Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1

Sebulan lebih telah berlalu sejak hancurnya kampung halaman Rion.

Sebuah gubuk sederhana berdinding ranting dan dahan pohon dengan atap dedaunan kering adalah apa yang kini menjadi tempat tinggal Rion.

Rion sempat berpikir mencari gua untuk tempatnya tinggal, tapi dengan hamparan hutan yang landai. Serta Rion yang lebih memilih menjauh dari gua tempatnya datang kemari sebab ada kemungkinan dia bertemu kembali dengan pasukan manusia yang menghancurkan desanya, dia menyerah akan ide itu.

Jika saja Rion dapat menggunakan sihir angin atau kayu, mungkin dia telah membuat rumah yang mirip seperti apa yang ditempatinya dulu. Rumah dari pohon dengan ruangan luas yang terbentuk di dalamnya, lebih kurang seperti rumah burung. Namun, karena dia tidak bisa menggunakan sihir selain sihir penyembuhan yang bahkan tidak dia kuasai dengan baik, hal itu hannyalah angan.

"Aku pulang."

Kesunyian menyesakkan menyambut Rion, meski dia tahu tak ada yang akan menjawabnya, kebiasaan ini masihlah sulit untuk dilepaskan. Rion merasa akan ada bayangan ibunya yang menyambut dia kembali saat mengatakan ini.

Seekor rubah putih terlihat tertidur malas di salah satu sudut gubuk, rubah itu membuka sedikit matanya untuk melihat siapa yang datang sebelum menutupnya kembali begitu tahu itu adalah Rion.

Walau saat ditemukan rubah itu terus memberontak hingga melukai Rion dengan cakaran serta gigitan yang dia lakukan, setelah dia memberinya sihir penyembuhan rubah itu tenang seolah memahami apa yang coba Rion lakukan.

Sihir penyembuhan Rion tergolong lemah, sangat lemah, dan karenanya dia harus terus memberikan penyembuhan kepada rubah itu terus menerus seperti orang gila selama lebih dari tiga minggu. Meski begitu Rion tak keberatan, dengan kehadiran rubah ini dia tak terlalu kesepian seperti sebelumnya.

Meletakkan buah di salah satu sudut, Rion menyodorkan ikan yang berhasil ditangkapnya ke rubah itu.

"Makan yang banyak, ya. Rubah Kecil," pinta Rion pada rubah itu.

Selesai berkata demikian Rion memilih berjalan keluar sebelum duduk di tempat yang selalu sama, yaitu di bawah pohon yang paling rindang di antara, dia memandangi langit yang kini akan segera gelap.

Meski sudah sebulan berlalu sejak bencana itu, Rion masih tak dapat beranjak dari suasana hati yang kusut. Dalam waktu ini dia jarang memakan sesuatu selain beberapa buah yang jumlahnya tak lebih dari lima, jauh dari porsi makannya sebelum bencana itu terjadi.

Cahaya kini telah menghilang dari langit, digantikan dengan gelapnya malam. Namun, suasana ini lebih baik bagi Rion.

"Fou," suara yang tak asing lagi terdengar tepat di samping Rion. Terlihat Rubah Kecil sedang membawa buah di mulutnya untuk diberikan pada Rion.

Rion mengelus kepala Rubah Kecil, dengan sebuah senyum. Dia berucap, "Terima kasih Rubah Kecil. Jika kau tidak ada mungkin aku akan merasa lebih kesepian lagi."

"Fou, Fou!" sahut rubah itu yang seolah memahami maksud Rion. Namun, pandangan Rubah Kecil segera berubah mendung, sebuah pandangan yang mencemaskan sesuatu.

Bangkit dari duduknya, Rion menggendong Rubah Kecil di pangkuannya.

"Ayo kita kembali. Langit mendung, aku juga mulai mengantuk," ucap Rion dengan beberapa kebohongan.

Faktanya semenjak kejadian itu dia tak dapat tertidur nyenyak, membuatnya tak menghiraukan perasaan kantuk yang menerpa. Sebab setiap kali Rion menutup mata, pemandangan yang sama selalu diputar ulang di hadapannya. Pemandangan di mana desanya hancur, pemandangan di mana ibunya tewas, pemandangan akan betapa lemahnya dia....

Membaringkan tubuhnya, Rion memeluk Rubah Kecil lebih erat. Menuruti rasa kantuknya, menyiapkan diri akan pemandangan neraka.

