Line... Line...
Suara notifikasi chat masuk di line.
"Ra, lu serius mau kuliah diluar kota?" Chat dari cindy di chat grup SMA.
Line... Line...
"Susah emang ni anak, kayak gak ada kampus oke aja dikota kita," Balas Siska
Aira berjalan dari kamar mandi dan mengambil handphonenya, lalu tersenyum membaca chat dari teman-teman dekatnya di SMA. Aira tak langsung membalas chat tersebut, Dia berjalan ke meja rias dan memandangi wajahnya. kemudian Aira memilih beberapa pakaian yang sudah disiapkan. menyisir rambur panjangnya dan dibiarkan tergerai. memakai liptint dan blushone warna nude agar tampil natural.
tokk... tokk... tokk...
"Non..?"
Bibi mengetuk pintu
" Ya bi, Ada apa?"
"Tuan dan nyonya sudah menunggu non Aira untuk sarapan, apa non sudah selesai?"
Aira terdiam, lalu menjawab.
"Sudah bi, aku turun sebentar lagi," Sahut Aira sambil kemudian membuka pintu kamarnya dan merangkul pundak bibi.
"Non Aira, pasti bibi bakal sangat kangen sama non," Lirih suara bibi.
Bibi adalah pembantu dan pengasuh Aira sejak umur 2 tahun, Karena orang tua Aira sibuk bekerja mengelola hotel, Aira sering kali hanya ditemani oleh bibi.
"Aira juga pasti bakalan kangen banget sama bibi, bibi disini sehat terus ya, nanti juga aira pulang 3 bulan sekali kok bi." Ujar Aira berusaha menenangkan bibi.
mereka mengobrol sambil menuju ruang makan, dimana Tuan dan Nyonya yang merupakan orang tua Aira sudah menunggu untun sarapan. Setelah sampai diruang makan, tak banyak bicara mereka langsung menyantap sarapan yang sudah disediakan. Sudah menjadi kebiasaan dalam keluarga ini, jika dimeja makan tidak boleh ada yang berbicara.
Seusai sarapan, Aira beserta orangtuanya berbincang di ruang keluarga.
Diruang keluarga
"Nak, Papa sudah siapkan satu kamar hotel buat kamu tinggal selama kuliah."
"What? Pa, aira mau ngekost aja, nanti dicurigain orang masa aira tiap hari ke hotel sih," Jawab Aira sambil cemberut dan memeluk manja kepada mamanya yang duduk disampingnya.
"Iya pa, biarin aja aira ngekost, biar kita cariin kostan yang bagus dan nyaman buat aira." Ujar mama aira.
"No. Aira mau cari sendiri, tapi sebelum Aira dapat kostan, Aira pasti tinggal dihotel beberapa hari."
"Tapi sayang..."
Mama Aira khawatir melepas anak semata wayangnya untuk kuliah diluar kota dan menjalani semuanya sendirian. Aira dibesarkan dengan kasih sayang dan materi yang melimpah, terbiasa selalu mendapatkan apapun yang diinginkan, dan tak pernah kesusahan sedikitpun. Papa Aira berusaha mempercayai putri cantiknya yang kini beranjak dewasa untuk lebih mandiri.
Aira dijadwalkan berangkat dengan penerbangan pada pukul 10.00, dan semua persiapan dan barang-barang sudah dipackaging menjadi beberapa koper besar.
"Loh pa, sepeda Aira mana?"
"Papa udah siapin sepeda baru dihotel, jadi kamu tak perlu bawa sepeda dari sini," Jawab papa Aira tersenyum dan mengelus rambut putrinya. Aira tersenyum bahagia dan memeluk Ayahnya erat.
Line... Line...
"Ra, ko diem aja, katanya berangkat hari ini," Chat dari Cindy.
"Oke gue beri kesempatan buat kalian ketemu gue dibandara jam 9.30, gue flight jam 10.00"
Aira menutup handphonenya lalu bersiap menunggu supir yang menyiapkan mobil. Semua pelayan dan orang tua Aira mengantar kepergian Aira didepan rumah.
Tiiinn.. Tiinn..
Mobil yang akan mengantar Aira ke bandara pun sudah siap. Aira kemudian pamit kepada semua pelayannya dan kepada orangtuanya.
Aira memeluk mama dan papanya bergantian, keduanya mencium kening dan pipi Aira. mereka tak percaya bahwa gadis kecilnya yang dulu sangat cengeng sekarang sudah beranjak dewasa dan akan tinggal berjauhan dengan mereka. Khawatir dan risau mengganggu pikiran mereka, namun mereka percaya Aira bisa hidup mandiri dan tidak bergantung lagi kepada orang tuanya.
