Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian

Gelap. Di tempat ini tidak ada sedikit pun cahaya yang dapat Rion lihat. Namun, dengan darah elf yang masih mengalir di nadinya, matanya dapat mengatasi masalah ini.

Air mata telah mengering dari wajah Rion. Namun, dengan mata yang masih membengkak serta bekas air mata yang dapat terlihat jelas di pipi, terlihat bahwa suasana hatinya buruk. Kepedihan menggerogoti, bersama rasa sakit yang tak berkesudahan yang ada di dalam dadanya, membuat Rion merasa telah jatuh ke titik paling bawah dalam hidupnya.

Entah sudah berapa lama dia telah berjalan. Akibat ledakan yang terjadi sebelumnya, Rion kehilangan kesadarannya.

Akan tetapi, Rion dapatlah mengingat dengan jelas apa yang terjadi saat itu. Ibunya membangun penghalang lain yang mengelilinya, sembari mendorongnya dengan kekuatan penuh, membuatnya dapat menjauh dari desa asalnya segera.

“IBU ...,” Meski Rion ingin menitikkan air mata, tapi air matanya telah kering tak bersisa. Membuatnya memendam kesedihan mendalam ini tanpa bentuk nyata. Melihat jalan gelap di depannya dia bergumam, “... Aku pergi ....”

Srak Srak Srak Srak

Beban berat Rion alami dalam setiap langkah yang diambilnya. Meski dia tahu bahwa semua yang terjadi adalah hal yang tak bisa diubah, tapi penyesalan menghantui pikirannya.

Bahkan dulu, saat dirinya dilatih sihir oleh ibunya. Rion mengeluh, bersikap manja, dan akhirnya menyerah.

Jika, jika saja saat itu dia tidak bersikap seperti itu. Mungkin dia dapat membantu ibunya dalam pertempuran yang terjadi, mungkin dia dapat meringankan beban yang ibunya pikul. Meski sedikit saja, mungkin tak lebih dari setitik debu dalam benturan kekuatan yang terjadi sebelumnya, dia dapatlah ikut membantu.

“Uhh ... la—“ Rion menghentikan apa yang ingin diucapkannya, digantikan dengan sebuah senyum kecut. Kini Rion merasa bahwa dirinya benar-benar tidak berguna. ‘Dalam situasinya sekarang ini pun, aku masih ingin mengeluh tentang rasa lapar dan haus yang hinggap. ‘

“Seharusnya aku mati saja ...,” ucapnya, saat berniat membenturkan kepalanya ke dinding sampai dirinya tewas.

Namun, kata terakhir yang diucapkan ibunya membuat Rion menghentikan niatnya.

‘Hiduplah’

Raut wajah Rion tak karuan, kini dia memahami betapa berat beban yang ada dalam sepatah kata tersebut.

Menatap jalan gelap nan berliku, Rion kembali melangkah. Bentuk jalur pelarian yang mirip labirin demi menghindari resiko terkejar oleh musuh kini membingungkan bagi Rion.

Walaupun dia hafal peta jalur pelarian yang telah diberitahukan ibunya berkali-kali. Namun, apa yang terjadi sebelumnya membuat Rion tak tahu posisinya secara pasti. Bersama kelelahan baik fisik maupun mental yang telah menumpuk, Rion pun tak dapat berpikir dengan baik.

Menggunakan dinding terowongan untuk menopang tubuhnya. Rion menyusuri jalan dengan perlahan, berusaha agar dirinya tak tersandung ataupun tergelincir dengan tanah yang mulai dirasa lembab.

Saat secuil cahaya mulai terlihat di matanya, Rion berusaha mempercepat langkah.

Melihat bahwa ini benarlah salah satu jalan keluar. Rion bergumam sedih, “Ibuku memanglah orang tua terbaik ....”

Bahkan dalam situasi genting itu, dia tak serta merta mendorong Rion menjauh tanpa arah. Ibu Rion tetaplah memusatkan perhatiannya pada Rion demi mendorongnya ke jalur yang benar.

