sampaikan. yang dilihat hanya wajah Aris, rambut, mata, bibir dan kulitnya yang berkilau diterpa cahaya matahari pagi. terlihat begitu tampan dimata Aira.
Acara pun dimulai dengan meriah, para peserta tertib melaksanakan acara dijalan. Aira sangat senang karena akhirnya bisa bersepeda dengan sepeda barunya bersamaan dengan acara gowes.
Ini merupakan hari kedua bagi Aira di Surabaya. setelah kecewa karena kemarin tak dapat bersepeda. Aira merasa riang gembira pagi ini.
◇◇◇
Kediaman Ressa dan Aris
"Mas bangun, aku udah siapin sarapan dimeja, aku ke depan dulu mau ya sebentar,"
Hening tak ada jawaban.
"Mas?"
Ressa memastikan dengan menghampiri kamar anak dan mengetuk pintunya. Tetap hening tak ada jawaban. Dibukanya pintu itu yang sudah tak terkunci dan didapatinya ruangan itu kosong. Melihat suaminya tak ada, Ressa berjalan ke parkiran dan benar saja, mobil suaminya sudah tidak ada.
"Kapan perginya?" Gumam Ressa terheran.
Akhirnya sarapan yang telah dibuat itu dia masukan ke kulkas. Ressa pun segera menuju gudang tempat penyimpanan barang dagangan onlineshopnya dan mulai menyalakan Komputer untuk menerima pesanan. Benar saja, begitu Ressa membuka aplikasi online shopnya ratusan pesanan menunggu untuk dikirimkan.
Aktivitas Ressa selalu padat untuk online shopnya. mulai dari melayani pelanggan, packaging barang, dan memastikan barang dikirim oleh ekspedisi dia lakukan semua sendiri. Aris sering kali memintanya untuk memperkerjakan seorang untuk membantunya. Namun Ressa selalu menolak. Dia lebih suka melakukannya sendiri.
Namun Aris selalu merasa di nomer dua-kan oleh Ressa, karena Ressa sering kali lebih mementingkan Online-shopnya.
◇◇◇
Note : Update tiap hari jam 20.00
Makasih yang sudah baca ♡ Mohon kritik dan sarannya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments