Vani dan Agnes sangat terkejut saat melihat siapa orang yang berdiri di depan pintu. Mereka berdua langsung berhenti meladeni adik kelas dan bergabung dengan Awani dan Putri
"Kenapa kalian nggak pernah kapok!" Ucap Azka Kesal
"Pak, kami barusan latihan pertahanan. Kami nggak berkelahi" Jelas Vani
"Diam!!" Bentak Azka
"Latihan apanya! Kalian buat adik kelas kalian babak belur begitu!"
"Mereka yang nantang pak" Bela Agnes
"Iya pak, mereka dulu yang nantang" Sambung Awani
"Kamu Awani! Kamu itu Wakil Osis! Kenapa cuma diam disini liat orang berkelahi!" Ucap Azka
"Seru pak liatnya" Jawab Awani Lirih
"Apa?! Seru? Mulai sekarang, kamu bukan lagi wakil osis. Mana ada wakil osis begitu" Ucap Azka
"Not problem" Ucap Awani santai
"Pak, Asal pak Azka tahu ya. Kelakuan Awani tidak separah apa yang dilakukan ketua osis" Ucap Vani
("eh? keknya keceplosan")
"Apa maksudmu?" Tanya Azka
"Bukan apa apa"
"Em.. Ketua osis itu.. Suka buang sampah sembarangan! Itu lebih buruk dari pada Awani yang cuma berdiri nonton kan?" Jelas Vani
("Hampir aja aku bilang, kalau ketua osis itu bos anak jalanan, untung bisa kontrol hehe") batin Vani
"Vani! Kamu tahu kan lima kali surat peringatan, kamu dikeluarkan dari sekolah. Surat kamu sekarang tiga!" Ucap Azka
"Tau pak" Jawab Vani
"Kalau tahu! Kenapa kamu masih mengulangi kesalahan yang sama?" Ucap Azka
"Udah di bilang! Mereka yang ngeremehin kita! Kitanya kan nggak terima pak" Jelas Vani
"Selalu saja kasih alasan!" Ucap Azka
"Trus kita harus jawab apa pak?!" Ucap Vani kesal
"Bapak sebenarnya sudah nggak tahu, hukuman apa yang bisa buat kalian kapok. Dan kenapa juga kalian selalu bikin masalah saat saya piket! kalian punya dendam pribadi sama saya?"ucap Azka yang putus asa
"Pak! Yang salah kan anak kelas sepuluh, kenapa kita yang terima hukuman?" Tanya Vani
"Iya Pak! Dulu pas kita awal kelas sepuluh kena masalah sama kakak kelas di kantin, kita yang kena hukuman!"
"Padahal kakak kelas yang salah, kita ngalah! Sekarang kita udah jadi kakak kelas! Kenapa kita juga yang salah" Ucap Agnes
"Bentar Nes.. Jadi maksudmu, kalau jadi kakak kelas kita nggak salah?" Ucap Vani yang bingung dengan penjelasan Agnes
"Hm.. Enak juga ya kalau begitu" Ucap Putri
"Bukan begitu maksudku!! Akh... Intinya, kita nggak salah pak" Ucap Agnes ngegas
"Saya mau dengar dari anak kelas sepuluh, jelaskan kejadian ini" Ucap Azka
"Pak, kita lagi ada tugas cari spot buat di lukis. malah mereka datang trus tanpa sebab hajar kita, katanya mereka udah lama nggak mukul orang" Jelas salah satu anak kelas sepuluh
"Woy! Cari alasan yang keren dikit dong" Ucap Agnes dengan muka datar
"Kalian kelas sepuluh IPS D?" Tanya Azka
"Iya pak, Kok bapak tau kelas kita?" Tanya Anak kelas Sepuluh
"Sekarang mata pelajarannya melukis?" Tanya Azka
"Iya pak, benar sekali. Niatnya kita mau turun ambil alatnya" Ucap Anak kelas Sepuluh
"Sekarang kalian pelajaran saya! Saya nggak pernah perintahin kalian cari spot lukis! Lagian saya ini ngajar Sejarah! Mana ada ngelukis!" Ucap Azka
"Wohoo.. Mamposs kalian!" Ucap Vani sambil tersenyum
