Selamat Membaca 🖤
* * * * * * * * * * * * * * * * * * * * * *
Luna sudah mengantuk di lorong kampus depan ruang fakultas menunggu dosen pembimbing datang. Walaupun jam sudah menunjukkan jam 14.37, bapak dosen yang mulia itu belum menampakkan dirinya disana. Sudah pasti Luna kesal dan semakin malas berada di perdramaan skripshit nya.
"LUNAAA!!!" Teriak perempuan dari sebelah kiri. Luna mendongak dan menoleh lalu tersenyum. Luna melambaikan tangannya.
"Hi dear, ngapain lo?" Ucap Fira duduk disamping Luna
"Bimbingan lah ngapain lagi" ucap Luna
"Oh nunggu pak Sarjono ya? Semangat dude!!" Ucap Fira merangkul Luna. Mungkin ini sedikit berlebihan namun begitulah Fira, sang periang yang selalu baik pada Luna.
"Iya lah semangat. Tapi tau deh ganongol juga tu dosen padahal janji jam 2 siang" ucap Luna mengeluh pada Fira.
"Sabarrr" ucap Fira
"Lo sendiri ngapain dikampus? Kan udah lulus?" Ucap Luna.
"Gue mau gladi wisudaan beib.. males sebenernya tapi ya gimana lagi" ucap Fira.
"Selamat yaa.... duh gue jadi gasabar pengen buru-buru sidang trus wisuda deh" ucap Luna.
"Sabarrrr kan masih ada temen yang lain Lun. Gue juga pasti bantuin lo " ucap Fira. Luna mengangguk senang akan perkataan temannya itu.
"Eh tuh pak sarjono, sana gih " ucap Fira sembari menuduhkan ke arah dosennya datang. Luna langsung berdiri dari duduknya dan menyapa dosen pembimbingnya untuk menampakkan diri. Dosen tersebut menyuruhnya masuk ke ruang fakultas.
Luna masuk dan duduk dihadapan dosen pembimbingnya yang sudah bapak-bapak itu.
"Jadi gimana? Udah sampe mana?" Ucap Sarjono mengambil berkas yang disampaikan Luna
"Ini sudah saya perbaiki pak. " ucap Luna. Sarjono mengecek berkas tersebut beberapa menit.
"Oke Lani, kamu ikut sidang golongan sekarang kan?" Ucap Sarjono
"Hah? La lani pak?" Ucap Luna bingung
"Iya kamu Lani kan??" Ucap Sarjono
"Sa saya Luna pak. Hehe" ucap Luna membenarkan
"Oh Luna ..... iya Luna maksud saya. Sidang saja langsung digolongan sekarang. Jadi kamu bisa wisuda empat bulan lagi sehabis kamu beresin mata kuliah yang kamu ulang" ucap Sarjono. Luna mengangguk riang, bersalaman dengan dosennya dan permisi meninggalkan ruangan.
Keluar dari ruang fakultas ia sangat lega dan riang. Melihat ke bangku yang tadi ia duduki, Fira sudah tidak ada disana. Luna merasakkan perutnya lapar tanpa berfikir panjang ia beranjak ke kantin kampus.
Disana ia memesan mie goreng telor dengan sayur dan es teh manis. Luna sedikit terpaku melihat seseorang yang sedang berkumpul bersama teman-temannya di kantin. Namanya Keenan, ia sempat dekat dengannya namun Luna terlalu minder untuk berhubungan dengannya terlalu jauh. Ia takut akan dibuang karena dia orang miskin atau mungkin Luna takut lupa diri dan menghalalkan segala cara agar nanti Luna bisa memilikinya. Terlebih Keenan berbeda agama, semakin mantap bagi Luna untuk menjauh.
Namun oops! Keenan menoleh pada Luna yang sedang memperhatikannya, bodoh sekali fikir Luna dia tertangkap. Namun Keenan tersenyum dan menghampirinya.
Keenan duduk di depan Luna sekarang. Aduh gimana ini? . Batin luna bergumam
"Hai Lun.. lagi apa?" Ucap Keenan
Lagi mau makan lah bego! Ngapain kesini coba ni orang. Gumam Luna dalam hati. "Lgi mau makan nih ken. Kamu?" Ucap Luna
"Yaiyalah Lun.. maksud aku, kamu lagi ngapain di kampus?" Ucap Keenan mengulum senyum
"Ohh. Bimbingan. Kamu?" Ucap Luna. Tersela percakapan mereka karena pesanan Luna sudah datang.
"Aku lagi mau gladi. Semangat ya Lun. Sok makan duluu.. aku tinggal, bye" ucap Keenan menepuk bahu Luna. Semakin iri hati Luna, teman-temannya akan wisuda dua hari lagi. Sedangkan apa kabar dengan Luna Claudia? Dia masih betah kah? atau mungkin ingin menjadi mahasiswa abadi di kampusnya? Tentu saja tidak lah bodoh! Luna malah tak tahan ingin cepat membereskan kuliahnya dan pulang ke ibu bapaknya.
Dengan sekejap mata, kesedapan indomie produk andalan Indonesia, noodle nomor satu di dunia itu berpindah tempat dari piring ke perut Luna.
