A Little Desire Of Anti-Hero

A Little Desire Of Anti-Hero

Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1

Terdengar suara napas mendesak nan tersengal.

“IBU!” teriakan penuh kesedihan dilayangkan seorang anak kecil yang terduduk lemah. Air mata terlihat mengalir di wajah polosnya, bersama debu dan jelaga yang mengotori.

Api berkobar terang di sana-sini, membumi hanguskan apa yang dilalapnya. Tak menyisakan apa pun kecuali abu yang segera menghilang setelah tertutup angin.

Ledakan demi ledakan terjadi, menyebabkan tanah berguncang, termasuk tempat Rion, anak itu berada saat ini. Tepatnya di jalur bawah tanah yang telah digunakan anak-anak lain yang telah lebih dulu melarikan diri.

Siapa sangka, pada hari yang berjalan normal seperti biasa, bencana ini hadir. Dari celah kecil yang tercipta di antara puing-puing bangunan, Rion melihat bagaimana ibunya sedang menghadapi orang-orang yang menyebabkan desanya luluh lantak.

Desa yang selama ini berjalan damai dengan cepat rata dengan tanah, bersama banyaknya orang yang telah tewas. Bahkan jika selama ini Rion dijauhi penduduk desa yang lain, entah kenapa dia tetap tak rela akan bagaimana desanya dihancurkan.

Dengan baju besi kokoh yang berpasangan dengan pedang, tombak , busur, ataupun tongkat sihir di tangan, pasukan manusia itu terus memaksakan jalan. Menegakkan bendera merah yang disulam dengan benang emas dengan lambang singa yang mereka bawa, lambang keagungan yang mereka banggakan.

Kemilau cahaya sihir ungu muda terlihat terbentuk di tangan ibu Rion, kemilau indah tapi menghancurkan bagi musuhnya. Bersama dengan angin yang membuat rambutnya tersapu, menjadikannya sosok kudus yang menahan laju para manusia itu.

“I-Ibu!” Rion kembali berusaha memanggil ibunya, meski tenggorokannya kering hingga menyebabkan rasa sakit yang menyertai saat dia bersuara, hal itu tak menghalangi Rion untuk terus memanggil ibunya.

Asap yang terus dihirup Rion menyebabkan dadanya terasa sesak. Namun, rasa sakit yang menjalar di tubuhnya tidak Rion ketahui penyebabnya, entah itu dikarenakan paru-parunya yang sudah tak sanggup menahan tebalnya asap, atau karena hati Rion yang terasa sakit akan situasinya saat ini.

Rion mencoba mengulurkan tangannya, mencoba meraih tangan ibunya. Namun, usaha itu percuma dengan tangan Rion yang serasa tertolak oleh kekuatan lain, yaitu kemampuan khusus ibunya yang telah terlebih dahulu dipasangkan demi menjaga bahwa pasukan manusia itu tak akan dapat mengejar orang-orang yang telah melarikan diri.

Kemampuan khusus bernama [Force Field], yaitu kemampuan khusus yang dapat memanipulasi medan gaya khusus, baik itu energi maupun benda fisik.

Rion menggedor-gedor penghalang medan gaya yang menghalangi, berusaha menghancurkannya meski tahu itu percuma... dengan kekuatan lemahnya... semua usahanya itu, percuma. Air mata berlinang, napas yang terisak, hingga setitik air matanya jatuh, tetapi tak meninggalkan bekas apa pun dengan tanah yang lembab.

Rion berusaha menjaga kepalanya tetap tegak, meski tubuhnya sudah terasa lemah letih akibat bencana ini, dia tetap berada di tempat ini. Dengan secercah cahaya harapan bahwa dirinya dapat menyelamatkan diri bersama sang ibu, dia akan terus menantikan saat di mana ibunya berhasil melepaskan diri dari jeratan orang-orang yang mengepungnya.

Lintasan energi terlihat menyapu sekitar, berasal dari teknik pedang, tombak, busur, maupun sihir yang dilepaskan demi menahan ibu Rion. Tanah tidaklah rata lagi, tanah tempat berpijak kini menjadi terangkat dan tenggelam tak menentu, akibat penggunaan kemampuan medan gaya milik ibu Rion, kemampuan khusus yang membuatnya berhasil bertahan dari gempuran serangan-serangan yang diarahkan padanya selama ini.