"Mau ngibulin pak Azka ya? ilmu kalian masih rendah, belajar dulu dari kita gih" Ucap Agnes
"Kalian berempat kembali ke kelas, untuk kali ini kalian saya lepaskan! Tapi kalau kalian berulah lagi. Jangan harap saya kasih ampun" Ucap Azka dengan tegasnya
"Kita dilepasin?" Tanya Putri senang
"Saya bisa berubah pikiran" Jawab Azka
"Yess... Makasih pak Azkaa!" seru Putri sambil berlari turun dari rooftop. Vani, Agnes dan Awani segera menyusulnya
"Good Teacher" Ucap Vani senang sambil berlari. Saat masuk dari pintu rooftop, tanpa sengaja tangannya menyenggol ganggang pintu, ia terhenti dan mendapatkan sebuah ide
"Eh, tunggu bentar" Ucapnya menghentikan ketiga temannya
("Pintu")
"Apa?" Tanya Agnes saat menoleh ke arah Vani
"Pintu kebuka nggak baik kan?" Tanya Vani sambil tersenyum
"Iya sih, tutup aja kalau gitu" Jawab Agnes. Vani menutup pintu rooftop dengan pelan
"Eh.. Tapi kalau pintu nggak dikunci, nanti ada maling masuk jadi masalah kan?" Ucap Vani sambil tersenyum jahat
"Njerrr, aku tau apa yang kamu pikirkan" Ucap Agnes yang ikut tersenyum lebar. Vani mengunci pintu rooftop itu perlahan
"Jahil amat kamu jadi orang" Ucap Putri sambil tertawa kecil
"Nice Van" Ucap Awani sambil tersenyum
"Sebagai siswa yang baik, balik kelas kuy!" Ajak Vani. Vani langsung turun mendahului teman temannya dan mereka berempat kembali ke kelas mereka untuk mengikuti pelajaran
Sementara itu di rooftop, Azka masih sibuk menasehati anak kelas sepuluh di sana
"Setelah dengar nasehat saya tadi, kalian janji nggak akan mengulanginya kan!" Ucap Azka tegas
"Janji!" Jawab Kompak keenam anak kelas Sepuluh
"Kalau begitu kembali ke kelas, untuk hukuman atas kejadian ini kalian berdiri di koridor selama pelajaran saya" Ucap Azka
"Baik Pak" Jawab Anak kelas sepuluh. Azka berjalan mendekat ke pintu rooftop. saat membuka pintu, ia mengalami kesulitan
"Ceklek"
pintu itu tidak bisa terbuka
("Loh?") batin Azka
"Ceklekk.. klekk.. klekk.. klekk..."
Azka menarik ganggang pintu berkali kali, namun tetap saja tidak terbuka
("Kok nggak bisa? kenapa pintunya") batin Azka Khawatir
"Pak, mau sampai tahun depan nggak bakal kebuka juga. pintu atap dari luar itu di dorong, bukan di tarik" Ucap Anak kelas sepuluh
"Oh.. Huftt.. Saya lupa" Ucap Azka yang merasa lega. ia mencoba membuka pintu dengan mendorongnya
"Ceklek.."
"Brak.. Brakk... brakk"
Azka mencoba mendorong pintu namun pintu itu tidak terbuka juga
"Loh masih nggak kebuka!" Ucap Azka panik
"Awas pak, biar saya yang coba" Ucap Anak kelas sepuluh
"Ceklekk.. klekk.. klekk.. klekk..."
Anak kelas sepuluh mencoba membuka pintu, tapi usahanya sia sia
"Kok nggak bisa" Ucap anak kelas sepuluh yang ikut cemas
"Coba dobrak" Ucap anak kelas sepuluh lainnya
"Brakk.. brakk"
Anak kelas sepuluh mencoba mendobrak pintu rooftop, namun masih tidak bisa
"Akh.. Dasar!! Pasti mereka!!" Teriak Azka kesal
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 121 Episodes
Comments
Rahmatika Ika
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-11-12
0
Haryati
parah tuh anak
2021-10-31
0
Yati Sopiyati
wah ini muris durhaka ngejaiin guru
tp kocak thoor
2021-10-21
0