"Pulih.. Setelah Dua Tahun"
Seminggu berlalu, Andy dan Kinan bersih kukuh ingin membawa Tiara ke Singapura untuk mendapatkan penanganan medis yang lebih baik, mereka menganggap bahwa Rumah sakit yang menangani Tiara selama ini belum mempunyai banyak alat yang canggih.
Bimo sebagai pemilik Rumah sakit itu sempat menolak keinginan dari keluarga Besar Tiara, namun apa daya ia hanyalah sebatas sahabat Tiara saja dan kedua orang dari Tiara lah yang lebih pantas memutuskan untuk Tiara kedepannya.. Jadi Bimo Pasrah saja.
Satu minggu di Rumah sakit singapura perlahan Kondisi tubuh Tiara mulai membaik, alat penunjang hidupnya pun sudah di lepaskan tiga hari yang lalu.. kinan tidak pernah sedetikpun pergi dari sisi Tiara, ia menggenggam jari jemari putrinya itu berharap ada keajaiban datang. Betul saja, setiap saat Kinan mengajak Anaknya berbicara sepertinya Tiara merespon dengan gerakan kecil dari jari telunjuk.
Beberapa saat kemudian.. Mata yang tertutup itu tampak perlahan terbuka., pandangannya masih sedikit kabur.
"Fa..rel.."
Lirih Tiara tidak terlalu jelas.
Kinan mengangkat wajah karena telinganya mendengar suara yang begitu lirih. Ia begitu terkejut beberapa detik lalu langsung memecat Tombol merah di yang ada di tembok untuk memanggil Dokter.
"Tiara.. Sayang"
Ujar Kinan tidak bisa menahan air matanya untuk jatuh.
Tiara yang masih lemah hanya tersenyum kecil melihat Sang ibu ada di sisinya.
Satu menit kemudian Dokter masuk ke dalam dan memeriksa keadaan Tiara .
"Nyonya Kinan.. Anak anda sudah sepenuhnya sadar, Kami hanya tinggal melakukan beberapa Tes untuk memastikan kondisi Anak anda kedepannya"
Ujar Sang Dokter tersenyum lega.
"Teriam kasih Dok"
Ucap Kinan begitu bahagia, penantian dan Do'anya selama ini ternyata tidak sia-sia, Tanpa mau menunggu lama Kinan segera menghubungi Toni dan suaminya untuk segera datang melihat Tiara yang baru saja siuman. Lalu kembali duduk di samping Tiara menatapnya dengan segala kerinduan di matanya.
Dua puluh menit kemudian..
Toni yang mendapatkan kabar bahagia meninggalkannya pekerjaan penting di perusahaan baru di Singapura. Demi Apa pun saat ini Toni tidak bisa menahan diri.
Toni berlari menuju ruangan Tiara karena sudah dipindahkan keruang perawatan sungguh tidak menyangka bahwa Adiknya akan siuman secepat ini.. Perasaan bercampur aduk melihat Tiara menatapnya dengan wajah tersenyum cerah. Bahagia,Terharu,Dan rasa tidak percaya menjadi satu. Ia membuka pintu ruangan Tiara..
"Tiara.. Kakak minta maaf sayang"
Ujar Toni memeluk tubuh Adiknya walau masih terbaring.
Tiara menepuk punggung Tiara dengan sayang lalu meminta melepas pelukan itu.
"Kakak.. Sudah, aku."
Ucap Tiara belum sempat melanjutkan.. Ucapannya itu terputus saat Toni melepaskan pelukan lalu mencium keningnya..
"maafkan Kakak.. Sayang. Kakak janji akan melakukan apa saja, dan mendukung segala keinginan mu"
Ucap Toni tidak bisa menahan pandangannya terus ke wajah Adiknya.
Kakak.."
Tiara hanya menepuk pelan punggung Toni, Ia belum bisa bangun sebab dia baru saja mendapatkan kesadarannya kembali.
"Tiara.. Bagaimana perasaan sayang"
Tanya Toni .. Ia berahli menggenggam tangan Tiara.
"Aku sudah merasa cukup baik. Tapi kakak, aku mau pulang secepatnya, pasti Farel menunggu ku"
Ujarnya, Toni seketika menjadi sedih bagaimana jika kelak Tiara tau.
"Kau istirahat dulu sayang, nanti kalau kau sudah pulih total baru kita pulang"
Kinan dan Andy menyuruh Tiara agar istirahat saja, Tiara menurut saja dalam keadaan seperti ini belum memungkinkan ia menjadi dirinya yang keras kepala lagi.
***
Sedangkan Di Kediaman Fendo waktu yang sama.
Farel sedang berlutut dihadapkan papa ia tidak peduli dengan kemarahan dari papanya tersebut ia besih kuku ingin menikahi Bella dan mendapatkan restu dari papanya.
"Papa tolong restui aku dengan bella.."
Mohon Farel berlutut.