Aira berangkat ke bandara hanya bersama supir. Sesampainya dibandara, teman dekatnya Cindy dan Siska sudah menunggu.
Mereka bertiga berpelukan dan berpamitan. Merekapun berbincang sambil menunggu penerbangan.
"Perhatian-Perhatian, kepada para penumpang pesawat Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA328 dengan tujuan Surabaya dipersilahkan naik ke pesawat udara melalui pintu A12"
Sudah saatnya Aira berangkat menuju ke pesawat. Diapun pamit kepada teman-teman dekatnya.
"Jangan lupa nyusul gue ya ke surabaya, ntar gue traktir hotelnya deh," Ucap Aira sembari memeluk sahabat-sahabatnya.
"Yaiyalah Orang hotelnya punya bapak lu," Jawab Siska sambil mencubit Aira
"Pokoknya lu disana harus sehat dan jangan lupa kontak kita ya," tegas Cindy.
Aira pun melepas pelukan sahabat-sahabatnya dan segera berjalan menuju pesawat sesuai instruksi bandara. Setelah masuk ke pesawat Aira mencari tempat duduknya dikelas bisnis. tempat duduk Aira persis samping jendela, sehingga bisa melihat pemandangan dengan jelas.
Diatas awan, Aira memandang keindahan alam, tak lupa Aira mengabadikan moment indah itu dengan kamera handphonenya. Aira tenggelam dalam keindahan yang dia tatap, dia begitu menikmati perjalanannya dan tanpa sadar dia tertidur hingga saat tiba di surabaya.
"Nona, Bangunlah, anda sudah sampai,"
Seorang pramugari membangunkan Aira yang masih tertidur. Seketika Aira terbangun lalu bersiap keluar pesawat. Saat sudah didalam bandara Aira menyalakan Mode Data dihandphonenya untuk memberi kabar kepada kedua orang tuanya.
"Sayang, nanti anak buah papa ada yang jemput, kamu tunggu aja dibandara," Sms dari papa Aira yang baru diterima karena sebelumnya dipesawat Aira memakai Flight Mode.
Aira berjalan ke arah Lobby, agar mudah ditemukan oleh Utusan papanya. karena haus Aira membeli sebotol air mineral dan snak. Lalu Aira duduk dikursi tunggu yang tersedia dilobby, sambil memainkan handphone melihat media social Aira menunggu.
Tak lama ada seorang laki-laki paruh baya, menyapa Aira dengan terburu-buru.
"Non... Non.."
Laki-laki itu tergopoh-gopoh menghampiri Aira dengan terengah-engah. Aira menoleh dan tersenyum. Melihat laki-laki itu Aira langsung menawarkan Air kepadanya.
"Bapak mau minum?,"
"Tidak Non," Jawab laki-laki itu masih terengah-engah
"Duduk dulu pak, mau kemana kok lari-lari begitu sih?," Tanya Aira sambil tertawa kecil melihat laki-laki itu seperti dikejar hantu.
"Anda non Aira kan?"
"Loh kok bapak tau sih? kan belum kenalan," Jawab Aira sambil tertawa.
Laki-laki itu tertegun memandangi Aira yang menertawakannya. Aira terlihat begitu cantik saat dia tertawa, rambutnya yang terurai dihembuskan oleh angin menambah pesonanya. meskipun berkeringat sama sekali tak melunturkan kecantikannya.
"Saya kira Non Aira galak seperti Tuan," Kata laki-laki itu setengah berbisik.
"Apa pak? saya tidak dengar,"
Sebenarnya Aira mendengar dengan jelas, namun dia berpura-pura tidak mendengar dan malah tertawa semakin keras. menurutnya laki-laki itu sangat lucu. Caranya berlari menghampiri Aira, rambutnya yang berantakan karena angin, tali sepatunya yang belum diikat. dan kemejanya yang keluar sebelah.
"Sudah pak, saya agak lelah, bisa kita berangkat sekarang?" tanya Aira sambil berusaha menyudahi tertawanya.
"Baik Nona, silahkan ikut saya kesebelah sini,"
Laki-laki itu membawakan troli barang-barang Aira dan membawanya menuju mobil. dan Aira pun mengikutinya dibelakangnya sambil menahan tawa.
Aira selalu sulit untuk berhenti tertawa, karena dia orang yang sangat periang dan mudah bergaul jadi dia tidak canggung berada didekat siapapun.
◇
◇
Note : Update tiap hari jam 20.00
Makasih yang sudah baca ♡ Mohon kritik dan sarannya ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Oh Dewi
thor, aku reader pemula ni.
sampe sini, aku suka thor sama novelnya. semoga segera up ya thor. soalnya aku liat episode nya baru sedikit.
2021-04-19
2