Rion mulai tertidur, raut wajahnya menunjukkan rasa sakit yang teramat sementara keringat dingin mulai membasahi tubuhnya.

Rubah Kecil mengamati semua itu dalam diam. Rubah itu sendiri baru menemukan Rion tertidur tak lebih dari enam kali dan selalu berakhir dengan kondisi semacam ini, membuatnya sedikit kebingungan.

Mata Rubah Kecil tiba-tiba berubah tajam. Melepaskan diri dari pelukan Rion dengan mudah, rubah itu memandang ke suatu arah, tempat di mana asal perubahan sikap Rubah Kecil.

Menoleh untuk melihat Rion yang seperti tengah menahan rasa sakit, Rubah Kecil menggantungkan kepalanya tanpa daya. Sebelum segera berlari ke arah yang dimaksud.

***

Pagi datang, bersama dengan matahari yang mulai meninggi.

Rion yang telah terbangun sejak sebelum pagi datang terlihat mondar-mandir di sekitar gubuk. "Ke mana perginya Rubah Kecil, ya?"

Saat Rion terbangun, dia menemukan bahwa Rubah Kecil telah tidak ada di sampingnya. Meski selama dua minggu terakhir sejak rubah itu dapat bergerak dia sesekali menghilang, tapi rubah itu tidak pernah menghilang saat malam, karenanya Rion sedikit khawatir.

'Mungkin Rubah Kecil kembali bersama keluarganya,' pikir Rion menenangkan dirinya.

Kabut aneh tiba-tiba muncul, saat Rion menghirup kabut tersebut, dia mulai merasa pusing. Menyadari ada yang aneh dengan kabut ini, Rion berusaha menahan nafas.

Tak lama, terlihat dua orang berjalan dengan cepat ke arah Rion.

"Hahahaha. Kita beruntung mendapat mangsa empuk hari ini, walau hanya half-elf tapi masih cukup mahal di pasar budak! Apalagi sepertinya yang satu ini masih anak dan tampaknya terlihat cukup langka!"

"Benar! Dewi keberuntungan sedang berpihak pada kita!"

Rion mencoba menjaga pandangannya tetap terjaga, saat mendengar percakapan yang dilakukan dua orang itu.

'Jika aku tertangkap di sini usaha ibu akan percuma!' pikir Rion.

Dia mencoba menetralkan efek racun pada tubuhnya dengan sihir penyembuhannya. Walaupun percuma karena efek sihir Rion sangat lemah, tapi dia terus berusaha menjaga kesadarannya agar tidak tertangkap.

Rion melemparkan sebuah batu guna mengalihkan perhatian orang di depannya. Merasa perhatian padanya sedikit teralihkan, Rion segera kabur.

"Hah! Apa dia berpikir kita akan tertipu dengan tipuan murahan semacam itu! Bram tangkap dia sebelum kabur jauh."

"Hahahaha. Tenang saja Alam, bahkan jika dia kabur aku tidak akan melepaskannya!" teriak Bram orang yang berpakaian penyihir.

"Ice Splash."

Beberapa kristal es seukuran kelereng terbentuk, kristal itu menyebar bersama hawa dingin yang mulai merambat ke arah yang ditunjuk oleh Bram.

Langkah kali Rion terasa berat, ditambah efek racun dalam kabut yang masih ada padanya, membuat tubuh Rion semakin lambat.

"Alan! Sekarang tangkap makhluk tersebut!"

"Huh! Ini pekerjaan mudah!"

Alan mulai berlari dengan mengacungkan pedangnya pada Rion, dengan tujuan memberikan perasaan penindasan padanya.

Rion yang hampir pada batas kesadarannya berusaha, menghindari pedang yang diarahkan pada bagian belakang kepalanya. Dengan keadaannya saat ini walau hanya bagian tumpul pedang, tapi jika dia akan kehilangan kesadaran mengingat kondisinya saat ini.

Merasa geram karena tebasannya dapat dihindari Rion dengan kondisi yang sebenarnya mustahil bagi orang dengan kondisi serupa, Alan melepaskan sebuah tekniknya.

"Split Slash."

Sebuah tebasan kuat mengenai punggung Rion, membuatnya pingsan dengan luka sayatan lebar pada punggung.

"Ah, Alan kalau keadaannya seperti ini, kita tidak akan untung banyak!"

Alan mendengus pada Bram, lalu menjawab, "Tinggal beri makhluk ini sihir penyembuhan saja supaya tidak parah. Masalahnya kan selesai."