"Papa sendiri tau bahwa aku sangat mencintainya aku rela berkorban apa saja agar bisa menikah dengannya"
Lanjutnya, Fendo hanya menatapnya sinis bahkan seolah tidak mendengar semua ucapannya.
Fendo menghela napas..
"Farel jika itu keinginanmu, Aku harap kau tidak pernah menyesalinya jika suatu hari nanti kau mengetahui sebuah kebenaran, Papa sudah tidak bisa mencegahmu lagi, Aku sungguh malu sekarang dan sampai aku mati... "
berkata dengan Dingin kepada anaknya sendiri.
Farel tidak tau apa maksud dari ucapan Papanya, Ia tidak akan menyesal menikahi Bella orang yang ia cintai,Tapi kenapa papanya berkata seperti itu...
"Iya papa aku tidak akan pernah menyesali keputusanku."
Ucap Farel yakin.
"Tapi kenapa papa selalu berkata seperti itu bahwa aku akan sangat menyesal sampai - sampai kematian lebih baik bagiku kelak"
Lanjutnya, Farel selalu bingung dengan penuturan dari papanya itu.
"Kau akan tau semuanya suatu hari nanti lebih baik kau mempersiapkan mentalmu.. Dari sekarang mungkin saja hari itu akan sangat dekat denganmu"
Ucap Fendo.. Lalu meninggalkan tempat itu, Apa yang harus di katakan kelak jika menantunya tiba-tiba saja kembali mendapatkan sebuah kejutan begi.
Setelah mendapat jawaban dari papanya Farel menuju rumahnya untuk istirahat pikirannya sangat kacau. Hal apa yang akan menjadikannya menyesal seumur hidupnya, Farel merebahkan tubuhnya lalu mengambil Ponsel. menghubungi kekasihnya Bella agar mempersiapkan acara lamarannya secara resmi.
"Halo Bella sayang..? apa kalian sudah mempersiapkan kedatanganku dengan mama Bagaimana dengan kondisimu di bali... "
Tanya Farel tersambung dengan Bella melalui ponsel.
"semuanya sudah siap tinggal kau datang, Di sini menyenangkan sudah lama aku tidak kembali kerumah Mamaku.. "
"Baiklah, tunggu aku datang sayang"
"Aku menunggumu Farel"
Farel mengakhiri panggilan telepon dengan Bella... Perasaannya saat terus memikirkan perkataan Papanya setiap waktu.
Dia akan mempersiapkan mentalnya kelak jika suatu hal terjadi kepadanya.
***
Selama masa pemulihan Tiara dengan penuh semangat berusaha bangkit lagi.
Selama Tiara pemulihan sesekali ia merasakan rasa sakit di bagian pinggangnya, Dokter memang mengatakan bahwa Tiara sudah pulih tapi melihat kondisinya lagi sekarang, Keluarga Tiara kembali Khawatir.. Ginjal Tiara hanya tinggal satu dan belum mendapatkan pendonor.
Bahkan Untuk beraktivitas saja Tiara tidak bisa Dia harus menggunakan Kursi roda karena kakinya lumpuh setelah melakukan perawatan.. Tiara sebenarnya sangat merindukan Suaminya di sisinya setiap memikirkan kehidupan mereka sebelum Kecelakaan itu terjadi hatinya begitu tidak bisa terkontrol..
Kehidupan mereka berdua memang baik selayaknya suami istri pada umumnya. Tapi takdir berkata lain, apa daya kondisinya malah menjadi begini.
"Bagaimana kak..! Apa ada kabar dari Farel apa bagaimana dengan kesehatannya.. Apa dia baik-baik saja.?"
Tiara bertanya kepada sang Kakak yang masih duduk di hadapannya.
"Sebaiknya aku pulang minggu depan kenegaraku dan memberikan kejutan kepadanya bahwa aku masih mencintanya seperti dulu hingga sekarang" lanjut Tiara membanyakan begaimana reaksi dari suaminya ketika ia kembali kehadapannya setelah 2 tahun lamanya.
"Tiara..?!"
Toni melihat adiknya yang sangat merindukan Suaminya hanya menghela nafasnya berat.. Jantungnya bagaikan tertusuk pedang, Toni takut bagaimana jika Adiknya mengetahui bahwa Farel tidak mengingatnya bahkan sekarang Suaminya mau menikahi orang lain.
.
.
.
.
.
Tbc....!!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Riana
knp ga diobatkan dr dulu sama mertua tiara..knp dibiarkan aja di rs..dan knp ga di ceritakan aja klo dah mendesak gtu..
2020-02-29
2
Sarmiyati Fikhairelyn
kasihan Tiara,,,,,
thor jgn biarkan Farel menikahi Bella,,,,,buat Farel segera sadar dr amnesianya, plise
2020-02-22
5
Siti Asmaulhusna
kasian seorang istri ber korban u/swami ja knapantdk ada yg kasih tau ke adaannyg sbner na
2020-02-10
1