Kelas 10-7.
"Wah tadi suaramu bagus sekali Ris, sepertinya kamu punya bakat menyanyi," puji Ayu si ketua kelas.
"Makasih hehe, tapi aku masih harus banyak latihan lagi. Terutama untuk menguatkan mental dan kepercayaan diriku. Untung tadi aku tidak lupa lirik di atas panggung hehe," balas Risa yang sekarang kelihatan sangat lega setelah tadi sebelum ia tampil terlihat lumayan tegang.
"Good job Ris," puji Aji si wakil ketua kelas sambil mengacungkan jempolnya.
"Wahh bagus sekaleeee penampilanmu tadi Ris, aku jadi nge-fans sama kamu ahahaha," kali ini giliran Wita yang memuji.
"Makasih Aji Ama Wita. Tanpa dukungan kalian aku tidak akan bisa tampil seperti itu."
Sebenarnya, aku ingin memberikan pujian kepada Risa tapi rasanya aku belum pernah melakukan hal itu dari SMP. Jadi, aku agak bingung bagaimana memulainya. Aku pun hanya memperhatikan orang-orang memuji Risa dari kejauhan.
Aku penasaran apakah kita sudah diizinkan pulang atau belum. Aku pun tidak tahu harus bertanya pada siapa soal itu. Rasanya aku masih asing di kelas ini. Padahal, aku sudah berjanji pada ibuku untuk berteman dengan semuanya. Ternyata memang sulit rasanya untuk memulai.
Aku pun memilih untuk tetap diam dan duduk dengan sambil menunggu kedatangan Tora. Kalo Tora sudah bisa pulang berarti aku juga sudah. Kami sudah janjian tadi sehabis pentas seni selesai.
"Gilang?? Yang dekat jendela Gilang kan?" tiba-tiba salah seorang siswi memanggil namaku sambil berjalan menuju ke arahku.
"I-iya, kenapa?" jawabku dengan terkejut.
"Kamu jarang bicara ya... Apakah kamu sudah mulai mengenal yang lain di kelas ini? Kelihatannya kamu dari kemaren sendirian terus," tambahnya yang kini sudah duduk di kursi sebelahku.
"Woi Lang... Ayo pulang...," teriak Tora yang tiba-tiba sudah berada di pintu ruang kelasku.
"Oh iya, tunggu... Aku segera ke situ," aku mencoba berteriak supaya Tora mendengar suaraku.
"Maaf ya, temanku sudah menungguku," ucapku pada siswi yang duduk di sampingku itu. Aku bahkan belum sempat mengetahui namanya.
"Ohh baiklah," jawabnya singkat.
Setelah itu aku dan Tora pun langsung pulang.
***
"Gimana kelasmu?" tanya Tora.
"Tidak ada yang sepesial. Biasa saja seperti pada saat SMP," jawabku dengan datar.
"Begitu ya? Kamu memang tidak berubah yah Lang haha," Tora tersenyum kecil. "Mau mampir sebentar buat beli minum?" lanjutnya lagi.
"Boleh," jawabku.
Kami pun mampir di sebuah toko kecil yang menjual minuman dalam botol. Tora seperti biasa selalu membeli minuman rasa mangga. Sepertinya ia amat menyukai mangga.
"Kau suka mangga ya?" tanyaku pada Tora yang sudah mulai menenggak minumannya.
"Enakkkk, ya tentu saja aku suka. Mangga adalah buah terenak yang pernah ku makan," Tora terlihat sangat menikmati minumannya. "Rasanya sudah lama ya kita gak pulang bareng kayak gini," lanjutnya.
"Ya sepertinya begitu," jawabku sambil memasukkan minumanku ke dalam tas.
"Kau tak meminumnya?" tanya Tora.
"Nanti saja, aku belum merasa haus."
"Aneh sekali kau ini, terus ngapain kau beli minuman itu kalau gak diminum sekarang? Kau memang tidak pernah berubah yah haha," pungkas Tora. Lalu, kami melanjutkan perjalanan pulang.
Sudah lebih dari separuh usiaku aku mengenal Tora. Dulu, kami sering main bareng bersama teman masa kecil kami. Dulu, rasanya aku sangat mudah sekali berteman dengan siapapun, akan tetapi semenjak SMP aku seperti menjadi orang yang berbeda. Rasanya, sangat sulit untuk memulai pertemanan dengan orang baru.
Hari ini pun begitu. Seharusnya tadi aku bisa mengucapkan selamat pada Risa, atau setidaknya bisa menanyakan nama perempuan yang menyapaku tadi. Sepertinya, hari ini aku belum bisa menjadi lebih akrab dengan teman sekelasku.
