Pelangi Untuk Lintang
Saat ini waktu sudah menunjukkan pukul 6 pagi, seperti biasa Lintang sudah memulai aktivitas pagi dengan menyiapkan keperluan anak-anaknya.
Putri, anak pertama Lintang berusia 9 tahun dan sekarang duduk di bangku sekolah dasar kelas 3. Lintang baru selesai membantu Putri mandi dan menyisir rambutnya, dilanjut dengan sarapan pagi. Putri nampak menikmati sarapan dengan lahap sekali, Lintang selalu membiasakan anak sulungnya itu untuk makan sendiri.
Rahma, anak kedua Lintang berusia 3 tahun, nampak masih berada di atas kasur. Balita itu masih terlelap dalam tidurnya. Tiba-tiba saja ia terbangun dan menangis dengan kencang, air matanya terus mengalir sambil memanggil ayahnya. "Ayah, ayah, hu hu hu ... Ayah gendong".
Lintang yang sedang membantu Putri menyiapkan bekal kue yang akan dibawa ke sekolah langsung berlari ke kamar untuk melihat kondisi Rahma.
"Sayangnya ibu sudah bangun ya, kenapa menangis?" tanya Lintang sambil menggendong Rahma.
"Ibu... Ayah, ayah ... Mau ayah ..." jawab Rahma sambil terus menangis.
Lintang sedikit terkejut mendengar jawaban anak bungsunya itu yang tiba-tiba teringat ayahnya yang sudah tiada. Rupanya Rahma tadi bermimpi bertemu ayahnya dan ia ingin sekali digendong oleh ayahnya.
Bayu Sagara adalah suami Lintang sekaligus ayah dari kedua anaknya, telah meninggal setahun yang lalu karena kecelakaan kerja di pabrik tempat suaminya itu bekerja. Bayu bekerja sebagai buruh pabrik di sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang industri baja. Saat itu Bayu sedang sibuk memotong baja kecil bersama rekan setimnya. Tanpa mereka sadari dari atas ada balok baja besar yang sedang diikat menggunakan tali sling untuk dipindahkan posisinya ke tumpukan baja yang siap akan dikirim ke perusahaan lain tiba-tiba putus. Balok baja itupun meluncur ke bawah dan mengenai tubuh Bayu, akhirnya Bayu dilarikan ke rumah sakit namun nyawanya tak tertolong lagi saat baru saja sampai di lokasi rumah sakit.
Lintang yang mengingat kematian suami tercintanya meneteskan air mata, apalagi si bungsu menangis memanggil ayahnya saat bangun tidur.
"Rahma sayang, ayah kan sudah di surga sekarang. Tadi Rahma mimpi bertemu ayah ya?" tanya Lintang sambil terus menenangkan si bungsu.
"Gendong ayah... Mau gendong ayah... Ibu, mau ayah ... " tangis Rahma belum juga berhenti.
"Gendong ibu saja ya, nanti Rahma ikut ibu ke toko ya. Disana banyak kue, Rahma boleh makan kuenya. Nanti ibu belikan kue enak ya," bujuk Lintang supaya anaknya diam tidak menangis lagi.
Rupanya Rahma pun tertarik dengan kue yang dijanjikan ibunya, maka diapun diam tidak menangis lagi. Lintang pun lega karena anaknya sudah mau diam.
Akhirnya Lintang selesai memandikan Rahma dan memakaikan baju Rahma. Sedangkan Putri sudah siap pergi ke sekolah.
Setiap hari Lintang harus mengantar Putri dulu ke sekolah sebelum menuju toko kue tempatnya bekerja. Sedangkan Rahma biasanya dititipkan di rumah bibinya dan dijemput setelah Lintang pulang kerja.
Namun karena pagi ini Rahma rewel, akhirnya Lintang mengajak Rahma ke toko. Ia khawatir kalau Rahma menangis lagi saat di rumah bibinya, hingga bisa merepotkan bibinya itu.
in
Lintang naik motor peninggalan suaminya menuju ke sekolah Putri lebih dulu dan dilanjutkan ke toko kue tempatnya bekerja. Rahma nampak tenang sekarang saat diajak ibunya bekerja dan menikmati perjalanan naik motor.
"Pagi mbak Sari," sapa Lintang pada bosnya sekaligus pemilik toko kue.
"Pagi Lin, eh, Rahma ikut ibu ya," ucap Sari sambil mengulurkan tangannya mengajak Rahma bersalaman.
"Maaf mbak Sari, saya mengajak Rahma bekerja, karena dari tadi rewel saat bangun tidur," kata Lintang minta ijin pada bosnya.
"Iya tidak apa-apa Rahma sesekali diajak ke toko. Itu ambilkan kue untuk Rahma, pasti dia belum sarapan kan ?" Ucap Sari tanpa ada rasa marah saat tau Lintang membawa anaknya ke toko.
