Malam ini Rahma nampak tidur dengan nyenyak, mungkin karena pengaruh obat yang diminum sehingga dia bisa lebih tenang tidurnya.
Lintang duduk di bangku samping brankar, kepalanya menempel di kasur samping Rahma. Rupanya Lintang kelelahan sehingga dia pun tidur dengan lelap.
Sedangkan Derry menggelar tikar di lantai, dia tidur di tikar. Tadi saat dia mengantar ibunya pulang lalu kembali ke rumah sakit sambil membawa tikar dan bantal dari rumah untuk berjaga-jaga jika Lintang mau tidur. Tapi ternyata Lintang memilih tidur sambil duduk di bangku sebelah Rahma. Maka tikarnya digunakan Derry untuk tidur.
Tak terasa Rahma dirawat di rumah sakit sudah tiga hari, hari ini badannya sudah tidak panas lagi dan jarum infus juga sudah dilepas oleh perawat.
Sorenya Lintang menunggu kedatangan dokter Satrio memeriksa kondisi Rahma. Tak lama kemudian dokter Satrio bersama perawat masuk kamar inap Rahma.
"Selamat sore Bu, bagaimana dengan Rahma apakah ada keluhan?" sapa sang dokter kepada Lintang.
"Selamat sore Dokter, Alhamdulillah Rahma sudah tidak mengeluh sakit saat buang air kecil dan panas tubuhnya juga sudah menurun," jawab Lintang.
"Baiklah, saya akan memeriksa Rahma ya Bu," ucap dokter.
"Silakan dok," jawab Lintang mempersilakan dokter memeriksa Rahma.
Setelah dokter selesai memeriksa kondisi Rahma, akhirnya dokter pun tersenyum. "Syukurlah pasien sudah tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, suhu tubuhnya juga sudah normal. Pasien sudah dibolehkan pulang ya Bu hari ini," kata dokter Satrio sambil memberikan informasi kesehatan Rahma pada Lintang.
"Terima kasih dokter, berarti anak saya sudah bisa pulang hari ini ya dok?" tanya Lintang lagi dan dijawab anggukan oleh dokter.
Kemudian dokter Satrio dan perawat keluar dari kamar inap Rahma. Lintang segera menelepon bibinya memberitahukan kalau Rahma sudah boleh pulang.
"Hallo Lintang, ada apa ?" tanya bibinya dari seberang.
"Bi, hari ini Rahma sudah boleh pulang bi. Tadi dokter sudah memeriksa kondisi Rahma dan mengijinkan untuk pulang hari ini," jawab Lintang pada bibinya.
"Syukurlah kalau begitu, tapi paman dan bibi tidak bisa menjemput kalian, saat ini pamanmu ada kerjaan di luar kota. Derry ke rumah temannya karena besok harus ke kampus tempat dia mendaftar kuliah, adikmu itu diterima kuliah disana. Sedangkan bibi menemani Putri sendirian di rumah," ucap bi Rosma menceritakan kondisi di rumahnya saat ini.
"Tidak apa-apa bi, biar Lintang pulang sendiri saja naik angkot," jawab Lintang pada bibinya.
"Apa kamu bisa sendirian Lin, atau Derry kusuruh jemput kamu ya?" tanya Bi Rosma.
"Lintang bisa sendiri kok bi, jangan khawatir," ucap Lintang meyakinkan bi Rosma.
"Ya sudah kalau begitu, hati-hati ya kamu di jalan nanti. Kalau sudah sampai rumah, kabari bibi ya Lin," kata bi Rosma yang masih mengkhawatirkan keponakannya itu.
Akhirnya pembicaraan mereka berdua berhenti. Lintang mulai membereskan pakaian Rahma, dimasukkan ke dalam tas dan semua yang dibawa dari rumah dimasukkan ke dalam kantong untuk dibawa pulang sore ini.
Rahma juga sudah mandi dan berganti pakaian. Lintang akan ke bagian administrasi untuk menyelesaikan administrasi selama Rahma dirawat. Namun dia juga tidak bisa meninggalkan Rahma sendirian di kamar. Kalau Rahma diajak pasti kasihan karena harus mengantre di loket, karena Rahma anaknya paling tidak suka kalau diajak menunggu lama.
Akhirnya Rahma dititipkan pada perawat lebih dahulu selama dia menyelesaikan administrasi. Dan ternyata antrean tidak begitu lama sehingga urusan Lintang cepat selesai.
