Hari beranjak malam, di luar rumah angin berhembus kencang dan terdengar gemericik air jatuh di atas genteng. Rupanya malam ini turun hujan, Lintang segera menutup semua pintu dan jendela supaya air hujan tidak masuk ke dalam rumah terbawa angin.
Si sulung, Putri, sedang belajar di dalam kamar sambil menemani adiknya yang sedang tidur pulas. Sedangkan Lintang mencuci piring bekas makan anak-anaknya sekaligus membersihkan dapur supaya bersih dan rapi.
Suara kencangnya geluduk dan petir yang menyambar membuat Rahma, si bungsu, terbangun dan menangis ketakutan. Putri yang sedang belajar jadi terganggu dengan suara tangisan adiknya.
"Rahma, diamlah jangan menangis ya. Kakak sedang belajar nih," kata Putri pada adiknya.
Putri merupakan anak perempuan yang pemberani, dia tidak merasa takut dengan suara geluduk dan petir yang menggelegar.
Rahma masih saja menangis ketakutan, membuat Putri mencari ibunya ke dapur. "Ibu, ibu dimana? Rahma menangis terus itu Bu," teriak Putri mencari ibunya.
"Ibu di dapur sayang, kenapa adikmu menangis Put?" tanya Lintang pada anak sulungnya itu.
"Sepertinya dia takut suara geluduk dan petir, sudah kusuruh diam tapi dia tidak mau. Putri kan jadi terganggu belajarnya," jawab Putri dengan suara yang tegas.
Lintang yang sudah selesai membersihkan dapur segera masuk kamar dan mendekati Rahma yang sedang menangis. "Ssstt ... Adik kenapa menangis? Cup cup, sudah ya tidak nangis lagi ya, kan sudah ditemani kak Putri tadi," Ucap Lintang menenangkan anaknya yang masih menangis sesenggukan.
Tapi tak lama kemudian tangisan Rahma mereda, akhirnya ia tertidur kembali. Lintang masih menemani Rahma tidur disampingnya sambil menepuk pelan bagian atas kaki Rahma yang sudah menjadi kebiasaan Rahma jika mau tidur minta kakinya ditepuk-tepuk.
Setelah menidurkan Rahma, kemudian Lintang beralih menuju Putri yang sedang belajar. Setiap hari Lintang selalu mendampingi dan mengontrol belajar Putri, jika anak sulungnya itu mendapatkan kesulitan maka Lintang segera membantunya.
Sifat Putri menurun dari ayahnya, sikapnya tegas, pemberani, mandiri dan otaknya cerdas. Setiap kali Lintang meminta bantuannya pasti Putri selalu siap membantu, termasuk mengasuh adiknya jika ibunya sedang mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Malam semakin larut dan hujan mulai reda, Lintang sudah merasa ngantuk dan ia segera berbaring di kasurnya untuk tidur. Kedua anaknya sudah tidur di kamar mereka. Sejak mereka kecil sudah dibiasakan oleh Lintang dan Bayu untuk tidur di kamar mereka sendiri hingga kini.
Lintang merasa badannya sangat letih hari ini, karena pembeli di toko tadi begitu banyak ditambah Rahma juga ikut dirinya bekerja.
Namun rasa letih itu seketika hilang jika sudah berkumpul bersama kedua anaknya di rumah. Sudah menjadi tanggung jawabnya sebagai orang tua tunggal untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari dan anak-anaknya.
Disaat Lintang sudah tidur, terdengar suara ketukan di pintu kamar Lintang. Rupanya Putri sedang membangunkan ibunya sambil mengetuk pintu, "Bu, ibu, buka pintunya Bu... Adik Rahma menangis lagi Bu !" seru Putri dari luar kamar.
Sayup-sayup terdengar suara Putri memanggil dirinya, maka Lintang segera membuka matanya dan bangun dari peraduannya. Lintang membuka pintu kamarnya dan dilihatnya Putri ada di depan kamar. "Ada apa Put panggil-panggil ibu dari tadi?" tanya Lintang pada anak sulungnya itu.
"Bu, Rahma menangis lagi Bu, tidak mau diam dari tadi," jawab Putri pada ibunya.
"Baiklah, ayo kita tengok adikmu!" ajak Lintang pada Putri, kemudian berjalan menuju ke kamar anaknya.
"Rahma sayang, kenapa nak, kenapa kau menangis lagi sayang?" tanya Lintang dengan lembut sambil menggendong Rahma.
Saat Lintang menyentuh dahi Rahma, terasa panas suhunya. Kemudian Lintang menuju kotak obat mengambil alat termometer untuk mengukur suhu tubuh Rahma.
"Ya ampun anak ibu panas rupanya, diukur dulu ya suhu tubuhnya," ucap Lintang sambil meletakkan termometer di ketiak Rahma yang sudah terbaring lagi di kasur.
Suhu tubuh Rahma saat ini sedang meningkat, pada alat termometer itu menunjukkan angka 37,5° C. Kemudian Lintang memberikan obat penurun panas anak-anak berbentuk sirup pada Rahma.
Oleh karena malam ini Lintang harus mendampingi Rahma yang sedang sakit, maka ia meminta pada Putri untuk tidur sendiri di kamar. "Putri, malam ini kakak tidur sendiri ya. Badan Rahma panas, jadi harus ibu pindahkan ke kamar ibu supaya ibu bisa mengecek suhu tubuhnya sewaktu-waktu. Kak Putri tidak apa-apa kan tidurnya sendiri?" ucap Lintang pada anak sulungnya.