Bruk

Rion tersungkur, mengistirahatkan diri yang tak mampu menahan beban ini lebih lama lagi. Namun, raut wajah Rion menunjukkan rasa sakit yang teramat.

Dia berucap lirih, “Ibu ....”

***

Saat mata Rion terbuka kembali dengan berat, matanya menyipit seketika, berusaha beradaptasi dengan cahaya terang yang tiba-tiba membanjiri. Dengan matahari yang telah meninggi, Rion terbangun dari tidur, sebuah pengalaman tidur yang dapat dikatakan paling buruk baginya.

Bahkan dalam mimpinya bencana itu diputar kembali, lagi, lagi, dan lagi. Berulang kali dengan adegan yang sama, adegan yang mana dirinya tak dapat berbuat apa pun. Hanya dapat menyaksikan bagaimana akhir riwayat Ibunya.

“Itu semua bukan mimpi, ya ....”

Rion berusaha menutupi sinar matahari dengan tangannya. ‘Hal itu nyata, bencana itu benar-benar terjadi, ibu ... mungkin telah tiada.’

Fakta yang jelas, sangat jelas, tapi, dia masihlah berharap bahwa semua itu hanya mimpi buruk belaka. Begitu dia terbangun, Rion berharap sang ibu berada di sampingnya seperti yang terjadi selama ini. Namun, semua itu nyata terjadi.

Rion menghembuskan napas panjang. Mengatur dalam-dalam di benaknya untuk berusaha memenuhi perkataan terakhir ibunya.

Bangun dari tempatnya berada, Rion menatap hutan belantara yang ada di depan, tempat yang sama sekali tak dikenalnya. Rasa takut sedikit menghinggapi saat dia mulai melangkah, dengan satu langkah ini, perjalanannya untuk dapat hidup tanpa ibunya telah dimulai.

Suara dedaunan yang saling bergesekkan, serta suara yang ditimbulkan oleh hewan-hewan kecil mengisi telinga Rion. Suara yang terdengar asing baginya, walaupun ini adalah suara yang selalu didengarnya.

Rion menoleh ke satu arah saat telinganya menangkap sebuah suara. Suara yang dalam waktu singkat ini telah sangat dikenalnya, suara sebuah pertarungan!

Ledakan demi ledakan ditangkap telinga, membuat Rion tanpa sadar melangkah ke sumber suara. Berpikiran bahwa itu berasal dari ibunya, walau itu adalah ketidakmungkinan.

Boom!

Ledakan tiba-tiba terjadi di dekat tempat Rion berada, dia terhempas jauh, dengan darah yang keluar dari luka yang timbul.

Seekor rubah putih dengan sembilan ekor menampakkan diri di depan mata Rion, tak lama berselang, sebelas orang manusia muncul dengan pakaian jubah seragam. Terlihat para manusia itu mengucapkan sesuatu, tapi dengan jarak yang cukup jauh dengan tempat Rion berada, dia tak dapat mendengarnya.

Cahaya yang berasal dari sihir mulai terlihat, tapi dengan segera rubah putih sembilan ekor itu menyerang secara fisik.

Angin bertiup kencang bersama ledakan yang memorak-porandakan sekitar. Rion membalikkan tubuhnya, berlari menjauh dari tempat ini secepatnya ditemani dengan ledakan dari pertempuran yang terjadi di sekelilingnya.

Dengan luka yang diderita, Rion berlari dengan tertatih-tatih. Merapatkan giginya, Rion berusaha menahan rasa sakit yang dialami.

“Aku harus memenuhi keinginan Ibu ... aku harus hidup!”

BOOM!

Ledakan yang jauh lebih keras dari sebelumnya terjadi, membuat Rion terhempas lebih jauh lagi bersama dengan luka-luka baru yang muncul.

Pandangan Rion mulai buram, dia hanya menatap ke depan saat mencoba melangkahkan kakinya lebih cepat lagi. Suara-suara yang mengisi pendengarannya perlahan menghilang, bersama dia yang tak peduli lagi dengan lingkungan sekitar.