Lintang mengucapkan terima kasih pada perawat karena sudah baik selama menjaga dan merawat Rahma di rumah sakit. Lintang pun berpamitan dengan semua perawat di ruang anak.
Sesampai di luar rumah sakit Lintang menunggu angkot di halte. Rahma digendong olehnya, tangan kanan membawa tas berisi pakaian Rahma dan pakaiannya selama di rumah sakit. Tangan kiri membawa boneka Rahma, kemarin Rahma sempat rewel minta peluk bonekanya yang di rumah dan akhirnya Derry mengambil dari rumah Lintang dan diberikan pada Rahma.
Entah mengapa sore ini angkot yang menuju ke daerah rumah Lintang belum ada yang lewat sama sekali, padahal hari sudah mulai menginjak malam.
Bisa saja kalau Lintang naik taksi online tapi Lintang harus mengirit pengeluaran, lebih baik naik angkot saja jadi uangnya bisa untuk keperluan esok hari.
"Mengapa hari ini angkot jurusan ke rumah sepi tidak lewat ya?" tanya Lintang dalam hati.
"Mbak nunggu angkot ya, mau ke mana?" tanya seorang ibu yang sedang menunggu bis di halte itu juga.
"Benar Bu, saya mau ke daerah Tambun tapi mengapa dari tadi sepi belum lewat," jawab Lintang sedih .
"Oh angkot yang jurusan kesana hari ini tidak beroperasi mbak, sedang ada demo sopir angkot kabarnya sih begitu," jawab ibu itu.
"Oh begitu ya Bu, terima kasih infonya Bu," kata Lintang.
"Kalau mbaknya mau bisa juga naik angkot lain tapi harus ganti jurusan lagi nanti mbak, atau mbak naik taksi online saja. Saya permisi dulu ya mbak, bis nya sudah datang," ucap ibu itu dan berpamitan pada Lintang.
"Silakan Bu, hati-hati di jalan Bu," jawab Lintang ramah.
"Terima kasih, mbaknya juga hati-hati ya," balas ibu tadi dan mulai masuk ke dalam bis.
Lintang semakin bingung harus pulang naik apa malam ini, kasihan Rahma sudah mengantuk dalam gendongannya.
Tiba-tiba ada mobil mewah yang menepi di depan halte. Kemudian pengemudinya turun dan menghampiri Lintang.
"Selamat malam Bu Lintang," sapa orang tersebut.
"Eh, iya, selamat malam. Lho, dokter Satrio ada disini?" ucap Lintang yang terkejut dengan kedatangan orang itu.
"Saya melihat ibu menggendong Rahma ada di halte, apakah ibu sedang menunggu bis?" tanya dokter Satrio.
"Oh, tidak dok. Tadinya saya menunggu angkot jurusan ke rumah saya, tapi ternyata ada kabar jika angkotnya tidak ada yang beroperasi hari ini karena sopirnya sedang demo," jawab Lintang dengan sopan.
"Oh begitu, tapi ini hari sudah mulai malam, kasihan Rahma sudah tidur rupanya. Ibu tinggal dimana?" dokter Satrio bertanya lagi.
"Saya tinggal di daerah Tambun dok," jawab Lintang kembali.
"Wah, kita satu jurusan kalau begitu. Kebetulan saya tinggal di daerah Cikarang, kalau begitu mari saya antar pulang Bu. Sekalian saya juga akan pulang," kata dokter Satrio menawarkan tumpangan pada Lintang.
"Tidak usah dokter, nanti merepotkan dokter," tolak Lintang.
"Tidak merepotkan sama sekali Bu, mari Bu saya bantu bawa barangnya," ajak dokter Satrio.
Akhirnya Lintang menerima ajakan dokter itu pulang bersama, kemudian Lintang membuka pintu penumpang namun dicegah oleh dokter Satrio.
"Silakan ibu duduk di depan saja, barang-barangnya biar di belakang," perintah dokter Satrio pada Lintang.
Lintang merasa tidak enak jika harus duduk di depan bersebelahan dengan dokter Satrio, pikirannya saat itu sudah kemana-mana, dia takut kalau nanti ketahuan oleh istrinya dan marah pada Lintang.
"Biar saya di belakang saja dok, saya tidak enak kalau duduk di depan," jawab Lintang menundukkan wajahnya.