"Oi kenapa kau melamun begitu? Ada perempuan yang kau suka kah di kelasmu? Setidaknya jangan melamun seperti itu, bahaya kalau kau tersandung sesuatu" tanya Tora yang melihatku mulai melamun sambil berjalan.
"Siapa yang melamun? Dan juga aku masih memperhatikan langkahku dengan baik."
"Berarti benar kau sedang jatuh cinta?"
"Mana mungkin. Bahkan sepertinya aku belum mempunyai teman di kelasku."
"Hahahaha kau masih belum berubah ya? Kenapa kau belum mendapatkan teman? Apa orang-orang di kelasmu membencimu sehingga kau kesulitan mendapatkan teman begitu?"
"Tidak, tidak, bukan begitu. Masalahnya ada pada diriku. Rasanya sulit sekali untuk membuka percakapan dengan orang baru."
"Begitu yah. Kurasa kau hanya harus berani memulai."
"Begitu ya? Yasudah, akan ku coba besok."
Tanpa terasa kami sudah berada di depan rumahku.
"Mau mampir sebentar Tor? Hana mungkin akan senang melihatmu setelah cukup lama tak bertemu," tanyaku sambil berusaha membujuk Tora untuk mampir.
"Boleh, lagipula aku gak ada kegiatan sore ini," jawabnya.
Kami pun langsung masuk ke dalam rumah.
"Aku pulang," ucapku saat membuka pintu depan rumah.
"Selamat dat--, eh kak Toraaa sudah lama enggak ketemu. Hana kangen banget lohhh," sapa Hana yang sepertinya sedang menggambar sesuatu di bukunya.
"Hehe iya lama gak ketemu ya... Kalau Hana kangen, bisa main ke rumah kak Tora kok. Ngomong-ngomong kamu lagi gambar apa itu?" Tora terlihat menghampiri Hana.
"Rahasiaaa," jawab Hana sambil menutup bukunya.
"Ehhh kenapa ditutup? Kakak mau liat lohh," Tora mencoba untuk menggoda Hana.
"Rahasia ya rahasia," Hana berlari ke kamarnya sambil menjulurkan lidah ke Tora.
"Hahaha adikmu lucu ya Lang," ucap Tora lagi
"Ya begitulah. Oiya kau belum makan siang kan? Tunggu ya biar ku masakkan sebentar," aku mencoba menawarkan makan kepada Tora.
"Gak usah repot-repot haha, tapi kalau kau memaksa aku tidak akan menolaknya hehe," jawab Tora sambil tertawa kecil.
"Siapa juga yang memaksa... Yaudah tunggu sebentar ya... Atau mungkin cukup lama sih. Kalau kau bosan kau boleh memainkan piano atau menonton tv atau menyapu atau tiduran di kamarku. Anggap saja rumah sendiri," ucapku sambil menuju dapur.
"Hahaha apa-apaan itu," balas Tora sambil menuju piano yang sudah jarang digunakan itu.
Tora sangat suka bermusik. Sepertinya ia bisa memainkan semua jenis alat musik. Band favoritnya adalah Green Day yang beraliran Punk Rock. Akan tetapi, ia juga suka memainkan genre musik yang lainnya.
Aku mulai menyiapkan bahan masakan. Aku akan membuat telur dadar agar tidak terlalu lama membuat Tora menunggu. Aku juga akan membuatkan Hana telur dadar sekalian, sepertinya ia belum makan siang juga.
***
Setelah selesai memasak, aku pun langsung memakannya bersama Tora dan juga Hanna. Rasanya sangat menyenangkan bisa memberikan sesuatu kepada orang lain. Tora dan Hanna juga terlihat menikmati makanannya walaupun cuma telur dadar ditambah nasi.
Setelah selesai makan, Tora dan aku bermain game hingga tak terasa waktu sudah hampir gelap. Tora pun pamit untuk pulang.
"Hahaha kamu masih jago juga yah main gamenya. Selanjutnya aku tidak akan kalah. Yaudah, aku pamit dulu. Sampaikan salamku pada ibumu yah...," Tora pun langsung bergegas menuju rumahnya.
Saat waktu gelap akan menggantikan terang, memang tempat paling nyaman adalah di rumah bersama orang-orang terdekat, sambil menunggu hidangan makan malam.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 216 Episodes
Comments
Munibah Munibah
masih blm jelas alur cerita nya
2022-06-19
0
Aiko_cchi
Lama² gw ngerasa gilang mirip sama gw dulu, waktu kecil gw selalu bisa akrab sama orang lain tapi sejak masuk SMP gw jadi pendiem banget, sampe sekarang aja gw cuma punya 3 temen, ditambah lagi 2 sahabat kecil gw , padahal udah hampir 3 thn
2021-01-01
2
Friska Petra
Boom like sampai disini dulu..
Salam dari Misteri Bola Kaca ya thor..
2020-12-14
0