Ibu Rion menggigit bibirnya, dengan situasinya saat ini dia tak kan dapat bertahan lebih jauh lagi. Meski dia membunuh lagi dan lagi musuh yang ada di depannya terus berdatangan bagai gelombang tanpa henti, seolah hanya ingin menguras stamina miliknya.

Napasnya mulai terengah-engah, keringat dingin yang membasahi tubuh serta rasa pusing yang menyertai. Menandakan bahwa di tubuhnya tak ada lagi mana yang tersisa, bahkan jika dia meminjam mana dari sekitarnya, dia harus memaksa tubuh yang hampir mencapai batasnya.

Suara teriakan parau terdengar lirih sampai ke telinganya yang memiliki tingkat kepekaan suara melebihi para manusia yang menjadi musuhnya, suara yang sangat dia ketahui. Memanfaatkan hindaran yang dilakukannya, ibu Rion melirik ke arah jalur pelarian yang digunakan, berharap dugaannya itu salah.

Namun, naas, kemungkinan terburuk yang ada dalam kepalanya lah yang terjadi. Anak yang sangat dia sayangi, Rion masih berada di tempat itu, dengan wajah penuh kotoran dan air mata berlinang, membuat hatinya terasa disayat oleh rasa pilu yang menggerayangi.

Dia memahami betul apa yang diinginkan oleh anaknya ini, bahkan jika suara lemah itu telah tertimbun suara kerasnya pertempuran di sekitarnya, dia paham apa yang diinginkan oleh anaknya.

‘Dasar anak manja ...,’ batinnya tak mampu menahan keluh, meski sebuah senyum terbentuk di bibirnya. Namun, bahkan jika dia juga ingin hal itu terjadi, dia tidak bisa. ‘Maaf Rion.’

Cahaya energi mulai terkumpul di telapak tangannya, cahaya ungu muda kemampuan khusus [Force Field] dan cahaya biru muda dari sihir elemen air yang dia kuasai.

Kedua cahaya itu saling berpadu, mendukung sifat satu sama lain. Meskipun sifat sihir elemen air sebenarnya bukanlah tipe ofensif, tapi dengan dukungan kemampuan [Force Field] yang menyokongnya, penggunaan untuk tujuan serangan dengan kekuatan mumpuni menjadi mungkin.

Butiran-butiran air mengambang di sekitar ibu Rion, sebelum berubah menjadi bilah-bilah air tajam berkompresi tinggi. Tidak ada satu pun rapalkan mantra yang terdengar, hal yang biasa dilakukan sebelum penggunaan sihir, teknik pertempuran, penggunaan kemampuan khusus, maupun kekuatan spiritual, menandakan tingginya tingkat penguasaan ibu Rion.

Bilah air melaju, memotong dan menangkis serangan yang dilancarkan. Dengan indah menari-nari di medan pertempuran, memotong, berbelok, kemudian kembali ke sisi ibu Rion, tak menghilang sebagaimana mestinya. Bersama percikan darah merah menodai tanah, aroma amis darah terbawa, semerbak di udara.

Gelombang air pasang dari [Water Magic: Great Wave], menerjang pasukan manusia itu, menghalangi mereka membuat formasi demi melawan balik ibu Rion.

Pasukan kehilangan formasi yang diusung demi menyelamatkan diri, membuat ibu Rion memiliki ruang bernapas sejenak.

Namun, itu tak berlangsung lama, suara langkah kuda terdengar, bersama seorang ksatria yang menampakkan diri dengan aura kebanggaan yang terpancar darinya. Dengan wajah rupawan, rambut pirangnya yang terpapar oleh matahari, serta pandangan mata biru yang tajam, membuat orang-orang yang tak dapat memalingkan perhatian mereka darinya.

“Tidak kusangka di Desa kecil semacam ini ada seorang kuat yang bersembunyi,” ucapnya setelah menyapu pandangan ke sekeliling, melihat pemandangan akan tumpukan mayat prajurit yang tewas berjatuhan.

Orang itu turun dari kuda yang dinaikinya. Saat dia turun pun, postur yang dia ambil tak memberi celah bagi lawan untuk menyerang. Dia mengeluarkan pedang dari sarungnya, pedang dengan kilau tajam, bersama energi yang memancarkan cahaya keemasan yang indah.

Ksatria itu mengatur napasnya sejenak. Mata yang setajam elang mulai diperlihatkan, bersamaan dengan keseriusan yang ditunjukkannya, aura yang berat nan menekan mulai dirasakan oleh orang-orang yang berada di sekitarnya.

