It'S Vampire!
Sekitar pertengahan siang aku memang terbiasa mengunjungi halaman belakang rumah Nenek. Biasanya di sana ada Fluffy, kucing kecilku yang berbulu abu-abu. Aku berjalan dengan langkah yang perlahan, niatnya tadi ingin membuat Fluffy terkejut. Tapi kuurung niatku ketika kucing manis itu tak ada di halaman belakang rumah Nenek. Pepohonan rindang seakan bisu tak memberitahuku ke mana perginya Fluffy.
Atau jangan-jangan ia pergi keluar? Sepertinya aku tidak melihat Fy keluar melewati halaman depan. Gawat, kucing itu bukan hanya kucingku saja. Kucing tersebut juga milik adikku. Biasanya ia yang paling cerewet jika Fy terjadi apa-apa. Pagar bambu yang mengelilingi halaman belakang Nenek tampak baik-baik saja. Tidak ada tanda-tanda ada sesuatu yang memanjat di atasnya yang menyebabkan rusaknya pagar. Aku melihat sebuah semak-semak yang dedaunannya sangat hijau, ku langkahkan kakiku menuju ke sana. Penasaran bunyi 'krasak-krusuk' apa yang tadi muncul dari arah situ.
"Veronica!"
Panggilan itu membuatku terkejut, aku refleks membalikkan badan. Kulihat berdiri Nenek di depan pintu. Tapi sedang membawa sesuatu di tangannya. Bentuknya menyerupai pie. Apa itu benar pie? Karna kedua tangan Nenek sedang dibaluti oleh sarung tangan.
"Bisa bantu Nenek sebentar?" tanya Nenek.
"Er, sebentar, Nek!" kubuka semak-semak yang sedaritadi mengganggu perhatianku. Nihil, tidak ada apa pun di sana. Tapi yang membuatku terkejut adalah adanya darah yang berceceran lumayan banyak. Darah tersebut sepertinya menetes-netes hingga ke suatu tempat. Aku tidak tahu pasti di mana tempatnya, tapi kenapa jalannya mengarah pada hutan lebat di sana?
《It's Vampire!》
"Sudah Nenek bilang, lebih baik bantu Nenek membuatkan beberapa pie lagi," ujar Nenek sembari menekan-nekan kapas ke lukaku yang memar.
"Ah!" pekikku kesakitan. Setelah adanya adegan darah yang aku lihat tadi, tubuhku benar-benar syok melihat kejadian menjijikan seperti itu. Lantas aku langsung berteriak memanggil 'Nenek' dan berlari. Kemudian aku malah tersandung batu yang membuat luka memar di dengkulku sekarang.
"Sedang apa kau di sana? Sudah Nenek bilang beberapa kali, jangan mendekati hutan," kata Nenek lagi lalu meletakkan kapas mengerikan yang sudah diberi alkohol dan betadine itu ke dengkulku, lalu melilitnya menggunakan plester.
"Tapi aku tidak melewati pagar yang Nenek buat."
"Sama saja, jangan di dekati! Kalau begitu, pindahkan saja Fluffy ke halaman depan rumah. Agar kau tak berulang kali terus cedera seperti ini."
Ya, bukan pertama kali aku seperti ini. Sudah pernah dua kali aku merasakan hal-hal yang janggal. Yang pertama saat itu aku sedang memberi makan Fluffy di halaman belakang rumah Nenek seperti biasa, kemudian aku melihat ada noda darah di pagar Nenek. Hal itu membuatku terkejut. Aku sedikit phobia dengan darah. Warnanya merah-hitam kental yang mengerikan. Aku tidak begitu menyukainya. kemudian ketika melihat noda itu aku tak sengaja memukul kepala Fluffy. Dan refleks kucing itu mencakar lenganku.
Yang kedua, saat itu aku memang nakal melewati pagar yang dibuat Nenek. Tapi aku bukan tanpa tujuan melanggar ucapan Nenek. Sophie melempar bola dengan kencang yang berakibat mengapung di sungai dekat dengan perbatasan hutan ketika ia tengah bermain bersama Fy. Saat aku hampir saja tercebur, Nenek langsung menarikku untuk segera memasuki rumah. Dan yang ketiga adalah yang sedang aku alami sekarang.
"Fluffy hilang dari halaman belakang rumah," balasku lirih.
"Kalau begitu, jangan memikirkan Fluffy lagi."
"Tapi bagaimana dengan Sophie?"
Ding-dong
"Sepertinya adikmu sudah pulang." Nenek segera bangkit dari duduknya, kemudian membukakan pintu utama. Di sana tampaklah Sophie dengan senyum riangnya. Di belakang terdapat Kakek yang membawa alat pemancing yang ia sandarkan di bahunya. Sophie pulang tidak dengan keadaan tangan yang kosong.
Salah satu tangannya membawa ikan dengan sirip berwarna emas yang cantik. Pantas saja jika Sophie pulang dengan riang. Ah, aku sedikit menyesal menolak ajakan Kakek pagi tadi untuk pergi memancing. Buktinya, Sophie mendapat ikan emas cantik. Tentu aku juga menginginkannya sebenarnya.
"Bagaimana pergi memancingnya?" tanya Nenek seraya menangkup kedua pipi chubby milik Sophie.
"Sangat menyenangkan! Seharusnya kak Vero ikut dengan-" Sophie menatapku terkejut. Anak itu pasti akan berlari mendekat dan berkata panik. Beberapa detik kemudian, apa yang tadi aku pikirkan terjadi. "Kakak! Ada apa dengan kakimu?"
"Hanya sedikit cidera," jawabku sekenanya.
"Kak Vero?"
"Ah- tapi, Fluffy menghilang," ucapku kemudian membunag napas dengan lesu. Apa setelah ini Sophie akan marah kepadaku?
"Ehm, yang itu tidak perlu dipikirkan. Kak Vero harus segera sembuh sebelum Mom dan Dad menjemput kita."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Kotoba-kun (Sasori Aki)
Tidak~!!! Kenapa aku disini~!!!
2020-09-11
0
sembiring meilala
Menarik, semangat up nya thor.
Mampir lagi ke
# reborn. Little army
# i am dragon
2020-07-16
0
Nafisa Maqsudah
no no no
2020-06-27
0