"Tidak apa-apa Bu, ayo silakan naik !" perintah dokter Satrio lagi sambil membukakan pintu depan.
Akhirnya Lintang pun mengalah dan segera masuk ke dalam mobil duduk bersebelahan dengan dokter Satrio di bangku depan.
Mobil dokter Satrio pun segera meluncur membelah kemacetan jalan raya. Lintang yang duduk sambil memangku Rahma hanya diam memandang keramaian kendaraan melalui jendela.
"Hmmm... Tinggalnya di Tambun daerah mana ya Bu?" tanya dokter Satrio memecah keheningan di dalam mobil.
"Eh, itu dok, di daerah Tridaya dok," jawab Lintang gugup.
"Oh, saya tahu daerah itu. Ayah Rahma apakah sedang bekerja Bu, kok tidak menjemput ibu dan Rahma?" tanya dokter Satrio lagi karena penasaran.
"Hmmm suami saya sudah meninggal setahun yang lalu dok," jawab Lintang menunduk.
"Oh, maaf, saya turut berdukacita ya Bu. Maaf saya tidak tahu kalau ayah Rahma sudah tiada," jawab dokter Satrio meminta maaf.
"Tidak apa-apa dok, " balas Lintang dengan sopan.
Setelah mobil memasuk daerah yang dimaksud, dokter Satrio bertanya kembali pada Lintang, "Sekarang kita harus ke arah mana nih, lurus saja atau belok ke kiri?"
"Di depan itu ada ruko lalu kita belok ke kiri dok," jawab Lintang.
"Siap laksanakan," balas dokter Satrio.
"Wah, saya jadi tidak enak ini, dok. Jadi merepotkan dokter," ucap Lintang malu.
"Kan saya sudah bilang tadi, tidak merepotkan sama sekali. Nah kita sudah masuk gang nih, terus rumah ibu sebelah mana?" dokter Satrio celingukan mencari rumah yang dimaksud.
"Gang depan itu dok, masuk sedikit, rumah saya paling ujung warna hijau muda," jawab Lintang menunjukkan arah rumahnya.
Akhirnya dokter Satrio membelokkan mobilnya sesuai arahan Lintang dan berhenti di depan rumah.
"Nah, kita sudah sampai. Sebentar ibu jangan turun dulu, biar saya bantu bukakan pintunya," dokter Satrio segera keluar dari mobil dan dengan gesit sudah berada di samping pintu Lintang dan membukakan pintu untuk Lintang.
"Silakan ibu masuk ke dalam rumah terlebih dahulu, biar saya bantu bawakan barang-barangnya," ujar dokter Satrio dengan ramah.
Setelah Lintang membuka pintu rumahnya dan menidurkan Rahma ke kamar sebentar, kemudian kembali ke depan menemui dokter Satrio.
"Dokter silakan masuk dulu," ajak Lintang pada dokter Satrio.
"Terima kasih Bu Lintang, karena sudah malam jadi saya pamit pulang saja. Titip salam buat Rahma, jangan lupa vitaminnya diminumkan ya Bu. Semoga Rahma sehat selalu," dokter Satrio pun berpamitan pada Lintang untuk langsung pulang.
"Baiklah kalau begitu dokter, saya mengucapkan banyak terima kasih sudah diantar sampai rumah. Maaf sudah mengganggu waktu dokter jadinya," balas Lintang tersenyum.
"Sama-sama Bu, saya memang sudah waktunya pulang jadi tidak terganggu sama sekali. Kalau begitu saya permisi," dokter Satrio kemudian masuk ke dalam mobil dan meninggalkan rumah Lintang.
Lintang pun kembali masuk rumah dan mengunci semua pintu dan jendela. Malam ini dia ingin beristirahat bersama Rahma. Dia bersyukur akhirnya Rahma sudah sembuh dan berkumpul lagi di rumah.
Besok Lintang masih libur sehari karena bosnya sudah memberikan ijin sehari lagi untuk menemani Rahma di rumah. Sedangkan malam ini Putri menginap di rumah bi Rosma, besok pulang sekolah akan diantar pulang oleh Dian, adik Derry.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
LISA
Ceritanya menarik Kak 👍😊
2024-10-24
2
Diah Elmawati
Mudahan ada jalan.terbaik buat Lintang dan anak-anaknya
2024-10-24
3
🎀evalidya 🆁🅰🅹🅰 ❀∂я
hayoo yg pulang diantar dr satrio😁
2024-10-24
3