Terpopuler

Comments

Niisha Vanasha Khasunny

Niisha Vanasha Khasunny

Pertama, dialognya jangan terlalu banyak tanda serunya. Cukup satu aja.
Kedua, ada yang terlewat dari kata ‘di’

Di sana-sini ✔

Ketiga, tetap semangat, Thor! 😁

2019-12-15

4

Aegis Aetna

Aegis Aetna

awal yang bagus

2024-09-09

0

Ananda Harahap

Ananda Harahap

sedih

2024-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2 Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3 Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4 Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5 Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6 Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7 Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8 Arc I - Chapter 8 : Benih
9 Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10 Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11 Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12 Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13 Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14 Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15 Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16 Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17 Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18 Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19 Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20 Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21 Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22 Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23 Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24 Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25 Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26 Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27 Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28 Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29 Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30 Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31 Arc I - Chapter 31 : Lily
32 Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33 Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34 Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35 Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36 Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37 Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38 Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39 Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40 Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41 Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42 Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43 Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44 Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45 Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46 Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47 Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48 Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49 Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50 Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51 Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52 Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53 Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54 Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55 Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56 Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57 Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58 Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59 Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60 Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61 Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62 Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63 Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64 Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65 Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66 Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67 Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68 Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69 Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70 Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71 Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72 Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73 Arc I - Chapter 73 : Yurei
74 Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75 Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76 Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77 Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78 Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79 Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80 Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81 Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82 Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83 Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84 Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85 Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86 Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87 Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88 Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89 Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90 Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91 Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92 Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93 Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94 Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95 Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96 Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97 Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98 Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99 Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100 Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101 Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102 Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103 Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104 Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105 Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Arc I - Chapter 1 : Hancur - 1
2
Arc I - Chapter 2 : Hancur - 2
3
Arc I - Chapter 3 : Dalam Kesendirian
4
Arc I - Chapter 4 : Kehadiran Bencana - 1
5
Arc 1 - Chapter 5 : Kehadiran Bencana - 2
6
Arc 1 - Chapter 6 : Kehadiran Bencana - 3
7
Arc I - Chapter 7 : Kehadiran Bencana - 4
8
Arc I - Chapter 8 : Benih
9
Arc I - Chapter 9 : Pertaruhan Hidup - 1
10
Arc I - Chapter 10 : Pertaruhan Hidup - 2
11
Arc I - Chapter 11 : Hidup Dalam Kepalsuan - 1
12
Arc I - Chapter 12 : Hidup Dalam Kepalsuan - 2
13
Arc I - Chapter 13 : Hidup Dalam Kepalsuan - 3
14
Arc I - Chapter 14 : Kekacauan Dalam Benteng - 1
15
Arc I - Chapter 15 : Kekacauan Dalam Benteng - 2
16
Arc I - Chapter 16 : Kekacauan Dalam Benteng - 3
17
Arc I - Chapter 17 : Kekacauan Dalam Benteng - 4
18
Arc I - Chapter 18 : Kekacauan Dalam Benteng - 5
19
Arc I - Chapter 19 : Kekacauan Dalam Benteng - 6
20
Arc I - Chapter 20 : Kekacauan Dalam Benteng - 7
21
Arc I - Chapter 21 : Pembebasan Gerbang - 1
22
Arc I - Chapter 22 : Pembebasan Gerbang - 2
23
Arc I - Chapter 23 : Pembebasan Gerbang - 3
24
Arc I - Chapter 24 : Pembebasan Gerbang - 4
25
Arc I - Chapter 25 : Keterkejutan Marco
26
Arc I - Chapter 26 : Pengejaran - 1
27
Arc I - Chapter 27 : Pengejaran - 2
28
Arc I - Chapter 28 : Pengejaran - 3
29
Arc I - Chapter 29 : Pengejaran - 4
30
Arc I - Chapter 30 : Keheningan Dalam
31
Arc I - Chapter 31 : Lily
32
Arc I - Chapter 32 : Dalam Lapisan Es - 1
33
Arc I - Chapter 33 : Dalam Lapisan Es - 2
34
Arc I - Chapter 34 : Dalam Lapisan Es - 3
35
Arc I - Chapter 35 : Dalam Lapisan Es - 4
36
Arc I - Chapter 36 : Para Bandit - 1
37
Arc I - Chapter 37 : Para Bandit - 2
38
Arc I - Chapter 38 : Para Bandit - 3
39
Arc I - Chapter 39 : Para Bandit - 4
40
Arc I - Chapter 40 : Overflow - 1
41
Arc I - Chapter 41 : Overflow - 2
42
Arc I - Chapter 42 : Kota Dee
43
Arc I - Chapter 43 : Keributan Kecil
44
Arc I - Chapter 44 : Kisah Semalam - 1
45
Arc I - Chapter 45 : Kisah Semalam - 2
46
Arc I - Chapter 46 : Siaga - 1
47
Arc I - Chapter 47 : Siaga - 2
48
Arc I - Chapter 48 : Siaga - 3
49
Arc I - Chapter 49 : Siaga - 4
50
Arc I - Chapter 50 : Siaga - 5
51
Arc I - Chapter 51 : Tim Baru dan Operasi Lama - 1
52
Arc I - Chapter 52 : Tim Baru dan Operasi Lama - 2
53
Arc I - Chapter 53 : Tim Baru dan Operasi Lama - 3
54
Arc I - Chapter 54 : Pilihan ke Kehancuran
55
Arc I - Chapter 55 : Tak Terhindarkan - 1
56
Arc I - Chapter 56 : Tak Terhindarkan - 2
57
Arc I - Chapter 57 : Tak Terhindarkan - 3
58
Arc I - Chapter 58 : Tak Terhindarkan - 4
59
Arc I - Chapter 59 : Tak Terhindarkan - 5
60
Arc I - Chapter 60 : Kekhawatiran Mereka - 1
61
Arc I - Chapter 61 : Kekhawatiran Mereka - 2
62
Arc I - Chapter 62 : Malam Berbintang
63
Arc I - Chapter 63 : Di Lain Sisi - 1
64
Arc I - Chapter 64 : Di Lain Sisi - 2
65
Arc I - Chapter 65 : Di Lain Sisi - 3
66
Arc I - Chapter 66 : Di Lain Sisi - 4
67
Arc I - Chapter 67 : Di Lain Sisi - 5
68
Arc I - Chapter 68 : Sekawanan Serigala - 1
69
Arc I - Chapter 69 : Sekawanan Serigala - 2
70
Arc I - Chapter 70 : Sekawanan Serigala - 3
71
Arc I - Chapter 71 : Sekawanan Serigala - 4
72
Arc I - Chapter 72 : Sekawanan Serigala - 5
73
Arc I - Chapter 73 : Yurei
74
Arc I - Chapter 74 : Kota Pelabuhan
75
Arc I - Chapter 75 : Waktu Hening - 1
76
Arc I - Chapter 76 : Waktu Hening - 2
77
Arc I - Chapter 77 : Menilik - 1
78
Arc I - Chapter 78 : Menilik - 2
79
Arc I - Chapter 79 : Menilik - 3
80
Arc I - Chapter 80 : Menilik - 4
81
Arc I - Chapter 81 : Menilik - 5
82
Arc I - Chapter 82 : Awal Rangkaian - 1
83
Arc I - Chapter 83 : Awal Rangkaian - 2
84
Arc I - Chapter 84 : Awal Rangkaian - 3
85
Arc I - Chapter 85 : Awal Rangkaian - 4
86
Arc I - Chapter 86 : Awal Rangkaian - 5
87
Arc I - Chapter 87 : Awal Rangkaian - 6
88
Arc I - Chapter 88 : Bergerak - 1
89
Arc I - Chapter 89 : Bergerak - 2
90
Arc I - Chapter 90 : Bergerak - 3
91
Arc I - Chapter 91 : Menyusun Balok
92
Arc I - Chapter 92 : Segera Beranjak - 1
93
Arc I - Chapter 93 : Segera Beranjak - 2
94
Arc I - Chapter 94 : Segera Beranjak - 3
95
Arc I - Chapter 95 : Babak Baru - 1
96
Arc I - Chapter 96 : Babak Baru - 2
97
Arc I - Chapter 97 : Babak Baru - 3
98
Arc I - Chapter 98 : Babak Baru - 4
99
Arc I - Chapter 99 : Perubahan Situasi - 1
100
Arc I - Chapter 100 : Perubahan Situasi - 2
101
Arc I - Chapter 101 : Pembalikan
102
Arc I - Chapter 102 : Mengulurkan Tangan - 1
103
Arc I - Chapter 103 : Mengulurkan Tangan - 2
104
Arc I - Chapter 104 : Semakin Intens - 1
105
Arc I - Chapter 105 : Semakin Intens - 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!