Luna juga sebenarnya tak mau berlama-lama di kampus, ia ingin cepat pulang. Saat Luna melangkahkan kaki ke jalan, Fira memanggilnya lagi.
"Mau kemana?" Ucap Fira.
"Balikk lah coy, duluan yaaa" ucap Luna melambaikan tangan hendak melangkahkan kaki namun ditahan oleh Fira
"Eh lo masih inget gak sama dosen seni rupa?" Ucap Fira
"Emmm iya.. siapa si gua lupa namanya?" Ucap Luna
"Bu Silvi, tau gak? " Luna mengangguk "Ada gosip dia pergi keluar negeri sama selingkuhannya" ucap Fira serius
"Ihh apaan si lo malah gibah, udah ah gua mau balik. Gapeduli juga gua dia mau selingkuh kek mau mati kek" ucap Luna sebal menepis udara
"Ih lu mah, lagi trending tauuu!! Ganyangka aja padahal dia keliatan ramah dan lugu, malah singkuh" ucap Fira memegangi tangan Luna. Luna hanya mengangguk mengerti.
"Iyaa Fira, makasih udah kasi tahu. Tapi gue gapeduli yaaaa hehe udah ah gue ngantuk " ucap Luna
"Hisssh, yaudah sono pulang! Hati-hati yaaa" ucap Fira
🦋🦋🦋🦋
"Lunaa" ucap Nida majikan Luna yang baru turun dari mobil.
"Ehh nyonya.. " ucap Luna menoleh dan tersenyum manis
"Bantu saya bawain belanjaan dong, kasian pak Cepi. " Luna mengangguk dan membawa beberapa keresek dari bagasi mobil hitam milih sang majikannya itu.
"Eh kamu dari mana Lun?" Ucap Nida basa basi
"Saya dari kampus nyonya.. abis bimbingan hehe" ucap Luna
"Hemmm gitu yaa.. kamu bentar lagi wisuda dong?" Ucap Nida yang berjalan beriringan menuju pintu utama dengan Luna
"Insyaallah nyonya." Ucap Luna ramah
"Kalo gitu, saya sedih ah kamu wisuda" ucap Nida. Luna heran mengapa hari yang ditunggu-tunggunya malah menjadi kesedihan bagi majikannya.
"Maksudnya nyonya? " ucap Luna. Nida membuang nafas kasar "yaiyalah nanti yang ngatur taman siapa? Yang nemenin saya bercocok tanam atau ngerangkai bunga siapa?" Ucap Nida mengeluh. Luna hanya tersenyum dan tertunduk. Pikirnya nyonya Nida ada benarnya. Setelah kuliahnya beres di Bandung, Luna harus pulang ke mama dan papa. Luna meletakkan barang belanjaan di lantai ruang trngah.
"Tapi gak papa, nanti kalo kamu udah sukses, nikah dan punya anak, kamu jangan segan main krsini ya...saya udah anggap kamu sebagai adik saya sendiri" ucap Nida sembari menepuk bahu Luna. Luna mengangguk paham.
"Makasih nyonya... nyonya orang paling baik yang saya kenal di Bandung.." ucap Luna
"Bundaaa? Dari mana?" Ucap Adit dengan muka bantal menghampiri ibunya.
"Dari sana sini, kamu kalo libur kerjaannya gitu mulu. Gak mau nemenin bunda belanja" ucap Nida ketus. Luna masih diposisinya. Adit hanya menunduk sembari cecengiran sendiri dan menggaruk tengkuknya
"Masmu mana?" Ucap Nida
"Dia kerja kali. Gatau belum pulang" ucap Adit.
"Yaudah makan yu mama beli gokana tadi dijalan. Luna yuk sekalian bawa semua ke meja makan" ucap Nida. Luna membawa makanannya dibantu oleh Adit. Tentu saja Adit dengan antusias dan juga tersenyum-senyum aneh pada Luna.
Mereka bertiga makan di meja makan. Asalnya Luna menolak, namun dirinya di paksa oleh Nida juga Adit yang ingin Luna makan bersama mereka.
Tak lama, Anggara datang dengan baju formalnya. Terlihat sexy dengan lipatan lengan kemeja memperlihatkan otot tangan yang kekar. Luna terpana di buatnya.
"Baru pulang kamu ga?" Ucap Nida
"Iya mah, disuruh papah tadi ke cabang yang di lembang. Macet banget di setiabudi" ucap Anggara dan duduk di meja makan.
"Yaudah makan dulu.." ucap Nida.
"Mah.. Angga mau ngomong sesuatu.. Angga.. mau nikah lagi" ucap Anggara membuat Nida membuka mata lebar pada anak sulungnya itu sedangkan Luna dan Adit mereka tersedak dan buru buru meminum air putih.
* * * * * * * * *
Jangan lupa likenya terimakasih🖤
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Ida Haedar
teh author endore indomie...dpt honor kah?😀
2021-03-10
0
Nana
wach mas angga ngebet bngt pingin nikah lg
2020-10-18
0
Alea Wahyudi
girang kaya ....gampang bgt ngomong mau nikah ky beli permen aja padahal usia pernikahannya aja blm lama
2020-10-11
0