"Saya ambil kue yang potongan saja mbak, nanti pulangnya saya bayar ya mbak Sari," Lintangpun mengambilkan sepotong kue talam untuk Rahma.
"Sudah tidak perlu bayar, biar untuk Rahma saja. Kan Rahma juga jarang ke toko. Ya sudah mumpung masih ada waktu setengah jam lagi toko buka, kamu ajak Rahma sarapan kue dulu. Mbak mau lanjut buat kue lagi di dapur ya," ucap Sari dan dijawab anggukan oleh Lintang sambil menyuapkan kue ke mulut Rahma.
Waktu terus bergulir, tak terasa hari sudah siang, toko nampak rame pembeli. Lintang dan dua temannya nampak sibuk melayani para pembeli. Sesekali Sari ikut membantu melayani pembeli dan kembali ke dapur jika sudah agak sepi pengunjung.
Rahma tidur di kasur lipat yang selalu disiapkan oleh Sari untuk beristirahat jika dia atau karyawannya yang ingin rebahan saat istirahat di toko.
Tiba-tiba Rahma bangun dan menangis lagi seperti tadi pagi sambil memanggil ayahnya. Lintang segera menggendongnya dan memberikan susu formula yang sudah disiapkan dari rumah jika Rahma rewel lagi.
"Cup cup cup... Kenapa sayang, Rahma mimpi lagi ya? Tidur lagi ya, ini minum susunya," Lintang mengusap kepala Rahma dengan lembut dan akhirnya Rahma pun tidur kembali.
"Rahma kenapa menangis Lin?" tanya Sari pada Lintang sambil setengah berbisik takut mengganggu tidurnya Rahma.
"Ini mbak, tadi dia bermimpi lagi dan memanggil ayahnya," jawab Lintang.
"Oh, mungkin dia rindu ayahnya," ucap Sari sambil memandang wajah Rahma yang sudah terlelap.
"Iya mbak, sepertinya begitu. Biasanya aku juga beri foto ayahnya kalau dia rindu ayahnya, pasti dia langsung tertawa," cerita Lintang pada bosnya itu.
"Tak terasa sudah setahun ya Lin suamimu meninggal," ucap Sari sambil mencicipi roti.
"Benar mbak, sudah setahun suamiku meninggalkan kami semua. Semoga aku sehat selalu supaya bisa terus menghidupi kedua anakku," ucap Lintang sambil ikut mencicipi roti buatan Sari.
"Lin, apa kamu tidak ada rencana untuk menikah lagi? Supaya anak-anakmu punya ayah lagi," tanya Sari hati-hati takut menyinggung perasaan Lintang, karena ia tahu jika Lintang begitu mencintai suaminya.
" Aku belum memikirkan ke arah itu mbak. Biarlah aku bersama anak-anakku dulu, selama aku masih bisa menghidupi mereka maka aku akan usahakan untuk bekerja lebih keras lagi," jawab Lintang.
"Tapi kamu juga harus bisa menjaga kesehatan tubuh kamu sendiri Lin. Kasihan anak-anak kalau kamu sakit," ucap Sari penuh perhatian pada Lintang dan anak-anaknya.
"Iya mbak, terima kasih atas perhatiannya selama ini," kata Lintang yang begitu menghormati Sari sebagai atasannya. Sudah banyak Sari membantu Lintang jika Lintang sedang mengalami kesulitan keuangan, dan Saru melakukan tanpa imbalan sama sekali. Sari sudah menganggap Lintang seperti adiknya sendiri.
"Iya Lin, sama-sama. Kita kan sudah seperti saudara sendiri, saling membantu dan memberikan dukungan satu sama lain. Begitu juga dengan teman-teman yang lain. Ya sudah, kalau Rahma sudah tidur lagi, kamu bisa ke depan bantu yang lainnya ya," Sari memberikan perintah pada Lintang dan diapun kembali ke dapur membuat roti resep baru.
Lintang begitu bersyukur memiliki atasan yang baik hati. Tak terasa hari sudah sore, Lintang sengaja memilih waktu bekerja sampai sore saja supaya bisa meluangkan waktu lebih banyak bersama anak-anaknya di rumah.
Lintang pulang kerja jam 5 sore, dia segera meluncur naik motor menuju rumah bibinya untuk menjemput Putri terlebih dahulu kemudian melanjutkan perjalanan menuju ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
Lintang single mam yg hebat keren
2025-03-18
1
🎀🤎⃟ ♔↬sᷠ͜aⷷs̰ᷠa̰ᷛ↫❀∂я
aku mampir, semangat terus kak
2024-12-27
1
ℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥ 𝓙𝓘𝓝 ◌ᷟ⑅⃝ͩ●
semagat Lintang km ibu hebat
2025-03-18
1