"Bukan seperti itu, sihir penyembuhan memakan banyak mana tahu."

Alan menatap Bram tajam, seolah akan mengirisnya kapan saja jika mencoba berucap sekali lagi.

Bram menggaruk kepalanya, ingin menggoda Alan lebih jauh tapi melihat tatapan Alan, dia sedikit gentar. Walau jika bertarung secara kasar dapat dipastikan Bram menang. Namun dengan jarak sedekat ini jika Alan memang ingin menebasnya, maka Bram dipastikan tewas.

Melihat kondisi Rion yang kulitnya semakin pucat dengan darah yang terus keluar dari lukanya, Bram segera memberi sihir penyembuhan pada Rion.

Menggotong Rion di pundaknya, Alan berteriak lantang, "Dengan begini kita akan minum sepuasnya malam ini."

"Hahahaha," Sebuah tawa keluar dari mulut keduanya.

Mereka meninggalkan tempat tersebut, berniat minum sepuasnya setelah kembali ke kota dengan uang yang akan mereka dapatkan tanpa tahu bahaya yang mereka bawa.

Saat tirai malam turun, Rubah Kecil kembali ke gubuk tempatnya biasa tinggal sebulan ini dengan keadaan penuh luka. Jika Rion melihat keadaan Rubah Kecil sekarang, mungkin ia akan melakukan sihir penyembuhan secara gila seperti sebelumnya.

Rubah Kecil mematung, melihat tempat tersebut kini porak-poranda, dengan bekas pertarungan yang terlihat sepihak tanpa perlawanan.

Melihat darah tercecer tidak jauh dari tempatnya berada, suhu di sekitarnya mulai mendingin dengan cepat, membentuk embun es di dekatnya.

Berjalan mendekat, Rubah Kecil mengendus bau di sekitarnya. mengetahui dua orang asing yang kemungkinan menculik Rion, Rubah Kecil memandangi arah jalan yang diambil orang-orang itu.

Rubah Kecil berjalan menyusuri jalan tersebut, meninggalkan jejak es sepanjang jalan yang dilewatinya.

Terpopuler

Comments

Frando Wijaya

Frando Wijaya

rion adalah half elf?!

2025-02-15

0

Doni AS (ig: blackjack_dnb)

Doni AS (ig: blackjack_dnb)

lanjuuttt

2020-01-26

1

Shina kawai >¥<

Shina kawai >¥<

╔════════════════╗
║ Tulis pesan kamu sendiri ║
╚════════════════╝

2020-01-26

0

lihat semua
Episodes
1 Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2 Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3 Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4 Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5 Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6 Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7 Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8 Arc I - Chapter 8 : Benih
9 Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10 Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11 Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12 Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13 Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14 Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15 Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16 Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17 Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18 Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19 Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20 Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21 Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22 Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23 Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24 Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25 Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26 Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27 Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28 Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29 Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30 Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31 Arc I - Chapter 31 : Lily
32 Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33 Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34 Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35 Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36 Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37 Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38 Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39 Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40 Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41 Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42 Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43 Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44 Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45 Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46 Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47 Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48 Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49 Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50 Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51 Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52 Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53 Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54 Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55 Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56 Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57 Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58 Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59 Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60 Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61 Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62 Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63 Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64 Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65 Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66 Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67 Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68 Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69 Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70 Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71 Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72 Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73 Arc I - Chapter 73 : Yurei
74 Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75 Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76 Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77 Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78 Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79 Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80 Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81 Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82 Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83 Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84 Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85 Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86 Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87 Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88 Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89 Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90 Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91 Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92 Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93 Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94 Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95 Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96 Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97 Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98 Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99 Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100 Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101 Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102 Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103 Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104 Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105 Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2
Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3
Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4
Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5
Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6
Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7
Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8
Arc I - Chapter 8 : Benih
9
Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10
Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11
Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12
Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13
Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14
Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15
Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16
Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17
Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18
Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19
Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20
Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21
Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22
Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23
Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24
Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25
Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26
Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27
Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28
Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29
Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30
Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31
Arc I - Chapter 31 : Lily
32
Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33
Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34
Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35
Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36
Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37
Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38
Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39
Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40
Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41
Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42
Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43
Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44
Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45
Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46
Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47
Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48
Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49
Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50
Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51
Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52
Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53
Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54
Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55
Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56
Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57
Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58
Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59
Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60
Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61
Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62
Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63
Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64
Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65
Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66
Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67
Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68
Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69
Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70
Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71
Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72
Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73
Arc I - Chapter 73 : Yurei
74
Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75
Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76
Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77
Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78
Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79
Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80
Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81
Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82
Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83
Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84
Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85
Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86
Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87
Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88
Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89
Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90
Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91
Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92
Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93
Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94
Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95
Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96
Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97
Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98
Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99
Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100
Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101
Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102
Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103
Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104
Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105
Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!