"Iya Bu, Putri tidak apa-apa kok tidur sendiri di kamar. Semoga Rahma cepat sembuh ya Bu," ucap Putri sambil mencium pipi adiknya.
"Aamiin, terima kasih do'anya ya kak. Ya sudah kalau begitu Putri harus segera tidur kembali ya, besok kan harus ke sekolah," tutur Lintang penuh kasih sayang pada Putri sambil memasang selimut untuk menutupi tubuh Putri.
Putri sudah terlelap tidur dan Lintang segera kembali ke kamarnya sambil menggendong Rahma. Kemudian Rahma ditidurkan di atas kasur dan tidak lupa keningnya dikompres supaya suhu tubuh Rahma kembali normal.
Keesokan harinya Putri sudah siap untuk berangkat ke sekolah. Namun Rahma masih tidur karena suhu tubuhnya masih hangat. Tentu saja Lintang tidak bisa meninggalkan Rahma sendirian di rumah dalam kondisi sakit seperti saat ini. Sedangkan Putri harus segera ke sekolah, membuat Lintang berfikir bagaimana caranya dia menyelesaikan masalah pagi ini.
Akhirnya Lintang menelpon Derry, anak bibi Lintang yang biasa mengasuh Rahma saat ia bekerja. Lintang meminta tolong Derry untuk menjemput Putri ke rumah dan mengantarkan ke sekolah.
"Hallo Derry," kata Lintang saat menelpon Derry.
"Ya kak, ada apa tumben pagi-pagi sudah menelpon?" tanya Derry.
"Begini Der, dari semalam Rahma sakit panas. Kakak harus menjaga Rahma di rumah, tapi Putri harus segera berangkat ke sekolah. Apakah kakak bisa minta tolong kamu untuk menjemput Putri dan mengantarkan dia ke sekolah?" pinta Lintang penuh harap pada Derry.
"Baiklah, sebentar lagi aku menjemput Putri ya kak. Tunggu sampai aku datang," jawab Derry atas kesediaannya menjemput dan mengantar Putri ke sekolah.
"Terima kasih ya Der, " ucap Lintang.
"Iya kak, sama-sama. Santai saja, kita kan bersaudara sudah pasti saling membantu satu sama lain," ujar Derry yang kemudian segera berangkat ke rumah Lintang.
Lintang merasa lega sekali karena Derry, sepupunya itu mau diminta tolong olehnya. Lintang merupakan anak tunggal, kedua orang tuanya sudah meninggal karena kecelakaan lalu lintas tiga tahun yang lalu. Ayah Lintang adalah Abang dari ibunya Derry.
Lintang begitu dekat dengan keluarga bibinya, dia sudah dianggap anak sendiri oleh bibi dan pamannya. Sepuluh tahun yang lalu dia menikah dengan Bayu Sagara, teman saat di sekolah menengah atas sekaligus Bayu adalah pria pilihan hatinya. Lintang dan Bayu berpacaran selama dua tahun dan akhirnya memilih menikah setahun setelah mereka lulus sekolah.
Saat itu Bayu sudah bekerja di pabrik sedangkan Lintang membantu ibunya menjaga warung kopi keluarganya. Ayah Lintang bekerja di pabrik yang sama dengan Bayu.
Tok ...
Tok ...
Tok ...
Suara ketukan pintu depan membuat Lintang terkejut dan langsung terjaga dari lamunannya mengenang suaminya yang sudah meninggal.
Lintang membukakan pintu dan ternyata Derry sudah datang. Kemudian Derry berpamitan untuk mengantar Putri ke sekolah.
"Der, kamu tidak minum dulu?" tanya Lintang pada sepupunya itu.
"Tidak kak, takut Putri kesiangan sekolahnya," jawab Derry.
"Ya sudah kalau begitu, terima kasih ya Der sudah mengantar Putri ke sekolah. Hati-hati ya bawa motornya di jalan!" ucap Lintang sambil melihat Putri yang sudah siap di atas motor milik Derry.
"Kak, kalau mau antar Rahma ke dokter biar kuantar setelah dari sekolah Putri ya," teriak Derry yang sudah mulai menjalankan motornya.
"Baiklah, kakak tunggu ya. Hati-hati di jalan!" seru Lintang membalas teriakan Derry.
Lintang pun kembali masuk ke dalam rumah dan menyiapkan segala keperluan Rahma untuk dibawa ke dokter. Lintang juga tidak lupa sudah minta ijin pada Sari kalau dia tidak bisa masuk kerja karena Rahma sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Mike Shrye❀∂я
aku mampir akak .
semangat berkarya 💪💪💪
2025-01-07
1
🔵 ⍣⃝ꉣꉣ𝐀⃝🥀❤️⃟Wᵃf🍁ariista❣️
waahh keren putri turun dari ayah ya.. semoga putri mendapatkan papa yg baru ya.. biar adek Rahma tak nangis terus cari ayah.. tak bikin kaka putri terganggu belajarnya krn adek Rahma..
2024-10-24
1
LISA
Yg kuat y Lintang..utk Rahma cepat sembuh y Dek
2024-10-20
1