‘Lari, lari, lari, lari!’

Pemikiran itu mengisi benak Rion, jika dia ingin memenuhi harapan ibunya maka pertama dia harus bisa lari dari situasi ini, dengan itu dia dapatlah hidup.

Entah keberuntungan dalam kemalangan atau apa, suara pertarungan sepertinya terdengar menjauh. Tidaklah jelas baginya dengan telinga yang tidak lagi dapat menangkap suara dengan fokus.

“Aku ... selamat?” Sebuah pertanyaan dilayangkan saat Rion tersadar, tapi tak ada yang dapat menjawabnya.

Rion menggerakkan tubuhnya, tapi rasa sakit segera menyertai. Sembari berusaha menahan rasa sakit itu, Rion mulai melangkah. Dengan mencari buah-buahan liar yang dapat dimakannya, stamina Rion mulai pulih.

“Magic: Heal.”

Sedikit banyak luka Rion pulih dengan cahaya hijau yang kini menyelimuti lukanya. Ini adalah satu-satunya sihir yang dia pelajari, itu pun dengan sangat buruk sehingga efek pemulihannya terbilang sangat lemah.

“Fou ...,” Sebuah suara lemah tiba-tiba terdengar, menarik perhatian Rion.

Rion menajamkan telinga, berusaha mendengar suara itu lagi tapi suara itu tidak terdengar lagi.

“Apa aku salah dengar?”

“Fou ....”

Rion mengangguk, dia tidaklah salah dengar. Bangkit dari tempatnya, dia mencari sumber suara tersebut sampai dia menemukannya. Di balik semak belukar, seekor rubah Seputih salju terlihat terkapar lemah dengan luka yang memenuhi tubuhnya.

Terpopuler

Comments

Mulyono Mulyono

Mulyono Mulyono

.

2020-06-25

0

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

ZalikaAngel 🤧🥀❣️

Hallo like dan vote 5 bintang Uda mendarat🤧
jadi jangan lupa tinggalkan like dan vote 5 bintang di “playboy maniak sexx"

2020-06-10

0

Re-Kun

Re-Kun

Rion itu umur berapa ya?

2020-04-18

2

lihat semua
Episodes
1 Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2 Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3 Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4 Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5 Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6 Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7 Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8 Arc I - Chapter 8 : Benih
9 Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10 Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11 Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12 Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13 Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14 Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15 Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16 Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17 Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18 Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19 Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20 Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21 Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22 Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23 Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24 Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25 Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26 Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27 Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28 Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29 Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30 Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31 Arc I - Chapter 31 : Lily
32 Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33 Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34 Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35 Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36 Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37 Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38 Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39 Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40 Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41 Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42 Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43 Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44 Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45 Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46 Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47 Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48 Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49 Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50 Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51 Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52 Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53 Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54 Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55 Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56 Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57 Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58 Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59 Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60 Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61 Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62 Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63 Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64 Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65 Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66 Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67 Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68 Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69 Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70 Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71 Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72 Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73 Arc I - Chapter 73 : Yurei
74 Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75 Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76 Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77 Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78 Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79 Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80 Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81 Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82 Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83 Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84 Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85 Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86 Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87 Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88 Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89 Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90 Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91 Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92 Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93 Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94 Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95 Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96 Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97 Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98 Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99 Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100 Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101 Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102 Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103 Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104 Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105 Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2
Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3
Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4
Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5
Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6
Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7
Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8
Arc I - Chapter 8 : Benih
9
Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10
Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11
Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12
Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13
Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14
Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15
Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16
Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17
Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18
Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19
Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20
Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21
Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22
Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23
Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24
Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25
Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26
Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27
Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28
Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29
Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30
Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31
Arc I - Chapter 31 : Lily
32
Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33
Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34
Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35
Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36
Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37
Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38
Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39
Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40
Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41
Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42
Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43
Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44
Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45
Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46
Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47
Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48
Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49
Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50
Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51
Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52
Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53
Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54
Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55
Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56
Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57
Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58
Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59
Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60
Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61
Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62
Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63
Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64
Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65
Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66
Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67
Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68
Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69
Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70
Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71
Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72
Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73
Arc I - Chapter 73 : Yurei
74
Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75
Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76
Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77
Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78
Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79
Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80
Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81
Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82
Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83
Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84
Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85
Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86
Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87
Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88
Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89
Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90
Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91
Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92
Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93
Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94
Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95
Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96
Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97
Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98
Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99
Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100
Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101
Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102
Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103
Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104
Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105
Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!